Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan masyarakat oleh profesi kedokteran di rumah sakit dan puskesmas
tidak hanya mencakup peningkatan kesehatan masyarakat secara fisik saja,
namun juga dimaksudkan agar semua orang dapat memperoleh hak yang
diberikan oleh negara. Salah satu pelayanan kedokteran yang dituntut oleh
undang-undang untuk mutlak dapat dilaksanakan oleh setiap dokter di
Indonesia adalah pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal.
Tuntutan pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum saat ini
meningkat seiring meningkatnya pendidikan masyarakat. eberadaan dokter
forensik atau dokter yang menjalankan perintah undang-undang !dalam hal ini
"#$P%, yang melakukan pemeriksaan atas diri korban tindak pidana, atau
tersangka pelaku tindak pidana !misalnya pada kasus penyalahgunaan obat%,
merupakan suatu hal yang mutlak dan tidak dapat diabaikan. eberadaan
pelayanan edokteran &orensik dan medikolegal merupakan salah satu bentuk
pelayanan kedokteran yang tidak dapat dipisahkan dari kesatuan pelayanan
kedokteran bagi masyarakat.
Proses penegakan hukum dan keadilan merupakan suatu usaha ilmiah dan
bukan sekedar common-sense, non-scientific belaka. 'engan demikian di
dalam penyelesaian perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan dan
nya(a manusia) seperti kasus pembunuhan, penganiayaan, kejahatan seksual,
perbuatan yang menyebabkan kematian atau perlukaan, pelayanan kedokteran
forensik dan medikolegal di rumah sakit dan puskesmas mutlak diperlukan.
Terkait dengan permasalahan diatas, rumah sakit sebagai sarana kesehatan
rujukan juga memiliki ke(ajiban untuk menyelenggarakan pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal tersebut. "ntuk itu diperlukan acuan bagi
rumah sakit dalam mempersiapkan sumber daya bagi penyelenggaraannya.
'epartemen esehatan bersama organisasi profesi Persatuan 'okter &orensik
Indonesia !P'&I% telah menyusun Pedoman Pelayanan &orensik dan *edikolegal
di +S. 'iharapkan dengan adanya pedoman ini, pelayanan forensik dan
medikolegal dapat dikembangkan di +S-+S kelas $ hingga kelas , di seluruh
Indonesia. #al ini sejalan juga dengan ketentuan yang ada dalam undang-
undang no. -- tahun .//0 tentang +umah Sakit.
1
B. Dasar Hukum
1. "" 2o.34 tahun .//0 tentang esehatan
.. "" 2o.-- tahun .//0 tentang +umah Sakit
3. "" 2o. .3 tahun .//- tentang Penghapusan ekerasan 'alam +umah
Tangga
-. "" 2o. .0 Tahun .//- tentang Praktek edokteran
5. "" 2o. .3 tahun .//. tentang Perlindungan $nak
4. "" 2o.3. tahun 1004 tentang Tenaga esehatan
6. "" 2o.7 Tahun 1071 tentang itab "ndang-"ndang #ukum $cara Pidana
7. Peraturan *enteri esehatan +I 2o. .408*enkes8Per8III8.//7 tentang
+ekam *edis.
0. Peraturan *enteri esehatan +I. 2o. .0/8*enkes8Per8III8.//7 tentang
Persetujuan Tindakan *edis.
1/. Peraturan *enteri esehatan +I 2o.51.8*enkes8Per8I98.//6 tentang I:in
Praktik dan Pelaksanaan Praktik edokteran.
11. Peraturan *enteri esehatan +I 2o.1/-5 Tahun .//4 tentang Pedoman
;rganisasi +umah Sakit di <ingkungan 'epartemen esehatan.
1.. eputusan *enteri esehatan 2o.1.0 tahun .//7 tentang Standar
Pelayanan *inimal +S
C. Tujuan Penyusunan Pedoman
1. *emberi acuan bagi pelaksanaan pelayanan edokteran &orensik dan
*edikolegal di +umah Sakit.
.. *eningkatkan mutu pelayanan edokteran &orensik dan *edikolegal di
+umah Sakit
3. *enjadi acuan pengembangan pelayanan edokteran &orensik dan
*edikolegal di +umah Sakit.
2
D. Sasaran
1. 'inas esehatan Pro=insi8abupaten8ota
.. 'irektur +umah Sakit
3. >agian 8 'epartemen 8 Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal di
+umah Sakit
-. 'okter Spesialis &orensik !Sp&% dan dokter Spesialis &orensik onsultan
!Sp&!%
5. 'okter umum
4. Pera(at !untuk tenaga bantuan pelaksanaan pelayanan forensik klinik%
6. Tenaga keteknisian kedokteran forensik !untuk bantuan pelaksanaan
pelayanan patologi forensik%
7. Tenaga terkait lain !Psikolog, Petugas Sosial *edik, epolisian +I, ?aksa,
#akim%
E. Ruang Lngku! Pelayanan "edokteran #orensk d Ruma$ Sakt
Pelayanan edokteran &orensik dan *edikolegal di +umah Sakit meliputi
bidang-bidang sebagai berikut @
1. Pelayanan Patologi &orensik @ bedah jena:ah forensik, rekonstruksi
jena:ah.
.. Pelayanan &orensik linik @ korban ekerasan terhadap perempuan dan
anak, perkosaan, kejahatan seksual lain, perlukaan, keracunan, penunjang
pelaku !psikiatrik%.
3. Pelayanan <aboratorium &orensik @ serologi forensik, histopatologi
forensik, toksikologi forensik, '2$8Pemeriksaan paternitas !keayahan%
-. Pelayanan Identifikasi ;rang #ilang @ odontologi forensik, penunjang sidik
jari, korban bencana !Disaster Victim Identification 8'9I%
5. Pelayanan forensik di luar +S !extra-mural% @ TP, Penggalian jena:ah
!ekshumasi% dan identifikasi kerangka !antropologi forensik%
3
4. Pelayanan forensik @ medikolegal penentuan mati batang otak,
medikolegal transplantasi organ, penyebab kematian, penentuan
pengguna narkotika, medikolegal surat keterangan sehat
6. Pelayanan (et lab !penunjang ketrampilan klinik spesialistik%
7. Pelayanan kamar jena:ah !pemulasaraan, rumah duka dan transportasi
jena:ah, penga(etan jena:ah dan tindakan pre=ensi jena:ah infeksius%
0. Pelayanan *edikolegal @ konsultasi medikolegal, konsultasi etikolegal,
kesaksian ahli !termasuk a de charge%
4
BAB II
PEN%ERTIAN PELA&ANAN "ED'"TERAN #'RENSI"
A. De(ns dan "las(kas
Pelayanan edokteran &orensik dan *edikolegal @
$dalah pelayanan kedokteran untuk memberikan bantuan profesional yang
optimal dalam memanfaatkan ilmu kedokteran untuk kepentingan penegakan
hukum dan keadilan.
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal mencakup 5 bidang, yaitu @
1.Pelayanan &orensik linik @
$dalah pelayanan pemeriksaan forensik terhadap korban hidup yang dikirim
penyidik ke +umah Sakit atau puskesmas dan pelayanan pemeriksaan forensik
pada pasien dalam rangka pembuatan =isum et repertum, surat keterangan
atau lainnya.
..Pelayanan &orensik Patologi @
$dalah pelayanan pemeriksaan forensik terhadap korban mati yang dikirim
oleh penyidik ke +umah Sakit atau puskesmas dan bantuan pelayanan
pemeriksaan bedah mayat klinis terhadap mayat pasien sesuai permintaan
pihak yang berkepentingan.
3.Pelayanan <aboratorium edokteran &orensik @
$dalah pelayanan pemeriksaan laboratorium untuk menunjang kepentingan
pelayanan forensik klinik, forensik patologi, maupun pelayanan medikolegal.
-.Pelayanan onsultasi *edikolegal
$dalah pelayanan konsultasi ahli yang dilaksanakan seorang dokter spesialis
kedokteran forensik secara tersendiri atau dibantu oleh ahli lain dan atau
dokter spesialis lain dalam bidang terkait untuk @ prosedur medikolegal,
penyusunan by-laws, pembuatan dokumen medik, dan penyelesaian
sengketa medik.
5.Pelayanan Identifikasi ;rang #ilang
$dalah pelayanan identifikasi terhadap temuan mayat tidak dikenal, meliputi
pemeriksaan kedokteran forensik serta bantuan untuk pemeriksaan identifikasi
non kedokteran !bantuan pengambilan foto (ajah, sidik jari, dsb%.
5
4.Pelayanan ABtra *ural &orensik
$dalah pelayanan kedokteran forensik di luar +S, termasuk pemeriksaan
penggalian jena:ah !ekshumasi%, identifikasi temuan kerangka korban perang
dsb
6.Pelayanan &orensik
$dalah pelayanan pengesahan tindakan medis terhadap pasien !keadaan mati
batang otak, terkait masalah transplantasi dsb% atau yang terkait dengan
ketentuan hukum tentang kemampuan8kompetensi seseorang dimuka hukum
untuk memberi kesaksian dsb.
7.Pelayanan Wet Lab
$dalah pelayanan penyediaan kada=er !dengan persyaratan khusus antara lain
ada i:in ahli (aris, tidak ditemukan ahli (aris, tidak termasuk korban
kejahatan dsb% bagi pelatihan ketrampilan klinik spesialistik
0.Pelayanan amar ?ena:ah
$dalah pelayanan pengurusan jena:ah sesuai kondisinya hingga siap untuk
dimakamkan meliputi kegiatan pemulasaran jena:ah, termasuk penga(etan
jena:ah, dan surat surat yang terkait dengan penguburan.
1/. City Morgue
$dalah tempat pemulasaraan dan layanan kematian bagi jena:ah dari seluruh
kota8kabupaten dengan kriteria kematian tidak (ajar, kematian yang tidak
diketahui penyebabnya, dan kematian di tempat umum. Selanjutnya ,ity
*orgue dapat dikembangkan menjadi pusat layanan dan registrasi kematian
yang lebih menyeluruh, tidak terbatas pada yang memerlukan pemeriksaan
kedokteran forensik saja.
B. Tujuan
Tujuan !elayanan (orensk d RS adala$ )
1. *emberikan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal menyeluruh
pada korban kekerasan, kekhususan pada perempuan dan anak di bidang
klinik dan psikososial sesuai amanat undang-undang
.. *emberi pelayanan forensik bagi klien sesuai standar dan peraturan
berlaku.
3. *emberi layanan konsultasi medikolegal dan etika dalam lingkungan rumah
sakit, keprofesian maupun antar institusi.
6
C. #alsa(a$ Pelayanan "edokteran #orensk dan medkolegal
1. Pelayanan kedokteran forensik untuk kepentingan penegakan hukum
pidana serta kepentingan internasional merupakan pelayanan kelembagaan
publik yang dilaksanakan oleh rumah sakit pendidikan milik pemerintah,
bukan merupakan pelayanan yang dilakukan oleh dokter selaku praktisi
perorangan.
.. *engutamakan obyektifitas dan imparsialitas. +S dan Puskesmas sebagai
lembaga imparsial independen yaitu lembaga yang dalam mengemban
amanah membantu penegakan keadilan harus memiliki otonomi sehingga
tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun dalam memberikan keterangan
medis
3. *emperhatikan autonomy beneficence non maleficence dan !ustice,
terutama dalam menangani korban hidup
-. *enjunjung tinggi kebebasan profesi dan +ahasia edokteran
5. *enunjukan profesionalisme dalam melayani masyarakat
6. *ematuhi prosedur hukum yang berlaku
D. Pelayanan "edokteran #orensk dan *edkolegal d Indonesa
"ntuk dapat memberikan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
secara merata di Indonesia sesuai ketentuan perundang-undangan, terutama
"#$P, "" esehatan, "" Praktik edokteran dan "" +umah Sakit, dibuat
strategi pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal berjenjang di rumah
sakit dan puskesmas. Strategi ini dikembangkan dan disesuaikan secara etik
dan legal dengan kebijakan, standar, pedoman dan by-laws yang telah ada
sebelumnya.
1. Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit
"paya pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit
dikembangkan ke arah peningkatan mutu !pelayanan spesialistik dan
subspesialistik%, peningkatan jangkauan pelayanan serta sistem rujukan
dengan tujuan tercapainya pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
yang optimal.
Peningkatan mutu ini ditunjukkan dengan diikutsertakannya pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal pada kegiatan akreditasi +S serta
pemenuhan secara bertahap dari sumber daya manusia, sarana, prasarana
dan peralatan sesuai standar.
7
.. Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di Puskesmas
"paya pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di Puskesmas
ditujukan memberikan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
yang bersifat dasar, seperti pelayanan pemeriksaan mayat, pemeriksaan
korban kekerasan fisik dan seksual, tata laksana barang bukti dan
pelayanan laboratorium forensik sederhana. Puskesmas juga diharapkan
dapat memberikan pembinaan kepada masyarakat dan melaksanakan
sistem rujukan sesuai kebutuhan dan ketentuan yang berlaku. arena
distribusi spesialis kedokteran forensik dan dokter umum terlatih belum
merata di seluruh Indonesia, dimungkinkan pelayanan kedokteran forensik
extra-mural !keliling% ke tempat kejadian perkara yang memerlukannya.
8
BAB III
PEN%'R%ANISASIAN
A. Struktur 'rgansas
$gar tujuan dan sasaran yang optimal dari program pelayanan kedokteran
forensik dan medikolegal dapat dicapai, maka perlu organisasi pelayanan,
pendidikan dan pengembangan yang baik, dengan tugas dan (e(enang yang
jelas dan terinci, baik secara administratif maupun teknis. Struktur ini
tergantung pada ketersediaan Sumber 'aya *anusia di +S.
1. ,ontoh Struktur ;rganisasi dengan S'* lengkap

et @ garis perintah - - - garis koordinasi
C Pada +S pendidikan terdapat koordinator 'iklit...
9
Direktur Utama
Direktur Medik & Keperawatan Dir. Dir. Komite Medik
Kepala Intalai
Kedokteran !orenik & Medikole"al
Ketua
#M!
Koord $dm&Keu Koord Diklit% Koord &ela'anan
Pencatatan D pelaporan
euangan
#p! &
#p!(K)* #p
+idan" lain
Dr. Umum ,ena"a
,ekni
&erawat ,ena"a -ain . &ikiater*
&eker/a #oial
0 !orenik Klinik
0 &atolo"i !orenik
0 -a+oratorium
0 Medikole"al
0 Kamar 1ena2a3
b. ,ontoh Struktur ;rganisasi dengan S'* tidak lengkap
Susunan organisasi di dalam bagian8departemen8instalasi edokteran &orensik
dan *edikolegal dibuat sefleksibel mungkin dengan pembagian habis tugas-
tugas melalui koordinasi, sinkronisasi, dan pendelegasian ke(enangan yang
tepat dan jelas.
1. >agian 8 'epartemen 8 Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
merupakan penyelenggara pelayanan medis, pelayanan penunjang medis,
pelatihan, dan pemeliharaan sarana kedokteran forensik dan medikolegal
di rumah sakit.
.. >agian 8 'epartemen 8 Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
dipimpin oleh seorang epala dalam jabatan non-struktural. epala >agian
8 'epartemen 8 Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal dibantu
oleh beberapa penanggung ja(ab 8 koordinator, yaitu koordinator
administrasi dan keuangan, koordinator pelayanan, serta koordinator
pendidikan, penelitian dan pengembangan.
3. Staf medis fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja pada bagian 8
departemen 8 instalasi dalam jabatan fungsional.
-. Pera(at dan Tenaga keteknisan bidang kedokteran forensik adalah petugas
yang mendukung kelancaran pelayanan di bagian 8 departemen 8 instalasi
dalam jabatan fungsional.
14
Direktur 5#
Kepala 6a"ian
Kedokteran !orenik & Medikole"al
dan kamar /ena2a3
,ena"a
,eknii
&erawat ,ena"a
$dminitra
i
Dokter pelakana
pemerikaan
Kedokteran !orenik
dan pela'anan
kamar /ena2a3
B. "etenagaan
>agian 8 'epartemen 8 Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
merupakan sarana untuk memberi pelayanan kedokteran forensik dan
medikolegal, yang dilaksanakan oleh 'okter Spesialis &orensik !Sp&%, dokter
Spesialis &orensik onsultan !Sp&!%%, dokter umum terlatih forensik dan
medikolegal, tenaga keteknisan bidang kedokteran forensik dan pera(at yang
ber(enang.
Semua tenaga yang melakukan pelayanan forensik dan medikolegal telah
memenuhi semua ketentuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk "ndang-"ndang no. -- tahun .//0 tentang +umah
Sakit. Semua tenaga dokter yang melakukan pelayanan forensik dan
medikolegal di rumah sakit harus memiliki ke(enangan klinis !clinical
pri"ilege% dari rumah sakit yang sesuai dengan tugas dibidang ini. e(enangan
klinis !clinical pri"ilege% dibidang forensik dan medikolegal ditentukan oleh
'irektur +umah Sakit berdasarkan rekomendasi dari omite *edis +umah
Sakit. 'asar omite *edis merekomendasikan seorang dokter untuk diberikan
ke(enangan klinis !clinical pri"ilege% dibidang forensik dan medikolegal adalah
statuta rumah sakit atau peraturan internal staf medis !medical staff bylaws%
dan peraturan internal rumah sakit !hospital bylaws% yang berlaku dirumah
sakit. Perlu diperhatikan #ospital by Laws yang ada di +umah Sakit masing-
masing.
C. Uraan Tugas dan #ungs
"raian tugas masing-masing adalah @
1. epala Instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
a. *erencanakan, melaksanakan dan menga(asi kegiatan pelayanan,
pendidikan dan penelitian dalam bidang forensik dan medikolegal di
+umah Sakit, sesuai standar pelayanan, etika, disiplin profesi dan
kendali mutu.
b. *engelola sumber daya instalasi dalam rangka penyelenggaraan
pelayanan forensik dan medikolegal yang bermutu.
c. *elakukan koordinasi dengan bagian8departemen8instalasi dan instansi
terkait.
d. *elakukan e=aluasi dan pengembangan pelayanan.
11
2. oordinator $dministrasi dan euangan
a. *enyelenggarakan dan mengkoordinasi kegiatan administrasi
b. *enyusun dan mengkoordinasikan penyusunan program kegiatan
keuangan, akutansi, dan anggaran
c. *emonitor dan menge=aluasi kinerja keuangan di instalasi
d. *enyelenggarakan surat menyurat
e. *engkoordinasi pembuatan dan membuat =isum et repertum
3. oordinator Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan
a. *enyusun dan menerima masukan usulan rencana kegiatan dan
pengembangan instalasi.
b. *enyusun rencana kegiatan dan anggaran pendidikan atau pelatihan di
bidang kedokteran forensik dan medikolegal.
c. *enyusun perencanaan kebutuhan sumber daya dalam rangka
penyelenggaraaan pendidikan dan latihan.
d. *enyelenggarakan kegiatan informasi data pelayanan di instalasi,
melakukan koordinasi dan pengelolaan data statistik, pelaporan dan
pengelolaan informasi di instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
e. *enyelenggarakan kerjasama dan koordinasi dengan pusat kedokteran
forensik dan medikolegal di luar +umah Sakit.
f. *embuat laporan dan e=aluasi kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengembangan di instalasi
4. oordinator Pelayanan
a. *enetapkan kebijakan pelayanan, standar pelayanan, pedoman
pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal, serta membuat
strategi pengembangan pelayanan forensik dan medikolegal.
b. *enetapkan indikator dan kriteria pelayanan pada unit pelayanan di
ba(ahnya
c. *enga(asi pelaksanaan pelayanan setiap hari.
d. *engatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan
12
e. *emberi masukan kepada epala Instalasi yang berkaitan dengan
pelayanan.
f. *embuat laporan berkala pelayanan yang dilaporkan pada epala
Instalasi.
5. Staf *edis &ungsional
a. *elakukan pemeriksaan kedokteran forensik, pemeriksaan penunjang,
membuat rujukan untuk pendapat bidang keahlian lain, interpretasi
temuan, dan membuat dokumen medikolegal.
b. *emberi kesaksian ahli
c. *elakukan pelayanan konsultasi medikolegal dari dalam dan luar rumah
sakit.
d. >ertanggung ja(ab atas hasil pekerjaannya
6. Pera(at !untuk pelayanan &orensik linik%
a. *embantu dokter dalam melakukan pemeriksaan kedokteran forensik
klinik dan pemeriksaan penunjangnya
b. *embantu staf medis fungsional dalam menjalankan program
pendidikan, penelitian dan pengembangan pelayanan.
c. >ertanggung ja(ab atas hasil pekerjaannya
7. Tenaga eteknisan bidang kedokteran forensik
a. *embantu dokter dalam melakukan pemeriksaan kedokteran forensik
patologi dan pemeriksaan penunjangnya
b. *embantu dokter dalam melakukan identifikasi, pengumpulan dan
pemrosesan bukti-bukti
c. *embantu staf medis fungsional dalam menjalankan program
pendidikan, penelitian dan pengembangan pelayanan.
d. >ertanggung ja(ab atas hasil pekerjaannya
13
f. *enyelenggarakan pengurusan S'*
g. *elaksanakan kegiatan penyusunan laporan rutin dan berkala.
h. *enyusun laporan hasil penga(asan dan e=aluasi kinerja instalasi
i. *embantu terlaksananya kegiatan pendidikan 8 pelatihan, dan
penelitian di instalasi%
D. "om!etens
1. epala bagian8departemen8instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
epala bagian8departemen8instalasi edokteran &orensik dan *edikolegal
di +umah Sakit "mum kelas $ dan > harus dipimpin oleh seorang dokter
spesialis forensik. $pabila belum ada dokter Sp& maka sementara dapat
diangkat dokter umum terlatih edokteran &orensik dan *edikolegal
sebagai kepala.
.. S*& edokteran &orensik dan *edikolegal adalah kelompok dokter Sp& dan
dokter spesialis bidang lain serta dokter terlatih edokteran &orensik dan
*edikolegal yang bekerja sesuai standar profesi kedokteran forensik dan
medikolegal dalam jabatan fungsional. Eang dimaksud dokter terlatih
adalah dokter umum atau dokter spesialis lain yang telah mengikuti
pelatihan forensik dasar selama minimal 3 bulan.
3. Pera(at adalah tenaga lulusan minimal '3 kepera(atan dengan pelatihan
khusus di bidang forensik klinik dan medikolegal
-. Tenaga eteknisan bidang kedokteran forensik adalah tenaga lulusan '3
kepera(atan dengan sertifikat pelatihan di bidang kedokteran forensik
patologi dan medikolegal !minimal 4 bulan di Pusat Pelayanan edokteran
&orensik di +S las $%. 'alam keadaan mendesak, tenaga keteknisian
forensik dapat diperoleh dari jenjang di ba(ah '3 kepera(atan !minimal
S*"8sederajat%
5. oordinator $dministrasi dan euangan adalah tenaga lulusan minimal '3
Perumahsakitan.
4. oordinator Pelayanan adalah dokter Sp& atau dokter umum terlatih
kedokteran forensik dan medikolegal.
6. oordinator Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan adalah dokter Sp&
atau dokter umum terlatih kedokteran forensik dan medikolegal.
14
7. Psikolog adalah sarjana psikologi yang telah menjalani pendidikan profesi
atau menyelesaikan pendidikan master psikologi klinik.
15
BAB I+
PELA&ANAN "ED'"TERAN #'RENSI" , *EDI"'LE%AL
DI RU*AH SA"IT
A. Strata Pelayanan "edokteran #orensk dan *edkolegal d Ruma$ Sakt
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit dalam
penyelenggaraannya dibagi dalam beberapa strata pelayanan. Strata
pelayanan ini ditetapkan berdasarkan jenis tenaga dan kelengkapan pelayanan
yang tersedia di rumah sakit dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Strata I @ Pelayanan Primer
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal dasar !rumah sakit kelas ' dan
Puskesmas%. Pelayanan mencakup pelayanan forensik klinik, pemeriksaan luar
jena:ah untuk pembuatan 9isum et +epertum !sesuai dengan permintaan
penyidik%, surat keterangan kematian, kamar jena:ah sederhana. Tenaga yang
tersedia adalah dokter umum terlatih dan pera(at.
Strata II @ Pelayanan Sekunder
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal spesialistik !rumah sakit kelas
> non pendidikan dan kelas ,%
Pelayanan mencakup @
1. Pelayanan patologi forensik !termasuk pemeriksaan autopsi forensik%
.. Pelayanan forensik klinik
3. Pelayanan laboratorium forensik sederhana@ pemeriksaan darah, cairan
mani, spermato:oa, rambut, air liur, penentuan pengguna narkoba
!kualitatif%
-. Pelayanan konsultasi medikolegal terbatas dan surat keterangan kematian
5. Pelayanan kamar jena:ah ! penanganan jena:ah infeksius, embalming%
4. Pelayanan identifikasi orang hilang@ '9I
Tenaga yang tersedia @ dokter spesialis kedokteran forensik, dokter umum
terlatih forensik dan medikolegal, pera(at dan tenaga keteknisan kedokteran
forensik D medikolegal.
16
Strata III @ Pelayanan Tersier
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal spesialistik dan subspesialistik
!rumah sakit kelas > pendidikan dan kelas $%
Pelayanan mencakup @
1. Pelayanan patologi forensik
.. Pelayanan forensik klinik
3. Pelayanan laboratorium forensik !dasar, '2$ dan toksikologi%
-. Pelayanan konsultasi medikolegal dan etika
5. Pelayanan kamar jena:ah !city morgue%
4. Pelayanan wet lab
6. Pelayanan extra mural
7. Pelayanan surat keterangan medik
0. Pelayanan identifikasi orang hilang
Tenaga yang tersedia @ dokter spesialis kedokteran forensik dan dokter
spesialis konsultan kedokteran forensik, dokter terlatih forensik, pera(at,
tenaga keteknisan kedokteran forensik dan medikolegal, psikolog, petugas
sosial medik.
Pendidikan @ pendidikan dokter spesialis, jejaring pendidikan spesialis,
pendidikan profesi dokter umum, pelatihan pera(at dan tenaga keteknisan
kedokteran forensik dan medikolegal.
Penelitian dan pengembangan @ penelitian dasar dan terapan, pengembangan
forensik dan medikolegal.
Strata III > @ Pusat +ujukan 2asional
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal rujukan tertinggi.
Pelayanan mencakup @
1. Pelayanan patologi forensik
.. Pelayanan forensik klinik
3. Pelayanan laboratorium forensik
17
-. Pelayanan konsultasi mediko-etiko-legal
5. Pelayanan kedokteran gigi forensik
4. Pelayanan kamar jena:ah !city morgue%
6. Pelayanan wet lab
7. Pelayanan extra mural
0. Pelayanan surat keterangan medik
1/.Pelayanan identifikasi orang hilang
Tenaga yang tersedia @ dokter spesialis kedokteran forensik dan dokter
spesialis konsultan kedokteran forensik, dokter spesialis bidang lain terkait
kedokteran forensik, tenaga keteknisan kedokteran forensik dan medikolegal,
psikolog, petugas sosial medik.
Pendidikan @ Pendidikan dokter spesialis konsultan kedokteran forensik,
pendidikan dokter spesialis kedokteran forensik, pendidikan profesi dokter
umum, pendidikan dan pelatihan etika profesi, medikolegal dan #$*,
pelatihan pera(at dan tenaga keteknisan kedokteran forensik dan
medikolegal. Pendidikan dan pelatihan bioetika, medikolegal dan #$*
dilaksanakan dengan kerja sama pusat bioetika, medikolegal dan #$*
kedokteran !Center for $ioethics, Medicolegal % #uman &ights%.
Penelitian dan pengembangan @ penelitian dasar dan terapan, pengembangan
forensik dan medikolegal.
B. Sstem Pelayanan
Pelayanan bagian8departemen8instalasi kedokteran forensik dan medikolegal
di rumah sakit dilaksanakan melalui sistem pendekatan pelayanan terpadu,
artinya klien, korban atau pasien yang memerlukan pelayanan kedokteran
forensik dan medikolegal dilayani melalui . akses utama. $kses tersebut
adalah @
1. orban atau pasien yang telah meninggal dunia memperoleh pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal setelah terdaftar untuk memperoleh
pelayanan pada instalasi kamar mayat 8mortuary8pemulasaraan jena:ah
yang ada di rumah sakit. Pelayanan patologi forensik di luar gedung rumah
sakit berupa ekshumasi 8 penggalian mayat dilakukan dengan koordinasi
bersama penanggung ja(ab instalasi pemulasaraan jena:ah. Pelayanan
autopsi klinik di rumah sakit bila tidak memiliki fasilitas tersendiri, juga
dapat dilakukan di instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
18
.. orban, klien atau pasien hidup yang memperoleh pelayanan kedokteran
forensik dan medikolegal melalui instalasi ga(at darurat, pusat pelayanan
terpadu !PPT%, poliklinik atau datang ke kantor
bagian8departemen8instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
Semua pelayanan kedokteran forensik korban, klien atau pasien hidup
didaftarkan dan di data pada bagian8departemen8instalasi kedokteran
forensik dan medikolegal melalui unit-unit tersebut di atas.
Pelayanan konsultasi medikolegal dilaksanakan di dalam dan di luar gedung
bagian 8 departemen 8 instalasi kedokteran forensik dan medikolegal dan
dilayani oleh dokter spesialis forensik atau dokter spesialis konsultan forensik,
atau dokter terlatih kedokteran forensik yang sesuai dengan ke(enangan
klinisnya.
Pada Pusat Pelayanan Terpadu !PPT% ditangani korban, klien atau pasien hidup
dengan keadaan non kritis sedemikian hingga dapat dilakukan pelayanan
forensik di ba(ah satu atap. PPT akan melayani masalah klinis, medikolegal,
juga masalah psiko-sosial, dengan kerja sama multi-disiplin dan multisektor.
Pemeriksaan oleh bidang spesialisasi lain, pada kasus yang ditangani di PPT,
sedapat mungkin dilakukan di ruang PPT.
C. Hu-ungan "erja Dalam Pelayanan "edokteran #orensk dan *edkolegal d
Ruma$ Sakt
"ntuk mencapai tujuan di atas diperlukan sistem kerja dan alur kerja yang
tepat, baik inter disiplin maupun intra disiplin dengan memanfaatkan secara
maksimal sarana dan prasarana yang tersedia.
ekhususan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal adalah @
1. Sebagian korban atau klien yang membutuhkan pelayanan kedokteran
forensik dan medikolegal diharuskan datang karena perintah perundang-
undangan. Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal merupakan
ke(ajiban dokter yang harus dipenuhi sebagai ke(ajiban hukum.
.. Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal melibatkan berbagai
profesi yang bekerja dalam suatu tim terpadu sesuai ke(enangannya
masing-masing.
3. Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal dalam pelaksanaannya,
selain memperhatikan kepentingan klien atau korban, juga mengutamakan
kepentingan hukum, baik dalam posisi sebagai penyidik atau posisi lain
sesuai perintah hukum.
19
-. Pelayanan kedokteran forensik bersifat professional dan imparsial,
meletakkan suatu kasus pada tempatnya. Pelayanan kedokteran forensik
dan medikolegal memiliki fungsi melindungi masyarakat !to protect the
society% sehingga dalam memutuskan suatu kasus tidak hanya
mempertimbangkan keadilan, namun juga stabilitas masyarakat8dalam hal
ini yang dimaksud adalah kepercayaan masyarakat terhadap institusi yang
benar benar imparsial tidak diba(ah pengaruh hirarkhi apa pun.
Lintas 'rogram
Pelayanan korban 8 klien yang datang ke bagian8departemen8instalasi
kedokteran forensik dan medikolegal dapat berasal dari berbagai disiplin ilmu,
demikian pula sebaliknya, pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
membutuhkan konsultasi dan rujukan ke berbagai disiplin ilmu sesuai
kebutuhan.
Lintas (ektoral
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal tidak berdiri sendiri, selalu
diperlukan kerja sama dengan instansi 8 institusi lain, seperti kepolisian +I,
?aksa, $d=okat, tenaga kesehatan, lembaga s(adaya masyarakat, asuransi,
uni=ersitas, dan masyarakat umum untuk kepentingan pelayanan forensik.
D. Alur "or-an . "len Dalam Pelayanan "edokteran #orensk dan *edkolegal
d Ruma$ Sakt.
Pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal dilakukan dengan . akses
utama, akses pertama adalah untuk korban, klien!pasien% hidup dan akses
kedua untuk korban, klien pasien yang telah meninggal dunia. eduanya
memiliki alur pelayanan masing-masing dan keduanya saling berkoordinasi.
1. orban, klien, atau pasien hidup
i. orban8pengantar yang datang ke +S atau Puskesmas mendaftar di
bagian registrasi, kemudian di IF' dilakukan triage untuk menilai
kondisi korban apakah dalam keadaan non kritis, semi kritis atau kritis.
ii. orban perempuan dan anak dalam keadaan non kritis, akan dirujuk ke
PPT untuk mendapatkan layanan pemeriksaan kedokteran forensik dan
medikolegal, serta layanan psiko-sosial. >ilamana perlu dapat dilakukan
koordinasi dan kerja sama dengan <S* terkait. Pada korban lain !bukan
perempuan dan anak% pemeriksaan dilakukan di Instalasi Fa(at 'arurat.
24
iii. orban dalam keadaan semi kritis dan kritis atau memerlukan terapi
bedah dan medik ditangani di instalasi ga(at darurat bersama dengan
dokter forensik sesuai prosedur yang berlaku.
i=. orban, klien, atau pasien yang datang ke poliklinik atau IF' dan
dipandang mungkin penyakit atau cederanya terkait suatu tindak pidana
diperiksa bersama dengan dokter forensik atau dirujuk ke bagian8
departemen8 instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
=. orban, klien, atau pasien yang sedang dira(at di instalasi ra(at inap,
bila dipandang mungkin penyakit atau cederanya terkait suatu tindak
pidana, maka dokter penanggung ja(ab pasien, dapat merujuknya ke
bagian8 departemen8 instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
=i. orban, klien, atau pasien yang datang tanpa disertai surat permintaan
=isum dimintakan untuk melapor atau dibantu untuk melapor pada pihak
penyidik. Pemberitaan =isum et repertum dibuat berdasarkan hasil
pemeriksaan pada hari surat permintaan =isum dibuat. Pemeriksaan
sebelumnya dapat disertakan sebagai suatu surat keterangan dokter.
=ii. Pelayanan konsultasi medikolegal dapat diperoleh dengan melakukan
registrasi pada bagian8departemen8instalasi kedokteran forensik dan
medikolegal, dan akan dilayani oleh staf medis fungsional dengan
ke(enangan klinis yang sesuai dan ditunjuk oleh bagian8departemen8
instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
.. orban, klien, atau pasien mati
i. orban, klien atau pasien mati datang ke +S atau Puskesmas diba(a ke
instalasi pemulasaraan jenasah dan didaftarkan pada bagian registrasi
instalasi pemulasaraan jena:ah.
ii. orban, klien atau pasien mati yang telah dilengkapi administrasinya
sesuai prosedur medikolegal diba(a ke bagian8departemen8instalasi
kedokteran forensik dan medikolegal untuk diperiksa. Pada beberapa
rumah sakit, kedua instalasi ini tergabung menjadi satu
bagian8departemen8instalasi.
iii. Pada pemeriksaan forensik, penyidik8penyidik pembantu mengikuti
pemeriksaan mayat dan atau bedah mayat bersama staf medis
fungsional.
i=. Pada autopsi klinik, pihak keluarga, staf medis fungsional rumah sakit
dari bagian8departemen8instalasi lain dapat diijinkan mengikuti
pemeriksaan mayat dan bedah mayat bersama staf medis fungsional.
21
E. Sarana/ Prasarana dan Peralatan
1. +uangan dan Fedung
a. <okasi
<okasi gedung yang ideal terletak dekat instalasi pemulasaraan jena:ah
sedangkan unit pelayanan forensik klinik terletak dekat dengan instalasi
ga(at darurat, mengingat pelayanan terpadu menggunakan . akses
utama.
b. ebutuhan +uang
1. +uang tunggu dan +esepsionis
+uangan tempat penerimaan jena:ah dan dokumen. #arus bersih dan
cukup luas, aman dan nyaman untuk korban, klien, pasien atau
keluarganya atau pengantarnya. +uangan harus cukup tenang agar
keluarga korban, klien, pasien atau pengantarnya dapat mendengar
dan mengerti penjelasan dari staf medis fungsional bila diperlukan.
.. +uang administrasi
+uang ini harus cukup untuk penempatan meja tulis, komputer,
lemari arsip untuk penyimpanan rekam medik, =isum et repertum dan
dokumen medik lainnya. <uasnya disesuaikan dengan jumlah
karya(an dan akti=itasnya.
3. +uang pemeriksaan
+uang pemeriksaan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
terbagi 3 ruang utama, yaitu @
a. +uang pemeriksaan patologi forensik
+uang pemeriksaan patologi forensik harus cukup luas untuk
sarana tepat guna autopsi forensik. Pada ruang otopsi +S
Pendidikan sebaiknya mempunyai ruangan dengan tempat duduk
yang disusun bertingkat di sekeliling ruang otopsi. 'i ruangan
minimal terdapat . meja otopsi.
b. +uang pemeriksaan forensik klinik dan atau ruang PPT
+uang pemeriksaan forensik klinik dan atau ruang PPT sebaiknya
cukup luas untuk menampung pelayanan multi-disiplin dan
sumberdaya manusianya.
c. +uang obser=asi medis
22
'igunakan para staf medis untuk melihat otopsi, dilantai atas
dengan dinding terbuat dari kaca.
-. +uang pendingin untuk menga(etkan jena:ah
Sebaiknya cukup untuk menampung ./ jena:ah, dengan daya
pendinginan sampai -./
o
, !minus ./ derajat ,elsius%. *erupakan
tempat penyimpanan jena:ah sebelum diba(a keluarganya atau
menunggu saat pelaksanaan otopsi, atau yang berkaitan dengan wet
lab)
5. +uang staf dan ruang pertemuan
Terdiri dari @
a. +uang pertemuan besar untuk keperluan seluruh karya(an dan
kemungkinan acara dengan undangan dari luar.
b. +uang diskusi kecil untuk keperluan pertemuan diskusi profesi
secara khusus.
c. +uang istirahat dilengkapi dengan dapur kecil.
d. +uang onsultan dan ruang staf pengajar
e. +uang pera(at dan tenaga keteknisan forensik
4. +uang laboratorium forensik
+uang laboratorium forensik dilengkapi dengan alat-alat
laboratorium, dengan sirkulasi udara yang baik, pasokan dan saluran
air yang dapat memenuhi kebutuhan laboratorium. +uang ini juga
harus dilengkapi dengan lemari pendingin untuk menjaga sebagian
bahan laboratorium yang termolabil atau sensitif terhadap cahaya
matahari. 'isiapkan juga lemari bagi penyimpanan spesimen dan
ruang fotografi forensik.
6. +uang +adiologi
Sebaiknya tersedia G-ray portable dan alat untuk melihat hasilnya.
7. +uang konsultasi medikolegal 8 etika
+uang konsultasi medikolegal sebaiknya memiliki suasana yang tenang
dan pri=at, dapat menampung kelompok orang yang membutuhkan
23
konsultasi medikolegal. >ila tidak tersedia ruang konsultasi
medikolegal, pelayanan dapat dialihkan pada ruang diskusi kecil.
0. amar mandi dan H,
'isediakan ruang mandi terpisah untuk staf medis fungsional, pera(at
dan tenaga keteknisan kedokteran forensik, toilet bagi staf, korban8
klien, pasien serta keluarga atau pengantarnya.
Toilet untuk pasien dilengkapi dengan pengaman dari kayu atau besi
untuk pegangan serta dibuat sedemikian rupa sehingga korban, klien,
atau pasien yang mempergunakan kursi roda, kruk atau alat
penyangga tubuh lainnya dapat mempergunakannya tanpa ada
kesukaran.
1/. +uang ganti dokter
+uang ganti dipisahkan untuk staf medis pria dan (anita, dilengkapi
dengan rak penggantung baju yang terpisah dengan rak penggantung
apron.
11 . +uang ganti pakaian tenaga keteknisan8pera(at kedokteran forensik
dan medikolegal merangkap ruang jaga.
+uang ganti dipisahkan untuk pera(at8staf teknis pria dan (anita,
dilengkapi dengan rak penggantung baju yang terpisah dengan rak
penggantung apron.
1.. Fudang
Fudang terdiri atas gudang bersih dan gudang besar. Fudang bersih
digunakan untuk penyimpanan perlengkapan seperti formulir
dokumen medik, sprei, sarung bantal, dan lain-lain. Fudang besar
digunakan untuk menyimpan bahan kimia habis pakai, peralatan yang
masih berfungsi maupun yang sudah rusak untuk diperbaiki, serta
troley.
.. Peralatan
Pada pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal dibutuhkan peralatan
yang memadai untuk dapat dilakukan pemeriksaan kedokteran forensik dan
medikolegal yang profesional, sesuai strata institusi penyelenggara.
ebutuhan peralatan disusun berdasar @
a. ebutuhan tiap jenis pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal.
b. ?umlah korban, klien atau pasien yang membutuhkan pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal di +S yang bersangkutan.
24
c. apasitas kerja dan efisiensi penggunaan alat.
d. Sarana dan prasarana yang ada sesuai strata rumah sakit. !lihat
lampiran%
#. Sstem Pem-ayaan
1. Sumber @
o >iaya sendiri
o Pemerintah Pusat !$P>2%
o Pemerintah daerah !$P>'%
o $suransi
o Perusahaan 8 Instansi
o edutaan asing
.. Pola tarif terdiri dari @
o onsul dokter
o onsul psikolog
o Tindakan
?asa medik
?asa rumah sakit
?asa pemulasaraan dan penga(etan jena:ah
>ahan dan alat
Pemeriksaan penunjang, lab, radiologi dsb
Transportasi jena:ah
Pengurusan dokumen terkait
%. "ese$atan dan "eselamatan "erja
#arus diperhatikan hal-hal sebagai berikut @
25
'alam melakukan pelayanan, pemberi layanan harus selalu menggunakan
alat pelindung diri sesuai *ni"ersal 'recaution Measures.
'esain ruang pelayanan sesuai kebutuhan dalam rangka menghindari
penyebaran infeksi
Penataan ruang, aksesibilitas, penerangan dan pemilihan bahan harus
sesuai dengan ketentuan yang mengacu pada patient safety.
H. Pen0atatan dan Pela!oran
Pencatatan tiap pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di bagian 8
departemen 8 instalasi dalam rekam medis kedokteran forensik dan
medikolegal. Pencatatan ini mencakup pelayanan yang dilakukan oleh staf
medis fungsional dan tenaga keteknisian bidang kedokteran forensik yang
dilakukan di dalam gedung +umah Sakit maupun di luar gedung +umah Sakit
dalam naungan ke(enangan rumah sakit.
'alam rekam medis dicatat diagnosa medik berdasarkan I,' G untuk pelaporan
rumah sakit ke 'inas esehatan yang kemudian diteruskan ke 'epartemen
esehatan.
I. E1aluas dan Pengendalan *utu
egiatan e=aluasi dan kendali mutu terdiri dari @
a. A=aluasi internal
+apat internal berupa pertemuan tim pelayanan edokteran &orensik dan
*edikolegal yang membahas permasalahan dalam pelayanan, pendidikan,
penelitian dan pengembangan pelayanan serta monitoring terhadap
indikator kinerja pelayanan seperti respond time, kepuasan klien dll.
b. A=aluasi eksternal
'ilakukan oleh badan akreditasi8sertifikasi dari luar rumah sakit sebagai
upaya penjaminan mutu pelayanan di +S.
c. A=aluasi terhadap pelaksanaan Pedoman Pelayanan edokteran &orensik
dan *edikolegal di rumah sakit yang dilakukan oleh 'epartemen esehatan
dan Persatuan 'okter &orensik Indonesia !P'&I% setiap 5 tahun.
26
27
BAB +
SISTE* RU2U"AN
A. Pengertan Rujukan
onsep rujukan adalah suatu upaya pelimpahan tanggung ja(ab dan (e(enang
secara timbal balik dalam pelayanan kesehatan untuk mencapai suatu
pelayanan forensik dan medikolegal yang bermutu dan tepat sasaran.
+ujukan ini dapat bersifat =ertikal maupun hori:ontal sesuai dengan fungsi
koordinasi dan jenis kemampuan yang dimiliki. +ujukan dapat terjadi dari
Puskesmas ke Puskesmas lain, Puskesmas ke +umah Sakit, +umah Sakit ke
+umah Sakit dengan kelas rujukan yang lebih tinggi.
egiatan rujukan ini mencakup @
a. +ujukan korban8klien !internal dan eksternal%
b. +ujukan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk peningkatan
kemampuan tenaga edokteran &orensik dan *edikolegal serta sumber
daya berupa dana, alat dan sarana.
c. Pembinaan manajemen
B. Sstem Pelayanan Rujukan Pelayanan "edokteran #orensk dan *edkolegal
1. oordinasi dan mekanisme kerja internal dalam tim kedokteran forensik
dan medikolegal, dan antar instalasi dalam rumah sakit.
a. oordinasi dan mekanisme kerja internal dalam tim kedokteran
forensik dan medikolegal dalam rumah sakit mengikuti peraturan yang
berlaku, serta berpedoman pada tata aturan baku pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal pada rumah sakit !hospital by-
laws%.
b. +ujukan intern rumah sakit berpedoman pada prosedur rujukan di
dalam rumah sakit dan mekanisme kerja di
bagian8departemen8instalasi kedokteran forensik dan medikolegal.
.. oordinasi dan kerja sama pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal
antar institusi dan lintas sektoral.
28
a. oordinasi dan kerja sama antar institusi dilakukan mengikuti undang-
undang dan peraturan lain yang berlaku dan memperhatikan petunjuk
pelaksanaan pada masing-masing pihak, dengan diketahui oleh (akil
direktur bidang pelayanan.
Pada kasus bencana massal, +S berkoordinasi dan kerja sama dengan
Pemerintah 'aerah, epolisian 'aerah, Disaster Victim Indentification
!'9I% +eam, dan 'epartemen esehatan.
b. oordinasi dan kerja sama antar bagian8departemen8instalasi
kedokteran forensik dan medikolegal pada rumah sakit di ba(ah
departemen kesehatan mengikuti peraturan yang berlaku, serta
berpedoman pada tata aturan baku pelayanan kedokteran forensik dan
medikolegal pada rumah sakit !hospital by-laws%.
Pada kasus korban mati sedangkan tidak ada dokter spesialis forensik
di +S (ilayah tersebut, dapat dilakukan @
1. onsultasi oleh dokter umum kepada instalasi forensik di +S
terdekat untuk kemudian pelayanan otopsi dilakukan dengan
bimbingan atau super=isi langsung dari dokter spesialis forensik
dari +S tersebut. #asil =isum et repertum ditandatangani oleh
dokter pemeriksa dan diketahui oleh dokter spesialis forensik
.. >ila memungkinkan dalam pembiayaan, jena:ah dapat
dipindahkan ke instalasi forensik terdekat yang memiliki dokter
spesialis forensik
29
BAB +I
PE*BINAAN DAN PEN%A3ASAN
A. Tujuan Pem-naan dan Penga4asan
Tujuan pembinaan dan penga(asan pada pelayanan kedokteran forensik dan
medikolegal adalah @
1. *empertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
.. Peningkatan jangkauan pelayanan
3. Peningkatan kemandirian pelayanan
Pembinaan dan penga(asan dilakukan oleh P'&I serta ikatan profesi terkait
lain dalam aspek standar profesi. Tenaga keteknisan kedokteran forensik dan
medikolegal dibina dan dia(asi oleh P'&I ,abang setempat. Penga(asan dan
pembinaan aspek legalitas dilakukan bersama antara 'inas esehatan dan P'&I
dan ikatan profesi lain yang terkait.
B. Penga4asan
Penga(asan yang dilakukan mencakup @
1. *anajemen
.. <ayanan keteknisan kedokteran forensik dan medikolegal
3. <ayanan terkait lainnya.
Penga(asan dilakukan secara berkelanjutan dan hasil penga(asan dituangkan
dalam penilaian tertulis terhadap kinerja bagian8departemen8instalasi
kedokteran forensik dan medikolegal.
C. Pem-naan
Pembinaan oleh P'&I, 'epartemen esehatan dan 'inas esehatan secara
periodik sesuai ketentuan yang berlaku, atau dapat dilakukan sesuai kebutuhan
tiap bagian8departemen8instalasi atau dengan permintaan instalasi yang
bersangkutan.
34
D. Sanks
Pelanggaran yang ditemukan pada penga(asan disampaikan pada direktur
rumah sakit, untuk die=aluasi dan ditindaklanjuti. Sanksi administratif akan
diberikan oleh manajemen rumah sakit, atau bila perlu dilaporkan ke 'inas
esehatan untuk diberikan sanksi administratif. Pelanggaran aturan ikatan
profesi diserahkan pada ikatan profesi yang bersangkutan melalui surat resmi
pada ikatan profesi cabang setempat untuk ditindak lanjuti sesuai ketentuan
dalam ikatan profesi tersebut.
Pelanggaran hukum akan ditindaklanjuti melalui jalur hukum yang sesuai
!pidana, perdata, administratif%, dan diserahkan tindak lanjutnya pada aparat
yang ber(enang.
31
BAB +II
PEN%E*BAN%AN PELA&ANAN
A. Pengem-angan Sum-er Daya *anusa
Pengembangan sumber daya manusia dibagi dalam @
a. Pemenuhan kuantitas ketenagaan
b. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
Program 8 kegiatan yang dilakukan dalam usaha pemenuhan sumber daya
manusia adalah @
a. *elengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan
tingkat pelayanan masing-masing di rumah sakit.
b. Pendidikan dan pelatihan teknis bagi tenaga kedokteran forensik dan
medikolegal
c. Penerapan jenjang karir dan peningkatan tenaga kedokteran forensik dan
medikolegal melalui penerapan angka kredit dan jabatan fungsional serta
pendidikan berkelanjutan.
Setiap orang yang bekerja pada bagian8departemen8instalasi edokteran
&orensik dan *edikolegal berke(ajiban secara konsisten meningkatkan ilmu
pengetahuan dan ketrampilannya baik secara mandiri maupun mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga yang
ber(enang dan terakreditasi oleh organisasi profesi.
B. Pengem-angan Sarana/ Prasarana/ dan Peralatan
Pengembangan sarana, prasarana dan peralatan disesuaikan dengan
peningkatan kelas rumah sakit menurut standar 'epartemen esehatan +I.
'iutamakan pemenuhan sarana dan prasarana serta peralatan sesuai standar
yang ditetapkan untuk tiap kelas rumah sakit.
Program 8 kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan sarana, prasarana dan
peralatan @
1. Pembangunan dan pengembangan gedung bagian8departemen8instalasi
kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit.
32
.. Penyediaan peralatan untuk pelayanan kedokteran forensik dan
medikolegal yang diperlukan dokter dan tenaga lain yang terkait, termasuk
sarana penunjangnya.
C. Pengem-angan 2ens Layanan
Pengembangan dan peningkatan mutu layanan dilakukan sesuai kebutuhan
untuk mencapai pelayanan spesialistik, subspesialistik dan pelayanan khusus
yang optimal.
Penyediaan pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit
harus dapat memberikan pelayanan optimal di dalam maupun di luar gedung
rumah sakit, dan melaksanakan sistem rujukan sesuai ketentuan yang berlaku.
Pusat pelayanan kedokteran forensik dan medikolegal di rumah sakit juga
harus melakukan pembinaan teknis dan manajemen pada sarana kesehatan
dalam (ilayah binaannya.
33
BAB +III
PENUTUP
+umah sakit dan Puskesmas yang telah atau akan menyelenggarakan pelayanan
kedokteran forensik dan medikolegal agar menyesuaikan dengan ketentuan yang
terdapat dalam buku pedoman ini dan dapat dikembangkan secara fleksibel sesuai
dengan kondisi dan situasi bagi tiap rumah sakit. >uku pedoman ini diharapkan
dapat menjadi acuan standar pelayanan kedokteran di bidang kedokteran forensik
dan medikolegal dan unit-unit penunjangnya.
34
<ampiran 1.
Standar *inimal etenagaan Pelayanan edokteran &orensik dan
*edikolegal di +S
Strata "las(kas
Tenaga
2umla$ "et
S
p
&
'
"
P
e
r
a
(
a
t
T

&
'
r
S
p
.

<
a
i
n
C
<
a
i
n
Primer
!I%
+S kelas ',D
Puskesmas
/ 1 1 1 1 / -
Sekunder
!II%
+S kelas > non
pendidikan dan
kelas ,
1 . . . 1 1 0
C
fakultatif
Tertier
!III%$
+S kelas >
pendidikan dan
kelas $
5 3 3 5 . . 15
Tertier
!III%>
+S kelas $ Pusat
+ujukan 2asional
1/ - - 1/ . 3 33
,atatan @
1. Sp& I Spesialis &orensik
.. Sp.<ain I Spesialis bidang lain terkait kedokteran forensik, diutamakan yang
terlatih kedokteran forensik dan medikolegal
3. 'r." I dokter umum terlatih kedokteran forensik dan medikolegal
-. T& I tenaga keteknisian kedokteran forensik dan medikolegal
5. <ain I tenaga lain seperti psikolog, sarjana bioteknologi, dan tenaga lain
yang diperlukan untuk pengembangan pelayanan kedokteran forensik D
medikolegal
eterangan @
1. ebutuhan rumah sakit disesuaikan dengan keadaan rumah sakit
35
<ampiran .
$lur Pelayanan edokteran &orensik 'an *edikolegal 'i +S
36
"ELUAR%A/PASIEN/ 2ENA5AH/
*AS&ARA"AT
+"?"$28;2S"<T$
#I
#I'"P
*A2I2FF$<
'AP$+TA*A28I2ST$<$SI
A';TA+$2 &;+A2SI '$2 *A'I;<AF$<
'I$F2;SIS <I2IS !';TA+%
'I$F2;SIS *A'I;<AF$< !Sp&%
TI* A';TA+$2 &;+A2SI dan *A'I;<AF$<
Sp& !coordinator%, dr, drg, $pt,$ntropologi dll
Pemeriksaan hidup
ulang8obser=asi
Pemeriksaan *eninggal
Identifikasi, saat kematian, cara kematian, sebab
kematian
9isum et +epertum, opini
profesi, funeral ser"ice
IF' +anap I+?
+S
P;<ISI
$lur Pelayanan edokteran &orensik 'an *edikolegal 'i Strata
Primer dan Sekunder
#idup
IF' D7&$5,7M789I8#,$-$
#I
K7D:K,75$8
!:578#IK D$8
M7DIK:-7;$-
Polisi
*eninggal$
-
Polisi
37
"ELUAR%A/PASIEN/ 2ENA5AH/
*AS&ARA"AT
'I$F2;SIS <I2IS !';TA+%
'I$F2;SIS *A'I;<AF$< !Sp&%
TI* A';TA+$2 &;+A2SI dan *A'I;<AF$<
Sp& !coordinator%, dr, drg, $pt,$ntropologi dll
Pemeriksaan *eninggal
Identifikasi, saat kematian, cara, sebab kematian
Pemeriksaan hidup
ulang8obser=asi
* 9isum et +epertum, opini
profesi, funeral ser=ice
<ampiran 3.
Sarana dan Prasarana *inimal Pelayanan edokteran &orensik dan
*edikolegal 'i +S
NO SARANA/PRASARANA
KELAS KETERANGAN
RUJUK
AN
TINGGI
A-B
DIDIK
A-B
NON
DIDIK
C
1 2 3 4 5 6 7
DATA DASAR
1. TT rata2 RS
12-
15
4-
12
2-
4
!2
2. G"#$%& I%'ta(a')
a. *r+%t O,,)-" . . . .
/. Ka0ar J"%a1a2 . . . .
-. La/+rat+r)$0 *+r"%')3 . . . .
#. Ba-3 +,,)-" . . . .
Kar4a5a%6 Sta,
,&'6 S7*
". S$8("0"%/'at"()t/$%)t
I.
.
R$a%& D+3t"r . . . .
II. Ka0ar 9"%a1a2 . . . .
III. La/+rat+r)$0 +t+8') :5"t (a/; . .
I<. La/+rat+r)$0 Pat+(+&)
*+r"%')3
. . .
<. La/+rat+r)$0 T+3')3+(+&)
*+r"%')3
. . .
<I. La/+rat+r)$0 S"r+/)+0+(
*+r"%')3
. .
<II. 7"#)3+("&a( . . . .
<III. K()%)3 ,+r"%')3 . . . .
I=. R$a%& PPDS . .
=.
I
R$a%& T"%a&a K"t"3%)'a% . . . .
=I. R$a%& Ra#)+(+&) . .
=II
38
<ampiran -
>agan Sistim +ujukan Pelayanan edokteran &orensik dan *edikolegal
39
+umah Sakit +ujukan Tertinggi
!Spesialistik dan Sub-spesialistik%
+umah sakit kelas $8> pendidikan
!spesialistik dan non spesialistik%
+umah sakit kelas $8> non pendidikan
!Spesialistik dan non peialitik)
+umah sakit kelas ,
!ed for dasar atau spesialistik%
P"SAS*$S
!forensik dasar%
edokteran &orensik bersumber daya ma'arakat
Perorangan elompok
*asyarakat

Anda mungkin juga menyukai