Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Konflik-Sosial dan Resolusi Konflik:


Analisis Sosio-Budaya
(Dengan Fokus Perhatian Kaliantan Barat!
1
"L#H :
MAD# M#$% H&A
K#LAS '( AK )
SMK PGRI ROGOJAMPI
jl. Terminal Gitik Rogojampi Banyuwangi
*a+a ,iur (ndonesia -./-0
Kata Pengantar
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Konflik Sosial dan Revolusi
Konflik analisis sosio budaya dengan fokus kalimantan barat", yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah agama islam.
!elalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu
perasaan pemba"a.
#engan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah
S$% memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Banyuwangi, && Sseptember &'1&
"(enulis"
[i]
#)*%)R +S+
,al -udul .............................
Kata (engantar ............................ i
#aftar +si .............................. ii
Bab + (endahuluan
1.1 /atar Belakang ........................ 1
1.& Rumusan !asalah ....................... 1
Bab ++ (embahasan
&.1 %elaah Konflik Sosial ..................... &
&.& )rena Konflik %iga Ruang Kekuasaan ............... &01
&.1 Kedalaman #an Skala Konflik ................... 102
&.2 Konflik Komunal ........................ 203
&.3 Bingkai Konflik Sosial ..................... 304
&.4 (rofil Konflik Sosial #i +ndonesia #an kalimantan Barat ....... 405
&.6 (ilihan Revolusi Konflik ..................... 501'
&.7 (arti"ipatory )pproa"h .................... 1'011
Bab +++
1.1 Kesimpulan ........................... 1&
1.& Saran ............................ 1&
#aftar (ustaka ............................. 11

[ii]
BAB (
P#1DAH2L2A1
1.1 /)%)R B8/)K)9:
Sejak era0reformasi dan transformasi kehidupan sosial0politik via paham demokratisme mulai
menggelinding dan dijalankan se"ara ;konstruktif< pada tahun 1557 =masa kejatuhan >rde
Baru>RB)?, maka sejak saat itu pula perjalanan kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat di +ndonesia memasuki tahapan baru yaitu tidak pernah terlepasnya warga dari
"arut0marut konflik sosial. Konflik sosial yang selama 1' tahun rejim >RB) di;tabu<kan oleh
negara dan warga masyarakat, seolah kini menjadi tindakan0nyata yang sah, la@im dan
justifiable dalam sistem tata0kehidupan berasaskan demokrasi.
Benturan sosial demi benturan sosial berlangsung dengan mengambil bentuk aneka0rupa serta
menyentuh hampir di segala aspek =;frame of conflict<? kehidupan masyarakat =konflik agraria,
sumberdaya alam, nafkah, ideologi, identitas-kelompok, batas teritorial, dan sema"amnya?.
Satu hal yang perlu di"atat adalah bawa apapun bentuk benturan sosial yang berlangsung akibat
dari konflik sosial, maka akibatnya akan selalu sama yaitu stress sosial, ke3edihan =bitterness?,
disintegrasi sosial yang seringkali juga disertai oleh musnahnya aneka aset-aset aterial dan
non-aterial. Kehan"uran asset0 asset non0material yang paling kentara ditemukan dalam
wujud ;dekapitalisasi< modal sosial yang ditandai oleh hilangnya trust di antara para0pihak
yang bertikai, rusaknya networking, dan hilangnya compliance pada tata aturan norma dan
tatanan sosial yang selama ini disepakati bersama0sama?. Seolah semua yang telah dengan
susah payah dibangun dan ditegakkan oleh masing0masing warga yang bertikai, dengan mudah
diakhiri begitu saja karena konflik sosial. #ari perspektif politik ketatanegaraan, kebijakan
otonomi daerah =>%#)?, hingga taraf tertentu juga ikut menyumbang memperburuk situasi
konflik sosial di atas. (eristiwa demi peristiwa konflik sosial yang berlangsung di +ndonesia
selama 1' tahun terakhir menunjukkan adanya titik berat yang nyata pada basis
materialisme
3
, daripada basis post-materialisme
4
. Kendati demikian, bukan berarti post-
materialism-based social conflict tidak ada samasekali di +ndonesia. Berbagai ma"am
demonstrasi massa yang menuntut agar negara se"ara konsisten menegakkan agenda demokrasi,
desentralisme, penyelamatan lingkungan hidup, perang terhadap korupsi, perjuangan hak0hak
perempuan, dan sebagainya adalah wujud riil dari hadirnya dinamika konflik sosial berbasiskan
post0materialisme di +ndonesia selama 1' tahun terakhir.
4&0 R2M2SA1 MASALAH
1. !eningginya intensitas dan keluasan konflik sosial sejak era reformasi di +ndonesia A
&. Konflik sosial memang tidak dapat dielakkan terjadi pada bangsa manapun di dunia
manakala stress sosial yang berakar pada banyak faktor penyebab telah men"apai titik0
pun"aknyaA
1. )kibat perebutan kekuasaan A
[1]
B)B ++
(8!B),)S)9
0&4 ,elaah Konflik Sosial
%ulisan ini hendak menelaah serba ringkas kajian sosiologi konflik sosial di +ndonesia
dan men"ari peluang0peluang resolusinya. %elaahan akan dilakukan dengan pertamatama
membedah ;anatomi konflik sosial< di +ndonesia =khususnya Kalimantan Barat? se"ara
singkat, kemudian mengidentifikasikan sumber penyebabnya dan selanjutnya men"ari
kemungkinan resolusinya. #ata yang digunakan sebagai basis analisis disitasi dari berbagai data
sekunder dan sumber pustaka yang dapat dipertanggungjawabkan se"ara akademik.
&.&. )rena KonflikB %iga Ruang Kekuasaan
Konflik sosial bisa berlangsung pada aras antar-ruang kekuasaan. %erdapat tiga ruang kekuasaan
yang dikenal dalam sebuah sistem sosial kemasyarakatan, yaitu ;ruang kekuasaan negara<,
;asyarakat si3il atau kolekti5itas-sosial<, dan ;sektor s+asta< =Bebbington, 1556C dan
/u"kham, 1557?. Konflik sosial bisa berlangsung di dalam setiap ruangan ataupun melibatkan
agensi atau struktur antar0ruangan kekuasaan. Selanjutnya :ambar 1 berikut dapat diamati sebagai
berikut.
Masyarakat Si3il atau
Kolekti5itas Sosial
1egara6Peerintah
7Ruang Kekuasaan8
diana konflik sosial
ungkin 9erlangsung
S+asta6Badan #konoi
9erorientasi Profit
:ambar 1. %iga Ruang dimana Konflik Sosial #apat Berlangsung =diadopsi dengan
modifikasi dari Bebbington, 1556?
#engan mengikuti model konflik sosial berperspektifkan ruang0kekuasaan dari Bebbington =1556?
sebagaimana skemanya tergambar pada :ambar 1 di atas, maka konflik sosial antar ;3eangku
kekuasaan< dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaituB
=1? $arga masyarakat sipil atau kolektivitas sosial berhadap0hadapan melawan negara dan
sebaliknya. #alam hal konflik sosial dapat terjadi dalam bentuk protes warga masyarakat
atas kebijakan publik yang diambil oleh negarapemerintah yang dianggap tidak adil dan
merugikan masyarakat se"ara umum. (erlawanan asosiasi pedagang kaki0lima di -akarta
melawan penggusuran oleh (emerintah #K+ -aya adalah "ontoh klasik yang terus
kontemporer.
=&? Konflik sosial yang berlangsung antara warga masyarakat atau kolektivitas sosial melawan
swasta dan sebaliknya. Dontoh klasik dalam hal ini adalah ;perseteruan berdarah< yang
terus berlangsung =bahkan hingga kini? antara komunitas lokal melawan perusahaan
pertambangan multi0nasional di (apua. Kasus serupa juga ditemui dalam ;%ragedi
(en"emaran %eluk Buyat< yang memperhadapkan warga lokal yang menderita kesakitan
akibat pen"emaran air terus0menerus dari limbah tailing aktivitas penambangan emas oleh
perusahaan swasta asing di Sulawesi Etara di awal dekade &'''an.
=1? Konflik sosial yang berlangsung antara swasta berhadap0hadapan melawan negara dan
sebaliknya. Berbagai tindakan yang diambil oleh (emerintah9egara dalam mengawal
jalannya sebuah kebijakan, biasanya memakan biaya sosial berupa konflik tipe ini
[2]
se"ara tidak terelakkan.
#inamika konflik sosial antar0ruang kekuasaan akan berlangsung makin kompleks, manakala
unsur0unsur pembentuk sebuah ruang kekuasaan tidak merepresentasikan struktur sosial
dengan atributidentitas sosial yang homogen. #i ruang kekuasaan negara, termuat
sejumlah konflik sosial internal baik yang bersifat latent =terselubung0 terpendam? maupun
manifest =mewujud0nyata?. #alam hal ini, "ontoh yang paling mudah terjadi adalah konflik
sosial yang berlangsung dalam praktek manajemen pemerintahan akibat olah-kewenangan
dalam pengendalian pembangunan yang berlangsung se"ara hierarkhikal antara pemerintah
kabupaten, provinsial, dan pusat. Konflik yang lebih banyak mengambil bentuk ;konflik
kewenanangan< tersebut mengemuka sejak rejim pengaturan pemerintahan desentralisasi
berlangsung penuh sejak Endang0Endang =EE? 9o. &&1555 dilanjutkan dengan EE 9o.
1&&''2 sebagai konsekuensi >%#). Konflik antar pemerintah. Konflik sosial horisontal,
juga berlangsung antar departemen sektoral di pemerintahan pusat, ataupun antara satu
pemerintah kabupaten berhadap0hadapan melawan pemerintah kabupaten lain dalam suatu
kebijaksanaan tertentu.
#i ruang kekuasaan asyarakat si3il atau kolektivitas sosial, berlangsung konflik sosial
yang tidak kalah intensifnya antara sesama kolektivitas sosial dalam mempertentangkan suatu
obyek yang sama. ,al ini dipi"u oleh "ara pandang yang berbeda0beda dalam memaknai
suatu persoalan. (erbedaan ma@hab atau ideologi yang dianut oleh masing0masing pihak
bersengketa menjadikan friksi sosial dapat berubah menjadi konflik sosial yang nyata. Beberapa
"ontoh aras konflik ini bisa disebutkan antara lain adalah, tawuran antar warga yang dipi"u
oleh hal0hal yang dalam ;kehidupan normal< dianggap sederhana =sepele?, seperti masalah batas
wilayah administratif =desa atau kabupaten? yang hendak dimekarkan sebagai konsekuensi
>%#). Sementara itu, di ruang ini juga bisa berlangsung konflik sosial yang melibatkan
perbedaan identitas sosial komunal =ethno-communal conflict? seperti ras,
etnisitas dan religiositas. Konflik0konflik sosial yang berlangsung antara para penganut
ma@hab pada sebuah agama tertentu =konflik sektarian sebagaimana terjadi antara penganut
;)hmadyah< versus ;non0)hmadyah<? juga terjadi se"ara dramatis di ruang masyarakat sipil di
+ndonesia. Konflik sosial yang berlangsung di ruang masyarakat sipil menghasilkan dampak
yang paling ;beraneka warna< =karena diverse0 nya persoalan yang dijadikan obyek konflik?
dan berlangsung "ukup memprihatinkan =berujung pada kematian, "edera, dan kerusakan? di
+ndonesia. Beberapa kawasan di provinsi0provinsi #K+ -akarta, Kali m antan Ba r at dan
Kali m antan %engah , Sulawesi %engah =(oso? ataupun !aluku dan !aluku Etara sepanjang
akhir dekade 155'an hingga paruh pertama dekade &'''an menjadi ajang konflik sosial antar0
komunitas atau communal-conflict =lihat, Farshney, et al. &''4?. Selanjutnya lihat data konflik
sosial komunal di Kalimantan Barat =%abel 1 dan & pada bagian lebih lanjut?.
Sementara itu di ruang kekuasaan s+asta, konflik sosial lebih banyak terjadi oleh karena
persaingan usaha yang makin ketat. Kendati demikian, konflik sosial juga bisa dipi"u oleh
karena kesalahan 9egara dalam mengambil kebijakan dalam ;pemihakan< kepada kaum lemah.
!isalnya, konflik sosial para pedagang EK! =Esaha Ke"il !enengah? melawan perusahaan
retail swasta multinasional yang merasuki kawasan0 kawasan yang sesungguhnya bukan
;lahan bermain< mereka. Selain itu, konflik0 konflik berdarah yang berlangsung antara
nelayan trawl =pukat harimau? bermodal kuat melawan nelayan atau koperasi nelayan ke"il
=bermodal lemah? di berbagai daerah, adalah salah satu "ontoh klasik konflik di ruang ini.
0&) Kedalaan dan Skala Konflik
Sebagai bagian dari proses0proses sosial, dalam banyak kasus dijumpai bahwa konflik sosial
tidak berlangsung se"ara serta0merta. !eski tipe konflik sosial yang bersifat ;spontaneous
conflict< tetap ada =misalnya tawuran para pendukung kesebalasan sepakbola yang sedang
bertanding?, namun jenis konflik yang ;serta0merta< tersebut biasanya lebih mudah
dikendalikan dan segera diredam, daripada yang bersifat konstruktif dan organized.
#alam hal dijumpai kasus0kasus konflik sosial yang bertipe ;constructive social conflict<, ada
sejumlah prasyarat yang memungkinkan konflik sosial dapat berlangsung, antara lainB =1? ada
isyu-kritikal yang menjadi perhatian bersama =commonly problematized? dari para pihak
berbeda kepentingan, =&? ada inko3ati9ilitas hara3an6ke3entingan yang bersangkut0paut
dengan sebuah obyek0perhatian para pihak bertikai, =1? gunjingangossip atau hasutan serta
[3]
fitnah merupakan tahap inisiasi konflik sosial yang sangat menentukan arah perkembangan
konflik sosial menuju wujud riil di dunia nyata, =2? ada kompetisi dan ketegangan 3siko-sosial
yang terus dipelihara oleh kelompok0kelompok berbeda kepentingan sehingga memi"u konflik
sosial lebih lanjut. (ada derajat yang paling dalam, segala prasayarat terjadinya konflik akan
memi"u =3? ;asa keatangan untuk 3er3e:ahan< yang diakhiri oleh =4? "lash yang bisa
disertai dengan violen"e =kerusakan dan keka"auan?. Konflik sosial bisa berakibat sangat luas
dan berlangsung dalam jangka waktu lama, bila semua tahapan tersebut diorganisasikan dengan
baik =organized social conflict? seperti yang terjadi antara Republik +ndonesia melawan
:erakan )"eh !erdeka =:)!? beberapa waktu lalu. Sementara itu, dampak konflik dapat
"epat ditekan perluasannya, jika sifatnya tidak terorganisasikan dengan baik =unorganized
social conflict?.
-ikalau dilihat dari perspektif kecepatan reaksi =speed of reaction? yang diberikan para pihak
atas ketidaksepahaman yang terbentuk di kalangan berkonflik, maka konflik sosial dapat
berlangsung dalam beberapa 5ariasi ti3e69entuk, yaituB
1. :erakan sosial da m ai =peaceful collective action? yang berlangsung berupa aksi
penentangan, yang dapat berlangsung dalam bentukB ;aksi korektif<, ;mogok kerja<,
;mogok makan<, dan ;aksi0diam<. #alam hal tidak ditemukan resolusi konflik yang
memuaskan, maka aksi damai dapat dimungkinkan berkembang menjadi ;aksi membuat
gangguan umum< (strikes and civil disorders) dalam bentuk demonstrasi ataupun huru0
hara.
&. # e m onstrasi (demonstrations) atau protes bersama (protest gatherings) adalah
kegiatan yang mengekspresikan atas ketidaksepahaman yang ditunjukkan oleh suatu
kelompok atas suatu isyu tertentu. #erajat tekanan konflik kurang0lebih sama dengan
pemogokan. )ksi kolektif seperti ini biasanya diambil sebagai protes yang reaksio n er yang
dilakukan se"ara berkelompok ataupun massal atas ketidaksepahaman yang ditunjukkan
oleh suatu pihak tertentu kepada pihak berseberangan atas suatu masalah tertentu.
Biasanya skala bersifat lokalitas, sporadik =meski tidak tertutup kemungkinan dapat
meluas?.
1. Kerusuhan dan huru0hara (riots), adalah peningkatan derajat keberingasan =degree of
violence? dari sekedar demonstrasi. Kerusuhan berlangsung sebagai reaksi massal atas
suatu keresahan umum. >leh karena disertai dengan histeria massa, maka huru0hara
seringkali tidak bisa dikendalikan dengan mudah tanpa memakan korban luka =bahkan
kematian?.
2. (e m berontakan (rebellions) adalah konflik sosial berkepanjangan yang biasanya
digagas dan diren"anakan lebih konstruktif dan ter o rgani s asikan d en g an baik .
(emberontakan bisa menyangkut perjuangan atas suatu kedaulatan atau mempertahankan
;kawasan< termasuk eksistensi ideologi tertentu. (emberontakan tidak harus berlangsung
se"ara manifest, melainkan bisa diawali ;di bawah tanah< sehingga tampak latent sifatnya.
3. )ksi radikalis m e0revolusioner (revolutions) adalah gerakan penentangan yang
menginginkan perubahan sosial se"ara "epat atas suatu keadaan tertentu.
4. (erang adalah bentuk konflik antar negara yang sangat tidak dikehendaki oleh
masyarakat dunia karena dampaknya yang sangat luas terhadap kemanusiaan.
0& / Konflik Kounal: Livelihood and Identity Struggle
Konflik sosial yang berlangsung antar kelompok =inter0group so"ial "onfli"t? di ruang
masyarakat sipil =lihat :ambar 1?, dapat menyangkut krisis 3luralitas-sosio-9udaya dan
9ernuansa identitas sosial. Konflik tersebut merupakan konflik yang paling sering terjadi di
+ndonesia seiring dengan krisis ekonomi dan jatuhnya rejim >RB) di tahun
1556. #alam konflik bernuansa etno-kounal, sangat tampak nyata adanya para pihak yang
membawa atribut identitas ideologi, identitas antar-keaga m aan, identitas kelompok
atau juga perbedaan mazhab pada agama yang sama (konflik sekta r ia n ), serta perbedaan
asal-usul atau keturunan sebagai pembeda utama kelompok yang saling menggugat,
[4]
pelan"aran klaim, atas persoalan yang disengketakan.
!eskipun akar0konflik yang bertanggung jawab atas terjadinya konflik sosial kounal
di +ndonesia sangatlah berbeda0beda, namun ada beberapa hal yang membuatnya sama
yaitu adanya radikalisasi perbedaan identitas, radikalisasi komunalisme

serta dianutnya
bounded rationality
!
yang memi"u ;kesadaran kelas< =class consciousness ala !arG? dalam
kelompok0kelompok yang bertikai. ,al0hal tersebut tidak bisa dielakkan ikut bertanggung
jawab dan memperkuat dorongan kepada setiap warga untuk saling bersengketa dengan warga
dari kelompok lainnya dan jika mungkin saling meniadakan =eliminating strategy?.
(emahaman konflik sosial seperti ini dianut oleh para ahli sosiologi yang mendasarkan
analisisnya pada perbedaan 9asis sosio-kultural =perspektif kulturalisme? yang dianut
masyarakat.
#isadari ataukah tidak disadari, konflik sosial komunal di ruang sipil, seringkali ditemukan
benang0merah akar penyebabnya tersimpan mendalam =deeply rooted? pada persoalan
livelihood distress. (ersoalan keiskinan dan keterdesakan ekonoi ber"ampur0baur
dengan perasaan ketidakpastian kehidupan =survival insecurity? akibat datangnya kompetitor
dari sekelompok warga atau masyarakat =biasanya dengan identitas tertentu?, menyebabkan
eskalasi dan intensitas konflik sangat mudah memun"ak.
#alam tataran konflik antar kelompok ini, kepentingan individual dalam kelompok seringkali
juga diabaikan, karena telah diwakili oleh kepentingan kelompok =individu mengalami gejala
sosial yang dikenal sebagai o versoci a l ized processes dimana tujuan dan kepentingan kolektif
menjadi segala0galanya?. )rtinya, persaingan antar individu pada suatu kelompok melawan
kepentingan individu pada kelompok yang berbeda menjadi bagian integral konflik sosial antar
kelompok. #engan kata lain konflik sosial selalu melibatkan perselisihan antar kelompok
=partaipihak? dimana individu di dalamnya menjadi konstituen pendukung perjuangan
kelompoknya masing0masing. #emkianlah sehingga pada banyak kasus, konflik kelompok
(group conflict? dipakai untuk menunjuk pengertian konflik sosial (social conflict).
Konflik sosial sema"am ini memang dapat dipahami melalui perspektif materalisme, dimana
9asis aterial =sustenance needs security atau masalah livelihoodnafkah? bagi kehidupan
sekelompok warga sebagai akar konflik sosial yang harus diselesaikan
terlebih dahulu. Ketidaksiapan sekelompok orang untuk hidup dalam suasana kehidupan yang
saling0berkoeksistensi di suatu kawasan, juga merupakan penjelasan tersendiri mun"ulnya
konflik horisontal0komunal ini. #engan asumsi ;so"ial0e"onomi" stress<, maka konflik sosial
menuntut penyelesaian di wilayah materialisme se"ara konstruktif.
0&; Bingkai Konflik Sosial
Doser =1546? sebagaimana dikutip >bers"hall =1567? mendefinisikan konflik sosial sebagai
berikutB ;social conflict is a struggle over values or claims to status, power, and scarce
resources, in which the aims of the conflict groups are not only to gain the desired
values, but also to neutralise, injure, or eliminate rivals<. #engan menga"u pada
pengertian konseptual tentang konflik sosial tersebut, maka proses konflik sosial akan meliputi
spektrum yang lebar. +syu0isyu kritikal yang membingkai konflik sosial yang seringkali
dijumpai dalam sistem sosial =di segala tataran? adalahB
1. Konflik antar kelas sosial (social class conflic t) sebagaimana terjadi antara ;kelas buruh<
melawan ;kelas majikan< dalam konflik hubungan0industrial, atau ;kelas tuan tanah<
melawan ;kelas buruh0tani< dalam konflik agraria.
&. Modes of production conflict =konflik moda produksi dalam perekonomian? yang
berlangsung antara kelompok pelaku ekonomi bermodakan ="ara0produksi? ekonomi
peasantry0tradisionalisme =pertanian skala ke"il subsisten0sederhana? melawan para pelaku
ekonomi bersendikan moral0ekonomi akumulasi profit dan eksploitatif.
1. Konflik sumberdaya alam dan lingkungan =natural resources conflict ? adalah konflik
sosial yang berpusat pada isyu ;claim dan reclaiming< penguasaan sumberdaya alam
=tanah atau air? sebagai pokok sengketa terpenting. #alam banyak hal, konflik
sumberdaya alam berimpitan dengan konflik agraria , dimana sekelompok orang
[5]
memperjuangkan hak0hak penguasaan tanah yang diklaim sebagai property mereka
melawan negara, badan swasta atau kelompok sosial lain.
2. Konflik ras (ethnics and racial conflic t) yang mengusung perbedaan warna kulit dan atribut
sub0kultural yang melekat pada warna kulit pihak0pihak yang berselisih.
3. Konflik antar0pemeluk agama (religious conflict ) yang berlangsung karena masing0 masing
pihak mempertajam perbedaan prinsip yang melekat pada ajaran masing0 masing agama
yang dipeluk mereka.
pandangan atau ideologi yang dianut antar pihak. Konflik akan makin
mempertajam perbedaan pandangan antar ma@hab =seringkali pada ideologi yang sama?.
6. Konflik politik =political conflic t? yang berlangsung dalam dinamika olah0
kekuasaan =power eercise?.
7. !ender conflict adalah konflik yang berlangsung antara dua penganut pandangan
berbeda dengan basis perbedaan adalah jenis0kelamin. (ara pihak mengusung kepentingan0
kepentingan =politik, kekuasaan, ekonomi, peran sosial? yang berbeda dan saling
berbenturan antara dua kelompok penyokong yang saling berseberangan.
5. Konflik0konflik antar komunitas (communal conflicts ), yang bisa disebabkan oleh berbagai
faktor, sepertiB eksistensi identitas budaya komunitas dan faktor
sumberdaya kehidupan =sources of sustenance?. Konflik komunal seringkali bisa
berkembang menjadi konflik teritorial jika setiap identitas kelompok melekat juga identitas
kawasan.
1'. Konflik teritorial =territ o rial co n f lic t? adalah konflik sosial yang dilan"arkan oleh
komunitas atau masyarakat lokal untuk mempertahankan kawasan tempat mereka membina
kehidupan selama ini. Konflik teritorial seringkali dijumpai di kawasan0 kawasan ,ak
(engusahaan ,utan =,(,?, dimana komunitas adatlokal merasa teran"am sumber
kehidupan dan identitas sosio0budayanya manakala penguasa ,(, menghabisi
pepohonan dan hutan dimana mereka selama ini bernaung dan membina kehidupan sosial0
budaya dan sosio0kemasyarakatan.
11. "nte r -st a t e conflict adalah konflik yang berlangsung antara dua negara dengan
kepentingan, ideologi dan sistem ekonomi yang berbeda dan berbenturan kepentingan
dengan pihak lain negara.
1&. #alam ke"enderungan global, inter-state conflict bisa berkembang menjadi regional
conflict sebagaimana terjadi pada era ;perang dingin< =Blok Eni Soviet vs Blok ES)?, atau
peperangan di Balkan pada akhir dekade 155'an, dimana ES) dan 9)%> menghabisi
Serbia.
4. Konflik sektarian =sectarian conflict ?, adalah konflik yang dipi"u oleh perbedaan
0&- Profil Konflik Sosial di (ndonesia dan Kaliantan Barat
Se"ara kesejarahan bangsa +ndonesia sesungguhnya bukanlah bangsa yang ;bebas dari konflik
sosial< =social-conflict free?. -atuh bangun dan perluasan kekuasaan pemerintahan kerajaan0
kerajaan ,indu =seperti !ajapahit? dan +slam =!ataram? di nusantara sangat kental dengan
strategi konflik sosial yang bahkan menjadi mode of struggle mereka. Sejarah pergerakan
nasional modern yang diinisiasi oleh Budi Etomo pun sangat kental dengan aroma
pertentangan0perjuangan dan kesadaran0kelas antara bangsa terjajah melawan bangsa penjajah
=Belanda?. %ahun 1523 adalah titian tertinggi proses0proses konfliktual yang ditandai dengan
lahirnya 9egara Kesatuan Republik +ndonesia melalui perjuangan dan perjalanan konflik yang
sangat melelahkan dan memakan banyak korban.
,ingga detik ini pun, konflik sosial bahkan terus terjadi se"ara berulang dan terus0 menerus
mereplikasi0dirinya dari satu tempat ke lain tempat dengan bentuk yang beraneka0rupa di
seluruh penjuru wilayah +ndonesia. Konflik sosial, seolah kini telah menjadi bagian dari
;rutinitas dan keseharian< masyarakat +ndonesia. +ntensitas dan persebaran kejadian konflik
[6]
sosial menguat sejalan dengan multiplikasi kejadian konflik sosial yang dihembuskan0
diberitakan melalui berita0berita tentang konflik sosial di media massa. (emun"ulan berita
tentang konflik sosial di koran dan televisi telah membuat ;proses sosialisasi< tanpa disadari
telah membentuk opini tentang perbedaan kepada warga masyarakat di lain tempat untuk
meniru dan mengimitasi ;proses0proses penyelesaian masalah melalui jalan kekerasan dan
violence< bagi persoalan serupa yang dijumpai di lokalitas masing0masing.
!elihat proses0proses konflik sosial yang demikian tertanam dalam sejarah dan terus
;disegarkan< dalam ingatan tiap warga melalui media0media informasi dan pendidikan, maka
sesungguhnya konflik sosial di +ndonesia bukanlah ;barang baru dan aneh<. +a hanya berubah
bentuk dan semangat.
ke"enderungan yang terjadi di +ndonesia. Sementara pola konflik sosial =bentuk, latar belakang
atau akar0masalah konflik, kedalaman, dan skala konflik? pun tidak jauh berbeda. Farshney et.
al =&''4? dengan mengambil pelajaran konflik sosial yang berlangsung di +ndonesia selama
155'0&''1 memetakan ke"enderungan kejadian konflik sebagaimana dipaparkan pada :ambar
& berikut ini.
SumberB Farshney, ). et. al. &''4
:ambar &. +nsiden Kematian )kibat Konflik
Sosial di +ndonesia 155'0&''1
%ampak pada :ambar & di atas bahwa jika diukur dengan angka kematian akibat konflik
dan frekuensi kejadiannya, maka ke"enderungan eskalasi konflik meningkat dalam kurun 155'0
&''' dan menurun dalam kurun &''10&''1. #engan dua indikator tersebut Farshney =&''4?
menjelaskan bahwa pun"ak konflik sosial di +ndonesia di"apai pada tahun 1557 =angka
kematian? dan &''' =jumlah kejadian konflik sosial?. #ioperkirakan, beberapa faktor yang
bertanggung jawab atas kejadian konflik sosial tersebut adalahB =1? political power stress yang
diderita kekuatan0kekuatan yang selama ini ;dibelenggu< oleh rejim otoritarian >RB)C =&?
perubahan rejim politik ketata- negaraan yang memberikan kebebasan kuat kepada setiap
orang dan kelompok sosial untuk mengekspresikan keinginannya se"ara lebih bebasC =1?
soci a l -ec o nomic distress yang diderita banyak orang akibat krisis ekonomi di tahun 1556 yang
dampaknya masih terasakan hingga kiniC =2? kesadaran akan kebutuhan akan penghargaan
sosial atas eksistensi kelompokidentitas yang makin menguat di kalangan komunitas lokal di
berbagai kawasan di indonesia.
(aralel dengan ke"enderungan yang ditunjukkan oleh data makro +ndonesia, peristiwa konflik
sosial di (rovinsi Kalimantan Barat berlangsung paling besar dan tinggi intensitasnya di tahun
1556 dan 1555 =lihat %abel 1.?. Se"ara sosio0budaya, perbedaan identitas ras< etnis<
religiositas dan karakter sosio-budaya di kalangan kelompok0 kelompok sosial yang
hidup bersama di kawasan ini menjelaskan mengapa konflik sosial harus berlangsung.
Selain itu, masalah ekonomi =konflik sumberdaya alam dan teritorial-eksistensial? juga
menjelaskan mengapa konflik sosial terjadi di Kalimantan Barat =lihat juga %abel & dan %abel
1?.#engan melihat data pada %abel 1, &, dan 1, maka konflik sosial yang berlangsung pada akhir
dekade 155'an di Kalimantan Barat dapat dikatakan konflik multi0dimensi. Konflik sosial
tidak hanya berlangsung di ruang masyarakat sipil, namun juga melibatkan ruang
kekuasaan sosial lainnya yaitu 1egara dan S+asta. #engan
kompleksitas yang demikian, maka penyelesaian konflik sosial di Kalimantan Barat
Se"ara umum ke"enderungan terjadinya konflik sosial di Kalimantan Barat mengikuti
menjadi tidak sederhana.
[7]
%abel 1. (eristiwa Konflik Sosial di Kalimantan Barat 15510&''1
,ahun
Ke=adian
Frekuensi
Ke=adian
(kali!
*ulah
,er9unuh
(=i+a!
*ulah
,erluka (=i+a!
*ulah
9angunan
ruah yang
han:ur (unit!
*ulah
9angunan
3u9lik yang
han:ur (unit!
1551 1 1 ' ' 1
1551 & 1 1 ' '
1552 1 ' ' ' 1
1553 1 ' 2 ' '
1554 3 1 16 &47 2
4>>? 4? 4@@/ );- 0/@- -
1557 & 2 1& ' '
4>>> 0. /.4 4.@ >/0 ?
&''' 1' 7 24 5 3
&''1 1 4 1& &3 1
&''& 1 4 7 2' '
&''1 1 1 3 1 &
SumberB E9S*+R, &''2
!eski kompleksitas konflik sosial di kalimantan Barat "ukup tinggi, namun konflik sosial
komunal yang paling menonjol terjadi di kawasan ini. Konflik yang melibatkan 9egara
melawan masyarakat sipil juga agak nyata meski tidak sebesar konflik komunal.
%abel &. Kategori Konflik Sosial di Kalimantan Barat selama 15510&''1
Kategori Konflik Sosial
Frekuensi
Ke=adian
(kali!
*ulah
,er9unuh
(=i+a!
*ulah
,erluka
(=i+a!
*ulah
Ruah yang
han:ur
(unit!
*ulah
9angunan
3u9lik
yang
han:ur
(unit!
,ubungan +ndustrial 1 ' ' ' 1
Sumber #aya )lam 4 ' 13 ' 7
#thno-Aounal H #tnik
Madura 5ersus Dayak
4> 4@/> //4 0?0/ -
#thno-Aounal H #tnik
Madura 5ersus Melayu
0. /;) 4@> >-> 4
)ntar )paratur 9egara & 3 13 ' 1
)ntar (artai (olitik dan *aksi 3 ' 7 ' &
(erkelahian antar warga desa,
antar kampung
6 1 1' ' '
1egara 5ersus Masyarakat > - /) @ >
(engadilan !assa =#opular
$ustice?
1 1 ' ' 1
SumberB E9S*+R, &''2
-ika di"ermati se"ara kewilayahan, maka konflik sosial banyak terjadi di wilayah Barat bagian
Etara dari provinsi Kalimantan Barat. ,al ini dikarenakan konsentrasi penduduk dan
kekayaan serta kesuburan sumberdaya alam =tanah? terletak di daerah tersebut. Bisa jadi,
persoalan konflik sumberdaya alam dan konflik ekonomi yang menyertai konflik komunal
memang mendapatkan penjelasan yang masuk akal di kawasan ini =lihat %abel 1?.
%abel 1. Sebaran Konflik Sosial berdasarkan $ilayah )dministratif 15510&''1
Ka9u3aten6Kota Frekuensi
(ke=adian!
*ulah
,er9unuh
(=i+a!
*ulah
,erluka
(=i+a!
*ulah ruah
yang han:ur
(unit!
*ulah sarana
3u9lik yang
han:ur (unit!
Bengkayang 4> 4)0 4-. 4;?0 4
Kapuas ,ulu 1 1 1 ' 1
Ketapang & ' 2 ' 1
Kota (ontianak &1 13 6' &7 6
Landak / /;; 0-; ?.> )
Pontianak . /0; -) 0; 0
Sa9as 4- /0. /. .-) ;
Sanggau ; ;> 00 /4- ?
SumberB E9S*+R, &''2
Konflik sosial yang melintas batas ruang kekuasaan, menyebabkan tidak mudahnya untuk
menemukan penyelesaian masalah yang menyeluruh. %erlebih lagi, dimensi konflik sosial di
Kalimantan Barat men"akup tidak sekedar persoalan identitas, agama =suku #ayak biasanya
beragama Katolik, sementara suku !adura dan !elayu beragama +slam?, namun lebih luas
daripada itu ada pula faktor ;kekuatan supra-lokal< seperti krisis ekonomi0moneter =tahun
155601557? ikut bermain dan mengharu0birukan konflik sosial di kawasan tersebut. >leh karena
itu, resolusi konflik disarankan untuk dijalankan se"ara bertahap, hati0hati, spesifik lokalitas
serta tanpa menafikan setting makro dari setiap kejadian konflik.
0&? Pilihan Resolusi Konflik
%idak mudah untuk menentukan pilihan tindakan penyelesaian konflik sosial yang tepat bagi
suatu sistem sosial di suatu kawasan tertentu. Solusi konflik sosial pun tidak dapat ;generik<,
dalam arti sebuah rumusan yang berlaku bagi suatu sistem sosial komunitas akan berlaku juga
bagi sistem sosial komunitas yang lain.
Se"ara umum strategi resolusi konflik sepantasnya harus dimulai dengan pengetahuan yang
men"ukupi tentang 3eta atau 3rofil konflik sosial yang terjadi di suatu kawasan. #engan
berbekal peta tersebut, segala kemungkinan dan peluang resolusi konflik diperhitungkan dengan
"ermat, sehingga setiap manfaat dan kerugiannya dapat dikalkulasikan dengan baik.
Seringkali dijumpai banyak kasus bahwa sebuah pilihan solusi0tindakan rasional untuk
mengatasi konflik sosial, tidaklah benar0benar mampu menghapuskan akar0persoalan konflik
se"ara tuntas dan menyeluruh. (ada kasus0kasus yang demikian itu, maka resolusi konflik
sepantasnya dikelola =conflict management? pada derajat dan suasana yang sedemikian rupa
sehingga ledakan berupa ;clash-social< yang bisa berdampak sangat destruktif dapat
dihindarkan.
#engan mempertimbangkan hal0hal tersebut di atas, maka strategi resolusi konflik dapat
menempuh beberapa "ara sebagaimana dipaparkan pada :ambar 1 sebagai berikut. #alam
:ambar tersebut diasumsikan bahwa konflik sosial dapat berlangsung dan melibatkan 1 =tiga?
pihak =aktoragensi atau struktur? yang berada di ketiga ruang kekuasaan =lihat :ambar 1?
se"ara saling berhadap0hadapan sekaligus. #emikian juga di dalam setiap ruang kekuasaan,
dimungkinkan terjadi konflik antar sesama aktor atau agensi maupun struktur yang berada di
ruang yang sama. Konflik sosial di ruang yang sama dan terjadi paling masif di Kalimantan
Barat adalah apa yang terjadi di ruang masyarakat sipil atau kolektivitas sosial. >leh karena
itu perhatian di ruang ini akan lebih banyak menjadi perhatian.
Pendekatan 1egara vis a
vis
Masyarakat
1egara vis a
vis S+asta
Masyarakat
vis a vis
S+asta
Konflik
antar
asyarakat
atau
kolekti5itas
sosial
Konflik
antar
3eangku
kekuasaan
dala
ruang
1egara
Konflik
internal
s+asta
Resolusi
Konflik
berbasis atau
berorientasi
nilai-kultural
=etik, norma?
8 d ukasi p ublik
sebagai
pendekatan
penerapan etika
pem iha ka n
=affirmative
action? kepada
pihak yang
lemah
8 d ukasi
p u b lik
8 d ukasi p ublik
sebagai
langkah awal
bagi
pengembangan
etika
pertu k a r an
yang adil H
balance
reciprocity
(emanfaatan
si m bo l0
si m bol d a n
n o rm a
ku ltural
sebagai
pemersatu
para pihak
yang
berkonflik
8 d ukasi
p u b lik
8 d ukasi
p u b lik
Resolusi
Konflik
berbasis atau
berorientasi
pengembangan
struktur
kele9agaan
*orum
Ko m unik a si
dan
memberdaya0
kan ;ru a ng
ko m unik a si
p u b li k < dan
pengembangan
kelembagaan
kol a b o ratif atau
ke m i traan
*orum
Ko m unik a si
dan
memberdaya
0kan ;ru ang
ko m unik a si
p u b li k <
*orum
Ko m unik a si
dan
memberdaya0
kan ;ruang
komunikasi
publik<.
(engembangan
% o mmu n ity
&evelopm e nt
atau ke m itraan
bagi
masyarakat
lokal
*orum
Ko m unik a si
dan
memberdaya
0kan ;ru ang
ko m unik a si
p u b li k < serta
membangun
kes e pakat a n
bersama
berbasiskan
ke m i traan
dan saling0
pengertian
*orum
Ko m unik a si
dan
Kes e paka ta n0
kes e pakat a n
bersama
/embaga
(engawas dan
(enyelesaian
(ersaiangan
Esaha
:ambar 1. Kerangka Emum Resolusi Konflik
Strategi pengembangan resolusi konflik sosial yang ditawarkan pada :ambar 1 di atas tentu
saja merupakan ta+aran yang sangat uu dan samasekali tidak dapat digunakan sebagai
solusi konflik jitu di tingkat lokal dimana ditemukan jenis konflik sosial yang khas penyebab,
bentuk dan dinamikanya. >leh karena itu, sebagai pendekatan strategik, maka tawaran0
tawaran solusi konflik di atas harus dikembangkan lebih lanjut agar dapat digunakan
se"ara efektif sebagai penawar konflik sosial di tingkat lokalitas.
0&. "articipatory #pproach
Konflik sosial yang berlangsung di +ndonesia terutama di Kalimantan Barat, berdimensi
sangat luas. Konflik berlangsung terutama di ruang asyarakat si3il yang melibatkan
kelompok0kelompok sosial dengan identitas sosial-budaya tertentu =antar ethnic-group dan
antar pemeluk berbeda agama?. Selain itu terdapat pula konflik sosial yang berlangsung
antara 9egara versus !asyarakat, demikian pula Swasta versus !asyarakat !asyarakat
=lokal?. #erajat kedalaman konflik sosial juga ;sangat dalam< dimana konflik sosial
membawa akibat kematian, "edera, dan juga kehan"uran struktur sosial0 ekonomi
=kehan"uran rumah dan sarana publik? masyarakat. (ada ;wilayah< modal sosial terjadi
perasaan ;social distrust< antar pihak yang sangat tinggi. Kejadian konflik sosial di berbagai
kawasan juga tidak dapat dilepaskan dengan tali0temali setting sosial0 ekonomi dan sosio0
politik makro yang berlangsung di +ndonesia sejak era reformasi
bergulir. Kemiskinan, ketidakpastian nafkah dan sumberdaya serta ketiadaan jaminan sumber
penghidupan =livelihood resources? memperparah derajat konflik sosial yang terjadi.
#alam kondisi yang serba kompleks seperti itu, maka tidak mudah bagi siapapun dan dengan "ara
apapun untuk menemukan solusi konflik sosial se"ara jitu dan manjur untuk semua kasus.
>leh karena itu, penyelesaian konflik sepantasnyalah diletakkan kembali dalam bingkai lokalitas
dan didekati se"ara lokalitas pula. (endekatan sepantasnya dilakukan se"ara bertahap0tahap, dan
yang terpenting adalah selalu melibatkan semua pihak terkait dalam konflik untuk berpartisipasi
aktif dalam men"ari solusi konflik. ,anya dengan pendekatan ini, maka pemahaman akan akar0
konflik serta penyelesaian konflik menjadi lengkap dan menyeluruh. Segala "ara yang
menafikan proses-proses partisipatif dan bottom-up approach adalah upaya yang akan
menghadapi kesia0siaan, karena konflik sosial pada hakekatnya adalah wujud riil interaksi sosial
dimana para0pihaklah yang tahu mengapa mereka berinteraksi sosial dalam ;jalur konfliktual< dan
bukan kerjasama yang sinergetik.
B)B +++
(89E%E(
)&4 Kesi3ulan
Setiap daerah memiliki konflik sosial yang berbeda tergantung pada ke"enderungan
masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengelolanya menjadi energi yanng positif dan
meminimalkan kesempatan konflik sosial untuk menjadi besar sehingga terjadi kerusuhan atau
"haos.
)&0 Saran
!arilah setiap warga negara indonesia untuk saling menghargai dan menghormati bahwa
kita adalah satu kesatuan warga negara indonesia yang sama dalam derajaat dan kedudukan.
DAF,AR P2S,AKA
)dler, (. S. &'''. 9atural Resour"es Donfli"t ResolutionB $ater, S"ien"e, and %he Sear"h
for Dommon :round. 1
st
)ustralian 9atural Resour"es /aw and (oli"y Donferen"e.
Danberra.
)nonymous. 1554. !anaging Donfli"t in the (ost0Dold $ar $orldB %he Role of
+ntervention. %he )spen +nstitute. $ashington, #.D.
. &''4. Donfli"t !anagement over 9atural Resour"es Dapa"ity Building
(rogram under the Dommunity0Based Rural #evelopment (rogram (roje"t. *)>. Rome
)nwar, #. *. et al. &''3. Fiolent +nternal Donfli"ts in )sia (a"ifi"B ,istories, (oliti"al
8"onomies and (oli"ies. Iayasan >bor +ndonesia. -akarta
Bebbington, ). 1556. So"ial Dapital and Rural +ntensifi"ationB /o"al >rgani@ations and
+slands of Sustainability in the Rural )ndes. !eographic $ournal, 'ol. ()*+,, pp.
(-.-(./.
Bu"kles, # and Rusnak, :. 1555. Donfli"t and Dollaboration in 9atural Resour"e
!anagement. in Bu"kles, #. et. al. =ed?. 1555. Dultivating (ea"eB Donfli"t and
Dollaboration in 9atural Resour"es !anagement +#RD $orld Bank.
$ashington #.D.
Dastro, ). ( and 9ielsen, 8. &''1. 9atural Resour"e Donfli"t !anagement Dase
StudiesB )n )nalysis of (ower, (arti"ipation and (rote"ted )reas. *)>. Rome.
/u"kham, R. 1557. #emo"rati" +nstitutions and (oliti"s in DonteGt of +neJuality,
(overty, and Donfli"t. +#S $orking (aper 9o. 1'2.
!alik, +. et. al. &''1. !enyeimbangkan KekuatanB (ilihan Strategi !enyelesaikan
Konflik atas Sumberdaya )lam. Iayasan Kemala. -akarta.
>bers"hall, ). 1567. %heories of So"ial Donfli"t. 0nnual 1eview of 2ociology 'ol. 3, pp.
,.(-*(4.
%adjoeddin, !. K. &''4. ) *uture Resour"e Durse in +ndonesiaB %he (oliti"al
8"onomy. E9#(. -akarta.

Anda mungkin juga menyukai