Anda di halaman 1dari 22

ALAT DAN KAPAL PENANGKAP IKAN

MODUL PRAKTIKUM




TIM PENYUSUN











LABORATORIUM TEKNOLOGI MENEJEMEN ILMU PENANGKAPAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2013

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Modul : Modul Praktikum Alat dan Kapal Penangkapan Ikan
Nama Tim Penyusun :
1. Prof.Dr.Ir. Dulmiad Iriana.
2. Alexander M.A. Khan., S.Pi. M.Si.
3. Bambang Taufik Perdana Budiman., S.Pi.
4. Muhammad Luthfi Ramadhan., S.Pi.
5. Lantun Paradhita Dewanti., S.Pi.
6. Arfiani Karuniasari., S.Pi.
7. Ahmad Abul Hasan

Jatinangor, September 2013

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
UNPAD



Dr.Ir. Junianto, MP
NIP. 19670817 199203 1 005
Kepala Labotatorium Teknologi dan
Manajemen Perikanan Tangkap
FPIK UNPAD



Prof.Dr. Ir. Dulmiad Iriana
NIP. 19450917 197106 1 001


DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan .................................................................................. i
Daftar Isi .................................................................................. ii
Daftar Gambar .................................................................................. iii

BAB I
1.1. Deskripsi Mata Kuliah ................................................................. 1
1.2. Deskripsi Praktikum Mata Kuliah................................................ 1
1.3. Kompetensi Praktikum Mata Kuliah............................................ 2
1.4. Materi Praktikum.......................................................................... 2
1.5. Penilaian Hasil Praktikum............................................................. 2
1.6. Tata Tertib Praktikum................................................................... 2

BAB II
2.1. Bahan Pembuat Jaring.................................................................. 3
2.2. Simpul........................................................................................... 6
2.3. Mata Jaring/ Mesh Size................................................................ 7
2.4. Materi Pancing.............................................................................. 8








DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1
2
Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament
Netting Twine or Folded Yarn.....................................................
3
4
3 Arah Pilinan................................................................................. 5
4 Struktur Benang Anyam.............................................................. 6
5 Bagian-bagian Mata Pancing....................................................... 9
6 Point............................................................................................. 10
7 Shank............................................................................................ 11
8 Sabiki Hook................................................................................. 12
9 Model-model Single Hook........................................................... 13
10 Treble Hook................................................................................. 14
11 Double Hook................................................................................ 14
12 Mata Oshsughenssy.................................................................... 15
13 Mata Big Game............................................................................ 15
14 Circle Hook.................................................................................. 16
15 Bentuk-bentuk Mata Pancing....................................................... 16
16 Penomoran Mata Pancing............................................................ 17



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah alat dan kapal penangkapan ikan merupakan dasar dari
rangkaian mata kuliah perikanan tangkap yang dipelajari di Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Dalam pembelajarannya sendiri,
kegiatan perikanan tangkap tidak lepas dari kapal yang digunakan untuk
menangkap ikan beserta dengan jenis alat tangkap yang dipergunakan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal yang secara khusus dipergunakan
untuk menangkap ikan, termasuk menampung dan mengangkut, menyimpan,
mendinginkan atau mengawetkan. Spesifikasi kapal penangkap ikan disesuaikan
dengan jenis alat yang digunakan, ikan target (contoh: kecepatan renang ikan),
serta kondisi alam dari daerah penangkapan ikan.
Alat penangkap ikan merupakan suatu alat yang di desain khusus untuk
menangkap ikan yang disesuaikan dengan karakteristik ikan target tangkapan,
kondisi perairan serta regulasi alat tangkap yang diperbolehkan. Secara global,
materi alat tangkap menjelaskan tentang jenis-jenis alat tangkap ikan yang
dipergunakan. Secara spesifik, materi alat tangkap menjelaskan tentang bahan
pembuat alat tangkap, mesh size/mata jaring hingga penggunaan pemberat dan
pelampung pada alat tangkap.

1.2.Deskripsi Praktikum Mata Kuliah
Praktikum mata kuliah alat dan kapal penangkap ikan menitikberatkan
pada pengenalan jenis-jenis alat tangkap dan kapal penangkap ikan melalui
miniatur alat dan kapal penangkap ikan yang ada di laboratorium. Dilanjutkan
dengan pembelajaran mengenai konstruksi alat tangkap yang diawali dari
pembelajaran bahan benang yang digunakan, pengukuran mesh size, struktur mata
pancing, serta perhitungan pemberat dan pelampung pada alat tangkap.


1.3.Kompetensi Praktikum Mata Kuliah
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan mampu
mengenali jenis-jenis alat penangkap ikan serta karakteristik alat penangkap ikan
tersebut serta praktikan diharapkan mengetahui secara garis besar konstruksi dari
kapal penangkapan ikan.

1.4.Materi Praktikum
Materi praktikum terbagi atas beberapa bagian, yaitu:
- Pengenalan alat dan kapal penangkap ikan
- Menggambar konstruksi kapal
- Pengenalan bahan dan perhitungan konstruksi alat penangkap ikan

1.5.Penilaian Hasil Belajar (Praktikum)
Bobot penilaian praktikum adalah 20%. Penilaian hasil praktikum
berdasarkan pada beberapa indikator yang ditetapkan, yaitu:
- Absensi praktikan
- Keaktifan praktikan dalam pelaksanaan praktikum
- Laporan praktikum, baik modul praktikum harian maupun laporan akhir

1.6.Tata Tertib Praktikum
Tata tertib paraktikum dijabarkan sebagai berikut:
- Praktikan hadir 10 menit sebelum praktikum
- Membawa modul praktikum yang telah diberikan
- Mengikuti kegiatan praktikum dengan tertib
- Berkerja secara teliti dan tidak merusak/menghilangkan alat laboratorium
- Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. Bagi yang berhalangan
hadir harap menunjukan surat keterangan sakit, izin kegiatan atau surat
yang berkaitan dengan alasan tidak menghadiri praktikum
- Bagi praktikan yang berhalangan hadir diwajibkan untuk mengikuti
praktikum susulan atau mengerjakan tugas pengganti yang diberikan.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Materi Bahan Pembuat Jaring
a. Kompetensi materi
Praktikan mampu mengetahui jenis, spesifikasi serta berat kering dan berat
basah benang yang yang tepat untuk digunakan membuat setiap jenis alat tangkap.
b. Waktu pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c. Pendahuluan
Struktur Dasar Serat
Struktur dasar serat dibagi menjadi 4 kelompok, sebagai berikut:
1. Monofilament
2. Staple fiber
3. Continuous filament
4. Split fiber







Gambar 1. Monofilament dengan Continuous Filament (1); Monofilament

Jenis benang:
1) Benang tunggal (single yarn)
Single yarn adalah benang jenis continuous yang sangat sederhana yang
terdiri atas beberapa serat. Jenis material serat akan dapat membedakan
antara yarn tunggal terpuntal (single spun yarn), yarn filamen tunggal
(single filamen yarn), single yarn yang terbuat dari monofilament dan single
split fibre yarn. Benang tunggal adalah bagian dari benang jaring.
2) Benang jaring (netting yarn)
Ini adalah istilah standar universal untuk semua bahan tekstil yang sesuai
pada pabrik jaring atau alat penangkapan ikan dan yang mungkin dirajut
langsung menjadi jaring dengan mesin atau tangan tanpa harus melalui
proses lanjutan. Jadi, monofilamen tunggal dapat juga menjadi netting yarn
jika langsung dirajut menjadi jaring.
3) Benang jaring atau benang jaring lipat (netting twine or folded yarn)
Benang jaring yang dibuat dari 2 atau lebih benang tunggal atau
monofilament dengan cara hanya satu kali proses pemintalan.








Gambar 2. Netting Twine or Folded Yarn

4) Cabled netting twine or cabled yarn
Netting twine atau folded yarn artinya sebuah netting twine yang dibuat dari
2 atau lebih benang tunggal atau monofilament dengan hanya sekali
pintalan. Ini adalah suatu netting yarn yang mengkombinasikan 2 atau lebih
netting twine dengan 1 atau 2 pilinan lanjutan.
5) Benang jaring anyam (braided netting yarn)
Benang jaring anyam adalah benang jaring yang dibuat dengan cara
dianyam (disilangkan). Braiding/penganyaman merupakan proses
penjalinan tiga atau lebih benang sedemikian rupa sehingga benang-benang
tersebut saling menyilang satu sama lain dalam formasi diagonal.
Konstruksi Benang:
1. Pilinan (Twist)
Setiap jenis benang memiliki pilinan (twist). Twist adalah penyusunan
bentuk spiral pada bahan benang tunggal, folded yarn atau netting yarn.
Sebagian suatu nilai numerik, istilah ini mengindikasikan jumlah putaran
per unit panjang. Misalnya per 1 m (t/m) atau per 1 inchi (t/inchi).
Arah pilinan ditunjukan dengan huruf kapital S atau Z. suatu produk
memiliki pilinan S jika ketika ditegakkan pada posisi bertikal, maka pilinan
yang dibentuk oleh serat atau filament yang mengelilingi sumbunya
memiliki kemiringan yang sama dengan arah bagian tegak huruf kapital S,
sebaliknya dengan huruf Z.








Gambar 3. Arah Pilinan

Koefisien pilinan atau factor pilinan (). Huruf adalah ukuran kekerasan
benang yang ditentukan dengan melipat gandakan putaran per unit panjang
dengan akar pangkat 2 dari jumlah suatu system langsung.
2. Anyaman (braiding)
Ini adalah proses penjalinan 3 atau lebih benang dengan cara menyilangkan
satu dengan lainnya dan dikaitkan bersama dalam formasi diagonal. Proses
ini terkadang juga disebut dengan plaiting (penjalinan). Hasil akhir proses
braiding adalah braided netting yarn










Gambar 4. Struktur Benang Ayam

3. Helainan benang (strand)
Ini adalah istilah tidak standar untuk suatu bahan individual dari suatu
netting yarn yang dipilin atau dianyam.

2.2. Materi Simpul
a. Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis simpul yang digunakan untuk membuat sebuah
alat penangkap ikan dan mampu membuat simpul tersebut.
b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c. Pendahuluan
Simpul adalah ikatan pada tali atau tambang yang dibuat dengan sengaja
untuk keperluan tertentu. Ikatan itu sendiri, khususnya yang digunakan pada saat
Panjat Tebing, terbagi kedalam empat macam. Adapun jenis-jenis simpul antara
lain sebagai berikut:
Simpul Pengunci/kancing
Simpul penyambung (Bends)
Simpul Melingkar ( Loops)
Simpul Pengikat ( Hitches)

d. Alat
Gunting
Mistar

e. Bahan
Tali/ Benang
f. Prosedur Kerja
a. Praktikan mempersiapkan bahan dan memotong sesuai dengan ukuran yang
ditentukan
b. Membuat jenis simpul yang ditentukan
c. Menggambar dan mendefinisikan bentuk simpul yang telah dibuat
g. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
praktikum yang telah disediakan.

2.3. Materi Mata Jaring (Mesh Size)
a. Kompetensi Materi
Praktikan mampu menentukan ukuran mata jaring ada beberapa cara, salah
satunya adalah dengan menggunakan penggaris, jangka sorong dan menghitung
jumlah simpul per unit panjang jaring.
b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c. Pendahuluan
Nomura and Yamazuki (1977) menyatakan bahwa ukuran mata jaring (mesh
size) yang sesuai dengan panjang badan ikan sasaran sangat berkaitan dengan
efisiensi alat tangkap. Pemilihan ukuran mata jaring sangat penting bagi gillnet
(jaring insang). Penentuan ukuran mata jaring yang optimal harus memperhatikan
elastisitas tubuh ikan, ketegangan dan daya regang benang jaring, rasio
pemanjangan (elongation ratio) benang jaring, momentum ikan dan bentuk badan
ikan sasaran.

d. Alat yang digunakan
- Beberapa jenis jaring - Jangka sorong
e. Prosedur kerja
1) Pengukuran dengan penggaris (cara I)
a) Satu mata jaring ditarik penuh.
b) Dilakukan pengukuran mulai dari titik tengah simpul ke titik tengah
berikutnya, atau
c) Dilakukan pengukuran dari bagian luar kebagian dalam simpul pada satu
mata jaring.
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali pada beberapa tempat.
2) Pengukuran dengan jangka sorong (cara II)
a) Satu mata jaring ditarik penuh
b) Jangka sorong dimasukan ke dalam mata jaring.
c) Ukuran jangka sorong disesuaikan dengan bukaan mata jaring
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali pada beberapa tempat berbeda
3) Pengukuran dengan menentukan jumlah simpul per unit panjang (cara III)
a) Satu jaring ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya.
b) Pada jaring yang ditarik penuh dihitung jumlah simpulnya.
c) Ukuran mata jaring adalah jumlah simpul per unit panjang.
d) Pengukuran dilakukan antara 5-10 kali ulangan dengan panjang dan
jumlah simpul berbeda.
f. Bentuk pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
praktikum yang telah disediakan.

2.4. Materi Pancing
a. Kompetensi
Praktikan mengetahui jenis-jenis mata pancing yang digunakan dalam
operasi penangkapan ikan serta mengetahui detail bagian-bagian dari mata
pancing.

b. Waktu Pertemuan
Waktu pertemuan dalam praktikum laboratorium dilaksanakan selama 2 jam
pelajaran.
c. Pendahuluan
Mata Pancing adalah salah satu alat untuk menangkap ikan yang paling
populer dan digunakan untuk memancing. Mata Pancing digunakan sebagai
tempat untuk menaruh umpan pancing, yang pada awalnya terbuat mulai dari
tulang atau kayu keras pada zaman dahulu.
Pada masa kini bermacam mata Pancing sudah dapat dibuat dari berbagai
macam logam keras seperti dari besi (yang diberi lapisan chrome), baja atau bisa
juga dengan campuran bahan logam lainnya misalnya dari bahan karbon.

Gambar 5. Bagian-bagian Mata Pancing

Bagian-bagian hook
Berikut adalah penjelasan dari tiap bagian hook :
a. Tip
Tip pada hook harus benar-benar tajam, supaya bisa hook up (ikan terkait
mata kail) dengan sempurna.
b. Barb
Barb berfungsi agar hasil pancingan tidak mudah terlepas setelah hook up,
tapi di beberapa tempat pemancingan melarang penggunaan hook yang memilki
barb yang terlalu panjang, karena barb yang panjang dapat menyebabkan luka
parah pada ikan yang terpancing.


c. Point
Point terbentuk dengan cara stamping, cutting, grinding atau gabungan dari
ketiga proses tersebut. Point merupakan bagian yang terpenting dari hook dan
sangat berpengaruh pada saat hook up. Hook point dibedakan menjadi :
- Hollow point, misalnya : Chinu, Marusode
- Curved in point, misalnya : Tuna circle
- Dublin point, misalnya : OShaughnessy, Round bent sea
- Knife edge point, misalnya : Tuna hook, Beak hook





Gambar 6. Point

d. Gap
Lebar dan sempitnya gap dipengaruhi oleh bentuk bend serta ukuran hook.
Umumnya gap yang lebar akan sangat berguna jika kita memancing dengan
menggunakan umpan alami, karena ada kelebihan ruang diantara gap.
e. Throat
Dalam dan dangkalnya throat atau tenggorokan mata kail yang dipakai
tergantung jenis ikan dan cara makan ikan yang dipancing.
f. Bend
Umumnya bentuk bend juga mempengaruhi kekuatan hook saat penetrasi
dan hook up. Bentuk-bentuk bend dibedakan menjadi :
Kirbed, misalnya : American Kirby, Tuna hook, Tuna circle
Straight, misalnya : OShaughnessy, Sproat hook
Reversed, misalnya : Beak hook, Bait holder
Sedangkan bentuk body pada bagian bend dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu:
Regular, bentuknya bulat misalnya :Round bent sea, American Kirby
Forged, dari bentuk bulat dipadatkan, dimana kekuatannya akan
bertambah + 20% misalnya : OShaughnessy, Beak hook
g. Shank
Bentuk shank dibedakan menjadi long shank (panjang) dan short shank
(pendek). Umumnya shank yang panjang akan memudahkan pemancing dalam
melepaskan hook dari mulut ikan, karena masih tersisa sedkit ruang untuk
memegang shank. Umumnya untuk pemancingan dengan umpan hidup (mis :
cacing) mata kail yang digunakan adalah yang memiliki slice (duri) pada bagian
shank, yang berfungsi untuk mengikat umpan (agar umpan tidak mudah terlepas
atau tergelincir ke bawah) contoh : Bait hoder, Okiami chinu.


Gambar 7. Shank
h. Eye
Eye berfungsi sebagai tempat untuk memasang senar, kawat dan aksesoris
memancing lainnya. Bentuk-bentuk eye dibedakan menjadi :
- Flat, : Chinu, Umitanago
- Hole in flat, : Tuna circle
- Ringed, : OShaughnessy
Jenis-jenis Ringed :
Tapered eye, : Jig hook
Ball eye , : OShaughnessy
Looped eye, : Double hook




Pengembangan Jenisjenis Hook
a. Double hook, merupakan hook yang memiliki dua mata kail, dalam
penggunaannya pada umumnya dipasangkan lure. Jenisnya antara lain :
Double ryder, Double fly, Limerick double.
b. Treble hook, memiliki tiga mata kail dan juga biasanya dipasangkan
dengan lure. Treble hook lebih efektif dalam hook up dibanding dengan
single hook karena mata kailnya menghadap tiga arah. Jenisnya antara lain:
Round Treble, OShaughnessy Treble.
c. Pancing cumi, berbentuk seperti payung terbalik dan memiliki banyak mata
kail, umumnya digunakan untuk memancing cumi-cumi.
d. Pancing garong, memiliki enam mata kail yang melingkar pada umumnya
digunakan untuk mancing ikan baronang.
e. Snelled hook, merupakan rangkaian hook yang terdiri dari senar dan mata
pancing (Eropa) sedangkan untuk model Jepang umumnya terdapat
tambahan kili-kili.
f. Sabiki hook, merupakan rangkaian mata kail yang terdiri dari senar, kili-
kili, peniti, mata kail, dengan variasi kulit ikan, bulu-bulu dan manik-manik
(bead)

Gambar 8. Sabiki Hook

Model-model Single Hook
a. Jig hook, merupakan hook dengan technical bend down shank 90
0
dekat
ringed. Untuk penggunaannya dipasangkan dengan umpan karet, dan
umumnya digunakan untuk mancing jigging.
b. Worm hook, hook dengan 90
0
offset shank dekat ringed (2 kali bent shank).
Untuk penggunaannya dipasangkan dengan umpan karet.
c. Weedless hook, Hook yang memiliki kawat dibagian depan hook,
melintang dari kepala sampai barb. Fungsinya agar saat dipakai mancing,
rumput atau tumbuhan air tidak tersangkut dimata kail. Pada saat hook up
kawat akan terdorong ke belakang karena mendapatkan tekanan.
d. Jighead, Hook yang kepalanya berbentuk seperti ikan dan bisa berfungsi
sebagai pemberat. Dalam penggunaanya, umumnya jighead dipasang
dengan bulu-bulu atau umpan karet dan biasanya dipakai untuk memancing
dengan teknik jigging. Berat hook berkisar antara + 0.5 gr sampai 50 gr.
e. Pancing Udang, pancing yang tidak memiliki barb dan umumnya dipakai
untuk mancing udang.








Gambar 9. Model-model Single Hook

Jenis Mata Pancing
1. Mata Tiga ( Treble Hooks )
Mata Pancing jenis ini dari gabungan 3 mata Pancing dijadikan satu. Ia
biasanya dipasang pada umpan tiruan seperti gewang, jig, popper dan sebagainya.
Kelemahannya, ia mampu dikunyah oleh rahang ikan yang kuat. Anda boleh
mengujinya dengan melakukan demonstrasi seperti berikut, letakkan mata mata 3
tersebut dipermukaan yang keras dan jatuhkan keatas sesuatu benda yang keras
contohnya seperti buku atau benda yang berat. Anda harus berhati-hati
melakukannya, jika tersilap teknik ia boleh mendatangkan kecederaan yang serius
kepada anda. Walaupun ia agak rapuh tetapi ia boleh bertukar kepada pelbagai
jenis kekuatan ekstra mata 3 seperti kekuatan 3x, 4x, 5x.


Gambar 10. TrebleHook

2. Mata Dua ( Double Hooks )
Mata 2 juga biasanya digunakan untuk umpan tiruan seperti mata 3 tadi. Ia
mempunyai 2 mata sahaja dan kelebihannya ia agak keras dan sukar untuk ikan
yang mempunyai rahang yang kuat. Mata jenis ini kebanyakan hanya dijual di
luar negara dan di Malaysia ini ia begitu sukar untuk diperolihi lantaran kurang
sambutan

Gambar 11. DoubleHook
3. Mata OShsughnessy.
Mata jenis ini memiliki teras yang panjang tetapi berleher pendek, jurang
yang rapat dan lembing yang pendek. Ia sangat sesuai digunakan untuk
menangkap ikan yang suka menggetu umpan (ikan yang menggetu gemar
mencuri umpan secara perlahan dengan mengigit sedikit demi sedikit umpan.
Anda akan menyentap joran bila terasa getuan yang kuat dan
kebiasaannya ikan akan terlepas. Anda hanya akan mengarau mata yang telah
kosong. Namun begitu anda akan sentiasa merasa renggutan umpan dimakan ikan.
Jika anda memancing ikan karang yang sederhana sizenya, sebaiknya anda
menggunakan mata Pancing yang berteras halus kerana bila tersangkut ia mudah
lurus dan senang membentuknya semula

Gambar 12. Mata OShsughnessy

4. Mata Big Game / Tundaan ( Trolling )
Mata Pancing jenis ini mempunyai luyut yang lebar, leher yang panjang,
tahap penembusan yang jauh dan jurang yang rapat. Ia diperbuat dari besi yang
kuat dan tebal, sebab ita penembusannya lebih baik dan teguh dimana luyutnya
dapat memberikan tusukan ketulang rahang dengan baik sekali. Ia amat sesuai
digunakan untuk kedua-dua jenis umpan baik umpan hidup/ mati dan umpan
tiruan contohnya untuk pancingan tundaan (trolling).

Gambar 13. Mata Big Game

5. Mata Lingkar ( Circle Hooks ).
Mata lingkar ini sesuai untuk digunakan bagi umpan yang asli dan sesuai
untuk menjerat ikan yang gemar menyambar dan memecut lari atau yang
menyambar, menelan dan memecut lari. Mata ini berbentuk hampir bulat dengan
hujung matanya yang tajam melengkung kedalam. Ia tidak sesuai untuk jenis ikan
yang makannya secara menggetu,juga tidak sesuai untuk pancingan tunda kecuali
menggunakan umpan hidup atau mati. Mengikut kajian penggunaan mata jenis
lingkar ini kadar sangkutannya adalah lebih 95%.Apabila ikan menyambar umpan
dan melarikannya, perambut dan tali yang tegang akan membawa mata Pancing
kesudut mulut atau tepi rahang ikan. Samaada umpan telah ditelan atau tidak,
bahagian jurang mata Pancing ( gap ) akan tergelincir pada tulang rahang atau
sudut mulut ikan. ketegangan yang meningkat akan memaksa mata Pancing
tersangkut dengan baik dan sukar untuk melepaskan diri.

Gambar 14. Circle Hook

Bentuk-bentuk Mata Pancing

Gambar 15. Bentuk-bentuk Mata Pancing


Metode Penomoran Kail
Metode penomoran mata kail didasarkan pada lebar mata pancing dan
diameter batang pancing. Semakin kecil ukuran pancing semakin besar
penomorannya. Ukuran 0 atau 1 adalah ukuran terbesar kail.

Tabel 1. Spesifikasi mata pancing
Nomor kail Celah ( mm ) Diameter ( mm )
12 9,5 1,0
11 10,0 1,0
10 11,0 1,0
9 12,5 1,5
8 14,0 1,5
7 15,0 2,0
6 16,0 2,0
5 18,0 2,5
4 20,0 3,0
3 23,0 3,0
2 26,5 3,5
1 31,0 4,0
0 35,0 4,5


Gambar 16. Penomoran mata Pancing

Test kekuatan hook
Untuk mengetes kekuatan hook, umumnya dilakukan dengan mesin yaitu
dengan memegang bagian eye dan bend lalu menariknya hingga lurus atau patah.
Hook protektor
Untuk menjaga ketajaman serta menghindari luka akibat tergores hook,
maka dapat dipasangkan pelindung berupa pipa plastik dari ujung tip sampai barb.
Potongan pipa plastik tersebut dipotong sesuai panjang point dan ukuran pipa juga
disesuaikan dengan diameter hook. Dipasaran juga dijual protektor dari bahan
plastic untuk treble hook dengan berbagai ukuran.
d. Alat yang digunakan
Mata Pancing Jangka sorong
e. Prosedur Kerja
Mempersiapkan peralatan praktikum
Menggambar bagian-bagian mata pancing dan memberi penamaan pada
setiap bagian
Mengukur spesifikasi setiap bagian dari mata pancing.
f. Bentuk Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan mengisi lembar kerja setiap mata acara
praktikum yang telah disediakan.

Anda mungkin juga menyukai