Anda di halaman 1dari 10

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini tak diragukan lagi, sampah menjadi suatu kata yang tak asing di
telinga kita. Sampah yang secara terminologi merupakan bahan atau material yang
tak terpakai lagi dan secara umum berukuran makroskopis menjadi satu di antara
banyak permasalahan yang menimpa seluruh komponen biotik di bumi ini. Kemasan
produk yang kerap kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, entah sebagai kemasan
pangan maupun nonpangan, merupakan salah satu komponen sampah yang berada di
sekitar kita.
Kemasan merupakan wadah yang digunakan manusia untuk melindungi
produk dan memudahkannya dalam penanganan dan penyimpanan. Di awal
peradaban kemasan yang digunakan manusia sebatas mewadahi dan melindungi
produk, dan dibuat dari bahan yang mudah ditemukan seperti kayu, daun, dan kertas.
Namun, penggunaan kemasan semakin meningkat seiring berkembangnya zaman
karena pengembangan fungsinya yang sebagai media informasi dan sarana dalam
promosi produk. Hal ini yang kemudian memacu pertumbuhan industri kemasan
produk yang mudah diproduksi dalam skala besar dengan bahan yang mudah dan
murah didapat. Salah satunya adalah plastik.
Keberadaan plastik sebagai kemasan trendi yang terbuat dari polimer sintetik
ataupun semi-sintetik cukup menghadirkan permasalahan lingkungan karena sifatnya
yang sangat lama atau tidak dapat terdegradasi secara biologis. Dampaknya terhadap
lingkungan sangat banyak sehingga menimbulkan kerugian dalam berbagai aspek
kehidupan. Dampak yang dapat terlihat secara massive antara lain dalam aspek
sosial, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Menanggapi permasalahan ini, maka
dikembangkanlah kemasan yang bersifat biodegradable sehingga atmosfer kehidupan
dapat menjadi lebih baik.

Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini diantaranya,
1. Mengetahui plastik dan pencemaran lingkungan yang ditimbulkan.
2. Mengenal Biodegradable Plastic (bioplastik) sebagai alternatif solusi.
3. Mengetahui jenis, karakteristik dan aplikasi bioplastik.
4. Mengerti produksi bioplastik baik dari bahan, proses dan produknya.
5. Mengetahui Life Cycle Analysis (LCA) bioplastik dan plastik






2

II. PEMBAHASAN

Definisi Plastik
Plastik adalah polimer rantai panjang dari atom yang mengikat satu sama
lain. Rantai ini terbentuk dari banyak unit molekul berulang yang disebut dengan
monomer. Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-
sintetik, namun ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik. Plastik
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi.
Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah
daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu
peralihan kacanya diatas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung silang.
Plastik merupakan polimer bercabang atau linier yang dapat dilelehkan diatas
panas penggunaannya. Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan
bentuk yang diinginkan dan yang dibutuhkan dengan menggunakan proses
injection molding dan ekstrusi. Plastik sudah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia modern sejak era tahun 1940an dan 50an,
walaupun plastik dianggap berbahaya baik bagi lingkungan maupun kehidupan
makhluk hidup.
Plastik sering digunakan sebagai wadah makanan dan minuman yang
dapat dikatakan sebagai benda yang praktis. Jenis-jenis plastik sangat beragam,
mulai dari plastik bening yang sering digunakan sebagai wadah minuman sachet,
tas kresek, botol dan gelas air mineral, dan lain sebagainya.


Pencemaran Lingkungan yang Ditimbulkan
Tanpa kita sadari, masyarakat di desa dan kota punya ketergantungan
yang tinggi akan penggunaan plastik. Banyak hal saat ini terbuat dari plastik,
mulai dari kantong belanjaan, botol, kaleng, peralatan rumah tangga, Compact
Disk, pipa, helm, handphone, tv, kulkas, mesin, kendaraan, dan sebagainya. Di
sisi lain, plastik juga akan menghasilkan efek negatif berupa limbah plastik yang
sudah tak terpakai yang dapat membawa bencana bagi lingkungan termasuk
makhluk hidup di dalamnya.
Berbahayanya plastik terkait erat dengan sifatnya yang non-
biodegradable, yakni tak akan pernah bisa diuraikan oleh organisme pengurai di
alam. Plastik hanya menjadi potongan-potongan kecil di alam dan itupun
memerlukan proses yang sangat lama yang bisa mencapai 1000 tahun,
tergantung dari jenis dan kondisi plastiknya. Walaupun plastik menjadi sangat
kecil seperti partikel debu, tetap saja ia adalah plastik. Artinya, bahan plastik
akan selama-lamanya berada di alam, dan akan menimbulkan polusi lingkungan,
baik di darat, laut maupun udara.
Partikel-partikel plastik itu akan mempengaruhi lingkungan dan
kehidupan dalam banyak hal. Hewan-hewan, baik di darat maupun laut, bisa
memakan potongan kecil plastik itu secara tak sengaja yang menyebabkan
gangguan pencernaan dan bisa berujung pada kematian karena tubuh tak bisa
3

mengolahnya. Bahkan ketika hewan tadi mati, membusuk, dan terurai, plastik
yang tertimbun di tubuhnya akan kembali ke alam dan bisa dimakan oleh hewan
lainnya, dan begitu seterusnya siklus berulang kembali. Selain itu, plastik
(terutama kantong plastik) juga sulit hancur di tanah. Akibatnya, selama proses
penguraian ini, beragam zat kimia yang ada di dalam plastik akan mencemari
tanah. Buruknya, sampah ini juga tak bisa dibakar. Hasil pembakaran sampah
mengandung racun kimia berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit saluran
pernafasan dan kanker paru-paru.
Partikel-partikel plastik tentunya juga bisa masuk ke tubuh manusia, baik
melalui hewan, peralatan sehari-hari yang dipakai terutama untuk makan dan
minum, melalui air yang tercemar limbah plastik, ataupun melalui debu-debu di
udara. Hal yang menambah bahaya dari plastik adalah zat-zat kimia berbahaya
yang dikandungnya, yang ditambahkan selama proses pembuatan plastik, yang
bisa mengganggu kerja sistem tubuh dan bisa menyebabkan kanker. Proses
pembuatan plastik juga banyak melepaskan gas-gas beracun ke udara, baik yang
membahayakan kesehatan makhluk hidup maupun membahayakan atmosfer
bumi. Jadi bisa dibayangkan sendiri akibat yang ditimbulkan jika zat-zat kimia
berbahaya ini ikut masuk bersama partikel plastik ke dalam tubuh makhluk
hidup termasuk manusia.

Bioplastik
Setelah kita menyadari bahaya plastik bagi kehidupan di bumi, tentunya
diperlukan langkah-langkah nyata untuk menyelamatkan lingkungan hidup kita.
Salah satu solusinya adalah plastik daur ulang atau bioplastik (plastik
biodegradable). Bioplastik adalah benda yang berbentuk hampir menyerupai
plastik konvensional. Bioplastik ini memiliki manfaat dan kemudahan sama
seperti plastik namun lebih mudah diuraikan oleh bakteri pengurai dan dapat
terurai lebih cepat dari plastik biasa. Bioplastik hanya membutuhkan waktu
penguraian 100 sampai 120 hari saja, berbeda dengan plastik yang
membutuhkan waktu beratus-ratus bahkan berjuta-juta tahun. Alasan mengapa
bioplastik ini lebih mudah diuraikan oleh bakteri adalah karena bakteri-bakteri
pengurai itu telah mengenal benda-benda penyusun bioplastik ini. Benda yang
ramah lingkungan ini terdiri dari bahan pembuatan berupa biotik, seperti jagung,
singkong, ataupun mikrobiota. Berbeda dengan plastik yang sering kita gunakan
yang terbuat dari minyak bumi dan gas alam

1. Jenis
Menurut Pranamuda H tahun 2001 Jenis-jenis Bioplastik terbagi kedalam
beberapa bagian antaranya:
Plastik berbahan dasar amilum, disebut juga Plastarch, adalah bioplastik yang
paling luas digunakan, mendominasi 50% pasar bioplastik. Plastarch ini
terbuat dari amilum, yang dalam bentuk murni sering digunakan sebagai
kapsul obat. Amilum ditambahi dengan bahan fleksibiliser dan plastikeser
seperti sorbitol dan gliserin sehingga amilum menjadi bersifat termoplas
(lebur dan dapat dibentuk pada suhu tinggi, mengeras dan stabil pada suhu
sedang)
4

Plastik PLA (asam polilaktat) adalah plastik transparan yang diproduksi dari
gula tebu atau glukosa. Sifat plastik PLA ini mirip dengan plastik petrokimia
yang konvensinal, seperti PE dan PP, sehingga dapat diproduksi dengan alat-
alat pabrik plastik standar yang sudah ada. Plastik PLA umumnya digunakan
untuk membuat kantong pembungkus, botol minuman dan cangkir.
Poli-3-hidroksibutirat (PHB) adalah polyester yang dibuat dari amilum atau
glukosa yang dihasilakn oleh bakteri tertentu. Karakteristiknya serupa dengan
petroplastik polipropilene (PP). PHB memiliki titik lebur lebih dari 130
o
C
dan dapat terbiodegradasi tanpa sisa.
Genetically modified (GM), masih merupakan tantangan bagi industri
bioplastik. Salah satu percobaan adalah menggunakan jagung yang
dimodifikasi. GM bioplastik masih dalam tahap pengembangan.

2. Karakteristik

PLA adalah plastik yang terbuat dari tebu atau glukosa. Dalam hal
karakteristik, plastik ini bukan hanya menyerupai plastik petrokimia
konvinsional (seperti PE dan PP) tetapi juga dapat diproses dengan mudah,
meskipun lebih mahal, pada peralatan standar yang sudah ada untuk produksi
plastik konvensional.
Biopolimer poli-3-hidroksibutirat adalah poliester yang dihasilkan oleh
bakteri tertentu pengolah glukosa, pati jagung atau air limbah. Karakteristiknya
menyerupai petroplastik polipropilena. Material ini akan membentuk lapisan
transparan pada titik leleh melebihi 130 derajat celcius, dan dapat terurai tanpa
sisa. Sedangkan polihidroksialkanoat adalah poliester linier yang diproduksi di
alam dalam proses fermentasi gula atau lemak oleh bakteri. Poliester ini
diproduksi oleh bakteri untuk menyimpan karbon dan energi.

3. Aplikasi
Kemasan biodegradable memiliki aplikasi yang sangat luas, dari industri
medis, pertanian, makanan, hingga peralatan rumah tangga. Prinsip polimer
biodegradable sangat berarti terhadap lingkungan, yaitu selain memiliki
beberapa keuntungan dalam industri, ia juga berperan dalam menjaga
lingkungan dan mengurangi penggunaan sebagai tempat pembuangan akhir.
Berikut akan dipaparkan aplikasinya dalam beberapa industri, yaitu medis,
pertanian, dan makanan.
Di bidang medis dan farmasi, penggunaan polimer biodegradable dapat
dilihat dalam perangkat implan. Melalui teknologi ini, implan yang telah
ditanam akan dapat mengurai dengan sendirinya tanpa perlu pembedahan
untuk mengangkatnya. Hal ini tentu memberi kemudahan bagi pasien
maupun dokter. Keunggulan lainnya adalah, misal pada bagian tulang yang
telah patah yang telah disambung dengan implan stainless steel, tulang
belum mampu menahan beban karena selama masa penyembuhan beban
tubuh ditopang oleh stainless steel tersebut. Lain hal dengan penggunaan
polimer biodegradable, selama proses penyembuhan dan penguraian
polimer tersebut, tubuh akan dapat beradaptasi kembali untuk menahan
beban tubuh secara bertahap. Aplikasi lain yang taka sing bagi kita adalah
5

penggunaan kitin yang berperan sebagai pengantar / pengemas obat dalam
industri farmasi.
Dalam bidang pertanian, aplikasi kemasan biodegradable di antaranya
adalah pot yang dapat terdekomposisi menjadi CO
2
dan air sehingga
penanganan tanaman pun lebih mudah dan cepat. Lapisan / film mulch pun
hadir dalam industri pertanian yang memberi manfaat secara nutrisi serta
kemudahan dalam perawatan tanah. Mulch film tersebut juga dapat berperan
sebagai penangkal hama tanaman dengan menyisipkan beberapa sifat pada
polimernya (Smith 2005).
Aplikasi kemasan biodegradable dalam industri makanan sangat terlihat
jelas pada perusahaan-perusahaan besar yang telah menerapkan konsep eco-
friendly, yaitu pada kemasan makanan dan minuman, maupun peralatan
makannya, menggantikan bahan sebelumnya yaitu styrofoam.

Produksi Bioplastik
1. Bahan
Untuk membuat bioplastik tidaklah rumit hanya membutuhkan empat
bahan pokok saja dan proses pembuatannya juga mudah. Jika ingin mencoba
membuat bioplastik, bahan yang digunakan yakni tepung kanji, tepung singkong,
atau tepung kentang yang dapat kita beli di pasar, air, gliserin, dan gelatin.

2. Proses
Mekanisme pembuatan bioplastik berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan yaitu, pati (dapat dihasilkan dari penghalusan dedak) sebagai bahan
baku utama dan biopolimer (gelatin) diukur masanya sesuai dengan kebutuhan.
Kemudian pati dan gelatin yang telah diukur dicampurkan dengan akuades di
wadah anti panas yang berbeda. Volume larutan gelatin sebesar 10% dari
volume larutan pati. Volume gliserol pun diukur sebesar 1% dari volume larutan
pati. Letakkan wadah berisi larutan gelatin pada kompor hingga mencapai suhu
95C. setelah itu masukkan larutan gelatin dan diaduk selama 25 menit.
Kemudian masukkan larutan gliserol dan aduk sampai homogen. Setelah larutan
telah homogen keluarkan wadah dari kompor kemudian dinginkan sebelum
dicetak. Tuang larutan ke dalam cetakan. Cetakan dimasukkan ke dalam oven
sampai mencapai suhu 60C selama 24 jam. Setelah dikeringkan dalam oven,
lepaskan plastik dari cetakannya.(Anonim 2005)
Pembuatan plastik di atas dengan bahan baku pati dengan gelatin dan
gliserol didapatkan hasil plastik berwarna transparan, terdapat pori (rongga) dan
elastis. Struktur bioplastik yang menggunakan gelatin memiliki banyak pori
(rongga) dibandingkan dengan struktur bioplastik yang tidak menggunakan
gelatin. Rongga pada bioplastik ini mudah terisi air sehingga menyebabkan
bioplastik dengan formula ini paling banyak menyerap air dibandingkan dengan
bioplastik dengan formula lainnya. Sedangkan struktur bioplastik yang tidak
menggunakan gelatin terlihat lebih rapat (dense), hal ini yang menyebabkan
6

bioplastik dengan formulasi ini memiliki persen perpanjangan yang bagus,
namun kurang dalam penyerapan air.
Oleh karena gelatin berbahan keras dan kaku diperlukan penambahan
plasticizer gliserol. Dengan penambahan gliserol, dapat membuat struktur
plastik lebih fleksibel, licin, dan elastis. Sehingga didapatkanlah plastik yang
bersifat transparan, elastis, hidrofilik (sifat suka air), dan mudah terurai yang
dinamakan sifat mekanik plastik. Sifat mekanik plastik dipengaruhi oleh
besarnya jumlah kandungan komponen-komponen penyusun film plastik
(lembaran tipis plastik) yang dalam hal ini ialah pati, gelatin serta gliserol.
Film plastik dari campuran pati dan gelatin agar dapat digunakan sebagai
plastik kemasan harus memenuhi standar sifat mekanik tertentu. Umumnya
plastik kemasan komersil yang digunakan adalah polietilen. Plastik berbahan
pati harus memiliki kesamaan sifat mekanik untuk dapat menggantikan
polietilen sebagai polimer sintetik. (Adam dan Clark 2009)

3. Produk



Life Cycle Analysis (LCA)

Selain terkait masalah biaya dan teknologi, sebenarnya hal yang perlu
ditekankan adalah rantai atau siklus dari sampah kemasan itu sendiri. Pada
gambar 1 yaitu siklus hidup plastik biodegradable, bioplastik yang telah dipakai
dan mengalami proses pembuangan, akan terurai kembali menjadi
microfragment dalam 1-2 tahun dan kembali ke alam sebagai air, biomassa dan
karbon dioksida. Sedangkan untuk plastik konvensional (gambar 2), plastik yang
telah terpakai membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai sebagian
sehingga recycling adalah cara paling baik selain hanya ditampung di tempat
pembuangan akhir. Jika diperhatikan, penggunaan kemasan nondegradable
(plastik konvensional) dari segi harga pembeliannya memang murah. Namun,
jika kemudian ditinjau lebih lanjut dalam segi perawatan, daur ulang,
transportasi sampah, dan sebagainya, serta kebutuhan tempat penyimpanan
sampah beserta perawatannya, hingga lebih jauh lagi polusi yang
ditimbulkannya baik untuk lingkungan dan keberlangsungan makhluk hidup,
maka kita dapat menyimpulkan bahwa penggunaan kemasan biodegradable
lebih menguntungkan. (Ventura 2013).
Paradigma inilah yang sebenarnya perlu ditekankan pada masyarakat
yang selama ini hanya memandang keuntungan jangka pendek. Untuk itu,
kegiatan sosialisasi dan penyuluhan pun tak lepas dari hal tersebut, dan tentunya
dukungan pemerintah pun dapat memberi peranan yang besar dalam mendukung
sosialisasi tersebut. Hal ini merujuk pada konsep analisis life cycle lingkungan
itu sendiri. Melalui pengangkatan isu tersebut, kemasan biodegradable dapat
menjadi lebih kompetitif terhadap kemasan konvensional.
7

III. PENUTUP

Kesimpulan

Dalam perkembangan prospek penggunaan plastik biodegradable yang
cukup relevan, plastik yang berbahan dasar tepung ini dapat didegradasi oleh bakteri
Pseudomonas sp.dan Bacillus sp. dengan cara memutuskan rantai polimer menjadi
monomer-monomernya.
Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak
atau sebagai pupuk kompos. Oleh karena itu, plastik biodegradable sebagai solusi
permasalahan lingkungan yang berbahan dasar tetap dari alam yang mudah didapat
dan diperbaharui sangat dibutuhkan untuk mengganti plastik konvensional yang
cenderung dibuat dari minyak bumi, gas alam, petroleum dan batu bara yang
semakin sedikit jumlahnya dan tidak dapat terbaharukan.
Namun, di Indonesia faktor teknologilah yang kemudian menghambat
perkembangannya. Teknologi memegang peranan yang sangat penting dalam konsep
biodegradable ini karena kita harus mampu memanfaatkan bioengineering sehingga
perlu kerja sama yang baik antar pihak di dalamnya. Dengan beralihnya masyarakat
ke plastik biodegradable, pemasalahan lingkungan dapat teratasi, kesehatan manusia
terjamin dan kelestarian alam terjaga.

Saran

Sebagai civitas akademika yang sadar akan kondisi lingkungan global yang
kritis, sebaiknya kita harus mulai mendukung penggunaan bahan kemasan yang
bersifat biodegradable. Selain itu, perlu dilakukan berbagai riset mengenai kemasan
biodegradable sehingga dapat semakin mengembangkan kemasan biodegradable
yang mudah didapat dan murah harganya. Diperlukan juga perhatian pemerintah
dalam menekankan isu global ini serta dalam mendukung penelitian terkait
pengembangan kemasan biodegradable agar lingkungan kita dapat menjadi tempat
tinggal yang kondusif bagi makhluk hidup. Kita pun dapat berperan dalam
mendukung program ini dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) terhadap
kemasan yang tak dapat terdegradasi secara biologis.








8

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2005. Resin Sintetik Terbarukan dan Dapat Terdegradasi Secara
Alami.[terhubung berkala].http://www.chem-is-try.org (24 februari 2014)
[Anonim]. 2013. Strategi Pemasaran Online. [terhubung berkala]
http://www.roketseo.co.id/strategi-pemasaran-online.html (21 Desember
2013)
Adam S dan Clark D. 2009. Bioplastik yang Ramah Lingkungan. Bandung: Dunia
Tani.
Jati YP. 2006. Analisis Nilai Tabel dan Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Arabika
Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang. Skripsi.
Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kotler, Philip dan Armstrong. 2000. Manajemen Pemasaran Terjemahan. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Patria F. 2005. Strategi Pengembangan Bisnis di PT Supra Sari Pratama Bogor.
Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Pranamuda H. 2001. Plastik Biodegradable. Jakarta: Balai Pustaka
Smith R. 2005. Biodegradable Polymers for Industrial Applications. Boca Raton,
Florida (US) : CRC Press.
Ventura S. 2013. Penggunaan Kemasan Biodegradable dalam Perspektif
Lingkungan dan Ekonomi Masyarakat Modern. Bogor : IPB.














9

LAMPIRAN

Daftar Gambar

Gambar 1


Gambar 2

10


Gambar 3. Pembuatan Bioplastik Sederhana

Anda mungkin juga menyukai