Anda di halaman 1dari 14

BAB XII

Capacity Design dan Performance Based Design


XII.1. Capacity Design
Pada saat terjadi gempa, suatu struktur mengalami getaran gempa dari lapisan
tanah di bawah dasar bangunannya secara acak dalam berbagai arah. Apabila
struktur tersebut sangat kaku atau dengan kata lain mempunyai waktu getar
alami T, yang mendekati nol detik, maka besarnya gaya inersia F yang timbul
akibat gempa dan yang bekerja pada titik massa adalah
F = m x ag
dimana :
m : massa bangunan
ag : percepatan getaran gempa
alam hal ini struktur memberikan respon percepatan yang sama besar dengan
percepatan getaran gempa pada tanah di dasar bangunan. !amun umumnya
struktur"struktur bangunan mempunyai nilai kekakuan lateral yang beraneka
ragam dan dengan demikian memiliki waktu getar alami, T yang berbeda"beda
pula. #leh karenanya respon percepatan maksimum struktur tidak selalu sama
besar dengan percepatan getaran gempa. $ambar %&&.' memperlihatkan respon
percepatan maksimum berbagai struktur berderajat kebebasan tunggal yang
terletak di atas suatu lapisan tanah dan mengalami getaran gempa tertentu.
(ur)a"kur)a diatas la*im disebut sebagai spektrum respon percepatan yang
merupakan hasil idealisasi atau smothing dari respon sesungguhnya yang biasa
berbentuk tidak teratur. Tampak dalam $ambar %&&.' suatu struktur dapat
mengalami gaya inersia gempa yang beberapa kali lebih besar dari berat
bangunannya +sebesar '., mg dengan m : massa bangunan dan g : percepatan
gra)itasi-. .engingat kemungkinan besarnya gaya inersia gempa yang bekerja
pada titik pusat massa bangunan, maka telah diterima sebagai suatu kenyataan,
bahwa tidaklah ekonomis untuk merencanakan struktur"struktur umum
sedemikian kuatnya, sehingga tetap berperilaku elastis saat dilanda gempa kuat.
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"'
Gambar XII.1. Spektrum Respn Per!epatan Elastis Struktur den"an
Berba"ai #aktu Getar Alami dan Tin"kat $ampin"
/erbagai peraturan perencanaan bangunan terhadap gempa, termasuk
pedoman perencanaan yang berlaku di &ndonesia menetapkan suatu tara1
beban gempa rencana yang menjamin suatu struktur agar tidak rusak oleh
gempa"gempa kecil atau sedang, tetapi saat dilanda gempa kuat yang jarang
terjadi, struktur tersebut mampu berperilaku daktail dengan memencarkan energi
gempa dan sekaligus membatasai beban gempa yang masuk ke dalam struktur.
2eperti diilustrasikan pada $ambar %&&.3 saat terjadi gempa kuat struktur yang
direncanakan berperilaku elastis harus dapat memikul beban gempa sebesar
#A. /ila struktur ternyata mampu berperilaku daktail dengan membentuk sendi
plastis, maka tara1 pembebanan gempa cukup ditentukan sebesar #/ yang
beberapa kali lebih kecil dari #A.
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"3


Gambar XII.%. Respn Struktur Berperilaku Elastis dan Elastplastis saat
Ter&adi Gempa Kuat 'a(.
2erangkaian hasil analisis dinamis menunjukkan bahwa struktur daktail dengan
waktu getar alami T yang relati1 panjang cenderung untuk memiliki respon
elastoplastis dengan de1leksi maksimum yang sama besar dengan de1leksi
maksimum respon elastisnya. /esarnya 1aktor pembatasan beban gempa 4
sama dengan besarnya daktilitas struktur , yang merupakan rasio antara
de1leksi maksimum maks dan de1leksi saat leleh pertama y, sedangkan struktur
dengan waktu getar alami, T yang relati1 pendek cenderung berperilaku
elastoplastis dengan energi potensial yang sama besar dengan energi potensial
respon elastisnya. /esarnya 1aktor beban 4, dalam hal ini sama dengan
( ) 1 2 . alam perencanaan struktur bangunan tahan gempa, terbentuknya
sendi"sendi plastis, yag mampu memencarkan energi gempa dan membatasi
besarnya beban gempa yang masuk ke dalam struktur harus dikendalikan
sedemikian rupa agar struktur berperilaku memuaskan dan tidak sampai runtuh
saat terjadi gempa kuat. Pengendalian terbentuknya sendi"sendi plastis pada
lokasi"lokasi yang telah ditentukan lebih dahulu dapat dilakukan secara pasti
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"5
+a-.4espon dengan e1leksi
.aksimum 2ama


+b-.4espon dengan 6nergi
Potensial 2ama


terlepas dari kekuatan dan karakteristik gempa. Filoso1i perencanaan seperti ini
disebut dengan (onsep esain (apasitas.
0ntuk menghadapi gempa kuat yang mungkin terjadi dalam periode tertentu,
misalnya 7,, tahun, maka mekanisme keruntuhan suatu portal rangka terbuka
beton bertulang dipilih sedemikian rupa sehingga memencarkan energi gempa
terjadi secara memuaskan dan keruntuhan yang bersi1at katastropik dapat
dihindarkan. $ambar %&&.5 memperlihatkan dua mekanisme yang khas dapat
terjadi pada portal"portal rangka terbuka.

+a-. 2endi Plastis pada /alok Tidak .enyebabkan (eruntuhan +.ekanisme
(eruntuhan yang iinginkan-
+b-. 2endi Plastis pada (olom Tidak .enyebabkan (eruntuhan 8okal pada 2atu
Tingkat +.ekanisme (eruntuhan yang Tidak iinginkan-
Gambar XII.). Mekanisme K*as +an" $apat Ter&adi pada Prtal Ran"ka
Terbuka
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"9
.ekanisme goyang dengan pembentukan sebagian besar sendi plastis pada
balok"balok lebih dikehendaki daripada mekanisme dengan pembentukan sendi
plastis yang terpusat hanya pada ujung"ujung kolom suatu lantai +soft story
mechanism-, karena beberapa alasan sebagai berikut :
'. Pada mekanisme pertama +$ambar %&&.5.a- pemencaran energi gempa
terjadi di dalam banyak unsur, sedangkan pada mekanisme kedua +$ambar
%&&.5.b- pemencaran energi terpusat pada sejumlah kecil kolom"kolom
struktur
2. Pada mekanisme pertama, bahaya ketidakstabilan akibat e1ek P" jauh lebih
kecil dibandingkan dengan yang mungkin terjadi pada mekanisme kedua
+so1t story mechanism-
3. aktilitas kur)atur dituntut pada balok untuk menghasilkan daktilitas struktur
terentu, misalnya = 7.3 untuk struktur dengan daktilitas penuh, diman
terjadi redistribusi gaya"gaya secara luas.
$una menjamin terjadinya mekanisme goyang dengan pembentukan sebagaian
besar sendi plastis pada balok, (onsep esain (apasitas diterapkan untuk
merencanakan agar kolom"kolom lebih kuat dari balok"balok portal +strong
column-weak beam-. (eruntuhan geser pada balok yang bersi1at getas juga
diusahakan agar tidak terjadi lebih dahulu dari kegagalan akibat beban lentur
pada sendi"sendi plastis balok setelah mengalami rotasi"rotasi plastis yang
cukup besar.
Pada prinsipnya, dengan konsep desain kapasitas, elemen"elemen utama
penahan beban gempa dapat dipilih, direncanakan dan didetail sedemikian rupa,
sehingga mampu memencarkan energi gempa dengan de1ormasi inelastis yang
cukup besar tanpa runtuh, sedangkan elemen"elemen lainnya diberi kekuatan
yang cukup, sehingga mekanisme yang telah dipilih dapat dipertahankan pada
saat terjadi gempa kuat. Faktor"1aktor yang perlu diperhatikan agar mekanisme ni
dapat dijamin tercapai adalah :
'. Faktor peningkatan kuat lentur balok sebagai elemen utama pemencar energi
gempa
.engetahui secara tepat kuat lentur daerah sendi plastis balok, yang sengaja
direncanakan sebagai bagian yang lemah, merupakan hal yang sangat
penting untuk memastikan kolom"kolom lebih kuat dan kegagalan getas
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"7
akibat beban geser tidak terjadi lebih awal dari terbentuknya sendi"sendi
plastis dengan de1ormasi lentur yang cukup besar.
!amun kenyataannya sangatlah sulit untuk memperkirakan secara cukup
akurat, kuat lentur balok saat mengalami de1ormasi inelastis akibat gempa
kuat. 0mumnya kuat lentur akibat balok dapat dipastikan lebih besar dari kuat
nominalnya.
Faktor"1aktor penyebab meningkatnya kuat lentur balok secara garis besar
dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a. (uat leleh aktual tulangan baja +1y- umumnya lebih besar dari nilai
nominalnya yang ditentukan dalam standar tata cara perencanaan
b. Pengaruh :strain hardening; pad tulangan baja tidak diperhiungkan dalam
perencanaan seperti diilustrasikan pada $ambar %&&"9
c. (emungkinan bertambah besarnya tegangan tekan dan regangan tekan
maksimum beton akibat adanya pengekangan yang baik seperti terlihat
pada gambar %&&.7.
Gambar XII.,. -ubun"an Te"an"an Re"an"an Tulan"an Ba&a
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"<
Gambar XII... -ubun"an Te"an"an Re"an"an Tekan Betn $en"an dan
Tanpa Pen"aru* Pen"ekan"an
$una memperhitungkan adanya kemungkinan peningkatan kuat lentur
penampang balok di daerah sendi plastis, 2!& ,5"3=9>"3,,3 menentukan
1aktor penambahan kekuatan +o)er strength 1actor- o sebesar '.37 untuk 1y ?
9,, .pa dan o sebesar '.9 untuk 1y @ 9,, .pa. 2elanjutnya kapasitas lentur
penampang balok dapat diperkirakan sebesar
.kap,b=o .nak,b
dimana
.nak,b : kuat lentur nominal balok yang dihitung berdasarkan luas tulangan
yang sebenarnya ada pada penampang yang ditinjau
3. Faktor pengaruh beban dinamis pada kolom
Pada mekanisme daktail yang dikehendaki untuk portal rangka terbuka,
sebagian besar sendi plastis terjadi pada ujung"ujung akhir bentang balok.
/ila daerah sendi plastis ini sudah direncanakan penulangannya, maka
momen kapasitas balok dapat diperhitungkan sebagai momen rencana yang
bekerja pada kolom. .asalahnya, penentuan besarnya bagian momen
rencana yang harus diterima oleh kolom sebelah atas dan kolom sebelah
bawah balok tidak mudah dilakukan. Pola pembagian momen dari hasil
analisis elastis akibat beban statik ekui)alen hanya benar bila yang dominan
ialah ragam pertama )ibrasi struktur. !amun, akibat terjadinya plasti1ikasi
pada sebagian besar pada sebagian besar elemen"elemen struktur, maka
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&">
ragam"ragam )ibrasi yang lebih tinggi menjadi cukup dominan, sehingga pola
distribusi momen yang diperoleh dari hasil analisis elastis akan mengalami
perubahan yang cukup besar. Adapun nilai kuat lentur kolom harus
memenuhi persamaan sebagai berikut :


g e
M M
5
6
dimana :
e
M
: jumlah momen pada pusat hubungan balok kolom, sehubungan
dengan kuat lentur nominal kolom yang merangka pada hubungan
balok kolom tersebut.
g
M
: jumlah momen pada pusat hubungan balok kolom, sehubungan
dengan kuat lentur nominal balok"balok yang merangka pada
hubungan balok kolom tersebut.
Perlu pula diketahui, bahwa meskipun penampang kolom mungkin menjadi
lebih besar kebutuhan tulangan memanjang bertambah sebagai konsekuensi
penerapan persamaan diatas., namun dengan adanya jaminan tidak akan
terbentuknya sendi plastis pada ujung,ujung kolom di atas lantai dasar,
beberapa keuntungan dapat diperoleh antara lain :
a. (olom yang lebih sulit diperbaiki daripada balok, kini dilindungi dengan
tingkat keamanan yang lebih tinggi terhadap bahaya kerusakan.
b. Penyambungan tulangan longitudinal kolom sebenarnya dapat dilakukan
segera di atas lantai berikutnya, tidak perlu lagi di rencanakan di tengah"
tengah kolom.
c. (arena respon inelastik bolak"balik tidak terjadi pada daerah ujung kolom,
maka kontribusi beton terhadap kuat geser penampang dapat
diperhitungkan, sehingga kebutuhan tulangan geser +sengkang atau
spiral- menjadi lebih sedikit
d. Tuntutan daktilitas pada daerah ujung kolom di atas lantai dasar menjadi
sangat kecil, bahkan dapat diabaikan, sehingga tidak lagi diperlukan
sengkang atau spiral untuk pengekangan daerah sendi plastis kolom dan
ini berarti tingkat kerapatan tulangan di daerah pertemuan balok kolom
dapat berkurang secara drastis.
e. Pencegahan terhadap lelehnya tulangan longitudinal kolom menyebabkan
pertemuan balok kolom berperilaku lebih baik.
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"=
1. 2edikit lebih besarnya penampang kolom justru memperbaiki
pengangkuran tulangan lentur balok yang seringkali sulit terpenuhi di
daerah pertemuan balok kolom.
5. 4edistribusi .omen
ari hasil superposisi momen akibat beban gra)itasi dan momen akibat
beban lateral akan diperoleh momen tumpuan +negati1- yang bertambah
besar dan momen lapangan +positi1- yang relati1 jauh lebih kecil. i samping
itu, dapat pula terjadi perbedaan momen pada muka tumpuan balok di
samping kanan dan kiri kolom interior. Tidak berimbangnya momen lentur di
daerah tumpuan dan lapangan seringkali dapat menyebabkan tinggi balok
tidak diman1aatkan secara optimal untuk memperoleh kuat lentur yang
diperlukan. .omen tumpuan yang terlalu besar dan adanya perbedaan
momen tumpuan balok di samping kiri dan kanan kolom interior dapat
mengakibatkan diperlukannya tulangan lentur pada balok secara berlebihan
dari yang benar"benar dibutuhkan. Aal ini mengingat bahwa balok
sebenarnya mampu meredistribusi momen melalui aksi inelastis. Tulangan
lentur balok yang berlebihan membawa konsekuensi pada pembesaran
momen rencana kolom dan pondasi. $una mengatasi masalah"masalah
tersebut dapat digunakan teknik redistribusi momen dalam proses
perencnaan dengan tujuan :
a. .engurangi besarnya momen maksimum tumpuan dan mengalihkan ke
lapangan, sehingga didapatkan distribusi kekuatan lentur yang lebih rata.
b. .enyamakan momen akibat beban gempa bolak"balik yang bekerja pada
balok menerus di kiri dan kolom interior
c. .eman1aatkan secara penuh tulangan lentur positi1 di daerah tumpuan
yang jumlahnya disyaratkan minimum 7,B dari jumlah tulangan lentur
negati1, sehingga perencanaan menjadi lebih ekonomis.
d. .engurangi besarnya momen yang :masuk; dalam kolom
Tujuan melakukan redistribusi momen adalah :
'. Prinsip keseimbangan statis terpenuhi
3. (emampuan portal dalam menahan beban lateral tidak berubah
5. Tidak terjadi sendi plastis pada ujung"ujung kolom di atas lantai dasar
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"C
i samping itu perlu pula diperhatikan pembatasan besar momen yang boleh
diredistribusi sebab redistribusi momen yang terlalu jauh berbeda dari hasil
analisis elastik struktur dapat mengakibatkan retak yang berlebihan pada
struktur saat struktur dilanda gempa kecil dan 2!& ,5"3=9>"3,,3 menyatakan
nilai maksimum redistribusi momen adalah :
% 20
'
1


dimana : " D ? ,.7 b
: rasio tulangan tarik
D : rasio tulangan tekan
b : rasio tulangan tarik dalam keadaan seimbang +balance-

+
=
y y
c
f f
f
b
600
600 85 . 0
'
1

9. (ualitas Pendetailan
(onsep desain (apasitas hanya akan berhasil menjamin struktur untuk
berperilaku memaskan saat terjadi gempa kuat apabila disertai dengan
pendetailan yang baik pada elemen"elemen struktur dan join"joinnya.
aerah"daerah sendi plastis perlu didetail secara khusus agar mampu
derde1ormasi secara inelastis cukup besar sesuai dengan daktilitas yang
dituntut. !amun daerah"daerah di luar sendi plastis harus diusahakan agar
sedapat"dapatnya tetap elastis, tergantung dari intensitas gempa yang
terjadi. Pada daerah"daerah di luar sendi plastis ini tidak perlu dilakukan
pendetailan khusus.
2umber utama pemencaran energi suatu portal beton bertulang rangka terbuka
adalah sendi"sendi plastis pada balok"balok di seluruh lantai dan pada
penampang kolom terbawah yang berhubungan dengan pondasi. 4agam
keruntuhan portal dapat dilihat pada $ambar %&&.<.
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"',
Gambar XII./. Mekanisme Plastis +an" $i*arapkan Ter&adi $ari Suatu Prtal
Ran"ka Terbuka Bertin"kat Tin""i dan $aera*0daera* Elastis +an"
Memerlukan Per*atian K*usus
2edangkan respon dari penampang"penampang lainnya seperti penampang
tengah bentang, kolom"kolom di atas kolom"kolom dasar dan join balok kolom
harus masih dalam keadaan elastis. Perencanaan dengan ragam keruntuhan
yang telah ditentukan dan tempat"tempat sumber pemencaran energi yang telah
dipilih, sedangkan penampang"penampang lainnya direncanakan lebih kuat dari
sendi"sendi plastis yang dapat terjadi, disebut Perencanaan (apasitas atau
Eapacity esign.
XII.%. $esain Kiner&a Struktur Ta*an Gempa 'Per1rman!e Based $esi"n(
2etelah struktur beton bertulang tahan gempa didesain sesuai dengan 2!& ,5"
3=9>"3,,3 dengan tingkat daktilitas tertentu, maka perlu diperiksa dengan
analisis pusho)er untuk )eri1ikasi desain. Analisis pusho)er adalah analisis
lateral statik non linier dimana struktur dibebani oleh gaya lateral +untuk
mempresentasikan gaya gempa- dengan distribusi sesuai dengan asumsi
design, sampai struktur runtuh akibat gaya lateral tersebut. /eban lateral
diberikan secara bertahap +incremental- sehingga proses urutan sendi plastis
pada struktur dapat terbentuk secara bertahap pula. 0rutan terjadinya sendi
plastis merupakan )eri1ikasi dalam desain. Pada umumnya sendi plastis pada
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"''
balok terbentuk terlebih dahulu dan urutan terakhir adalah sendi plastis pada
kolom dasar, sehingga daktilitas maksimum struktur tercapai. /ila ternyata
perilaku struktur tidak seperti yang diharapkan pada desain maka desain struktur
harus diulang sedemikian rupa sehingga terjadi proses iterasi pada desain
sampai iterasi kon)ergen. Aasil akhir dari analisis pusho)er adalah berupa plot
anatara $aya $eser asar +/ase 2hear- dan de1ormasi atap struktur +%roo1-.
Pada peraturan 2!& ,5"'>3<"3,,5 besaran yang harus di)eri1ikasi antara lain :
1. aktilitas 2truktur +-
3. Faktor 4eduksi $empa +4-
3. Faktor kuat lebih 1', 13, . Faktor 1', 13, diperlukan untuk mendesain
pondasi agar pondasi harus tetap berperilaku elastis selama sendi plastis
terbentuk pada kolom dasar.
Parameter yang diperiksa sesuai dengan ketentuan 2!& ,5"'>3<"3,,3 adalah
parameter pada saat struktur pada kondisi tepat sebelum runtuh. (ondisi ini tidak
selalu berhubungan dengan gempa kuat rencana. Pada saat gempa kuat
rencana terjadi, struktur dapat mengalami baik kondisi :under predict; atau :o)er
predict;. :0nder predict; berarti struktur sudah runtuh pada saat gempa kuat
rencana terjadi karena masalah :under design;, sedangkan :o)er predict; terjadi
sebaliknya yaitu struktur :o)er design;. 0ntuk mengetahui parameter struktur
dengan mekanisme pembentukan sendi plastis pada saat terjadinya gempa kuat
rencana, perlu dikembangkan .etoda (inerja 2truktur yang merupakan :state"o1"
the art;.
esain (inerja 2truktur adalah proses kontrol desain untuk mengetahui kinerja
struktur pada saat gempa kuat rencana terjadi dimana struktur tidak boleh
,engalami :under design;. ATE"9, dan !6A4P membagi kinerja struktur dalam
beberapa kategori sesuai dengan parameter rasio antara de1ormasi atap struktur
terhadap tinggi total struktur pada titik :per1ormance point;. :Per1ormance point
adalah titik potong antara :emand 2pectrum; sebagai representasi dari
spektrum gempa kuat dan :Eapacity 2pectrum; sebagai representasi dari
perilaku kekakuan dan kekuatn struktur atau disebut dengan istilah kur)a
kapsitas +Eapacity cur)e-, seperti yang terlihat pada $ambar %&&.>.
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"'3
Gambar XII.2. Per1rman!e Pint
:Eapacity cur)e; dihitung berdasarkan hasil dari analisis pusho)er yang
dimodi1ikasi dari sistem :Multi Dgree of Freedom System; menjadi :Single
Degree of Freedom System;. /aik ATE"9, dan !6A4P membagi kinerja struktur
seperti Tabel %&&.' dan $ambar %&&.=. engan mengetahui kinerja struktur maka
proses iterasi menuju desain yang ekonomis dapat dilakukan sampai kon)ergen
Tabel XII.1. $e1rmatin 3imit ATC ,4
Interstr+ $ri1t
3imit
Per1rman!e 3e5el
Immediate
6!!upan!+
'elastis(
$ama"e
Cntrl
3i1e
Sa1et+
Stru!tural
Stabilit+ 'Cllapse
Pre5entin Sta"e(
.ax. Total ri1t ,.,' ,.,'",.,3 ,.,3
i
i
P
V
33 . 0
.ax. &nelastic ri1t ,.,,7 ,.,,7",.,'7 !o limit !o limit
F Gi : 8ateral 8oad +2tory 2hear- H Pi : 0ltimate Axial 8oad
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"'5
Gambar XII.7. Klasi1ikasi Kiner&a Struktur $aktail
Pusat Pengembangan /ahan Ajar " 0./ Ria Catur Yulianti ST.MT
REKAYASA GEMPA
%&&"'9

Anda mungkin juga menyukai