Anda di halaman 1dari 8

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Global Warming

Oleh :
Ainani Dwi Hapsary 021211133063 / 2012
Karissa Navita Saragih 021211133064 / 2012
Eva Ningrum Witcahyo 021211133065 / 2012
Farasaty Utami 021211133066 / 2012
Devita Anindya Putri 021211133067 / 2012
Bhramanti Cahya C. 021211133068 / 2012
Rezety Rexy Larindy 021211133069 / 2012
Qurrata Dini Amaliyah 021211133070 / 2012
Fauzi Sholeh 021211133071 / 2012
Tazkiyatul Ulya 021211133072 / 2012
Yohana V.M. Hutapea 021211133073 / 2012
Eggi Devina Eka Putri 021211133074 / 2012
Fira Rahmadiyanti 021211133075/ 2012
Arselia Siti Sabrina 021211133076 / 2012
Nanda Ajeng Saraswati 021211133077 / 2012



UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012/2013
A. Pendahuluan
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia"
[1]
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-
negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100.
[1]
Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-
gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.
[1]
Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari
lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,
[2]

serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan
yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih
terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus
dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di
dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 0.18 C (1.33 0.32 F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad
ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat
aktivitas manusia"
[1]
melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-
negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa
kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan
meningkat 1.1 hingga 6.4 C (2.0 hingga 11.5 F) antara tahun 1990 dan 2100.
[1]
Perbedaan
angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-
gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda.
Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan
kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun
tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.
[1]
Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,
[2]

serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang
diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-
perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat
ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang
harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk
beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-
negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada
pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
B. Perumusan Masalah
1. Apa yang disebut pemanasan global?
2. Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh global warming terhadap lingkungan?














C. Kerangka Konsep









































Global
Warming
Definisi
perumusan
masalah
A.
B.
C.
Penyebab Dampak
Solusi
D. Kasus Solusi

Kasus:

Global Warming atau pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi. Dewasa ini global warming yang berakibat pada berbagai
macam bencana ekologis belum menjadi kesadaran dari berbagai pihak sebagai suatu masalah
yang harus segera diminimalisir.
Walaupun telah menjadi sorotan utama berbagai masyarakat dunia, terutama negara yang
mengalami industrialisasi, tuntutan peningkatan perekonomian dan pola konsumsi tinggi (gaya
hidup konsumtif), tetapi masih banyak yang tidak memahami dan kurang peduli pada global
warming yang berimbas pada bencana saat ini. Global warming berakar dari efek rumah kaca
yang disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di
atmosfer.
Global Warming atau pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan bumi. Dewasa ini global warming yang berakibat pada berbagai
macam bencana ekologis belum menjadi kesadaran dari berbagai pihak sebagai suatu masalah
yang harus segera diminimalisir. Walaupun telah menjadi sorotan utama berbagai masyarakat
dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi, tuntutan peningkatan perekonomian dan
pola konsumsi tinggi (gaya hidup konsumtif), tetapi masih banyak yang tidak memahami dan
kurang peduli pada global warming yang berimbas pada bencana saat ini.
Global warming berakar dari efek rumah kaca yang disebabkan karena naiknya konsentrasi gas
karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
mengabsorbsinya. Menurut perkiraan, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata
1-5C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan
menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 4,5C sekitar tahun 2030. Dengan
meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas
yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu
permukaan bumi menjadi meningkat, tentunya dibarengi dengan perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi, meningkatnya suhu air laut mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di
daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Untuk mengantisipasi dampak dari gas rumah kaca yang sangat membahayakan kehidupan bumi,
maka sangat dibutuhkan upaya untuk menanggulangi efek rumah kaca agar dampaknya tidak
melebar beberapa tahun ke depan. Maka, diperlukan suatu tindakan penanggulangan yang
konsisten dan berkelanjutan untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dari sekian banyak hal
yang dapat dilakukan seperti mengurangi pemakaian gas freon dan bahan bakar minyak,
menanam pohon sebagai langkah penghijauan dan masih banyak lagi, namun yang terpenting
adalah kesadaran tiap warga masyarakat untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan
nyata. Namun yang kita lihat bahwasanya masih banyak yang belum sadar akan bahaya global
warming ini bahkan yang lebih miris yaitu para generasi muda masih kurang diberikan
pengetahuan tentang hal ini. Pada kenyataannya generasi sekarang terus menerus menggunakan
dan memanfaatkan sumber daya alam tanpa memperhatikan efek samping yang dihasilkan dari
pemakaian yang berlebihan dan tidak terkendali. Maka dari itu, diperlukan penanaman suatu
pemikiran untuk menjaga keseimbangan lingkungan yang dimulai sejak dini, karena kesadaran
lingkungan yang terbentuk sejak dini dapat menjadi fondasi yang kuat untuk kedepannya.
Solusi:
Global Warming, atau Pemanasan Global, adalah fenomena di mana suhu bumi secara bertahap
memanas hingga mencapai titik yang mengganggu keseimbangan global. Penyebab utama dari
Global Warming adalah Meningkatnya Karbon dioksida yang dihasilkan antara lain oleh mesin
pabrik dan kendaraan bermotor. Sedangkan hutan dan pohon-pohon yang dapat menyerap
karbon dioksida terus berkurang oleh penebangan hutan.
Global Warming menyebabkan pergeseran cuaca. Hal ini mengubah pola cuaca di seluruh
dunia, menyebabkan kekeringan di beberapa daerah sedangkan banjir pada tempat yang lain.
Global warming menyebabkan es di kutub mencair lebih cepat. Hal ini bisa membanjiri garis
pantai dunia dan menurunkan salinitas lautan. Hal Ini bisa mengganggu arus laut yang mengatur
suhu di seluruh dunia, yang menyebabkan perubahan drastis pada iklim setempat.
Tentunya kita tidak ingin masalah ini bertambah parah. Setiap orang dapat membantu
mengurangi pemanasan global. Perubahan terkecil yang Anda buat dalam hidup Anda dapat
membantu secara signifikan dalam mencari solusi untuk masalah serius ini. Berikut beberapa hal
yang dapat di lakukan untuk mencegah dan mengurangi efek Global Warming:
1. Kurangi Konsumsi energi
Karbon dioksida banyak dihasilkan dari jutaan rumah di seluruh dunia. Dengan demikian,
mengurangi konsumsi energi pribadi dapat mengurangi emisi karbon dioksida. Mematikan
lampu jika tidak digunakan, pembelian peralatan dan bola lampu yang hemat energy adalah cara-
cara sederhana untuk mengurangi konsumsi energi. Matikan peralatan Elektronik jika tidak
digunakan seperti: Televisi, dan lain-lain.
2. Gunakan Energi Alternatif
Menggunakan sumber energi alternatif adalah cara lain untuk mengurangi jumlah karbon
dioksida di udara. Tenaga surya dan tenaga air serta nuklir, angin dan energi panas bumi
memang mahal pada awalnya tetapi dapat hemat dalam jangka panjang karena lebih efisien.
Juga bentuknya jauh lebih bersih.
3. Penanaman Pohon
Penanaman pohon adalah cara yang baik untuk mengurangi emisi karbon dioksida. Pohon
menyerap karbon dioksida dari atmosfer serta menghasilkan lingkungan yang kaya oksigen.
Makan makanan vegetarian juga akan membantu mengurangi pemanasan global.

4. Peningkatan Penggunaan Transportasi Umum
Sebagian besar emisi CO2 berasal dari pembakaran bahan bakar minyak. Hal ini berlaku di
seluruh dunia di mana mobil merupakan sumber utama transportasi bagi sebagian besar bangsa.
Dengan membangun lebih baik sistem transportasi umum dan penggunaanya, dan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, kita dapat sangat mengurangi emisi gas.
5. Lakukan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) di Rumah

Salah satu solusi terbesar untuk menghentikan pemanasan global adalah perubahan cara kita
berpikir. Dengan mengurangi (Reduce) penggunaan energi kita di rumah, di jalan, dan di tempat
kerja kita dapat mengurangi jumlah bahan bakar dan sumber daya alam dikonsumsi setiap tahun
Dengan daur ulang (Recycle), kita dapat mengurangi dampak ke tempat pembuangan sampah
dan menurunkan konsumsi energi dan limbah. Dengan mengambil langkah-langkah sederhana
setiap hari Anda dapat sangat mengurangi jejak global Anda. Misalnya, matikan AC ketika Anda
meninggalkan rumah untuk hari itu. Beli produk lokal, dan mengurangi bahan bakar yang
digunakan membuat makanan. Juga, pastikan untuk bergabung dengan program daur ulang lokal
Anda, dan mendaur ulang semua, kaca produk plastik, aluminium, dan kertas.

E. Kesimpulan


















DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai