Anda di halaman 1dari 7

Tugas Etika Profesi - Pelanggaran Etika Profesi

Andika Handriyanto
1110091000031
20 Perusahaan Kena Razia Software
Bajakan
Rachmatunisa - detikinet
Kamis, 09/05/2013 13:11 WIB
Jakarta - Aparat kepolisian kian gencar meningkatkan upaya penegakan hukum sekaligus
mempromosikan penggunaan software berlisensi untuk perusahaan. Penegakan hukum dilakukan bekerja
sama dengan BSAThe Software Alliance.
Menurut studi yang diterbitkan BSA-IDC tentang software bajakan, tingkat pembajakan di Indonesia
pada tahun 2011 mencapai 86%. Ini mempunyai nilai komersial setara USD 1,4 miliar.
Baru-baru ini, penegakan hukum dilakukan di kawasan industri di wilayah Subang, Bogor dan
Cikarang. Pada Maret 2013, BSA berhasil menertibkan sekitar 20 perusahaan, memeriksa lebih dari 400
perangkat komputer dan menyita software tidak berlisensi senilai USD 177.018 atau sekitar Rp 1,7 miliar
yang dimiliki Adobe, Autodesk, Microsoft, dan Symantec.
Dalam keterangannya, Kamis (9/5/2013), BSA menyebutkan, perusahaan-perusahaan yang
menggunakan perangkat lunak tersebut tercatat bergerak di bidang industri garmen dan tekstil, suku cadang
otomotif, kimia, percetakan dan industri pakan ternak.
"Sebagai daerah industri yang berkembang, Subang menyadari bahwa hal pertama yang harus
dilakukan untuk membangun produk bereputasi baik, adalah dengan mematuhi peraturan," ujar AKBP
Chiko Ardiwiatto, Kapolres Subang.
Dikatakannya, bagi perusahaan, menggunakan software berlisensi akan memberikan keuntungan serta
meningkatkan produktivitas serta keamanan pada jaringan komputer dan data.
Sementara itu, Zain Adnan Kepala Perwakilan BSA di Indonesia menyebutkan, pembajakan software
adalah sebuah masalah serius yang tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara, namun
juga merugikan industri perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menciptakan lapangan kerja baru,
atau diinvestasikan kembali dalam bentuk riset dan pengembangan.
"Banyak pelaku bisnis yang kurang memahami pentingnya menggunakan software berlisensi,
sehingga menempatkan bisnis mereka dalam risiko hukum dan mempertaruhkan kualitas produknya,"
ujarnya.
Ironisnya, banyak juga pelaku bisnis yang secara terbuka menggunakan software tidak berlisensi.
Alasannya, menekan harga dianggap lebih penting dibandingkan terkena sanksi hukum.
(rns/rns) Sumber: http://bit.ly/1pUKamo
Analisa kasus:
Tingkat pembajakan di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 86%. Berdasarkan data
tersebut, sebanyak 204.371.260 jiwa penduduk di Indonesia dari sekitar 237.641.000 jiwa
penduduk adalah pengguna perangkat lunak (software) bajakan (bps.go.id). Hal tersebut
sangat disayangkan, karena Indonesia merupakan penduduk muslim terbanyak di dunia
(www.mapsofworld).
Berdasarkan razia yang dilakukan oleh BSA (Business Software Alliance) pada Maret
2013, sebanyak lebih dari 400 perangkat komputer dari 20 perusahaan memakai
perangkat lunak tidak berlisensi (bajakan) senilai USD 177.018 atau sekitar Rp 1,7 miliar.
Jenis perangkat lunak yang dibajak antara lain adalah produk Adobe, Autodesk, Microsoft,
dan Symantec.
Pembajakan software merupakan salah satu masalah serius yang tidak hanya
menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara, namun juga merugikan industri
perangkat lunak karena industri tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru dan
mengembangkan perangkat lunak tersebut Berdasarkan penelitian dari BSA I The
Software Alliance dan INSEAD (salah satu sekolah bisnis terkemuka di dunia)
menemukan bahwa 1% peningkatan pemakaian perangkat lunak berlisensi akan
memberikan penambahan US$399 juta terhadap perekonomian Indonesia. Dengan
demikian, penggunaan software bajakan dapat mengurangi perekonomian negara.
Analisa Pelanggaran, berdasarkan:
1. Kode Etik
a) Pembajakan merupakan pelanggaran kode etik ke-9 dan ke-10 dari 10 kode etik profesi
seorang Technical Engineer dari IEEE
to avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false or
malicious action
Berupaya menghindari kecelakaan pada orang lain, milik, reputasi, atau pekerjaan
dengan tindakan salah atau maksud jahat
to assist colleagues and co-workers in their professional development and to
support them in following this code of ethics.
Membatu rekan sejawat dan rekan sekerja dalam pengembangan profesi
mereka dan mendukung mereka dalam mengikuti kode etik ini
b) Selain itu, pembajakan merupakan pelanggaran kode etik dari Kode Etik
Ilmuwan Indonesia (RISTEK), diantara poinnya adalah:
a) Setiap ilmuwan Indonesia wajib menghargai hasil, namun harus tanggap
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ilmuwan lain.
b) Setiap ilmuwan Indonesia wajib saling membantu dalam menggali,
mengembangkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai
bidang yang ditekuni atau diminatinya.
c) Setiap ilmuwan Indonesia hendaknya tidak menghalangi atau menghambat
upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh
ilmuwan lainnya.
2. Hukum
Secara hukum, pembajakan merupakan hal yang melanggar hukum UU No. 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta:
a) Pasal 1 angka 1 UU Hak Cipta.
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut
perundang-undangan yang berlaku.
b) Pasal 1 angka 3 UU Hak Cipta.
Ciptaan sendiri adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra.
c) Pasal 12 ayat (1) UU Hak Cipta. diatur bahwa yang dilindungi oleh UU Hak
Cipta ini adalah Ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang
mencakup:
a) Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis
yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b) Ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
c) Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
d) Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e) Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f) Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni luki, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
g) Arsitektur;
h) Peta;
i) Seni batik;
j) Otografi;
k) Sinematografi;
l) Terjemahan, tafsiran, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain
dari hasil pengalihwujudan.
d) Pasal 72 ayat (3) UU Hak Cipta.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak
penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
3. Agama
Secara umum, Islam telah melarang pembajakan di dalam al-Quran surat
An-Nisaa: 29

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kami saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil..
Imam Ibnu Katsir v di dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat ini
bahwa Allah l melarang hamba-hamba-Nya yang beriman memakan harta sebagian
dari mereka atas sebagian yang lain dengan cara yang bathil, yakni melalui usaha
yang tidak diakui oleh syariat, seperti dengan cara riba dan judi serta cara-cara
lainnya yang termasuk ke dalam kategori tersebut dengan menggunakan berbagai
macam tipuan dan pengelabuan.
Qotadah v juga mengatakan di dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa ungkapan ini
merupakan bentuk istisna munqoti. Seakan-akan dikatakan, Janganlah kalian
menjalankan usaha yang menyebabkan perbuatan yang diharamkan, tetapi
berniagalah menurut peraturan yang diakui oleh syariat, yaitu perniagaan yang
dilakukan suka sama suka di antara pihal pembeli dan pihal penjual, dan carilah
keuntungan dengan cara yang diakui oleh syariat.
Nabi n juga melarang akan perbuatan tersebut, sebagaimana dalam sabdanya:

Artinya: Barangsiapa yang lebih dulu pada suatu hal yang mubah, maka dialah
yang paling berhak terhadapnya
juga sabda beliau yang lainnya:

Artinya: Kaum muslimin itu berpegang pada persyaratan mereka (HR. Bukhori)
Hal tersebut menjelaskan bahwa manusia yang paling menyempurnakan janji
dan tanggung jawab adalah kaum muslimin.
Tidakkah kita ingat bahwasanya Nabi n bersabda dari sahabat Abu Huroiroh
a:

Artinya: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu thoyyib (baik). Allah
tidak akan menerima sesuatu melainkan dari yang thoyyib (baik). (HR. Muslim no.
1015)
Ibnu Rajab dalam kitab Jaamiul Ulum wal Hikam (1: 260) berkata, Dalam
hadits ( ) Allah tidaklah menerima selain dari yang halal
terdapat isyarat bahwa amal tidaklah diterima kecuali dengan memakan yang halal.
Sedangkan memakan yang haram dapat merusak amal dan membuatnya tidak
diterima.
Dijelaskan pula oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr dalam kitab
Fat-hul Qawiyyil Matin fi Syarhil Arba'in wa Tatimmatil Khamsin bahwa (
) Allah tidaklah menerima selain dari yang halal menunjukkan bahwa
di antara nama-nama Allah l adalah Ath-Thayyib (Yang Mahabaik/ Mahasuci dari
kekurangan). Dan Allah l hanya akan menerima amalan yang baik saja. Dan
amalan ini umum, mencakup segala bentuk perbuatan. Demikian pula penghasilan.
Maka, janganlah seseorang beramal kecuali amalan yang baik. Dan janganlah
seseorang berpenghasilan kecuali berpenghasilan yang baik. Serta janganlah
seseorang memberi kecuali dengan pemberian yang baik.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya sebagai muslim yang baik untuk
memperhatikan teknologi (hardware/ software) yang kita gunakan, apakah teknologi
tersebut boleh (halal) digunakan ataukah teknologi tersebut tidak boleh (haram) kita
gunakan. Terlebih jika teknologi tersebut kita gunakan dalam mencari nafkah, sebab
jika yang dikonsumsi adalah yang halal, maka amalan tersebut diterima. Jika yang
dikonsumsi adalah yang haram, maka bagaimana bisa diterima? Karenanya, Nabi n
dalam hadits Abu Hurairah a menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah
menempuh perjalanan jauh, sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu
mengangkat tangannya ke langit seraya berdoa:

Artinya: 'Wahai Rabbku, wahai Rabbku.' Padahal, makanannya dari barang
yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi
makan dari yang haram, maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan
doanya? (HR. Muslim no. 1015)
Referensi:
Al-Quranul Kariim
Fat-hul Qawiyyil Matin fi Syarhil Arba'in wa Tatimmatil Khamsin
Jaamiul Ulum wal Hikam
Shohih Bukhori
Shohih Muslim
Tafsir Ibnu Katsir
http://ww2.bsa.org/country/News%20and%20Events/News%20Archives/global/0515201
3-SoftwareValueStudy.aspx
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4be36bc2145c3/hak-cipta-software
http://www.ieee.org/about/ethics_code.html
http://inet.detik.com/read/2013/05/09/131132/2241857/399/20-perusahaan-kena-razia-sof
tware-bajakan
http://www.mapsofworld.com/world-top-ten/world-top-ten-countries-with-largest-muslim
-populations-map.html

Anda mungkin juga menyukai