FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS MULAWARMAN 2010 1 Disusun o!" : K!o#$o% IV &"'is(i)n Ris%i Pi')*! D!s+ Nu' F)(#) S)'i Bo,,+ &")n*') Kusu#) R!nn+ T'i U()#i Ri-) F)"*i)n)() R)"i#)(u F)*i)" Pu('i K"u#)i'o(u)on KATA PEN.ANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nyalah laporan Blok XIII Modul 1 Ineksi Saluran Pernapasan Akut! ini dapat diselesaikan tepat pada "aktunya# $aporan ini disusun dari %er%a&ai sum%er ilmiah se%a&ai hasil dari diskusi kelompok ke'il ()**+ kami# $aporan ini se'ara &aris %esar %erisikan tentan& jenis-jenis penyakit ineksi pada saluran pernapasan# )alam proses penyusunan laporan ini, kami men&u'apkan terima kasih kepada- 1# )r# Siti *hotimah, M#kes selaku tutor kelompok I. yan& telah mem%im%in& kami dalam melaksanakan diskusi kelompok ke'il ()**+ 1 di Blok 1/ modul 1# 0# )osen-dosen yan& telah men&ajarkan materi perkuliahan kepada kami sehin&&a dapat mem%antu dalam penyelesaian laporan hasil diskusi kelompok ke'il ini# /# Teman-teman kelompok I. yan& telah men'urahkan pikiran dan tena&anya sehin&&a diskusi kelompok ke'il (dkk+ 1 dan 0 dapat %erjalan den&an %aik dan dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok ke'il (dkk+ ini# )an tentunya kami se%a&ai penyusun men&harapkan a&ar laporan ini dapat %er&una %aik %a&i penyusun maupun %a&i para pem%a'a di kemudian hari# Akhirnya, tak ada &adin& yan& tak retak, tentunya laporan ini san&at jauh dari sempurna# 1leh karena itu saran dan kritik yan& %ersiat mem%an&un san&at penyusun harapkan demi ter'apainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok ke'il (dkk+ ini# Samarinda, 02 A&ustus 0313 2 Penyusun DAFTAR ISI *ata pen&antar444444444444444444444444# i )atar isi44444444444444444444444444## ii I# Pendahuluan $atar %elakan&4444444444444444444444#######iii Manaat44444444444444444444444444#iii II# Isi Step 1 4444444444444444444444444#######1 Step 04444444444444444444444444440 Step /4444444444444444444444444440 Step 544444444444444444444444444###6 Step 744444444444444444444444444###2 Step 644444444444444444444444444###8 Step 244444444444444444444444444###8 III# Penutup *esimpulan dan Saran4444444444444############44##4#i9 3 BAB I PENDAHULUAN 1/1 LATAR BELAKAN. Ineksi saluran pernapasan di%a&i menjadi 0 yaitu inspeksi saluran pernapasan akut (ISPA+ dan inspeksi saluran napas atas (ISNA+# Salah satu penyakit yan& diderita oleh masyarakat terutama adalah ISPA (Ineksi Saluran Pernapasan Akut+ yaitu meliputi ineksi akut saluran pernapasan %a&ian atas dan ineksi akut saluran pernapasan %a&ian %a"ah# ISPA adalah suatu penyakit yan& ter%anyak diderita oleh anak- anak, %aik dine&ara %erkem%an& maupun dine&ara maju dan sudah mampu# dan %anyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya 'ukup &a"at# Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa %ayi dan anak-anak dapat pula mem%eri ke'a'atan sampai pada,masa de"asa# dimana ditemukan adanya hu%un&an den&an terjadinya :hroni' 1%stru'ti9e Pulmonary )isease# ISPA masih merupakan masalah kesehatan yan& pentin& karena menye%a%kan kematian %ayi dan %alita yan& 'ukup tin&&i yaitu kira-kira 1 dari 5 kematian yan& terjadi# Setiap anak diperkirakan men&alami /-6 episode ISPA setiap tahunnya# 53 ; -63 ; dari kunjun&an diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA# )ari seluruh kematian yan& dise%a%kan oleh ISPA men'akup 03 ; -/3 ;# *ematian yan& ter%esar umumnya adalah karena pneumonia dan pada %ayi %erumur kuran& dari 0 %ulan 2/1 MANFAAT MODUL 4 )en&an mempelajari dan memahami men&enai ma'am-ma'am penyakit ineksi saluran pernapasan, diharapkan dapat memahami tentan& deinisi, etiolo&i, pato&enesa, maniestasi klinik, dia&nosis, dan tatalaksana# BAB III PENUTUP 1/1 KESIMPULAN Pneumonia adalah radan& pada parenkim paru dimana asinus terisi den&an 'airan radan&, den&an atau tanpa disertai iniltrasi dari sel radan& ke dalam interstinum# Penye%a% dari pneumonia adalah %akteri, jamur, 9irus, serta proto<oa# )ia&nosis )ierensial dari pneumonia adalah %ron'hitis, %ronkiolitis, laryn&itis dan arin&itis# 1/2 SARAN )en&an memahami $1 yan& didapat, penulis menyarankan pem%a'a dapat termoti9asi untuk mendalami materi yan& kami ulas, sehin&&a nantinya saat diklinik atau rotasi klinik para mahasis"a dapat menerapkannya# Men&in&at masih %anyaknya kekuran&an dari kelompok kami, %aik dari se&i diskusi kelompok, penulisan tu&as tertulis dan se%a&ainya, untuk itu kami men&harapkan kritik dan saran dari dosen dan rekan- rekan sekalian# BAB II 5 ISI STEP 1 T!'#inoo0i Sui( 1# Batuk - releks pertahanan system pernaasan aki%at terpapar iritan pada saluran napas# 0# )emam - penin&katan suhu tu%uh se%a&ai tanda terjadinya peradan&an menye%a%kan pelepasan endo&en piro&en sehin&&a menstimulasi hipotalamus untuk menin&katkan suhu tu%uh# /# Sesak napas - keluhan kesulitan %ernaas yan& diaki%atkan %aik radan& atau o%struksi# 5# Nyeri )ada - rasa tidak nyaman pada dada yan& dise%a%kan kelainan pada parenkim paru, pleura, jantun& maupun otot pernaasan# 7# Iniltrat - hasil dari penumpukan %ahan patho&en, leukosit dan 'airan 6# Serak - terjadi &an&&uan pada larin&, pita suara, maupun arin&# 2# Al9eolus - unit un&sional pada paru yan& %erun&si se%a&ai tempat pertukaran udara# 8# Interstitial paru- jarin&an un&sional diluar al9eolus di dalam paru =# >oto ront&en - salah satu penunjan& dia&nosti', men&&unakan sinar X# STEP II I*!n(i-i%)si M)s))" 6 1# Proses terjadinya dari %atuk sampai sesak %eserta keluhan penyertanya? 0# Interpretasi pemeriksaan yan& dilakukan oleh dokter@ /# Apa kaitan penyakit Pak Tarno den&an pekerjaannya@ 5# Apa indikasi Pak Tarno dira"at inap@ 7# Penatalaksanaan yan& di%erikan di rumah sakit@ STEP III An)isis M)s))" 1# Penye%a% - a# Batuk , dise%a%kan oleh %ahan iritasi yan& ada di dalam tu%uh# Mekanismenya adalah Proses ini terjadi pada saluran pernapasan %a"ah# Bronkus dan trakea san&at sensiti terhadap sentuhan rin&an, sedan&kan larin&, karina ( tempat trakea %er'a%an& menjadi %ronkus kanan dan kiri+,%ronkiolus terminalis dan al9eolus sensiti terhadap ran&san&an %ahan kimia yan& korosi seperti &as sulur dioksida atau klorin# Impuls aeren yan& %erasal dari saluran pernapasan terutama %erjalan melalui ner9us 9a&us ke medula otak yan& menye%a%kan eek se%a&ai %erikut - 1#*uran& le%ih 0,7 liter udara diinspirasi se'ara 'epat 0#Api&lotis menutup dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat dalam paru /#1tot-otot a%domen %erkontraksi den&an kuat mendoron& diara&ma sedan&kan otot-otot ekspirasi lainnya seperti interkostalis internus,ju&a %erkontraksi den&an kuat#Aki%atnya tekanan dalam paru menin&kat se'ara 'epat sampai 133 mmB& atau le%ih# 5#Pita suara den&an epi&lotis ter%uka le%ar sehin&&a udara %ertekanan tin&&i dalam paru ini meledak keluar# %# Sesak Napas 7 dise%a%kan ke%utuhan oksi&en yan& menin&kat aki%at diusi jarin&an yan& %erkuran&# )ispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit %ernapas ditandai den&an napas yan& pendek dan pen&&unaan otot %antu pernapasan# )ispnea dapat ditemukan pada penyakit kardio9askular, em%oli paru, penyakit paru interstisial atau al9eolar, &an&&uan dindin& dada, penyakit o%strukti paru (emisema, %ronkitis, asma+, ke'emasan '#Nyeri )ada, Parenkim paru tidak sensiti terhadap nyeri, dan se%a&ian %esar penyakit paru tidak menye%a%kan nyeri# Pleura parietalis %ersiat sensiti, dan penyakit peradan&an pada pleura parietalis menim%ulkan nyeri dada# d# )emam *etika tu%uh %ereaksi adanya piro&en atau pato&en# Piro&en akan diopsonisasi (hariahCsiap dimakan+ komplemen dan dia&osit leukosit darah, limosit, makroa& (sel kuper di hati+# Proses ini melepaskan sitokin, diantaranya $i'o0!n !n*o0!n interleukin-1D (I$-1D+, I$-1E, 6, 8, dan 11, intereron D0 dan F, Tumor nekrosis factor TN>D (kahektin+ dan TN>E (limotoksin+, macrophage inflammatory protein MIP1# Sitokin ini didu&a men'apai or&an sirkumventrikular otak yan& tidak memiliki sa"ar darah otak# Sehin&&a terjadi demam pada or&an ini atau yan& %erdekatan den&an area preoptik dan organ vaskulosa lamina terminalis (1.$T+ (daerah hipotalamus+ melalui pem%entukan prosta&landin PGA# *etika demam menin&kat (karena nilai se%enarnya menyimpan& dari set le9el yan& ti%a-ti%a nenin&kat+, pengeluaran panas akan dikurangi melalui kulit sehin&&a kulit menjadi din&in (perasaan dingin+, produksi panas ju&a 8 menin&kat karena men&&i&il (termor+# *eadaan ini %erlan&sun& terus sampai nilai se%enarnya mendekati set le9el normal (suhu normal+# Bila demam turun, aliran darah ke kulit menin&kat sehin&&a oran& terse%ut akan merasa kepanasan dan men&eluarkan kerin&at yan& %anyak# 0# Interpretasi hasil pemeriksaan - a# Tekanan )arah 113?83 mmB&, 'enderun& normal %# HH /0 kali?menit, takipneu '# T C /=, 7 :, men&alamai kenaikan suhu tu%uh# d# Pemeriksaan >oto Hont&en, adanya iniltrate pada al9eoli dominan dari ada interstitial, menandakan pneumonia, %ron'hitis, %ronkiolitis# /# Pekerjaan Pak Parno se%a&ai pasukan kunin& yan& kesehariannya %ekerja di jalan raya, memun&kinkan mudanya mikroor&anisme atau %enda asin& masuk ke dalam tu%uh Pak Parno# Seperti yan& kita ketahui, %ah"a %ahan I %ahan iritan dapat mempen&aruhi kondisi salurann pernaasan kita# 5# Indikasi ra"at inap pak Tarno - a# *eluhan semakin %erat, suhu tu%uh semakin tin&&i, keadaan umum melemah, %atuk %ertam%ah %erat, nyeri dada dan terasa sesak %ila %ernapas# 7# Penatalaksanaan yan& di%erikan adalah a# Per%aikan kondisi umum - 1# Pem%erian 1ksi&en 0# Pem%erian 'airan melalui inuse 9 %# Pem%erian anti%ioti', jika penye%a% %akteri sudah dapat dipastikan# STEP IV SKEMA In9asi mikroor&anisme Batuk, )emam, Nyeri Ten&&orokan, Serak 10 Sesak Napas, Nyeri )ada Takipneu dan penin&katan suhu tu%uh )ierensial )ia&nosis- a# $arin&itis %# >arin&itis '# Bronkitis d# Bronkiolitis Pemeriksaan penunjan& ( >oto thoraks, &ram,kulitur+
)ia&nosis Penatalaksanaan dan Pen'e&ahan# STEP V LEARNIN. OB1E&TIVE 0# )apat men&enali dan menjelaskan patomekanisme - Batuk, Sesak Napas, )emam, Nyeri )ada# /# Mampu menjelaskan Pneumonia- 11 a# )einisi %# Atiolo&i '# *lasiikasi d# Pato&enesis e# Maniestasi klinis # )ierensial )ia&nosa &# Pemeriksaan Penunjan& h# )ia&nosis i# Penatalaksaan j# Pen'e&ahan 5# Mampu menjelaskan )ierensial )ia&nosa Pneumonia- a# $arin&itis %# >arin&itis '# Bronkitis d# Bronkiolitis STEP VI BELA1AR MANDIRI Pada lan&kah ke enam ini mahasis"a di%eri "aktu untuk %elajar mandiri men&enai learnin& o%je'ti9es yan& di dapat pada diskusi kelompok pertama &una untuk menam%ah pen&etahuan dan penjelasan dan nantinya akan di diskusikan kem%ali pada diskusi kelompok kedua untuk mem%ahas point I point pentin& dan memperjelas men&enai materi pem%elajaran yan& di dapat pada diskusi pertama# 12 STEP VII PEN1ELASAN MATERI Mekanisme dan patofisiologi gejala gejala umum BATUK Batuk adalah suatu ekspirasi paksa yan& terkoordinasi, yan& diaki%atkan oleh ran&san&an mekanik atau kimia"i pada reseptor %atuk yan& %anyak terdapat di larin& dan per'a%an&an trakeo%ronkial#Pola dasar terjadinya %atuk dapat di%a&i menjadi 5, yaitu - 1# Inspirasi dalam se'ara 'epat# 0# *ontraksi 1tot-otot ekspirasi mela"an &lottis yan& tertutup, yan& men&hasilkan tekanan tin&&i dalam paru# /# Pem%ukaan &lottis se'ara ti%a- ti%a, sehin&&a arus udara eksplosi keluar# 5# Helaksasi otot-otot ekspirasi# Batuk dapat 9olunter, namun %iasanya in9olunter,dapat produkti atau nonprodukti (kerin&+# Batuk produkti adalah %atuk yan& men&eluarkan lendir atau %ahan lain# Batuk kerin& adalah %atuk yan& tidak men&hasilkan sekret apapun# %iasanya %erkuran& pada saat tidur, tetapi saat %an&un pa&i, %atuk 'enderun& produkti untuk mem%ersihkan saluran pernapasan# Batuk dapat pula psiko&enik# Batuk non produkti ini terjadi pada oran& den&an stress emosional# Bila perhatian ditujukan pada stress itu %atuknya menin&kat Selama tidur atau se"aktu perhatian pasien dialihkan, %atuknya %erhenti# Batuk psiko&enik adalah dia&nosis pereksklusionam# M!%)nis#! B)(u% Bronkus dan trakea sedemikian sensitinya terhadap sentuhan halus, sehin&&a %enda asin& dalam jumlah %erapa pun atau penye%a% iritasi lainnya akan menim%ulkan %atuk# Impuls aeren yan& %erasal dari saluran napas terutama %erjalan melalui ner9us 9a&us ke medula# )i sana, suatu ran&kaian peristi"a otomatis di&erakkan oleh lintasan neuronal medula, menye%a%kan eek se%a&ai %erikut# 13 *ira-kira 0,7 liter udara diinspirasi# Api&lotis dan pita suara menutup erat-erat untuk menjerat udara dalam paru# $alu, otot-otot perut dan otot ekspirasi lainnya %erkontraksi den&an kuat mendoron& diara&ma# Aki%atnya, tekanan dalam paru menin&kat sampai 133 mmB& atau le%ih# Selanjutnya, pita suara dan epi&lotis ti%a-ti%a ter%uka le%ar, sehin&&a udara %ertekanan tin&&i dalam paru meledak keluar# Jdara yan& men&alir den&an 'epat terse%ut %iasanya mem%a"a pula %enda asin& yan& terdapat dalam %ronkus atau trakea# 1))nn+) I#$us Heseptor C %ronkus dan trakea sensiti terhadap sentuhan halus, larin& dan karina palin& sensiti, %ronkiolus terminalis dan al9eoli sensiti terhadap ran&san&an %ahan kimia yan& korosi eK-S1 0 dan :l 14
Sera%ut sara Aeren C ner9us 9a&us, &losoarin&eus, tri&erminus, renikus Pusat Batuk C medula dekat pusat muntah dan pernapasan Susunan sara Aeren C mem%a"a impuls ke eektor Aektor C otot-otot larynK, m# Inter'ostalis, trakea, %ronkus DEMAM )emam atau e%ris merupakan suatu keadaan dimana terjadi penin&katan suhu tu%uh yan& mele%ihi dari suhu tu%uh normal# Proses peru%ahan suhu yan& terjadi saat tu%uh dalam keadaan sakit le%ih dikarenakan oleh <at toksin yan& masuk kedalam tu%uh# Jmumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradan&an (inlamasi+ di dalam tu%uh# Proses peradan&an itu sendiri se%enarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar tu%uh terhadap adanya seran&an yan& men&an'am keadaan isiolo&is tu%uh# 15 Proses peradan&an dia"ali den&an masuknya <at toksin (mikroor&anisme+ kedalam tu%uh kita# Mikroor&anisme (M1+ yan& masuk kedalam tu%uh umumnya memiliki suatu <at toksin tertentu yan& dikenal se%a&ai piro&en ekso&en# )en&an masuknya M1 terse%ut, tu%uh akan %erusaha mela"an dan men'e&ahnya den&an memerintahkan tentara pertahanan tu%uh antara lain %erupa leukosit, makroa&, dan limosit untuk memakannya (a&ositosit+# )en&an adanya proses a&ositosit ini, tentara- tentara tu%uh itu akan men&eluarkan senjata, %erupa <at kimia yan& dikenal se%a&ai piro&en endo&en (khususnya I$-1+ yan& %erun&si se%a&ai anti ineksi# Piro&en endo&en yan& keluar, selanjutnya akan meran&san& sel-sel endotel hipotalamus untuk men&eluarkan suatu su%stansi yakni asam arakhidonat# Asam arakhidonat dapat keluar den&an adanya %antuan en<im osolipase A0# Asam arakhidonat yan& dikeluarkan oleh hipotalamus akan pema'u pen&eluaran prosta&landin (PGA0+# Pen&eluaran prosta&landin di%antu oleh en<im siklooksi&enase (:1X+# Pen&eluaran prosta&landin akan mempen&aruhi kerja dari termostat hipotalamus# Se%a&ai kompensasinya, hipotalamus akan menin&katkan titik patokan suhu tu%uh (di atas suhu normal+# Adanya penin&katan titik patokan ini dikarenakan termostat tu%uh (hipotalamus+ merasa %ah"a suhu tu%uh sekaran& di%a"ah %atas normal# Aki%atnya terjadilah respon din&in? men&&i&il# Adanya proses men&i&il ( per&erakan otot ran&ka+ ini ditujukan untuk men&hasilkan panas tu%uh yan& le%ih %anyak dan terjadilah suatu keadaan yan& dinamakan demam# SESAK NAPAS Sesak naas atau naas pendek merupakan suatu keluhan yan& menunjukan ada &an&&uan atau penyakit kardiorespirasi# >a'tor-aktor yan& dapat menye%a%kan keluhan sesak naas , se'ara umum dikelompokan di %a"ah ini- 1# >aktor psikis 16 keadaan emosi tertentuL saat menan&is terisak-isak atau terta"a ter%ahak- %ahak# Sesak naas karena a'tor emosi terjadi melalui mekanisme hiper9entilasi# 0# >aktor penin&katan kerja pernaasan 0#1# penin&katan 9entilasi latihan jasmani, hiperkapnia, hipoksia hipoksik, asidosis meta%olik 0#0# siat isik yan& %eru%ah tahanan elastis paru menin&kat seperti pada pneumonia tahanan elastis dindin& toraks menin&kat, seperti pada o%esitas penin&katan tahanan %ronkial selain dari tahanan elastis# Seperti pada asma %ronkial dan %ronMuitis# jika kemampuan men&em%an& dindin& toraks maupun paru %erkuran& sedan&kan tahanan saluran naas menin&kat, maka tena&a yan& diperlukan otot pernaasan &una mem%erikan peru%ahan 9olume serta tena&a yan& diperlukan akan %ertam%ah# Nika paru tidak dapat memenuhi ke%utuhan oksi&en maka akan terjadi sesak naas# /# 1tot pernaasan yan& a%normal /#1 penyakit otot kelemahan otot, kelumpuhan otot, dan otot yan& distroi /#0 un&si mekanis otot %erkuran& saat inspirasi maupun saat ekspirasi *elelahan yan& terjadi pada otot ter&antun& dari jumlah ener&i yan& tersimpan dalam otot serta ke'epatan pemasokan ener&i# Patofisiologi sesak nafas dapat dibagi sebagai berikut: 17 1+ oksi&enasi jarin&an menurun Penyakit atau keadaan tertentu dapat menye%a%kan ke'epatan pen&iriman oksi&en ke jarin&an menurun, seperti perdarahan anemia, peru%ahan hemo&lo%in dapat menye%a%kan sesak naas# 0+ ke%utuhan oksi&en menin&kat Penyakit atau keadaan tertentu seperti ineksi akut yan& mem%utuhkan oksi&en le%ih %anyak karena penin&katan meta%olisme akan menye%a%kan sensasi sesak naas /+ kerja pernaasan menin&kat penyakit parenkim paru seperti pneumonia, sem%a% paru akan menye%a%kan elastisitas paru %erkuran& serta penyakit yan& menye%a%kan penyempitan saluran naas dapat menye%a%kan 9entilasi paru menurun# Jntuk men&im%an&i keadaan ini otot pernaasan %ekerja le%ih keras, keadaan ini menim%ulkan penin&katan meta%olisme# 5+ ran&san&an pada sitem sara pusat penyakit yan& menyeran& sistem sara pusat dapat menim%ulkan seran&an sesak naas se'ara ti%a-ti%a# Belum diketahui mekanisme pasti %a&aimana hal ini dapat terjadi# 7+ penyakit neuromuskuler %anyak penyakit yan& dapat menye%a%kan &an&&uan sistem pernaasan jika men&enai diara&ma, seperti miastenia &ra9is dan amiotropik lateral sklerosis# Tetapi ekanismenya %elum diketahui se'ara jelas# K)si-i%)si s!s)% n)-)s: Sesuai den&an %erat rin&annya keluhan, sesak naas dapat di%a&i menjadi 7 tin&kat- a+ Sesak naas tin&kat I Tidak ada ham%atan dalam melakukan ke&iatan sehari-hari# Tetapi sesak naas terjadi %ila penderita melakukan aktiitas yan& %erat dari %iasanya# 18 %+ Sesak naas tin&kat II Sesak naas terjadi %ila penderita melakukan aktiitas yan& %erat dari %iasanya# Tetapi tidak terjadi %ila melakukan aktiitas yan& %iasa# Seperti naik tan&&a dan %erlari# '+ Sesak naas tin&kat III Sesak naas sudah tim%ul saat penderita melakukan ke&iatan sehari-hari, tetapi penderita masih dapat melakukan tanpa %antuan oran& lain# d+ Sesak naas tin&kat I. Penderita sudah sesaki napas pada "aktu melakukanh ke&iatan sehari-hari seperti mandi, %erpakaian, dll# Sehin&&a memerlukan %antuan oran& lain untuk melakukan ke&iatan sehari-hari# Sesak napas %elum tampak pada "aktu penderita istirahat# e+ Sesak naas tin&kat . Penderita harus mem%atasi diri dalam melakukan ke&iatan dan akti9itas sehari- hari yan& pernah dilakukan se'ara rutin# *eter%atasan ini menye%a%kan penderita le%ih %anyak %erada di tempat tidur# Jntuk memenuhi se&ala ke%utuhannya, penderita san&at %er&antun& pada oran& lain# SUARA SERAK Bi'ara dimun&kinkan oleh 0 proses terpisah# Suara diproduksi oleh larin& dan kemudian dimodiikasi oleh %i%ir,&i&i,lidah dan palatum# Proses yan& pertama dise%ut onasi sedan&kan yan& kedua dise%ut artikulasi# 19 Se"aktu onasi,pita suara kanan dan kiri harus mampu %ertemu satu sama lain# Apa%ila hal ini tidak terjadi, maka akan tim%ul suar serak yaitu suara yan& kasar# Ini harus di%edakan dari kelainan artikulasi dan aoni, yan& men&aki%atkan suara hilan& sama sekali# Suara serak adalah &ejala yan& san&at pentin& dari suatu penyakit pada larin&# Suara serak ini selalu %erasal dari larin&,sehin&&a setiap penderita yan& men&alam suara serak dapat dipastikan mempunyai kelainan pada larin&nya# Pertemuan kedua pita suara yan& normal se"aktu onasi dapat ter&an&&u oleh adanya edema aki%at adanya peradan&an, oleh a'tor mekanik seperti tumor, atau oleh kuran&nya &erakan pita suara yan& dise%a%kan oleh kerusakan pada sara rekurens# Penye%a% lain suara serak ialah pen&&uanaan suara yan& tidak "ajar, hal ini dise%ut disonia# Be%erapa petunjuk untuk men'ari penye%a% suara serak dapat diperkirakan dari anamnesa# Apa%ila dise%a%kan oleh proses peradan&an di larin&, suara serak %erlan&sun& se%entar disertai &ejala-&ejala umum peradan&an seperti panas, malaise, dan se%a&ainya# Apa%ila dise%a%kan oleh tumor, maka tidak disertai &an&&uan sistemik, suara seraknya %erlan&sun& lama dan keadaan seraknya makin lama makin %ertam%ah serak# PNEUMONIA D!-inisi 20 Pneumonia merupakan suatu penyakit peradan&an parenkim paru yan& dimana asinus paru %erisi 'airan radan&, den&an atau tanpa iniltart pada al9eoli# Sedsan&kan se'ara klinis, dideinisikan se%a&ai suatu peradan&an paru yan& dise%a%kan oleh mikroor&anisme (%akteri, 9irus, jamur dan parasit+# Pneumonia adalah peradan&an yan& men&enai parenkim paru, distal dari %ronkiolus terminalis yan& men'akup %ronkiolus respiratorius dan al9eoli, serta menim%ulkan konsolidasi jarin&an paru dan &an&&uan pertukaran &as setempat# Pada pemeriksaan histolo&is terdapat pneumonitis atau reaksi inlamasi %erupa al9eolitis dan pen&umpulan eksudat yan& dapat ditim%ulkan oleh %er%a&ai penye%a% dan %erlan&sun& dalam jan&ka "aktu yan& %er9ariasi# Istilah pneumonia la<im dipakai %ila peradan&an terjadi oleh proses ineksi akut yan& merupakan penye%a% terserin&, sedan&kan istilah pneumonitis serin& dipakai untuk proses non ineksi# Bila proses ineksi teratasi, terjadi resolusi dan %iasanya struktur paru kem%ali normal# Namun, pada pneumonia nekrotikans yan& dise%a%kan oleh Staphylo'o''us atau kuman &ram ne&ati9e ter%entuk jarin&an parut atau i%rosis Insi*!nsi Penyakit saluran napas menjadi penye%a% an&ka kematian dan ke'a'atan yan& tin&&i di seluruh dunia# Sekitar 83; dari seluruh kasus %aru praktek umum %erhu%un&an den&an ineksi saluran napas yan& terjadi di masyarakat ( pneumonia komunitas + atau di dalam rumah sakit ( pneumonia nosokomial +# Pneumonia yan& merupakan %entuk ineksi saluran napas %a"ah akut di parenkim paru yan& serius dijumpai sekitar 17-03 ;# Pneumonia nosokomial di I:J le%ih serin& daripada pneumonia nosokomial di ruan&an umum, yaitu 50; - 1/; dan se%a&ian %esar, yaitu sejumlah 52; terjadi pada pasien yan& men&&unakan alat %antu mekanik# *elompok pasien ini merupakan %a&ian ter%esar dari pasien yan& menin&&al di I:J aki%at pneumonia nosokomial# E(ioo0i 1# Bakteri a# Pneumokokkus 21 %# Streptokokkus '# Stilokokkus d# Baemophilus inluen<a e# *el%siela # mikoplasma 0# .irus a# Adeno 9irus %# Parainluen<a 9irus '# Inluen<a 9irus /# Namur a# *andida al%i'ans %# Istoplasma '# *aksidioides Ineksi saluran napas %a"ah akut dpaat dise%a%kan oleh %er%a&ai mikroor&anisme, terserin& dise%a%kan oleh %akteri# *uman penye%a% pneumonia yan& terserin& dijumpai %er%eda jenisnya di suatu ne&ara dan antara satu daerah den&an daerah lain pada satu ne&ara, di luar rumah sakit dan di dalam rumah sakit, antara rumah sakit %esar?tersier den&an rumah sakit yan& le%ih ke'il# *arena itu perlu diketahui den&an %aik epidemiolo&i kuman di suatu tempat# )ia&nosis kuman penye%a% akan le%ih 'epat terarah %ila dia&nosis pneumonia yan& di%uat, dikaitkan den&an interaksi aktor-aktor terjadinya ineksi dan 'ara pasien terineksi, misalnya ineksi melalui droplet serin& dise%a%kan Streptococcus pneumonia, melalui selan& inus oleh Staphylococcus aureus sedan&kan ineksi pada pemakaian 9entilator oleh P. aeruginosa dan Enterobacter# Pada masa kini terjadi peru%ahan keadaan pasien, seperti &an&&uan keke%alan dan penyakit kronik, polusi lin&kun&an dan pen&&unaan anti%ioti' yan& tidak tepat yan& menim%ulkan peru%ahan pada karakteristik kuman# Terjadinya penin&katan pato&enitas?jenis kuman, serta resistensi yan& dise%a%kan 22 oleh S# aureus, B# 'atarrhalis, B# inluen<a dan entero-%a'teri'ea yan& men&hasilkan %eta laktamase# *ejadian kuman penye%a% yan& %iasa terdapat pada pneumonia nosokomial ataupun pneumonia komunitas di ne&ara %arat %er9ariasi# Penye%a% pneumonia komunitas terserin& dilaporkan di tahun 1=82 adalah S. pneumonia (63-23;+, H. influenza (7;+, Mycoplasma (7-03 ;+# Bila disertai &an&&uan imunitas atau terdapat penyakit dasar paru kronik dapat dise%a%an oleh S. aureus, kuman &ram ne&ati, seperti K. pneumonia, P. aeroginosa atau kuman-kuman yan& %iasa menye%a%kan pneumonia nosokomial# Pneumonia nosokomial ju&a terserin& dise%a%kan oleh %akteri# *uman penye%a%nya serin& %er%eda jenisnya antara di ruan&an %iasa den&an ruan& pera"atan intensi ( I:J+# Pneumonia nosokomial %akterial dapat di%a&i atas pneumonia nosokomial a"itan a"al dalam "aktu kuran& dari / hari yan& kumannya serin& pula didaptkan di luar rumah sakit, %iasanya dise%a%kan oleh Streptococcus pneumoniae ( 7- 13;+, M. catarrhalis (O7;+ dan H. influenza# Pneumonia nosokomial a"itan lanjut %ila le%ih dari / hari serin& dise%a%kan oleh kuman &ram ne&ati aero% se%esar 63;, %erupa P. aeruginosa, Enterobacter spp#, K. pneumoniae, Serratia spp#, S. aureus ( 03-07;+# *elompok kedua ini %iasanya merupakan kuman yan& resisten terhadap anti%iotik# *uman anaero% dapat menjadi penye%a% pada kedua kelompok (/7;+# Pada "aktu akhir-akhir ini sejumlah kuman %aru?oportunis telah menim%ulkan ineksi pada pasien den&an keke%alan tu%uh yan& rendah, misalnya egionella! "hlamydia trachomatis! M. atypical! %er%a&ai jenis jamur ( ". albicans! #spergillus furnigatus+ dan 9irus# P)(o0!n!s) 23 )alam keadaan sehat, tidak terjadi pertum%uhan mikroor&anisme di paru# Apa%ila terjadi ketidakseim%an&an antara daya tahan tu%uh, mikroor&anisme dan lin&kun&an, maka mikroor&anisme dapat %erkem%an& %iak dan menim%ulkan penyakit# Hesiko ineksi di paru san&at ter&antun& pada kemampuan mikroor&anisme untuk sampai dan merusak epitel saluran naas# Ada %e%erapa 'ara mikroor&anisme men'apai permukaan saluran naas - 1# inokulasi lan&sun& 0# penye%aran melalui pem%uluh darah /# inhalasi %ahan aerosol 5# kolonisasi pada permukaan mukosa dari keempat 'ara terse%ut di atas, yan& ter%anyak adalah se'ara kolonisasi# Se'ara inhalasi terjadi pada inhalasi 9irus, mikroor&anisme atipik, miko%akterial atau jamur# *e%anyakan %akteri den&an ukuran 3,7 I 0 um melalui udara dapat men'apai %ronkus terminal atau al9eolus dan selanjutnya terjadi ineksi# Bila terjadi kolonisasi pada saluran naas atas (hidun&L oroarin&+ kemudian terjadi aspirasi ke saluran naas %a"ah dan terjadi inokulasi mikroor&anisme, hal inimerupakan permulaan ineksi dari se%a&ian %esar ineksi paru# Aspirasi dari se%a&ian ke'il sekret oroaron& terjadi pada oran& normal pada "aktu tidur (73;+ ju&a pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai o%at (dru& a%use+# Sekresi oroarin& men&andun& konsentrasi %akteri yan& tin&&i, sehin&&a aspirasi dari se%a&ian ke'il sekret (3,331 I 1, 1 ml+ dapat mem%erikan titer inokulum %akteri yan& tin&&i dan terjadi pneumonia# Basil yan& masuk %ersama sekret %ronkus kedalam al9eoli menye%a%kan reaksi radan& %erupa edema seluruh al9eolidisusul den&an iniltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehin&&a terjadi permulaan a&ositosis se%elum ter%entuk anti%odi# Sel sel PMN mendesak %akteri ke permukaan al9eoli dan den&an %antuan leukosit yan& lain melalui pseudopedesis sitoplasmik men&elilin&i %akteri terse%ut kemudian dimakan# Pada "aktu 24 terjadi peperan&an antara host dan %akteri akan nampak 5 <ona pada daerah parasitik terse%ut, yaitu- 1# <ona luar 0# <ona hepatisasi merah /# <ona hepatisasi kela%u 5# <ona resolusi K)si-i%)si 1# %erdasarkan klinis dan epidemiolo&is pneumonia komuniti pneumonia nosokomnial pneumonia aspirasi pneumonia pada pasien imunucompromised 0# %erdasarkan %akteri penye%a% pneumonia %akterial pneumonia atipik pneumonia 9irus pneumonia jamur /# %erdasarkan predileksi ineksi pneumonia lo%aris %ronkopneumonia pneumonia interstisial K)si-i%)si Kinis 1+# *lasiikasi tradisional, meninjau 'iri radiolo&is dan &ejala klinis, se%a&ai %erikut - a+ Pneumonia tipikal, %er'irikan tanda-tanda pneumonia lo%aris yan& klasik antara lain %erupa a"itan yan& kuat den&an &am%aran radiolo&is %erupa opasitas lo%us 25 atau lo%ularis, dan dise%a%kan kuman yan& tipikal terutama S. pneumonia! Klebsiella pneumonia atau H. influenza# %+ Pneumonia atipikal, ditandai oleh &an&&uan respirasi yan& menin&kat lam%at den&an &am%aran iniltrat paru %ilateral yan& dius# Biasanya dise%a%kan or&anism yan& atipikal dan termasuk My'oplasma pneumoniae, 9irus, $e&ionella pneumophila, :hlamydia psitta'i dan :oKiella %urnetti# )i ne&ara Barat mikroor&anisme Mikoplasma adalah prototype penye%a% pneumonia atipikal, di sampin& menye%a%kan penyakit saluran napas atas dan penyakit di luar paru antara lain pada kulit, susunan sara pusat, darah jantun& dan sendi-sendi# Mikoplasma menjadi penye%a% pada 17-03; pneumonia, %ahkan men'apai 63; pada usia sekolah dan de"asa muda# )apat ju&a terjadi pada usia di atas 63 tahun# *lasiikasi ini praktis tidak di&unakan la&i karena disadari %ah"a &am%aran klinis radiolo&is, atau la%oratorium dari %er%a&ai pneumonia salin& tumpan& tindih dan pada klasiikasi ini tidak ter'akup pneumonia yan& &am%arannya tidak khas# 0+# *lasiikasi pneumonia %erdasarkan lin&kun&an dan penjamu a+ Pneumonia komunitas - sporadi' atau endemi'L muda atau oran& tua# %+ Pneumonia nosokomial - didahului pera"atan di HS# '+ Pneumonia rekurens - terdapat dasar penyakit paru kronik# d+ Pneumonia aspirasi - alkoholik, usia tua# e+ Pneumonia pada &an&&uan imun - pada pasien transplantasi, onkolo&i, AI)S /+# Sindrom klinis a+ Pneumonia %a'terial ( sindrom klinis pneumonia %a'terial + 1+ Pneumonia %a'terial tipe tipikal terutama men&enai parenkim paru dalam %entuk %ronkopneumonia dan pneumonia lo%ar# 0+ Pneumonia %a'terial tipe 'ampuran (miKed type+ den&an presentasi klinis atipikal, yaitu perjalanan penyakit yan& le%ih rin&an dan jaran& disertai konsolidasi paru 26 %+ Pneumonia non %a'terial )ikenal pneumonia atipikal yan& dise%a%kan oleh Mycoplasma! "hlamydia pneumoniae atau egionella# *emudian istilah sindrom pneumonia atipikal dipakai untuk meran&kum pula %entuk lain den&an 'iri-'iri &am%aran klinis yan& %eraneka ra&am dan &am%aran klinis yan& %eraneka ra&am dan &am%aran radiolo&is yan& menyimpan& dari normal, rerakter terhadap terapi anti%ioti' standar, lam%at dalam penyem%uhannya dan mempunyai tendensi utuk kam%uh, yaitu yan& dise%a%kan oleh miko%akterium, jamur, 9irus atau mikrooor&anisme lain dan penyakit peradan&an paru yan& %ukan ineksi, termasuk tumor# K)si-i%)si E(ioo0i a+ Bakterial - Streptococcus pneumonia! H. influenza! Klebsiella. %+ Non%akterial - tu%er'ulosis, 9irus, un&i dan parasit# Di)0nos) (a+ &am%aran klinis a+ anamnesis Gam%aran klinik %iasanya ditandai den&an demam, men&&i&il, suhu tu%uh P 53 3 :, %atuk den&an dahak mukoid atau purulen kadan& disertai darah, sesak naas, nyeri dada# %+ pemeriksaan isik temuan pemeriksaan isik dada ter&antun& dari luas lesi di paru# Pada inspeksi dapat terlihat %a&ian yan& sakit tertin&&al saat %ernaas, pada palpasi remitus dapat men&eras, perkusi redup, saat auskultasi terden&ar suara naas %ronko9esikuler sampai %ronkial yan& mun&kin disertai ronki %asah halus, yan& kemudian menjadi ronki %asah kasar pada stadium resolusi# 27 (%+ pemeriksaan penunjan& (a+ &am%aran radiolo&is oto toraK merupakan pemeriksan penunjan& utama# Gam%aran radiolo&isdapat %erupa iniltrat sampai konsolidasi den&an air %ron'ho&ram!, penye%aran %ronko&enik dan interstisial serta &am%aran ka9iti# >oto toraK saja tidak dapat se'ara khas menentukan arah dia&nosis etiolo&i# (%+ pemeriksaan la%oratorium pada pemeriksaan la%oratorium terdapat penin&katan jumLah leukosit, %iasanya le%ih dari 13#333?ul, kadan&-kadan& men'apai /3#333?ul, dan pada hitun& jenis leukosit terdapat per&eseran ke kiri serta terjadi penin&katan $A)# Jntuk pene&akan dia&nosa etiolo&i, perlu dilakukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serolo&i# Analisis &as darah menunjukkan hipoksemia dan hipokar%ia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik# P!n0o,)()n pen&o%atan terdiri dari anti%iotik dan pen&o%atan suporti# Pem%erian anti%iotik pada pneumonia se%aiknya %erdasarkan data mikroor&anisme dan hasil uji kepekaannya# Se'ara umum pemilihan anti%iotik %erdasarkan %akteri penye%a% pneumonia dapat dilihat se%a&ai %erikut - 1# penisilin sensiti strepto'o''us pneumoniae &olon&an penisilin TMP-SMQ makrolid 0# penisilin resisten strepto'o''us pneumonia %etalaktam oral dosis tin&&i seotaksim, setriakson dosis tin&&i makrolid %aru dosis tin&&i 28 luorokuinolon respirasi $. peseudomonas aeruginosa amino&likosid seta<idim, seoperason, seepim tikarsilin, piperasilin kar%apenem siproloksasin, le9oloksasin 5# methi'ilin resistent staphylo'o''us aureus 9ankomisin teikoplanin line<olid 7# hemophilus inlueen<a HMP-SMQ a<itromisin sealosporin &en# 0 atau / luorokuinolon respirasi 6# le&ionella makrolid luorokuinolon riampisin 2# my'oplasma pneumoniae doksisiklin makrolid luorokuinolon 8# 'hlamydia pneumoniae doksisiklin makrolid luorokuinolon 29 Ko#$i%)si 1# eusi pleura 0# empiema /# a%ses paru 5# pneumotoraK 7# &a&alnaas 6# sepsis PNEUMONIA KOMUNITI Pneumonia komuniti adalah pneumonia yan& didapat di masyarakat# Pneumonia komuniti ini merupakan masalah kesehatan yan& menye%a%kan an&ka kematian tin&&i di dunia# E(ioo0i Menurut kepustakaan penye%a% pneumonia komuniti %anyak dise%a%kan %akteri Gram positi dan dapat pula %akteri atipik# Akhir-akhir ini laporan dari %e%erapa kota di Indonesia menunjukkan %ah"a %akteri yan& ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah %akteri Gram ne&ati# Berdasarkan laporan 7 tahun terakhir dari %e%erapa pusat paru di Indonesia (Medan, Nakarta, Sura%aya, Malan&, dan Makasar+ den&an 'ara pen&am%ilan %ahan dan metode pemeriksaan mikro%iolo&i yan& %er%eda didapatkan hasil pemeriksaan sputum se%a&ai %erikut - o Klebsiella pneumoniae 57,18; o Streptococcus pneumoniae 15,35; 30 o Streptococcus viridans =,01; o Staphylococcus aureus =; o Pseudomonas aeruginosa 8,76; o Steptococcus hemolyticus 2,8=; o Antero%a'ter 7,06; o Pseudomonas spp 3,=; Di)0nosis )ia&nosis pneumonia komuniti didapatkan dari anamnesis, &ejala klinis pemeriksaan isis, oto toraks dan la%olatorium# )ia&nosis pasti pneumonia komuniti dite&akkan jika pada oto toraks trdapat iniltrat %aru atau iniltrat pro&resi ditam%ah den&an 0 atau le%ih &ejala di %a"ah ini - R Batuk-%atuk %ertam%ah R Peru%ahan karakteristik dahak ? purulen R Suhu tu%uh P /83: (aksila+ ? ri"ayat demam R Pemeriksaan isis - ditemukan tanda-tanda konsolidasi, suara napas %ronkial dan ronki R $eukosit P 13#333 atau O 5733 P!ni)i)n *!')2)( Ki$)')")n $!n+)%i( Penilaian derajat kerahan penyakit pneumonia kumuniti dapat dilakukan den&an men&&unakan sistem skor menurut hasil penelitian Pneumonia Patient 1ut'ome Hesear'h Team (P1HT+ seperti ta%el di %a"ah ini - 31 T),! 1/ Sis(!# s%o' $)*) $n!u#oni) %o#uni(i ,!'*)s)'%)n PORT Menurut ATS kriteria pneumonia %erat %ila dijumpai Ss))" s)(u )()u !,i"S kriteria di %a"ah ini# *riteria minor- R >rekuensi napas P /3?menit R Pa30?>i10kuran& dari 073 mmB& R >oto toraks paru menunjukkan kelainan %ilateral R >oto toraks paru meli%atkan P 0 lo%us R Tekanan sistolik O =3 mmB& R Tekanan diastolik O 63 mmB& 32 *riteria mayor adalah se%a&ai %erikut - R Mem%utuhkan 9entilasi mekanik R Iniltrat %ertam%ah P 73; R Mem%utuhkan 9asopresor P 5 jam (septik syok+ R *reatinin serum P 0 m&?dl atau penin&katan P 0 m&?dI, pada penderita ri"ayat penyakit &injal atau &a&al &injal yan& mem%utuhkan dialisis# B!'*)s)' %!s!$)%)()n PDPI3 %'i(!'i) +)n0 *i$)%)i un(u% in*i%)si ')4)( in)$ $n!u#oni) %o#uni(i )*))" : 1# Skor P1HT le%ih dari 23 0# Bila skor P1HT kuran& O 23 maka penderita tetap perlu dira"at inap %ila dijumpai salah satu dari kriteria di%a"ah ini# R >rekuensi napas P /3?menit R Pa30?>i10 kuran& dari 073 mmB& R >oto toraks paru menunjukkan kelainan %ilateral R >oto toraks paru meli%atkan P 0 lo%us Tekanan sistolik O =3 mmB& Tekanan diastolik O 63 mmB& /# Pneumonia pada pen&&una NAPQA 33 K'i(!'i) $!')4)()n in(!nsi- Penderita yan& memerlukan pera"atan di Huan& Ha"at Intensi adalah penderita yan& mempunyai palin& sedikit 1 dari 0 &ejala mayor tertentu (mem%utuhkan 9entalasi mekanik dan mem%utuhkan 9asopressor P 5 jam Tsyok sptikU+ atau 0 dari / &ejala minor tertentu (Pa30?>i10 kuran& dari 073 mmB&, oto toraks paru menunjukkan kelainan %ilateral, dan tekanan sistolik O =3 mmB&+# *riteria minor dan mayor yan& lain %ukan merupakan indikasi untuk pera"atan Huan& Ha"at Intensi# Pn!u#oni) )(i$i% Pada pneumonia selain ditemukan %akteri penye%a% yan& tipik serin& pula dijumpai %akteri atipik# Bakteri atipik yan& serin& dijumpai adalah My'oplasma pneumoniae, :hlamydia pneumoniae, $e&ionella spp# Penye%a% lain :hlamydiapsittasi, :oKiella %urnetti, 9irus Inluen<a tipe A V B, Adeno9irus dan Hespiratori syn'itial 9irus# Di)0nosis $n!u#oni) )(i$i% a#Gejalanya adalah tanda ineksi saluran napas yaitu demam, %atuk nonprodukti dan &ejala sistemik %erupa nyeri kepala dan mial&ia# Gejala klinis pada ta%el di %a"ah ini dapat mem%antu mene&akkan dia&nosis pneumonia atipik# %#Pada pemeriksaan isis terdapat ronki %asah terse%ar, konsolidasi jaran& terjadi# '# Gam%aran radiolo&is iniltrat interstitial# d#$a%olatorium menunjukkan leukositosis rin&an, pe"arnaan Gram, %iarkan dahak atau darah tidak ditemukan %akteri# 34 e#$a%oratorium untuk menemukan %akteri atipik# R Isolasi %iarkan sensiti9itinya san&at rendah R )eteksi anti&en en<yme immunoassays (AIA+ R Polymerase :hain Hea'tion (P:H+ R Jji serolo&i R :old a&&lutinin R Jji iksasi komplemen merupakan standar untuk dia&nosis M#pneumoniae R Mi'ro immunoluores'en'e (MI>+# Standard serolo&i untuk :#pneumoniae R Anti&en dari urin untuk $e&ionella untuk mem%antu se'ara klinis &am%aran per%edaan &ejala klinis atipik dan tipik dapat dilihat pada ta%el 0, "alaupun tidak selalu dijumpai &ejala-&ejala terse%ut# 35 P!n)())%s)n))n )alam hal men&o%ati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya# Bila keadaan klinis %aik dan tidak ada indikasi ra"at dapat dio%ati di rumah# Nu&a diperhatikan ada tidaknya a'tor modiikasi yaitu keadaan yan& dapat menin&katkan risiko ineksi den&an mikroor&anisme patho&en yan& spesiik misalnya S# pneumoniae # yan& resisten penisilin# Wan& termasuk dalam a'tor modiikasis adalah- a#Pneumokokus resisten terhadap penisilin R Jmur le%ih dari 67 tahun R Memakai o%at-o%at &olon&an P laktam selama ti&a %ulan terakhir R Pe'andu alkohol R Penyakit &an&&uan keke%alan R Penyakit penyerta yan& multiple %#Bakteri enterik Gram ne&ati R Pen&huni rumah jompo R Mempunyai penyakit dasar kelainan jantun& paru R Mempunyai kelainan penyakit yan& multipel R Hi"ayat pen&o%atan anti%ioti' 36 '#Pseudomonas aeru&inosa R Bronkiektasis R Pen&o%atan kortikosteroid P 13 m&?hari R Pen&o%atan anti%iotik spektrum luas P 2 hari pada %ulan terakhir R Gi<i kuran& Penatalaksanaan pneumionia komuniti dibagi men%adi& a#Penderita ra"at jalan R Pen&o%atan suporti ? simptomatik - Istirahat di tempat tidur - Minum se'ukupnya untuk men&atasi dehidrasi - Bila panas tin&&i perlu dikompres atau minum o%at penurun panas - Bila perlu dapat di%erikan mukolitik dan ekspektoran Pem%erian anti%lotik harus di%erikan (sesuai %a&an+ kuran& dari 8 jam %#Penderita ra"at inap di ruan& ra"at %iasa Pen&o%atan suporti ? simptomatik - Pem%erian terapi oksi&en - Pemasan&an inus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit - Pem%erian o%at simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik Pen&o%atan anti%iotik harus di%erikan (sesuai %a&an+ kuran& dari 8 jam 37 '#Penderita ra"at inap di Huan& Ha"at Intensi R Pen&o%atan suporti ? simptomatik - Pem%erian terapi oksi&en - Pemasan&an inus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit Pem%erian o%at simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik R Pen&o%atan anti%iotik (sesuai %a&an#+ kuran& dari 8 jam R Bila ada indikasi penderita dipasan& 9entilator mekanik Penderita pneumonia %erat yan& datan& ke JG) dio%ser9asi tin&kat ke&a"atannya, %ila dapat dista%ilkan maka penderita dira"at map di ruan& ra"at %iasaL %ila terjadi respiratory distress maka penderita dira"at di Huan& Ha"at Intensi# 38 Bila den&an pen&o%atan se'ara empiris tidak ada per%aikan ? mem%uruk maka pen&o%atan disesuaikan den&an %akteri penye%a% dan uji sensiti9iti# P!n0o,)()n $n!u#oni) )(i$i% Anti%iotik masih tetap merupakan pen&o%atan utama pada pneumonia termasuk atipik# Anti%iotik terpilih pada pneumonia atipik yan& dise%a%kan oleh M#pneumoniae, :#pneumoniae dan $e&ionella adalah &olon&an - Makrolid %aru (a<itromisin, klaritromisin, roksitromisin+ >luorokuinolon respiness )oksisiklin T!')$i Sui" 5s4i(6" ("!')$+7 Masa pera"atan di rumah sakit se%aiknya dipersin&kat den&an peru%ahan o%at suntik ke oral dilanjutkan den&an %ero%at jalan, hal ini untuk men&uran&i %iaya pera"atan dan men'e&ah ineksi nosokomial# Peru%ahan o%at suntik ke oral harus memperhatikan ketersediaan anti%iotik yan& di%erikan se'ara i9 dan anti%iotik oral yan& eekti9itinya mampu men&im%an&i eekti9iti anti%iotik i9 yan& telah di&unakan# Peru%ahan ini dapat di%erikan se'ara seMuential (o%at sama, potensi sama+, s"it'h o9er (o%at %er%eda, potensi sama+ dan step do"n (o%at sama atau %er%eda, potensi le%ih rendah+# R :ontoh terapi sekuensial- le9oioksasin, moksiloksasin, &atiloksasin R :ontoh s"it'h o9er - setasidin i9 ke siproloksasin oral R :ontoh step do"n amoksisilin, seuroksim, seotaksim i9 ke 'eiksim oral# 39 1%at suntik dapat di%erikan 0-/ hari, palin& aman / hari, kemudian pada hari ke 5 di&anti o%at oral dan penderita dapat %ero%at jalan# *riteria untuk peru%ahan o%at suntik ke oral pada pneumonia komuniti - R Tidak ada indikasi untuk pem%erian suntikan la&i R Tidak ada kelainan pada penyerapan saluran 'erna R Penderita sudah tidak panas X 8 jam R Gejala klinik mem%aik (mis - rekuensi pernapasan, %atuk+ R $eukosit menuju normal?normal P'o0nosis Pada umumnya pro&nosis adalah %aik, ter&antun& dari aktor penderita, %akteri penye%a% dan pen&&unaan anti%iotik yan& tepat serta adekuat# Pera"atan yan& %aik dan intensi san&at mempen&aruhi pro&nosis penyakit pada penderita yan& dira"at# An&ka kematian penderita pneumonia komuniti kuran& dari 7; pada penderita ra"at jalan , sedan&kan penderita yan& dira"at di rumah sakit menjadi 03;# Menurut Ine'tious )isease So'iety 1 Ameri'a ( I)SA + an&ka kematian pneumonia komuniti pada ra"at jalan %erdasarkan kelas yaitu kelas I 3,1; dan kelas II 3,6; dan pada ra"at inap kelas III se%esar 0,8;, kelas I. 8,0; dan kelas . 0=,0;# Bal ini menunjukkan %ah"a menin&katnya risiko kematian penderita pneumonia komuniti den&an penin&katan risiko kelas# )i HS Persaha%atan pneumonia ra"at inap an&ka kematian tahun 1==8 adalah 1/,8;, tahun 1=== adalah 01;, sedan&kan di HSJ) )r# Soetomo an&ka kematian 03 -/7;# P!n6!0)")n R Pola hidup se%ut termasuk tidak merokok R .aksinasi (9aksin pneumokokal dan 9aksin inluen<a+ sampai saat ini masih perlu dilakukan penelitian tentan& eekti9itinya# Pem%erian 9aksin terse%ut diutamakan untuk 40 &olon&an risiko tin&&i misalnya usia lanjut, penyakit kronik , dia%etes, penyakit jantun& koroner, PP1*, BI., dll# .aksinasi ulan& direkomendasikan setelah P 0 tahun# Aek sampin& 9aksinasi yan& terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi yan& jaran& terjadi yaitu hipersensiti9iti tipe /# PNEUMONIA NOSOKOMIAL Pneumonia nosokomial adalah pneumonia yan& terjadi setelah pasien 58 jam di rumah sakit dan disin&kirkan semua ineksi yan& inku%asinya terjadi se%elum masuk rumah sakit# P!n+!,), 1# *uman %ukan multi dru& resistan'e (M)H+, seperti- Strepto'o''us pneumoniae, Baemophilus inluen<ae, Methi'illin Sensiti9e Staphylo'o''us aureus (MSSA+# 0# *uman multi dru& resistan'e (M)H+, seperti- Pseudomonas aeru&inosa, As'heri'hia 'oli, *le%siella pneumoniae, A'ineto%a'ter spp, dan &ram positi seperti Methi'illin Hesistan'e Staphylo'o''us aureus (MHSA+# Pneumonia nosokomial yang disebabkan oleh %amur! kuman anaerob! dan virus %arang ter%adi. F)%(o' Risi%o 1# >aktor yan& %erhu%un&an den&an daya tahan tu%uh, seperti- a# penyakit menahun (penyakit jantun&, PP1*, dia%etes, ds%+# %# Pera"atan di rumah sakit yan& lama# '# Waktu operasi yan& lama# d# *oma, sepsis# e# Syok hemora&ik# # Pemakaian o%at tidur# &# Perokok# h# Intu%asi endotrakeal# i# Malnutrisi# 41 j# Jsia lanjut# k# Terapi steroid, anti%iotik# l# Ineksi %erat di luar paru-paru# m# :edera paru-paru akut (a'ute lun& injury?A$I+# n# Bronkiektasis# 0# >aktor ekso&en, seperti- a# Nenis pem%edahan yan& dilakukan, seperti- torakotomi, operasi perut %a&ian atas?%a"ah# %# Pen&&unaan anti%iotik, seperti- &olon&an penisilin# '# *ontaminasi pada peralatan terapi pernaasan# .)#,)')n Kinis Biasa terjadi pada penderita %erusia P 63 tahun, den&an penyakit yan& mendasari, aktor ke%iasaan hidup, dan kondisi akut# Di)0nosis )ia&nosis pneumonia nosokomial menurut The :enters or )isease :ontrol (:):+- 1# 1nset terjadi 58 jam setelah dira"at di rumah sakit# 0# Semua ineksi yan& inku%asinya terjadi saat masuk rumah sakit harus disin&kirkan# /# Pada oto rYnt&en dada (toraks+ ditemukan iniltrat %aru atau pro&resi# 5# )itam%ah 0 kriteria %erikut- suhu tu%uh P /8Z:, sekret purulen (dahak kental atau %ernanah, %er%au %usuk+, leukositosis (penin&katan jumlah sel darah putih+# P!#!'i%s))n P!nun2)n0 )apat dilakukan pe"arnaan &ram dan kultur dahak yan& di%atukkan, analisis &as darah, dan pemeriksaan in9asi jika keadaan mem%uruk, seperti- men&am%il %ahan kultur melalui %ilasan %ronkoskopi, %ron'hoal9eolar la9a&e (BA$+, aspirasi transtorakal# T!')$i Pilihan anti%iotik yan& dapat di%erikan- 1# Sealosporin antipseudomonal, misalnya- seepim, setasidim, sepirom# 0# *ar%apenem, misalnya- meropenem, imipenem# 42 /# Betalaktam atau pen&ham%at %eta laktamase, misalnya- piperasilin-taso%aktam# 5# Amino&likosida, misalnya- &entamisin, to%ramisin, amikasin# 7# *uinolon antipseudomonal, misalnya- le9oloksasin, siproloksasin# 6# .ankomisin 2# $inesolid 8# Teikoplanin P!n6!0)")n 1# Bindari pemakaian anti%iotik yan& tidak tepat# 0# Berhenti merokok# /# Posisikan kepala le%ih tin&&i (/3-53Z+ untuk men'e&ah aspirasi isi lam%un&# 5# Mem%erikan makanan se'ara kontinyu dan sedikit demi sedikit melalui selan& makanan# 7# Melakukan 'u'i tan&an sesuai prosedur untuk men&hindari ineksi silan&# 6# Men&&anti se'ara %erkala alat-alat yan& di&unakan oleh pasien, misalnya- selan& makanan, jarum inus# 2# Men&&unakan tempat tidur yan& dapat diu%ah-u%ah posisinya# Tahukah #nda' Sebaiknya tidak mengganti antibiotik sebelum () %am! kecuali %ika keadaan klinis memburuk. Petugas rumah sakit yang mencuci tangan tidak sesuai prosedur merupakan salah satu faktor risiko ter%adinya pneumonia nosokomial. 43 Diagnosis Differential FARIN.ITIS D!-inisi >arin&itis akut adalah suatu sindrom inlamasi dari arin& dan?atau tonsil yan& dise%a%kan oleh %e%erapa &rup mikroor&anisme yan& %er%eda# >arin&itis dapat menjadi %a&ian dari ineksi saluran napas atas atau ineksi lokal di daerah arin&# 1!nis -)'in0i(is F)'in0i(is Vi'us F)'in0i(is B)%(!'i Biasanya tidak ditemukan nanah di ten&&orokan Serin& ditemukan nanah di ten&&orokan )emam rin&an atau tanpa demam )emam rin&an sampai sedan& Numlah sel darah putih normal atau a&ak menin&kat Numlah sel darah putih menin&kat rin&an sampai sedan& *elenjar &etah %enin& normal atau sedikit mem%esar Pem%en&kakan rin&an sampai sedan& pada kelenjar &etah %enin& Tes apus ten&&orokan mem%erikan hasil ne&ati9e Tes apus ten&&orokan mem%erikan hasil positi untuk strep throat 44 Pada %iakan di la%oratorium tidak tum%uh %akteri Bakteri tum%uh pada %iakan di la%oratorium E(ioo0i >arin&itis akut %aik yan& disertai demam atau tidak, pada umumnya dise%a%kan oleh 9irus seperti Hhino9irus, Adeno9irus, Parainluen<a9irus, :oksakie9irus, :orona9irus, A'ho9irus, Apstein-Bar 9irus (mononukleosis+ dan :ytome&alo9irus# )ari &olon&an %akteri seperti streptokokus %eta hemolitikus kelompok A, merupakan kelompok %akteri yan& serin& ditemukan, sedan&kan jenis %akteri yan& lain seperti Neisseria &onorrhoeae, :oryno%a'terium diphtheriae, :hlamydia pneumonia, streptokokus &roup : dan )# Penye%a% arin&itis yan& lain seperti :andida al%i'ans (Monilia+ serin& didapatkan pada %ayi dan oran& de"asa yan& dalam keadaan lemah atau terimunosupresi# Bal-hal seperti udara kerin&, rokok, neoplasia, intu%asi endotrakeal, aler&i, dan luka aki%at <at kimia dapat ju&a menye%a%kan arin&itis# P)(o0!n!sis Penularan terjadi melalui droplet# *uman men&iniltrasi lapisan epitel, kemudian %ila epitel terkikis maka jarin&an limoid superisial %ereaksi, terjadi pem%endun&an radan& den&an iniltrasi leukosit polimoronuklear# Pada stadium a"al terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yan& menin&kat# Aksudat mula-mula serosa tapi menjadi mene%al dan kemudian 'endrun& menjadi kerin& dan dapat melekat pada dindin& arin&# )en&an hiperemi, pem%uluh darah dindin& arin& menjadi le%ar# Bentuk sum%atan yan& %er"arna kunin&, putih atau a%u-a%u terdapat dalam olikel atau jarin&an limoid# Tampak %ah"a olikel limoid dan %er'ak-%er'ak pada dindin& arin& posterior, atau terletak le%ih ke lateral, menjadi meradan& dan mem%en&kak# .!2)) Baik pada ineksi 9irus maupun %akteri, &ejalanya sama yaitu nyeri ten&&orokan dan nyeri menelan# Selaput lendir yan& melapisi arin& men&alami peradan&an %erat atau 45 rin&an dan tertutup oleh selaput yan& %er"arna keputihan atau men&eluarkan nanah# Gejala lainnya adalah- )emam Pem%esaran kelenjar &etah %enin& di leher Penin&katan jumlah sel dara hputih# Gejala terse%ut %isa ditemukan pada ineksi karena 9irus maupun %akteri, tetapi le%ih merupakan &ejala khas untuk ineksi karena %akteri# Di)0nos) *)n $!#!'i%)s))n $!nun2)n0 Temuan-temuan isik yan& palin& mun&kin ditemukan %erhu%un&an den&an penyakit yan& dise%a%kan oleh streptokokus adalah kemerahan pada kelenjar-kelenjar tonsil %eserta tian&-tian& lunak, terlepas dari ada atau tidaknya limadenitis dan eksudasi- eksudasi# Gam%aran-&am%aran ini "alaupun serin& ditemukan pada arin&itis yan& dise%a%kan oleh streptokokus, tidak %ersiat dia&nostik dan den&an rekuensi tertentu dapat pula dijumpai pada arin&itis yan& dise%a%kan oleh 9irus# *onjun&ti9itis, rinitis, %atuk, dan suara serak jaran& terjadi pada arin&itis yan& dise%a%kan streptokokus dan telah di%uktikan, adanya 0 atau le%ih %anyak la&i tanda-tanda atau &ejala-&ejala ini mem%erikan petunjuk pada dia&nosis ineksi 9irus# Bahan %iakan ten&&orokan merupakan satu-satunya metode yan& dapat diper'aya untuk mem%edakan arin&itis oleh 9irus den&an streptokokus# Menurut Simon, dia&nosa standar streptokokus %eta hemolitikus kelompok A adalah kultur ten&&orok karena mempunyai sensitiitas dan spesiisitas yan& tin&&i ter&antun& dari teknik, sample dan media# Bakteri yan& lain seperti &onokokus dapat diskrenin& den&an media Thayer- Martin han&at# .irus dapat dikultur den&an media yan& khusus seperti pada Apstein-Bar 9irus men&&unakan monospot# Se'ara keseluruhan dari pemeriksaan la%oratorium ditemukan adanya leukositosis# T!')$i Terapi arin&itis 9irus adalah aspirin atau asetaminoen, 'airan dan istirahat %arin&# *omplikasi seperti sinusitis atau pneumonia %iasanya dise%a%kan oleh in9asi %akteri 46 karena adanya nekrosis epitel yan& dise%a%kan oleh 9irus# Anti%iotik di'adan&kan untuk komplikasi ini# >arin&itis streptokokus palin& %aik dio%ati den&an pem%erian penisilin oral (033#333-073#333 unit penisilin G, /-5 kali sehari, selama 13 hari+# Pem%erian o%at ini %iasanya akan men&hasilkan respon klinis yan& 'epat den&an penurunan suhu %adan dalam "aktu 05 jam# Aritromisin atau klindamisin merupakan o%at lain den&an hasil memuaskan, jika penderita aler&i terhadap penisilin# )en&an tam%ahan untuk men'ukupi terapi anti%iotik terhadap pasien-pasien yan& menderita arin&itis, tanpa men&hiraukan etiolo&inya, seharusnya di%erikan antipiretik untuk men&atasi nyeri atau demam# 1%at yan& dianjurkan seperti i%uproen atau asetaminoen# Nika penderita menderita nyeri ten&&orokan yan& san&at he%at, selain terapi o%at, pem%erian kompres panas atau din&in pada leher dapat mem%antu merin&ankan nyeri# Berkumur-kumur den&an larutan &aram han&at dapat pula mem%erikan sedikit kerin&anan &ejala terhadap nyeri ten&&orokan, dan hal ini dapat disarankan pada anak- anak yan& le%ih %esar untuk dapat %ekerjasama# Seoran& anak den&an ineksi streptokokus tidak akan menularkan la&i kepada oran&- oran& lain dalam %e%erapa jam setelah mendapatkan pen&o%atan anti%iotik# Sementara itu anak-anak den&an ineksi 9irus akan tetap dapat menularkan selama %e%erapa hari# LARIN.ITIS $arin&itis adalah peradan&an pada larin& (pan&kal ten&&orok+# $arin& terletak di pun'ak saluran udara yan& menuju ke paru-paru (trakea+ dan men&andun& pita suara# E(ioo0i Penye%a% yan& palin& serin& adalah ineksi 9irus pada saluran pernaasan %a&ian atas (misalnya 'ommon 'old+# $arin&itis ju&a %isa menyertai %ronkitis, pneumonia, inluen<a, pertusis, 'ampak dan diteri# $arin&itis %isa terjadi aki%at- Pen&&unaan suara yan& %erle%ihan Heaksi aler&i 47 Men&hirup iritan (misalnya asap rokok+# .!2)) Gejala %iasanya %erupa peru%ahan suara %erupa serak sampai hilan&nya suara# Ten&&orokan terasa &atal dan tidak nyaman# Gejala lainnya yan& ju&a %isa ditemukan- demam tidak enak %adan kesulitan menelan sakit ten&&orokan# Pem%en&kakan larin& menye%a%kan terjadinya &an&&uan pernaasan# Di)0nosis )ia&nosis dite&akkan %erdasarkan &ejala dan hasil pemeriksaan isik# )en&an 'ermin ke'il %ersudut seperti yan& di&unakan dokter &i&i, dokter %isa melihat kemerahan dan pem%en&kakan pada larin&# P!n0o,)()n Pen&o%atan pada ineksi oleh 9irus ter&antun& kepada &ejalanya# Penderita se%aiknya men&istirahatkan pita suaranya den&an tidak %i'ara atau %i'ara den&an %er%isik# Men&hirup uap %isa merin&ankan &ejala dan mem%antu penyem%uhan daerah yan& meradan&# Nika penye%a%ny a%akteri, di%erikan anti%iotik# 48 BRONKITIS D!-inisi Bronkitis merupakan suatu peradan&an pada bronkus# Pada umumnya %ron'hitis %ersiat rin&an dan akan sem%uh sempurna# Namun pada penderita usia lanjut atau pasien den&an penyakit menahun ('ontoh pada penyakit jantun& atau paru+ %ron'hitis dapat menjadi serius# E(ioo0i *)n $)(o-isioo0i Bronkitis akut pada umumnya dise%a%kan oleh 9irus# .irus yan& palin& serin& menye%a%kan %ron'hitis adalah inluen<a A dan B, parainluen<a, HS., dan 'orona9irus# Pada %ron'hitis akut, sel I sel yan& melapisi %ronkus men&alami iritasi dan mem%ran mukosa menjadi hiperemik serta %en&kak (edematous+ sehin&&a menurunkan un&si mukosilier %ronkus# Bal terse%ut menye%a%kan saluran naas menjadi tersum%at oleh de%ris dan iritasi semakin %ertam%ah# Se%a&ai respon terhadap keadaan terse%ut maka saluran naas terse%ut akan mensekresikan %anyak mukus sehin&&a menye%a%kan %atuk yan& khas pada %ron'hitis# Bronkitis akut %iasanya sem%uh dalam "aktu sekitar 13 hari# Nika inlamasi meluas hin&&a ke %a&ian akhir (%ronkiolus+ dan al9eoli maka akan terjadi %ronkopneumonia# Bronkitis kronik merupakan keadaan yan& %erhu%un&an den&an produksi mu'us trakeo%ronkial yan& %erle%ihan sehin&&a menye%a%kan %atuk %erdahak %erulan& hin&&a sekitar / %ulan dalam 0 tahun# epitel al9eolus merupakan tar&et dan inisiator inlamasi pada %ron'hitis akut# 49 Pada %ron'hitis umumnya ditemukan adanya dominasi neutroil dan peru%ahan i%roti' pada daerah peri%ronkial# Bal terse%ut diaki%atkan oleh akti9itas interleukin 8, colony*stimulating factors, serta sitokin proinlamasi dan kemotaksik lain# Sel I sel epitel pada saluran naas melepaskan sitokin terse%ut se%a&ai respon terhadap ran&san&an kondisi toksik, ineksius, dan inlamatorik# Bronkitis kronik dapat dikate&orikan dalam %ron'hitis kronik sederhana, %ron'hitis kronik mukopurulen, serta %ron'hitis kronik den&an o%struksi# Produksi sputum mukoid merupakan 'irri khusus dari %ron'hitis kronik sederhana# Bronkitis kronik mukopurulen ditandai den&an produksi sputum purulen yan& persisten atau rekuren den&an tanpa penyakit supurati seperti %ronkiektasis# Sedan&kan %ronkitis kronik den&an o%struksi memiliki karakteristik yan& mirip seperti asma kronik sehin&&a diperlukan pen&amatan yan& jeli untuk mem%edakannya# Pasien yan& men&alami %ron'hitis kronik den&an o%struksi memiliki ri"ayat %atuk produkti dan +heezing onset yan& lam%at sedan&kan pasien asma den&an o%struksi kronik memiliki ri"ayat +heezing yan& lama serta %atuk produkti den&an onset lam%at# Bronkitis kronik dapat %era"al dari %er%a&ai %ron'hitis kronik yan& residi atau dapat pula %erkem%an& se'ara perlahan aki%at merokok atau inhalasi udara yan& terkontaminasi den&an polutan lain di lin&kun&an sehin&&a menye%a%kan erosi epitel yan& melapisi %ronkus dan menurunkan akti9itas silia# *ondisi terse%ut menye%a%kan %ronkus menjadi le%ih rentan terhadap ineksi sehin&&a dapat %erkem%an& menjadi %ron'hitis# M)ni-!s()si %ini% Gejala umum %ronkitis %erupa- Batuk %erdahak (dahaknya %isa %er"arna kemerahan+ Pada a"alnya %atuk tidak %erdahak, tetapi 1-0 hari kemudian akan men&eluarkan dahak %er"arna putih atau kunin&# Selanjutnya dahak akan %ertam%ah %anyak, %er"arna kunin& atau hijau# 50 Sesak naas ketika melakukan olah ra&a atau akti9itas rin&an Serin& menderita ineksi pernaasan (misalnya lu+ Ben&ek $elah Pem%en&kakan per&elan&an kaki, kaki dan tun&kai kiri dan kanan Wajah, telapak tan&an atau selaput lendir yan& %er"arna kemerahan Pipi tampak kemerahan Sakit kepala Gan&&uan pen&lihatan# Sesak naas terjadi jika saluran udara tersum%at# Pada %ronkitis %erat, setelah se%a&ian %esar &ejala lainnya mem%aik, kadan& terjadi demam tin&&i selama /-7 hari dan %atuk %isa menetap selama %e%erapa min&&u# Di)0nosis )ia&nosis %ronkitis %iasanya dite&akkan %erdasarkan &ejala, terutama dari adanya lendir# Pada pemeriksaan den&an men&&unakan stetoskop akan terden&ar %unyi ronki atau %unyi pernaasan yan& a%normal# Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan& - Tes un&si paru-paru - Gas darah arteri - Hont&en dada P!n0o,)()n 51 Pen&o%atan %ronkitis dilakukan untuk men&uran&i demam dan rasa tidak enak %adan, kepada penderita de"asa %isa di%erikan Aspirin atau asetaminoenL kepada anak- anak se%aiknya hanya di%erikan asetaminoen# )ianjurkan untuk %eristirahat dan minum %anyak 'airan# Anti%iotik di%erikan kepada penderita yan& &ejalanya menunjukkan %ah"a penye%a%nya adalah ineksi %akteri (dahaknya %er"arna kunin& atau hijau dan demamnya tetap tin&&i+ dan penderita yan& se%elumnya memiliki penyakit paru-paru# *epada penderita de"asa di%erikan trimetoprim-sulametoksa<ol, tetra'y'lin atau ampisilin# Arythromy'in di%erikan "alaupun di'uri&ai penye%a%nya adalah Mycoplasma pneumoniae# *epada penderita anak-anak di%erikan amoKi'illin# Nika penye%a%nya 9irus, tidak di%erikan anti%iotik# Nika &ejalanya menetap atau %erulan& atau jika %ronkitisnya san&at %erat, maka dilakukan pemeriksaan %iakan dari dahak untuk mem%antu menentukan apakah perlu dilakukan pen&&antian anti%iotik# BRONKIOLITIS D!-inisi Bronkiolitis adalah penyakit o%strukti aki%at inlamasi akut pada saluran naas ke'il (%ronkiolus+ yan& terjadi pada anak O 0 tahun den&an insidens tertin&&i pada usia sekitar 0-6 %ulan den&an penye%a% terserin& respiratory sincytial virus (HS.+, diikuti den&an parainluen<ae dan adeno9irus# Penyakit ditandai oleh sindrom klinik yaitu, napas 'epat, retraksi dada dan "hee<in&# P)(o-isioo0i Mikroor&anisme masuk melalui droplet akan men&adakan kolonisasi dan replikasi di mukosa %ronkioli terutama pada terminal %ronkiolus sehin&&a akan terjadi kerusakan?nekrosis sel-sel %ersilia pada %ronkioli# Hespon imun tu%uh yan& terjadi ditandai den&an prolierasi limosit, sel plasma dan makroa&# Aki%at dari proses terse%ut akan terjadi edema su% mukosa, kon&esti serta penumpukan de%ris dan mukus 52 (plugging+, sehin&&a akan terjadi penyempitan lumen %ronkioli# Penyempitan ini mempunyai distri%usi terse%ar den&an derajat yan& %er9ariasi (total?se%a&ian+# Gam%aran yan& terjadi adalah atelektasis yan& terse%ar dan distensi yan& %erle%ihan (hyperaerated+ sehin&&a dapat terjadi &an&&uan pertukaran &as serius, &an&&uan 9entilasi?perusi den&an aki%at akan terjadi hipoksemia (Pa1 0 turun+ dan hiperkapnea (Pa :1 0 menin&kat+# *ondisi yan& %erat dapat terjadi &a&al naas# Di)0nosis #namnesis Anak usia di %a"ah 0 tahun den&an didahului ineksi saluran naas akut %a&ian atas den&an &ejala %atuk, pilek, %iasanya tanpa demam atau hanya su%e%ris# Sesak naas makin he%at den&an naas dan&kal dan 'epat# Pemeriksaan fisis )apat dijumpai demam, dispne den&an e,piratory effort dan retraksi# Naas 'epat dan&kal disertai den&an naas 'upin& hidun&, sianosis sekitar hidun& dan mulut, &elisah# Terden&ar ekspirium memanjan& atau men&i (+heezing+# Pada auskultasi paru dapat terden&ar ronki %asah halus nyarin& pada akhir atau a"al inspirasi# Suara perkusi paru hipersonor# Nika o%struksi he%at suara naas nyaris tidak terden&ar, napas 'epat dan&kal, "hee<in& %erkuran& %ahkan hilan&# Pemeriksaan penun%ang Pemeriksaan darah tepi tidak khas# Pada pemeriksaan oto dada AP dan lateral dapat terlihat &am%aran hiperinlasi paru (emisema+ den&an diameter anteroposterior mem%esar pada oto lateral serta dapat terlihat %er'ak konsolidasi yan& terse%ar# Analisis 53 &as darah dapat menunjukan hiperkar%ia se%a&ai tanda air trapping, asidosis respiratorik atau meta%olik# Bila tersedia, pemeriksaan deteksi 'epat den&an anti&en HS. dapat dikerjakan# Di)0nosis B)n*in0 Asma %ronkial Aspirasi %enda asin& Bronkopneumonia Ga&al jantun& Miokarditis >i%rosis *istik T)())%s)n) Tata laksana %ronkiolitis yan& dianjurkan adalah - 1# Pem%erian oksi&enasiL dapat di%erikan oksi&en nasal atau masker, monitor den&an pulse o,ymetry# Bila ada tanda &a&al naas di%erikan %antuan 9entilasi mekanik# 0# Pem%erian 'airan dan kalori yan& 'ukup (%ila perlu dapat den&an 'airan parenteral+# Numlah 'airan sesuai %erat %adan, kenaikan suhu dan status hidrasi# /# *oreksi terhadap kelainan asam %asa dan elektrolit yan& mun&kin tim%ul# 5# Anti%iotik dapat di%erikan pada keadan umum yan& kuran& %aik, 'uri&a ineksi sekunder (pneumonia+ atau pada penyakit yan& %erat# 7# *ortikosteroid - deksametason 3,7 m&?k&BB dilanjutkan den&an 3,7 m&?k&BB?hari di%a&i /-5 dosis# 6# )apat di%erikan ne%ulasi E a&onis (sal%utamol 3,1m&?k&BB?dosis, 5-6 K?hari+ dien'erkan den&an salin normal untuk memper%aiki ke%ersihan mukosilier# Jntuk menilai ke&a"atan penderita dapat dipakai skor -espiratory .istress #ssessment /nstrument (H)AI+! yan& menilai distres napas %erdasarkan 0 9aria%el respirasi yaitu +heezing dan retraksi# Bila skor le%ih dari 17 dimasukkan kate&ori %erat, %ila skor kuran& / dimasukkan dalam kate&ori rin&an# 54 55