Anda di halaman 1dari 31

Analisis APBD

Pengertian Analisis
Anggaran
Analisis adalah suatu kegiatan untuk
mempelajari obyek atau masalah melalui
pemikiran yang logis, meliputi keadaan dan
unsur-unsurnya, tatanan dan keterkaitan baik
yang bersifat nyata maupun tidak nyata,
bersifat internal dan eksternal, teknis dan non
teknis , vertikal dan horizontal.
Tujuan Analisis
Anggaran
Menelaah arah kebijakan Anggaran pada
tahun berjalan, baik disi penerimaan
maupun pada sisi belanja.
Menelaah sejauhmana konsistensi dan
signifikansi hubungan antara visi
pembangunan daerah dengan kebijakan
penganggaran daerah.

Pentingnya Melakukan
Analisis Anggaran
Pada hakekatnya bahwa anggaran
adalah uang rakyat yang
pengalokasiannya harus sebesar-
besarnya untuk rakyat.
Pada dasarnya proses penganggaran
adalah proses politik, sehingga salah
satu dimensi yang paling menonjol dalam
proses penganggaran adalah dimensi
politik.
Anggaran negara adalah instrumen
teknis yang dihasilkan dari proses
perencanaan dengan berbagai
pendekatan teknis yang terukur, rasional
dan terarah tidak boleh manipulatif dan
spekulatif.
Anggaran negara disusun atas prinsip
efesiensi dan efektivitas.

Prinsip umum
dalam Analisis Anggaran
Pendekatan Proses Penganggaran yang
lebih politis.
Pendekatan Teknis melalui instrumen
teknis yang lebih kualitatif.
Pendekatan Normatif yang dibangun dari
persepsi hukum dalam penyusunan dan
Pengelolaan anggaran daerah.
Menelaah/mengkaji hubungan alokasi
prioritas pembiayaan dengan kebijakan
pembangunan dan tingkat
proporsionalitas pembiayaan pada sektor
yang menuntut keberpihakan pemerintah
atau adanya POLITICAL WILL.
Menelaah trend kebijakan penganggaran
dalam periode tertentu dan
menghubungkannya dengan tingkat
kemajuan yang dicapai pada sektor-
sektor yang menjadi prioritas
pembiayaan dalam periode tersebut.
Teknis Analisis
Anggaran
Analisis Linier
Analisis Non Linier
Analisis Thematic atau
Dynamic
Pendapatan
Bagian Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu
Bagian Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Restribusi Daerah
Bagian Laba Usaha daerah
Lain-lain PAD yang sah.
Dana Perimbangan
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak ( SDA )
DAU
Dana Bantuan Luar Negeri
Dana Alokasi Khusus
Dana Darurat
Bagian Pinjaman Pemerintah Daerah
Pinjaman Luar Negeri
Lain-lain Penerimaan Yang Sah.

Sistem Anggaran Lama

Belanja Rutin
Belanja
Pembangunan

PENGELUARAN

1. Belanja Pegawai
2. Belanja barang
3. Belanja Pemeliharaan
4. Belanja Perjalanan Dinas
5. Belanja Lain-lain
6. Anggaran Pinjaman Hutang dan Bunga
7. Belanja Pensiun & Onderstand
8. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga
9. Pengeluaran yang tak tersangka
Belanja Rutin
Sektor Industri
Sektor Pertanian dan Kehutanan
Sektor Sumber Daya Air dan Irigasi
Sektor Tenaga Kerja
Sektor Perdagangan Pengembangan
Usaha daerah , Keuangan Daerah dan
Koperasi
Sektor Transportasi
Sektor Pertambangan dan Energi
Sektor Pariwisata dan Telekomunikasi
Daerah
Sektor Pembangunan Daerah dan
Pemukiman
Sektor Lingkungan Hidup dan Tata Ruang
Sektor Pendidikan, Kebudayaan Nasional,
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Pemuda dan Olahraga
Sektor kependudukan dan Keluarga
Sejahtera
Sektor Kesehatan , Kesejahteraan Sosial,
Peranan Wanita, Anak dan Remaja
Sektor Perumahan
Sektor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Sektor Hukum
Sektor Aparatur Pemerintah dan
Pengawasan
Sektor Politik ,Penerangan ,
Komunikasi dan Media Massa
Sektor Keamanan dan Ketertiban
Umum
Subsidi Pembangunan Terhadap
Daerah Bawahan
Belanja Pembangunan
NO. URAIAN Jumlah (Rp) Realisasi (Rp)
I. PENDAPATAN
1,1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pajak Daerah
1.1.2 Restribusi Daerah
1.1.3 Bagian Laba Usaha Daerah
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
1.2 Dana Primbangan
1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum
1.2.3 Dana Alokasi Khusus
1.2.4 Dana Primbangan dari Propinsi
1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah
Jumlah Pendapatan
Sistem Anggaran Kinerja
II. BELANJA
2.1 APARATUR
2.1.1 Belanja Administrasi Umum
2.1.1.1 Belanja Pegawai /Personalia
2.1.1.2 Belanja Baranh dan Jasa
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan
2.1.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan
2.2.2.1 Belanja Pegawai /Personalia
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan
2.1.3 Belanja Modal
2.2 BELANJA PELAYANAN PUBLIK
2.2.1 Belanja Administrasi Umum
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan
2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja Pegawai/Personalia
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Pemeliharaan
2.2.3 Belanja Modal
2.3
BELANJA BAGI HASIL DAN BANTUAN
KEUANGAN
2.4 BELANJA TIDAK TERSANGKA
Jumlah Belanja
Defisit
III. PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN DAERAH
3.1.1 Sisa lebih Perhitungan Tahun Lalu
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi
3.1.4
Hasil Penjualan Aset daerah yang
dipisahkan
3.1.5 Iuran Wajib Pegawai
3.1.6 Potongan Tabungan Uang Muka Pegawai
3.1.7 Pembayaran Pajak Penghasilan
3.1.8 Penerimaan Pihak Ketiga
3.1.9 Penerimaan Bantuan Luar Negeri
3.2 PENGELUARAN DAERAH
3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan
3.2.2
Penyertaan Modal Kepada BPD Jatim
3.2.3
Pembayaran Utang Pokok yang jatuh
tempo
3.2.4
Sisa lebih Perhitungan Anggaran Tahun
berjalan
3.2.5 Iuran Wajib Pegawai
3.2.6
Potongan Tabungan Uang Muka Pegawai
3.2.7 Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh)
3.2.8 Pengeluaran Pihak ketiga
3.2.9 Pembayaran Proyek-Proyek DIPDA-L
Jumlah Pembiayaan
NO. URAIAN Prosentase
I. PENDAPATAN
1.1 Pendapatan Asli Daerah 39,377,446,135.00 12.51%
1.1.1 Pajak Daerah 23,966,000,000.00 60.86%
1.1.2 Restribusi Daerah 10,397,684,045.00 26.41%
1.1.3 Bagian Laba Usaha Daerah 2,791,262,090.00 7.09%
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 2,222,500,000.00 5.64%
1.2 Dana Primbangan 256,483,697,351.00 81.46%
1.2.1 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 14,278,697,351.00 5.57%
1.2.2 Dana Alokasi Umum 234,280,000,000.00 91.34%
1.2.3 Dana Alokasi Khusus 7,925,000,000.00 3.09%
1.2.4 Dana Primbangan dari Propinsi
1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah 19,000,000,000.00 19,000,000,000.00 6.03%
Jumlah Pendapatan 314,861,143,486.00
RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2003
JUMLAH
II. BELANJA
2.1 APARATUR 85,972,718,245.80 24.09%
2.1.1 Belanja Administrasi Umum 72,183,958,712.80 83.96%
2.1.1.1 Belanja Pegawai /Personalia 54,263,246,594.80 75.17%
2.1.1.2 Belanja Baranh dan Jasa 10,985,605,118.00 15.22%
2.1.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 2,046,677,000.00 2.84%
2.1.1.4 Belanja Pemeliharaan 4,888,430,000.00 6.77%
2.1.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 11,998,430,833.00 13.96%
2.2.2.1 Belanja Pegawai /Personalia 5,997,610,943.00 49.99%
2.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 5,265,439,890.00 43.88%
2.2.2.3 Belanja Perjalanan Dinas 286,980,000.00 2.39%
2.2.2.4 Belanja Pemeliharaan 448,400,000.00 3.74%
2.1.3 Belanja Modal 1,790,328,700.00 1,790,328,700.00 2.08%
2.2 BELANJA PELAYANAN PUBLIK 259,091,546,509.93 72.59%
2.2.1 Belanja Administrasi Umum 128,925,056,080.93 49.76%
2.2.1.1 Belanja Pegawai/Personalia 121,040,724,627.00 93.88%
2.2.1.2 Belanja Barang dan Jasa 4,468,666,453.93 3.47%
2.2.1.3 Belanja Perjalanan Dinas 1,307,070,000.00 1.01%
2.2.1.4 Belanja Pemeliharaan 2,108,595,000.00 1.64%
2.2.2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan 28,451,357,679.00 10.98%
Belanja Pegawai/Personalia 7,523,812,864.00 26.44%
Belanja Barang dan Jasa 8,737,944,315.00 30.71%
Belanja Perjalanan Dinas 1,295,902,000.00 4.55%
Belanja Pemeliharaan 10,893,698,500.00 38.29%
2.2.3 Belanja Modal 101,715,132,750.00 101,715,132,750.00 39.26%
III. PEMBIAYAAN
3.1 PENERIMAAN DAERAH 80,530,373,845.29 67.67%
3.1.1 Sisa lebih Perhitungan Tahun Lalu 37,058,746,795.29 46.02%
3.1.2 Transfer dari Dana Cadangan 21,000,000,000.00 26.08%
3.1.3 Penerimaan Pinjaman dan Obligasi 0.00%
3.1.4
Hasil Penjualan Aset daerah yang
dipisahkan 0.00%
3.1.5 Iuran Wajib Pegawai 11,810,242,000.00 14.67%
3.1.6
Potongan Tabungan Uang Muka
Pegawai 797,195,850.00 0.99%
3.1.7 Pembayaran Pajak Penghasilan 6,457,189,200.00 8.02%
3.1.8 Penerimaan Pihak Ketiga 0.00%
3.1.9 Penerimaan Bantuan Luar Negeri 3,407,000,000.00 4.23%
3.2 PENGELUARAN DAERAH 38,471,673,675.00 32.33%
3.2.1 Transfer ke Dana Cadangan - 0.00%
3.2.2
Penyertaan Modal Kepada BPD Jatim 250,000,000.00 0.65%
3.2.3
Pembayaran Utang Pokok yang jatuh
tempo 16,000,000.00 0.04%
3.2.4
Sisa lebih Perhitungan Anggaran
Tahun berjalan - 0.00%
3.2.5 Iuran Wajib Pegawai 11,810,242,000.00 30.70%
3.2.6
Potongan Tabungan Uang Muka
Pegawai 797,195,850.00 2.07%
3.2.7 Pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) 6,457,189,200.00 16.78%
3.2.8 Pengeluaran Pihak ketiga - 0.00%
3.2.9 Pembayaran Proyek-Proyek DIPDA-L 19,141,046,625.00 49.75%
Jumlah Pembiayaan 119,002,047,520.29
Langkah Praktis
Menganalisis Angaran
Menyiapkan Nota Keuangan Daerah (Dokumen
APBD), minimal 3 tahun terakhir dan dokumen
pendukung lainnya, Renstra, RTRWK serta
peraturan terkait baik di tingkat pusat (UU, PP,
Kepmen, Surat Edaran Menteri terkait),
maupun di tingkat daerah (Perda, Keputusan
Gubernur, Bupati, dll).
Membuat Prosentase distribusi alokasi
Penerimaan menurut Sumber Penerimaan dan
Pengeluaran menurut Sektor/sub sektor yang
dibiayai.
Membuat Pemetaan Sederhana berdasarkan item
program/Proyek persektor, kemudian
mengklasifikasikannya berdasarkan pihak yang
diuntungkan pada pelaksanaan program/proyek
apakah ke publik atau aparat dengan rekanannya.
Mengelompokkan Instansi/Dinas atau lembaga
daerah pengguna anggaran terbesar dan menelaah
obyek dan sasaran pembiayaannya.
Menelaah signifikansi hubungan antara Induk
sektor/sub sektor dengan item program atau proyek
yang akan dibiayai pada tiap sektor tersebut,
kemudian mengklasifikasi prioritas pembiayaan tiap
sektor berdasarkan prinsip prioritas dan alokasi
proporsional untuk sektor yang membutuhkan
keperpihakan pemerintah.

Membuat Catatan Kritis berdasarkan 3
Pendekatan yaitu :
Catatan kritis dari aspek proses yang
merupakan tinjauan politis,
Catatan dari aspek efesiensi, dan
rasionalitas yang merupakan tinjauan dari
sisi teknis ekonomis,
Dan atatan dari aspek Normatif yaitu
berdasarkan pendekatan Hukum yang
menjadi acuan dalam penyusunan dan
Pengelolaan Anggaran Daerah.

Merumuskan Arah Kebijakan sebagai
Rekomendasi untuk eksekutif dan legislatif
serta menentukan tindak lanjut atau
strategi advokasi dan kontrol yang dapat
dilakukan oleh masyarakat sipil.
Tersedianya dokumen resmi tentang
anggaran (yang terbaru) yang hendak
dikaji dan dilengkapi dengan dokumen
pendukungnya misalnya, Nota
Keuangan/APBD, UU/Perda, dan
Dokumen Hukum yang terkait sebagai
disebutkan pada point pertama pada
langkah praktis analisis diatas.
Bagian-bagian Penting
Analisis pada Analisis pada
sisi Penerimaan Daerah
Sisa Anggaran Tahun Lalu
Nilai sisa ini ,dengan sistem pencatatan
yang tidak menggunakan standart akuntansi
yang jelas, sangat rawan untuk dimanipulasi
Untuk menganalisis anggaran ke depan,
harus ditelusuri pada dinas, instansi atau
badan yang tingkat realisasi penggunaan
tertinggi sampai dengan yang terendah
Pendapatan Asli Daerah ( PAD )
Menelaah sektor mana yang memberikan
kontribusi terbesar pada penerimaan Asli
Daerah
Mengkaji sejauh mana segnifikansi antara
estimasi penerimaan masing-masing pos
penerimaan Asli Daerah dengan taksiran
potensinya masing-masing pos tesebut.
Kecenderungan menggunakan estimasi
minimum oleh pemerintah.
Memperhatikan dasar kebijakan fiskal daerah,
khususnya yang berhubungan dengan
Kebijakan Perpajakan dan Restribusi Daerah.
Menelaah signifikansi Hubungan Kebijakan
Peningkatan PAS dengan Kualitas Fasilitas
Pelayanan Publik.

Bagian-Bagian Penting
Analisis Pada Sisi Belanja
Daerah
Analisis Perbandingan Alokasi Anggaran Per
Sektor atau per Unit program untuk melihat
Prioritas Belanja.
Analisis Trend Kebijakan Belanja Daerah, yaitu
melihat Kecenderungan alokasi anggaran dari
tahun ke tahun yang secara umum dapat dilihat
dari kecenderungan antara belanja ke aparat
atau ke Publik.
Analisis Perbandingan Antara Lokasi Anggaran
Per Unit Belanja dengan Nilai seharusnya
berdasarkan standar biaya yang yang diatur
oleh ketentuan
Rasionalisasi Kenaikan Nilai Alokasi Anggaran
belanja Pegawai dengan jumlah PNS dan Pejabat
Daerah.
Analisis Dampak Kebijakan Kenaikan Belanja
Daerah terhadap beban rakyat dan pertumbuhan
ekonomi daerah.
Analisis Perbandingan Prosentase Kenaikan PAD
dengan Prosentase Kenaikan Belanja Daerah
Analisis Signifikansi Hubungan Sektor dengan
item/program yang dibiayai pada tiap sektor.
Rasionalisasi Alokasi Belanja Operasional Kepala
Daerah (Biaya Taktis Operasional Kepala/Wakil
Kepala Daerah, Anggota DPRD, dsb).

Pertanyaan Pokok Yang dapat di
Jawab dari Analisis Anggaran
Daerah
Arah atau kecenderungan kebijakan
pemerintah dan Belanja.
Konsistensi Kebijakan Penganggaran terhadap
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku,
serta terhadap prinsip-prinsip Penyusunan dan
Pengelolaan Anggaran Daerah
Strategi Pembiayaan dan Peningkatan Daerah
Berdasarkan hasil kajian mendalam fenomena
yang dihadapi dan memperhatikan potensi,
kekuatan dan masalah yang dihadapi masing-
masing.
Beberapa Permasalahan yang
Perlu mendapat Perhatian dalam
Analisis Anggaran
Struktur penerimaan Pendapatan Asli
Daerah
Alokasi Belanja untuk sektor Publik dan
Kesejahteraan Sosial.
Komposisi Dana Perimbangan Propinsi,
Kota, Kabupaten
Struktur Belanja secara sektoral
Apa anggaran dibelanjakan secara
faktual.
Metode atau pendekatan Proyeksi,
komitmen terhadap prinsip, efesiensi dan
rasionalitas alokasi, serta signifikansi
hubungan kebijakan penganggaran
daerah dengan UU yang berlaku.

Arahan, mandat dan Pembinaan dari
Pusat dan Pemerintah Atasan
Data Historikal
Dokumen Terkait
Masyarakat
Tomas, LSM, Ormas, Asosiasi,
Profesi, PT, dll
Pengutaran Usulan, aspirasi dan
inisiatif masyarakat melalui jalur-
jalur jenjang birokrasi /Pemerintah
seperti RT, RW, Desa dan Kecamatan
Pengutaran Usulan, aspirasi dan
inisiatif masyarakat melalui dengar
Pendapat, turun lapangan, kuisioner,
kotak pos, media massa dan lain-lain
EKSEKUTIF
Pemda beserta Instansi/Uni
LEGISLATIF
D P R D
Rekonsiliasi &
Kesepakatan
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
RENCANA ANGGARAN MULTI TAHUNAN
Daftar Usulan, aspirasi dan
inisiatif masyarakat serta evalusi
kinerja Pemerintah Daerah
perode sebelumnya
Daftar Usulan,
Aspirasi dan Inisiatif
Masyarakat
USULAN MODEL
PERENCANAAN KEBIJAKAN
JANGKA MENENGAH

Anda mungkin juga menyukai