Anda di halaman 1dari 9

TEORI PEMBANGUNAN NEGARA DUNIA 3

TUGAS INDIVIDU

Diajukan Sebagai Salah Sat u Syarat Untuk Menyel esaikan Tugas
Mat a Kuli ah Pemasaran Agribisnis pada Semester Gasal
Tahun Akademik 2013/2014



Disusun Oleh:
Wajihul Abror
111510601044



Dosen Pengampu:
Ebban Bagus Kuntadi, SP, M.Sc


PROGRAM STUDI AGRI BI SNI S
FAKULTAS PERTANI AN
UNIVERSITAS JEMBER
2014

PASAR OLIGOPOLI

Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyakat, baik
masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada
di kalangan kelas atas. Pasar juga merupakan proses hubungan timbal antara
penjual dan pembeli untuk mencapai kesepakatan harga dan jumlah suatu
barang/jasa yang diperjualbelikan. Semua unsur yang berkaitan dengan hal
ekonomi berada di pasar oligpoli mulai dari unsur produksi, distribusi, ataupun
unsur konsumsi.
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya setiap
perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan
permainan pasar, dimana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari
tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan
produk baru, perubahan harga dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk
menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil
perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi
lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk
tidak dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak
terdiferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan, misalnya
baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan output dari
perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut berarti
bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan
bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam
masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan
itu.
Istilah Oligopoli berasal dari bahasa Yunani, yaitu: Oligos Polein yang
berarti: yang menjual sedikit. Hal ini disebabkan karena jumlah penjual dalam
jenis pasar Oligopoli memang tidak terlalu banyak. Paling tidak terdapat antara
10-15 penjual. Bahkan ada yang benar-benar hanya terdiri dari 2 penjual yang
disebut dengan pasar duopoli. Melihat sedikitnya jumlah penjual pada pasar
Oligopoli, persaingan yang terjadi di dalamnya sangatlah ketat. Sebuah
perusahaan dalam pasar oligopoli akan langsung melakukan reaksi bila
perusahaan pesaingnya melakukan tindakan yang mempengaruhi pasar.
Istilah perang harga barangkali merupakan suatu hal yang biasa pada pasar
oligopoli ini. Adanya resiko yang cukup besar bila melakukan perang harga
membuat beberaa perusahaan memutuskan untuk melakukan kerjasama dalam
penentuan harga. Sikap cooperatif dalam menentukan harga ini akhirnya
menggiring persaingan diantara mereka dalam bentuk lain, yaitu persaingan non
harga (non price competition). Inilah yang mendasari dibedakannya bentuk pasar
Oligopoli menjadi Oligopoli ketat dan Ologopoli longgar.
Dari sejumlah keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
bentuk pasar Oligopoli adalah sebagai berikut:
1. Hanya terdapat sedikit penjual di pasar. Sehingga keputusan seorang penjual
akan mempengaruhi penjual yang lain. Efek reaksi tersebut pada gilirannya
akan menimbulkan reaksi balasan bagi pesaing pesaingnya. Secara teoristis
sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di dalam pasar, agar
dapat dikatakan oligopoli. Namun untuk dasar analisis biasanya jumlah
perusahaan diasumsikan kurang dari sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya
terdapat dua perusahaan (duopoli).
2. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogen or Diferentiated Product).
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoli merupakan peralihan
antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang
dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam mencapai kondisi
optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna perusahaan
mengatur jumlah output (output strategy) untuk meningkatkan laba, dalam
pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu mengendalikan harga dan
output, maka dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar perusahaan adalah
persaingan harga (pricing strategy) dan non harga (non pricing strategy).
3. Pengambilan Keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence
Decisions). Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah
output akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing
firms) maupun yang masih di luar industri (potensial firms). Karenanya guna
menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah
ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting prices) yang
membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat
maksimum.
4. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition). Dalam upayanya mencapai
kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaing dalam harga, namun juga
non harga. Adapun bentuk-bentuk kompetisi non harga antara lain dapat
berupa sebagai berikut :
1) Pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan informasi
2) Membentuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek
3) Mempengaruhi perilaku konsumen
Gambar 1. Kurva permintaan terpatah (Kinked Demand Curve) dalam oligopoli
Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka
permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2 maka permintaan akan bertambah
ke B1.
Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun.
Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan C. Menaikkan harga ke P3 permintaan
P3
P0
P1
P2
Harga
0 Q0
Jumlah
Barang
D1 D2
A1
A
E
C
C1
B
B1
ada di titik A1 karena reaksi perusahaan merubah harga maka kurva permintaan
menjadi D1ED2.
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah
pasar suatu perusahaan sangat kecil. Misalnya, industri pompa bensin. Dalam
industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing di
dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang
sedikit inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam
masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk
khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang mengahasilkan suatu produk
tertentu.
Untuk sederhananya, anggap bahwa produk tersebut hoogen dan para
pembeli memilih produk di antara kedua perusahaan tersebut semata-mata
berdasarkan harganya. Anggap pula bahwa kedua perusahaan tersebut
menetapkan harga yang sama dan masing-masing mempunyai pangsa (share)
pasar yang sama. Sekarang misalkan perusahaan A berusaha untuk meningkatkan
penjualannya dengan cara menurunan harganya, maka semua pembeli akan
membeli produk perusahaan A tersebut dan perusahaan B akan kehilangan pangsa
pasar yang cukup besar. Untuk mempertahankan para pembelinya, maka
perusahaan B akan bereaksi dengan cara menurunkan harganya pula. Maka tidak
ada satu perusahaan pun yang bisa bertindak secara bebas. Tindakan yang diambil
suatu perusahaan pasti akan menimbulkan reaksi perusahaan lainnya.
Penentuan Harga/Output Dalam Pasar Oligopoli













Gambar 2. Kurva permintaan sebelum ada reaksi
D1
D2
Q1 Q3 Q2
Q/t
P2
P1
Harga (Rp/unit)
Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam gambar
2 Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar Q
1
unit dan menjualnya
dengan harga P
1
. Kurva permintaan D
1
yang berlaku di sini, dengan mengasumsikan
harga-harga yang ditetapkan oleh perusahaan-perusahaan lain tidak berubah. Dengan
asumsi tersebut, penurunan harga dari P
1
menjadi P
2
akan meningkatkan permintaan
menjadi Q
2
. Sekarang anggap bahwa hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang
beroperasi di pasar dan masing-masing mempunyai pangsa pasar yang cukup besar
terhadap penjualan total. Oleh karena itu, jika suatu perusahaan menurunkan
harganya dan memperoleh kenaikan volume penjualan yang cukup tinggi, maka
perusahaan-perusahaan lainnya akan kehilangan sebagian besar volume usaha
mereka. Kemudian, setelah perusahaan-perusahaan tersebut mengetahui mengapa
penjualan mereka turun, maka mereka akan bereaksi dengan menurunkan harga
produk mereka sendiri. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva
permintaan kedua D
2
yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari
Q
2
menjadi Q
3
pada tingkat harga P
2
. Kurva yang baru sama tidak stabilnya dengan
kurva mula-mula, oleh karena itu pengetahuan akan bentuk kurva tersebut tidak
berguna bagi perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang D
2
, maka
perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan
tersebut berpindah ke kurva lainnya.












Gambar 3. Kurva permintaan setelah ada reaksi
Pergeseran kurva permintaan tidak akan menimbulkan kesulitan yang berarti
dalam pembuatan keputusan tentang harga/output jika perusahaan A mengetahui
secara pasti bagaimana perusahaan saingannya terhadap perubahan-perubahan harga.
D1
D2
Q1 Q3 Q2
Q/t
P2
P1
Harga (Rp/unit)
Q3
Reaksi-reaksi tersebut hanya akan mempengaruhi hubungan harga/permintaan dan
sebuah kurva permintaan yang baru bisa dibentuk untuk memasukkan interaksi-
interaksi di antara perusahaan-perusahaan. Kurva D
3
dalam gambar 3 merupakan
sebuah kurva reaksi, ia menunjukkan bagaimana penurunan harga akan
mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan
diperhitungkan. Namun demikian, permasalahan dalam pendekatan ini terletak pada
kenyataan bahwa ada banyak teori yang berbeda tentang perilaku antar perusahaan
dan mesin-mesin teori yang menghasilkan model penentuan harga yang berbeda
sehingga akan menghasilkan aturan-aturan pengambilan keputusan yang berbeda
pula.
Ada dua faktor penting yang menyebabkan terbentuknya pasar oligopoli
yaitu sebagai berikut :
a. Efisiensi Skala Besar
Dalam dunia nyata, perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri
mobil, semen, kertas, pupuk dan peralatan mesin umumnya berstruktur oligopoli.
Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses produksi
menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai bila output
diproduksi dalam skala sangat besar.
b. Kompleksitas Manajemen
Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna,
monopoli, dan persaingan monopolistik), struktur pasar oligopoli ditandai dengan
kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat memperhitungkan
setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang merugikan dari perusahaan
pesaing. Karena itu dalam industri oligopoli, kemampuan keuangan yang besar
saja tidak cukup sebagai modal untuk bertahan dalam industri. Perusahaan juga
harus memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik agar mampu bertahan
dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks. Tidak banyak
perusahaan yang memiliki kemampuan tersebut, sehingga dalam pasar oligopoli
akhirnya hanya terdapat sedikit produsen.
Pada pasar oligopoly terdapat kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan
pasar oligopoi adalah:
1. Adanya efisiensi dalam menjalankan kegiatan produksi
2. Persaingan di antara perusahaan akan memberikan keuntungan bagi konsumen
dalam hal harga dan kualitas barang.
Sedangkan kelamhan dari pasar Oligopoli adalah :
1. Dibutuhkan investasi dan modal yang besar untuk memasuki pasar, karena
adanya skala ekonomis yang telah diciptakan perusahaan sehingga sulit bagi
pesaing baru untuk masuk ke dalam pasar.
2. Apabila terdapat perusahaan yang memiliki hak paten atas sebuah produk,
maka tidak memungkinkan bagi perusahaan lain untuk memproduksi barang
sejenis.
3. Perusahaan yang telah memiliki pelanggan setia akan menyulitkan perusahaan
lain untuk menyainginya
Sebagaimana kita ketahui oligopoli dapat didefinisikan sebagai suatu
bentuk pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual dan produk yang dijual
bisa sama persis atau bisa dibedakan menurut ciri khasnya. Sedangkan contoh
pasar oligopoli dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat dalam masyarakat
Indonesia.
Beberapa contoh perusahaan/produsen yang berada pada pasar oligopoli
antara lain pada produk/barang seperti pada industri semen, misalnya pemainnya
ada Semen Gresik, Semen Holcim, Semen Indocement dan ada Semen Cibinong.
Pada industri sepeda motor, misalnya ada Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki,
Vespa, Sanex, Tossa dan lainnya. Pada produk elektronik kita melihat ada Sony,
Toshiba, National, Samsung dan lain-lain. Sedangkan pada produk jasa misalnya
pada industri jasa penerbangan di Indonesia, ada Garuda, Merpati, Pelita, Bouroq,
Mandala, Lion, Adam Air dan lainnya. Pada industri jasa penerbangan yang
terjadi saat ini para oligopolis cenderung bersaing dalam hal harga (price
competition). Dapat dilihat pada maskapai penerbangan dimana saling
memberikan harga-haraga yang dapat meminat konsumen melalui promosi-
promosi yang gencar dilakukan oleh maskapai penerbangan.


DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Tato. 2012. Analisis Sosial Ekonomi Pertambangan Pasir Di Desa
Wonosobo Kecamatan Srono Kabupaten Banyuwangi. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Jember

Huda, M. Faatihul. 2011. Analisis Pasar Oligopoli Gula Domestik Pada Aspek
Fluktuasi Harga. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri

Indah. 2012. Struktur Pasar. [serial Online].
http://indah11108009.wordpress.com/2010/04/08/struktur-pasar/.
Diakses pada tanggal 22 April 2014

Yaness. 2012. Pasar Oligopoli. [serial online]. http://yanesscihuy.
wordpress.com/2012/03/15/pasar-oligopoli/. Diakses pada tanggal 22
April 2014

Anda mungkin juga menyukai