Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIKA DASAR


Nama / NPM : Maria Ulfa / 1306370625
Fakultas / Program Studi : Teknik / Teknik Kimia
Grup Kerja : A7
Nomor dan Nama Percobaan : KR 01, Disipasi Kalor Hot Wire
Minggu Percobaan : Pekan 2
Tanggal Percobaan : Selasa, 11 Maret 2014
Nama Asisten : Miranda Rizka Anggraini













Laboratorium Fisika Dasar
UPP IPD
Universitas Indonesia





Tujuan
Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.
Alat
1. Sumber tegangan yang dapat divariasikan
2. Kawat konduktor ( bermassa 2 gr )
3. Termometer
4. Voltmeter dan Ampmeter
5. Adjustable power supply
6. Camcorder
7. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
Teori
1. ENERGI
Energi adalah kuantitas yang sering dipahami sebagai kemampuan sistem fisik
untuk menghasilkan sistem fisik lainnya. Energi memiliki pengertian dalam ilmu
fisika yaitu kemampuan melakukan suatu benda untuk melakukan suatu usaha,
gerak atau kerja. Energi memiliki beberapa bentuk seperti energi panas, energi
listrik, energi kimia, energi bunyi, nuklir dan energi mekanik. Selain ada bentuk-
bentuk energi terdapat pulan jenis-jenis energi yaitu energi potensial dan enerrgi
kinetik.
Dalam sistem Satuan Internasional, energi diukur dengan satuan joule (J).
Satuan energi lainnya adalah erg, kalori, dan kWh (kilowatt hours).


1 Joule = 0,24 Kalori
1 Kalori = 4,2 Joule


Energi memiliki suatu ketetapan (hukum) yang biasa dikenal dengan Hukum
kekekalan energi yang menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk energi lain.
Percobaan ini dilakukan berdasarkan asas hukum kekekalan energi dengan
mengkonversi energi dari energi listrik menjadi energi panas.


2. ENERGI KALOR
Salah satu bentuk-bentuk dari energi. Energi ini dihasilkan oleh gerak-gerak
internal partikel dalam suatu zat. Energi kalor dapat menyebabkan perubahan suhu
dan perubahan wujud zat.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung
oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
yang dikandung sedikit. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi
dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J).
Namun dalam kehidupan sehari hari, kalor juga sering dinyatakan dalam satuan
kalori.Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 gram air hingga suhunya naik 1
o
C







Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3
faktor :
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :




Dimana :

Q : Kalor yang dibutuhkan (J)
m : Massa benda (kg)
c : Kalor jenis (J/kgC)
(T2 T1) : Perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten).

persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L.
Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c).
Kapasitas kalor adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1
derajat celcius. Satuan Sistem Internasional untuk kapasitas kalor benda = J/K (J = Joule, K =
Kelvin)












Q = mc T
H=


H=mcT
H= mc
Q = Kalor yang diterima suatu zat (Joule, Kilojoule, Kalori, Kilokalori)
m = Massa zat (Gram, Kilogram)
c = Kalor jenis (Joule/kilogramC, Joule/gramC, Kalori/gramC)

H = Kapasitas kalor (Joule/C)
T = Perubahan suhu (C) (T2 - T1)


Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
(T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Rumus kalor jenis :







Satuan Internasional kalor jenis adalah J/Kg K. Kalor jenis benda berubah terhadap
suhu. Jika perubahan suhu tidak terlalu besar maka kalor jenis dapat dianggap tetap. Berikut
ini kalor jenis beberapa benda pada tekanan 1 atm dan suhu 20 oC (diperoleh melalui
percobaan).






C =




































Tabel 1. Kalor Jenis Benda

Kalor jenis suatu benda menyatakan kemampuan suatu benda untuk menyerap
kalor atau melepaskan kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil
kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Semakin kecil kalor
jenis benda, semakin baik kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan
kalor. Emas mempunyai kalor jenis lebih kecil sehingga emas lebih cepat
menyerap atau melepaskan kalor. Sebaliknya air mempunyai kalor jenis besar
sehingga air lebih lambat menyerap atau melepaskan kalor.


3. ENERGI LISTRIK
Energi listrik (kekuatan listrik / daya listrik) adalah bentuk energi yang
dihasilkan dari adanya perbedaan potensial antara dua titik, sehingga membentuk
sebuah arus listrik diantara keduanya ketika dibawa ke dalam kontak melalui
sebuah konduktor listrik, dan untuk memperoleh kerja listrik tersebut. Energi listrik
dapat diubah menjadi bentuk lain energi seperti energi cahaya atau sinar, energi
mekanik dan energi panas.
Energi listrik dinyatakan sebagai arus listrik, yakni sebagai gerakan muatan
listrik negatif atau elektron melalui kabel konduktor logam karena perbedaan
potensial diterapkan untuk generator pada ujung-ujungnya.
Persamaan energi listrik dapat dirumuskan dalam bentuk :










W : energi listrik (Joule)
V : Tegangan (Volt)
I : Kuat Arus (Ampere)

Maria Ulfa/1306370625/Teknik Kimia
R : Hambatan (Ohm)
t : Waktu (sekon)


Sebuah kawat dililitkan pada sebuah sensor temperatur. Kawat tersebut akan
dialiri arus listrik sehingga mendisipasikan energi kalor. Perubahan temperatur yang
terjadi akan diamati oleh sensor kemudian dicatat oleh sistem instrumentasi.
Tegangan yang diberikan ke kawat dapat dirubah sehingga perbuahan temperatur
dapat bervariasi sesuai dengan tegangan yang diberikan.
Cara Kerja
1. Mengaktifkan Web cam
2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor
3. Menghidupkan Power Supply dengan mengklik radio button disebelahnya.
4. Mengambil data perubahan temperatur , tegangan dan arus listrik pada kawat konduktor tiap 1 detik selama
10 detik dengan cara mengklik icon ukur
5. Memerhatikan temperatur kawat yang terlihat di web cam, tunggulah hingga mendekati temperatur awal
saat diberikan V
0
.
6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V
1
, V
2
dan V
3

Hasil Pengamatan
1. Pada tegangan V
0

Waktu I V Temp
3 23.84 0.00 20.7
6 23.84 0.00 20.7
9 23.84 0.00 20.7
12 23.84 0.00 20.8
15 23.84 0.00 20.8
18 23.84 0.00 20.8
21 23.84 0.00 20.8
24 23.84 0.00 20.8
27 23.84 0.00 20.8
30 23.84 0.00 20.8
2. Pada tegangan V
1

Waktu I V Temp
3 35.36 0.66 20.8
6 35.36 0.66 20.9
9 35.36 0.66 21.0
12 35.36 0.66 21.3
15 35.36 0.66 21.4
18 35.36 0.66 21.6
21 35.36 0.66 21.8
24 35.36 0.66 21.9
27 35.36 0.66 22.0
30 35.36 0.66 22.1
3. Pada tegangan V
2

Waktu I V Temp
3 51.56 1.59 21.9
6 51.56 1.59 22.3
9 51.45 1.60 23.2
12 51.45 1.60 24.2
15 51.45 1.60 25.1
18 51.56 1.60 26.0
21 51.45 1.60 26.8
24 51.56 1.60 27.4
27 51.45 1.60 28.0
30 51.56 1.60 28.6
4. Pada tegangan V
3

Waktu I V Temp
3 42.32 1.07 27.8
6 42.32 1.07 27.3
9 42.32 1.07 27.2
12 42.32 1.07 27.2
15 42.32 1.07 27.3
18 42.21 1.07 27.3
21 42.32 1.07 27.4
24 42.32 1.07 27.3
27 42.32 1.07 27.3
30 42.32 1.07 27.3
Pengolahan Data dan Evaluasi
Pada percobaan Calori Work ini, praktikan menggunakan suhu awal yang terbaca pada
video sebesar 20,7 C (T1)

A. Grafik Hubungan Antara Temperatur ( T) dan Waktu (Sekon)


A.1 Pada Tegangan Vo (0,00 Volt)

Waktu V Temp
T
3 0.00 20.7 0
6 0.00 20.7 0
9 0.00 20.7 0
12 0.00 20.8 0.1
15 0.00 20.8 0.1
18 0.00 20.8 0.1
21 0.00 20.8 0.1
24 0.00 20.8 0.1
27 0.00 20.8 0.1
30 0.00 20.8 0.1


A.2 Pada Tegangan V1 (0.66 Volt)

Waktu V Temp
T
3 0.66 20.8 0.1
6 0.66 20.9 0.2
9 0.66 21.0 0.3
12 0.66 21.3 0.6
15 0.66 21.4 0.7
18 0.66 21.6 0.9
21 0.66 21.8 1.1
24 0.66 21.9 1.2
27 0.66 22.0 1.3
30 0.66 22.1 1.4


A.3 Pada Tegangan V2 (1.59 Volt dan 1.60 Volt)

Waktu V Temp
T
3 1.59 21.9 1.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
P
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

T


(
C
e
l
s
i
u
s
)
Waktu (sekon)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu untuk V
0
(0.00 Volt)
Perubahan Suhu (Celsius)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
P
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

T

(
c
e
l
s
i
u
s
)
Waktu (sekon)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
untuk V
1
(0.66 Volt)
Perubahan Suhu (Celsius)
6 1.59 22.3 1.6
9 1.60 23.2 2.5
12 1.60 24.2 3.5
15 1.60 25.1 4.4
18 1.60 26.0 5.3
21 1.60 26.8 6.1
24 1.60 27.4 6.7
27 1.60 28.0 7.3
30 1.60 28.6 7.9


A.4 Pada Tegangan V3 (1.07 Volt)

Waktu V Temp
T
3 1.07 27.8 7.1
6 1.07 27.3 6.6
9 1.07 27.2 6.5
12 1.07 27.2 6.5
15 1.07 27.3 6.6
18 1.07 27.3 6.6
21 1.07 27.4 6.7
24 1.07 27.3 6.6
27 1.07 27.3 6.6
30 1.07 27.3 6.6
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
P
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

T

(
c
e
l
s
i
u
s
)
Waktu (sekon)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
untuk V
2
(1.59 Volt dan 1.60 Volt)
Perubahan Suhu (celsius)



A.5 Grafik tegangan dengan rata-rata perubahan waktunya
No. Tegangan (Volt)
Perubahan Suhu T (C)
1 0 0.07
2 0.66 0.78
3 1.59 4.65
4 1.60 4.65
5 1.07 6.64

6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
6.9
7
7.1
7.2
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
P
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

T

(
c
e
l
s
i
u
s
)
Waktu (sekon)
Grafik Perubahan Suhu terhadap Waktu
untuk V
2
(1.07 Volt)
Perubahan Suhu (celsius)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
3 6 9 12 15 18 21 24 27
P
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

T

(
c
e
l
s
i
u
s
)
Waktu (sekon)
Vo
V1
V2
V3

B. Menghitung Kapasitas Panas (C) Kawat yang Digunakan

Metode Least Square suatu metode untuk membuat suatu persamaan linear,
dari suatu persamaan linear yang dibentuk kita bisa menentukan nilai kapasitas
kalor dari setiap tegangan.











-Perubahan Suhu sebagai fungsi Y
-Waktu sebagai fungsi X
-Untuk nilai m dan b bisa didapatkan dengan rumus


=

2
(Xi )
2
= 0.01171
=

2
(Xi )

2
(Xi )
2
= -0.11401
Analisis Percobaan
Percobaan kali ini menggunakan metode teknologi rLab, sehingga praktikan tidak perlu datang ke
laboratorium untuk proses pengambilan data. Pada percobaan ini, praktikan mencoba menghitung nilai
kapasitas kalor suatu kawat konduktor dengan menggunakan prinsip hukum kekekalan energi Langkah
pertama yang dilakukan oleh praktikan adalah mengakses situs sitrampil.ui.ac.id dan masuk ke situs rLab yang
tertera di modul percobaan. Kemudian, praktikan memasukkan ID dan kata sandi dari akun sitrampil tersebut.
Setelah itu, praktikan mengambil data dengan cara mengaktifkan webcam dan kemudian memberikan tegangan
sebesar 0 volt, 0,66 volt, 1,59 volt, dan 1,07 volt pada konduktor. Lalu, praktikan harus mengaktifkan power
supply dengan mengklik radio button di sebelah ikon power supply.
0
1
2
3
4
5
6
7
0 0.66 1.59 1.6 1.07
R
a
t
a
-
r
a
t
a

p
e
r
u
b
a
h
a
n

S
u
h
u

(
c
e
l
s
i
u
s
)
Tegangan
Perubahan suhu (celsius)
Perubahan suhu (celsius)
Y= mXb
W=Q
V I t =m c T
V I t = C T
T =

t


Praktikan mengamati perubahan temperatur yang terjadi selama 30 detik dengan pencatatan setiap
3 detik. Hal ini bertujuan agar data yang didapat representatif. Setelah itu, diperoleh data berupa waktu, besar
arus listrik, besar tegangan listrik, dan temperatur. Dari data yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa
seiring berjalannya waktu terjadi perubahan temperatur. Pada tegangan V0, tidak terjadi perubahan temperatur.
Sedangkan pada tegangan V1 mengalami kenaikan temperatur, pada V2 juga mengalami kenaikan temperature,
namun pada V3 terjadi sedikit penurunan temperatur. Pada V3 tegangan mengalami sedikit perubahan yaitu dari
1.59 menjadi 1.60. Arus listrik cenderung konstan setiap saat.
Setelah proses pengambilan data, praktikan dapat mengunduh data hasil percobaan ke program
Microsoft Excel. Data hasil percobaan ini kemudian akan diolah menjadi bentuk grafik dan sebagai bahan untuk
perhitungan kalor jenis dan kapasitas kalor.
Analisis Hasil
Dari data-data yang telah diperoleh praktikan, kemudian praktikan mengolahnya dengan metode Least
Square dan mendapatkan hasil percobaan. Pada percobaan V0, tegangan yang diberikan bernilai 0 Volt. Karena
tegangan bernilai 0 Volt, maka dengan kata lain besar kapasitas kalor dan kalor jenis pun juga bernilai 0. Pada
percobaan ini temperaturnya bernilai 20.75C.
Pada percobaan V1, praktikan memberikan tegangan sebesar 0.66 Volt. Setelah dilakukan perumusan
pada metode Least Square, didapatkan kalor jenis sebesar 228.8 J/KgC dengan temperature yang relative tetap
yaitu 21.48C.
Berlanjut pada tegangan V2, tegangan yang diberikan kepada konduktor adalah sebesar 1.59 volt dan
1.60 Volt. Data-data yang bersangkutan dimasukkan ke dalam rumus. Hasil yang diperoleh adalah kalor
jenisnya bernilai 160.71 J/KgC dengan temperature rata-ratanya 25.35C.
Lalu kembali dihitung untuk tegangan V3, yaitu tegangan yang diberikan sebesar 1.07 volt. Kembali
didapatkan kalor jenis nya yaitu 492.2 J/KgC dengan rata-rata temperature 23.55C.
Setelah didapatkan data kalor jenis dari tiap-tiap tegangan, maka diperoleh kalor jenis rata-ratanya
yaitu 293.9 J/KgC. Berdasarkan hasil tersebut, praktikan menyimpulkan bahwa kalor jenis tersebut mendekati
nilai kalor jenis logam jenis perak yang bernilai 230 J/KgC.
Analisa Grafik
Percobaan dilakukan dengan memvariasikan besar tegangan yang diberikan kepada konduktor.
Tegangan yang diberikan berkisar antara 0 volt, 0.66 volt, 1.59 volt, dan 1.07 volt. Hasil-hasil yang didapatkan
dari masing-masing variasi tegangan ini kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Pada grafik yang dihasilkan,



dapat diamati bahwa saat tegangan 0 volt, grafik yang dihasilkan cenderung lurus. Sedangkan pada saat
tegangan sebesar 0.66 volt dan 1.59 volt, grafik menunjukkan kenaikan yang cukup drastis seiring dengan
perubahan waktu. Akan tetapi, terlihat sedikit kejanggalan pada data ini. Saat tegangan sebesar 1.07 volt, grafik
yang dihasilkan justru cenderung turun drastis sebelum kemudian menjadi sebuah linier yang cukup stabil mulai
dari detik ke-15, artinya dari pengamatan ke-4 lini grafik menunjukkan kestagnanan.
Analisi Kesalahan
Data yang diperoleh belum tentu 100% benar karena pada percobaan, mungkin terjadi kesalahan-
kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat berupa energi yang tidak terkonversi 100% (energi terbuang
dari sistem), suhu ruangan yang dapat mempengaruhi data, ketelitian alat ukur, dsb. Juga menyebabkan V3
sedikit berubah karena ketidakstabilan yang disebabkan oleh pergantian V yang terlalu singkat. Oleh karena itu,
praktikan melakukan penghitungan kesalahan dengan membandingkan hasil percobaan dengan nilai literatur
yang ada. Besar angka kesalahan literatur adalah sebesar 28.24%, sebuah angka yang cukup besar namun
masih membuat hasil yang diperoleh bisa digunakan.

Kesimpulan
Dari percobaan Calori Work ini, praktikan mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Energi dapat berubah bentuk menjadi energi dalam bentuk lain. Namun, energi belum tentu
terkonversi sepenuhnya, melainkan dapat dilepas dari sistem menjadi energi seperti energi bunyi, energi
thermal, dsb.
2. Besar perubahan temperatur menjadi semakin besar seiring dengan bertambahnya besar tegangan
listrik yang diberikan.
3. Energi yang dibuang dari sistem dapat menyebabkan kesalahan dalam pengolahan data.
Referensi
Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
Ahira, Anne (2006) . Mengenal Lebih Jauh Bentuk Energi dalam Fisika,
[Online], Dari http://www.anneahira.com/energi.html [14 Maret 2014]

Anonymous. Kalor Jenis Benda .[Online], Dari : http://gurumuda.net/kalor-
jenis.htm

Anda mungkin juga menyukai