Anda di halaman 1dari 7

Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit

menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam
uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa
menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada
wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul
sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
Gonorhea merupakan penyakit infeksi yang menyerang lapisan epitel (lapisan paling atas dari
suatu jaringan). Bila tidak diobati, infeksi ini akan menyebar ke jaringan yang lebih dalam.
[1]

Biasanya membentuk koloni di daerah mukosa, orofaring, dan anogenital.
[2]





Gejala
Pada pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya
berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika
berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita, gejala awal biasanya timbul
dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit tersebut hanya setelah pasangan
hubungan seksualnya tertular. Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa
penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih, nyeri ketika
berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam. Infeksi dapat menyerang leher rahim,
rahim, saluran telur, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang
dalam ketika berhubungan seksual.
Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (seks anal) dapat
menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya
dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya
terbungkus oleh lendir dan nanah.
Hubungan seksual melalui mulut seks oral dengan seorang penderita gonore biasanya akan
menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal). Umumnya, infeksi tersebut tidak
menimbulkan gejala, namun kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan
untuk menelan.
Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar
(konjungtivitis gonore). Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya selama
proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya
keluar nanah. Jika infeksi itu tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.
Gonore (GO) atau kencing nanah:
Penyakit Menular Seksual Yang Paling Sering Terjadi

Gonore (GO) adalah penyakit Menular Seksual yang paling sering terjdi dan paling
mudah terjadi. Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan secara
langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontak seks. Namun penyakit gonore ini
dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman patogen
tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat
suntik yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering
ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali.
Namun, beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah
menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang
melalui transportasi udara.
Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan keamanan kontak seks
dengan menggunakan upaya pencegahan. Salah satu di antara PMS ini adalah penyakit gonore
yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi selaput lendir saluran
kencing, leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir Gonore adalah PMS yang
paling sering ditemukan dan paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama awam penyakit
kelamin ini adalah kencing nanah. Masa inkubasi 3-5 hari.
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang
menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum dan tenggorokan atau bagian putih mata
(konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan
persendian.
Pada wanita, gonore bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi.
Kuman : Neisseria gonorrhoea
Perantara : manusia
tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, mulut
cara penularan : kontak seksua langsung
tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
yang bisa terkena : orang yang berhubungan seks tak amaN
TANDA DAN GEJALA
Pada pria
gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi.
Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yang beberapa jam kemudian
diikuti oleh nyeri ketika berkemih dan keluarnya nanah dari penis.
Penderita pria biasanya mengeluhkan sakit pada waktu kencing. Dari mulut saluran
kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah beberapa hari keluarnya
nanah hanya pada pagi hari, sedikit dan encer serta rasa nyeri berkurang. Bila penyakit ini
tidak diobati dapat timbul komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin.
Penderita sering berkemih dan merasakan desakan untuk berkemih, yang semakin
memburuk ketika penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas.
Lubang penis tampak merah dan membengkak.

KOMPLIKASI
Bartolinitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan
karena nyeri.
Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke rongga perut menyebabkan
radang di perut dan usus.
Selain itu baik pada wanita atau pria dapat terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke
sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain.
Pada ibu hamil, bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak
cepat ditangani dapat menyebabkan kebutaan
Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak dan
sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.
Infeksi melalui aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit,
demam, rasa tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya
(sindroma artritis-dermatitis).
Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri
yang menyerupai kelainan kandung empedu.
Komplikasi yang terjadi bisa diatasi dan jarang berakibat fatal, tetapi masa penyembuhan untuk artritis atau
endokarditis berlangsung lambat.
Bartolinitis


Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan
pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada
kelamin yang memerah.
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Kuman yang menyebabkan infeksi pada bartolin ini bisa
bermacam-macam, termasul gonore. Kuman lain adalah chlamydia, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas
vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Kuman dalam vagina bisa
menginfeksi salah satu kelenjar bartolin hingga tersumbat dan membengkak. Jika tak ada
infeksi, tak akan menimbulkan keluhan.
Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan.
Jika terus berlanjut, diperlukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang
membengkak. Tak perlu khawatir vagina akan kering setelah pengangkatan, karena pada
dasarnya yang diangkat hanya salah satu penghasil pelumas.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah,
dimana ditemukan bakteri penyebab gonore.
Jika pada pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan
pembiakan di laboratorium.
Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum, diambil contoh dari daerah
ini dan dibuat biakan.
PENGOBATAN
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1
minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
Cefixime (Suprax) Dosing Interactions Contraindications Precautions Dewasa 400
mg PO once for uncomplicated genitourinary or rectal infection Anak <45 kg: 8
mg/kg PO once; not to exceed 400 mg >45 kg: Administer as in adults
Coadministration of aminoglycosides increase nephrotoxicity; probenecid may
increase effects of cefixime
Ceftriaxone (Rocephin) Dosing Interactions Contraindications Precautions Dewasa
125-250 mg IM once; 125 mg if uncomplicated genitourinary, rectal, or pharyngeal
infection; 250 mg for PID 1 g IV/IM q24h for DGI 1-2 g IV q12h for gonococcal
meningitis or endocarditis 1 g IM once for gonococcal conjunctivitis; consider single
saline lavage as well Anak 25-50 mg/kg IV/IM as single dose for conjunctival
infection (maximum 125 mg) 25-50 mg/kg/d IV/IM for 7 d for scalp abscess, sepsis,
arthritis 25-50 mg/kg/d IV/IM for 10-14 d for suspected or known meningitis 125
mg IM once for children <45 kg with uncomplicated urethritis, cervicitis,
pharyngitis, or rectal infection >45 kg: Administer as in adults
Spectinomycin (Trobicin) Dewasa 2 g IM once Pediatric 40 mg/kg IM once
Dosing Interactions Contraindications Precautions
Silver nitrate Dosing Interactions Contraindications Precautions Dewasa Not used
for this indication Anak 2 gtt OU into conjunctival sac once immediately after birth
(no later than 1 h after delivery)
Erythromycin (Erygel) Dosing Interactions Contraindications Precautions Dewasa
Not used for this indication Anak0.5-inch (1.25 cm) ribbon OU into conjunctival sac
once immediately after birth (no later than 1 h after delivery)
Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah,
infus).




Gonore pada mata bayi
Daftar Pustaka
Centers for Disease Control and Prevention. Sexually Transmitted Diseases
Surveillance, 2007. Last updated January 2009. Available at
http://www.cdc.gov/std/stats07/gonorrhea.htm. Accessed November 12, 2009.
[Guideline] CDC. Update to CDCs sexually transmitted diseases treatment
guidelines, 2006: fluoroquinolones no longer recommended for treatment of
gonococcal infections. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. Apr 13 2007;56(14):332-
6. [Medline]. [Full Text].
Thompson EC, Brantley D. Gonoccocal endocarditis. J Natl Med
Assoc. Jun 1996;88(6):353-6. [Medline].
[Guideline] Workowski KA, Berman SM. Sexually transmitted diseases treatment
guidelines, 2006. MMWR Recomm Rep. Aug 4 2006;55:1-94. [Medline]. [Full Text].
Workowski KA, Berman SM, Douglas JM Jr. Emerging antimicrobial resistance in
Neisseria gonorrhoeae: urgent need to strengthen prevention strategies. Ann Intern
Med. Apr 15 2008;148(8):606-13. [Medline].
Goodyear-Smith F. What is the evidence for non-sexual transmission of gonorrhoea
in children after the neonatal period? A systematic review. J Forensic Leg
Med. Nov 2007;14(8):489-502. [Medline].
Availability of cefixime 400 mg tabletsUnited States, April 2008. MMWR Morb
Mortal Wkly Rep. Apr 25 2008;57(16):435. [Medline].
MacDonald N, Mailman T, Desai S. Gonococcal infections in newborns and in
adolescents. Adv Exp Med Biol. 2008;609:108-30. [Medline].
Ross JD. Systemic gonococcal infection. Genitourin Med. Dec 1996;72(6):404-
7. [Medline].
Spigarelli MG. Urine gonococcal/Chlamydia testing in adolescents. Curr Opin Obstet
Gynecol. Oct 2006;18(5):498-502. [Medline].

Anda mungkin juga menyukai