Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI DASAR-DASAR EKOLOGI

ACARA 4
ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR









Disusun Oleh :
Nama : Zulfa Rosyidhana
NIM : 13/350224/PN/13381
Gol/Kel : A1/04
Asisten : Ahmad Khoirudin Asrofi
M.R. Ali Fikri
Seilana Kusumawati

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
ACARA 4
ADAPTASI TANAMAN PADA FAKTOR AIR

I. TUJUAN
1. Megetahui macam-macam adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air
2. Mengetahui perbedaan anatomis maupun morfologis tanaman yang beradaptasi pada
kandungan air yang berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA
Adaptasi dapat dirumuskan sebagai proses dan akibat (hasil), yang menjelaskan
berbagai perubahan dalam organism (biologis). Menurut Julius Gould dan Williem L. Kolb,
yang dimaksud dengan adaptasi adalah proses pada saat organisme (makhluk hidup) itu
berhubungan dengan lingkungan fisik dan organik. Hasil hubungan ini adalah kelangsungan
hidup secara biologis organism, spesies, atau populasi (Sutjipto,2008).
Tumbuhan juga perlu beradaptasi terhadap lingkungannya baik lingkungan biotik
maupun abiotik. Adaptasi dilakukan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sehingga dapat bertahan hidup. Pada tanaman, penyesuaian dirinya dapat berupa adaptasi
morfologi dan fisiologi. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang berupa penyesuaian bentuk
tubuh terhadap lingkungannya. Misalnya pada tanaman kaktus yang menyesuaikan diri
dengan iklim kering dengan cara mengubah bentuk daun menjadi duri untuk mengurangi
transpirasi. Sedangkan adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh.
Misalnya enzim tertentu yang dihasilkan oleh suatu organisme. Ada jenis tumbuhan tertentu
yang dapat menghasilkan sejenis asam yang dapat mematikan hewan yang memakannya.
Berbagai macam tumbuhan hidup pada habitat yang bermacam-macam pula.
Keanekaragaman habitat disini dapat berarti ketersediaan airnya pun beraneka ragam. Karena
itu, tanaman pada daerah yang memiliki ketersediaan air yang berbeda memiliki daya
adaptasi yang berbeda. Air merupakan kebutuhan khusus pada pertumbuhan tanaman.
Pembesaran sel yang terjadi sebagian besar untuk penyeimbangan air. Akar tumbuh menuju
air di bawah tanah menunjukkan hidrotropisme positif. Tanaman beradaptasi agar dapat
berkembang pada habitat dengan ketersediaan air yang berbeda. Hidrofit tumbuh di air,
mesofit tumbuh pada tanah yang kandungan airnya cukup tersedia, sedangkan xerofit dapat
tumbuh pada daerah gurun ataupun kering (Winokur, 1970).
Air berperan dalam transpirasi, fotosintesis, dan regulasi stomata serta penting untuk
pertumbuhan dan perluasan daun tanaman. Setiap jenis tanaman memiliki toleransi yang
berbeda pada air. Air merupakan bagian penting dalam sebuah keahidupan system biologi.
Air adalah kekuatan terbesar yang dibutuhkan dalam proses fisiologi dan biokimia (Ulukan,
2008).
Berdasarkan perbedaan lingkungan akan ketersediaan air dan kemampuannya untuk
beradaptasi, terdapat tiga penggolongan tanaman yaitu tanaman yang beradaptasi pada
kondisi basah (hydrofit), tanaman yang beradaptasi pada kondisi kering (xerofit), dan
tanaman yang beradaptasi pada kondisi air yang cukup (mesofit). Tanaman hydrofit
mempunyai tempat penyimpanan gas yang bentuknya rongga udara yang di pisah-pisahkan
oleh diafragma (aerenkim). Tanaman mesofit mempunyai kutikula yang tipis, stomata yang
tidak dilindungi dan jaringan epidermisnya termodifikasi menjadi sel kipas untuk mengurangi
penguapan. Tanaman xerofit memiliki struktur yang berfungsi mengurangi kehilangan air
yang terabsorbsi yaitu penebalan pada lapisan epidermis (Leopald, 1964).
Contoh tanaman xerofit adalah tanaman kaktus (Opunctia sp.) yang memiliki
keistimewaan yang menyebabkan tanaman dapat bertahan hidup di lingkungan dan suasana
kering. Tanaman ini memiliki batang dan daun yang tebal. Bagian-bagian tanaman ini dilapisi
oleh kutikula yang tebal serta lapisan lilin dipermukaannya yang berfungsi mencegah
kehilangan air pada proses transpirasi. Sedangkan contoh tanaman hidrofit adalah Anacharies
lilies yang memiliki akar utama kecil dan tidak memiliki buluh-buluh akar (Kimball, 1965).
Air merupakan usnur yang penting dan dibutuhkan oleh tanaman. Air digunakan
dalam proses fisiologi tanaman dan digunakan pada proses-proses lain yang terjadi pada
tanaman. Karena air merupakan unsure penting, setiap tanaman pada berbagai jenis dareah
beradaptasi untuk mendapatkan dan menjada kandungan air pada tanaman. Apabila
kekurangan air, proses proses yang terjadi pada tanaman dapat terhambat bahkan dapat
menyebabkan kematian pada tanaman. Sebaliknya, pada beberapa jenis tanaman apabila
terlalu banyak air yang tersedia ataupun diserap tanaman maka air yang berlebih tersebut
dapat menyebabkan kebusukan pada tanaman. Penting bagi tanaman untuk beradaptasi dan
menjaga kebutuhan air pada tubuhnya.




III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Praktikum acara IV dengan judul Adaptasi Tanaman pada Faktor Air dilaksanakan di
Laboratorium Ekologi Tanaman, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada pada hari Senin, 31 Maret 2014. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah pisau/silet, mikroskop, kaca preparat, dan pensil. Bahan yang digunakan adalah
tanaman mesofit (jagung / Zea mays), tanaman xerofit (kaktus / Opunctia sp.), tanaman
hidrofit (enceng gondok / Eichornia crassipes) .
Cara kerja pada percobaan ini yaitu disiapkan satu tanaman dari masing-masing
kelompok tanaman, kemudian dilakukan pengamatan secara morfologis. Kemudian untuk
setiap satu tanaman dibuat penampang melintang dan membujur daunnya untuk diamati
secara anatomis. Pengamatan morfologis yaitu diamati habitus tanaman, bentuk batang dan
cabang-cabangnya, bentuk daun, tangkai daun, permukaan daun dan ketebalan daun dan
struktur akar. Pengamatan secara anatomis meliputi penampang melintang daun: ketebalan
kutikula, letak stomata, banyak/ sedikitnya jaringan pengangkut, ada tidaknya tempat
penimbunan air, aerenkim, dan sebagainya. Kemudian diamati penampang membujur daun,
meliputi bentuk sel epidermis, banyak sedikitnya stomata, dan sebagainya. Kemudian dibuat
skema atau gamabar tanaman atau bagian tanaman tersebut secara morfologis maupun
anatomi, lengkap dengan keterangan bagian-bagiannya.













IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tanaman Mesofit (Jagung)
1. Secara morfologis
Keterangan Gambar :
1. Helaian daun
2. Upih daun
3. Batang
4. Akar adventif
5. Akar serabut

Gambar 4.A.1. Morfologi tanaman jagung (Zea mays)
Tanaman jagung merupakan tanaman mesofit yang beradaptasi pada lingkungan
yang kadar airnya cukup. Akar jagung tergolong akar serabut dapat tumbuh pada kisaran
2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif. Batang jagung
berbentuk tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti
padi atau gandum. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari
buku. Daun jagung berbentuknya memanjang. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung
berbentuk halter. Setiap stomata dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas (Anonim,
2013).
2. Secara anatomis
Penampang melintang
Keterangan Gambar :
1. Sel kipas
2. Trikoma
3. Kutikula
4. Epidermis atas
5. Mesofil
6.Berkas Pengangkut yang belum terdeferensiasi
7. Epidermis bawah
8. Stoma

Gambar 4.A.2. Penampang melintang tanaman jagung (Zea mays)
Struktur daun jagung dengan mesofil yang tidak terdeferensiasi. Tanaman ini
menggunakan stomata sebagai alat untuk mengkonversi air dan menghindari keadaan stress
yang sedang sampai stress yang berat. Jagung mempunyai sel kipas, inilah yang
membedakannya dengan 2 jenis tanaman tadi. Tidak ada pembagian sel tiang dan spon.
Lapisan dibawah epidermis letaknya teratur (Hidayat, 1995).
Penampang membujur
Keterangan Gambar:
1.Sel epidermis dengan dinding sel yang
berkelok-kelok
2. Stomata bertipe Graminae, sel penutup
berbentuk halter, membuka menutup sejajar
poros stoma






Gambar 4.A.3. Penampang membujur tanaman jagung (Zea mays)
Penampang membujur pada daun memilki epidermis yang terdapat dinding sel yang
berkelok-kelok serta terdapat stoma yang bertipe Graminae, sel penutup berbentuk halter
membuka dan menutup sejajar stoma. Bentuk dan sebaran stoma pada irisan membujur
daun jagung bagian atas (stoma lebih banyak terdapat pada permukaan daun). Stomata
banyak terdapat pada permukaan bawah daun. Bagian utama terdiri dari sel ramping dan
memanjang. Sel penutup stomata berasosiasi dengan sel disampingnya (Hidayat, 1995).
B. Tanaman Hydrofit (Enceng gondok)
1. Secara morfologis
Keterangan Gambar :
1. Helaian daun (lamina)
2. Tangkai daun (petiole)
3. Akar dengan kantung akar


Gambar 4.B.1. Morfologi tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)
Enceng gondok merupakan tumbuhan yang mengapung dalam air. Tumbuhan ini
termasuk tumbuhan hydrofit yang beradaptasi pada lingkungan dengan jumlah air
banyak. Enceng gondok tidak mempunyai batang, namun memiliki pangkal tangkai daun
yang menggembung. Daunnya tunggal dan berbentuk oval yang ujung dan pangkalnya
meruncing. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Akar tanaman ini merupakan
akar serabut.
2. Secara anatomis
Penampang melintang

Keterangan Gambar :
1. Kutikula
2. Epidermis atas
3. Rongga stoma
4. Jaringan palisade
5. Sklerenkim
6. Rongga udara
7. Stomata
8. Berkas pengangkut
9. Epidermis bawah

Gambar 4.B.2. Penampang melintang daun tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)

Enceng gondok gmempunyai lapisan kutikula yang tipis. Epidermis pada enceng
gondok tidak berfungsi sebagai pelindung jaringan lain akan tetapi berfungsi sebagai jalan
keluar gas. Selain itu, pada tanaman ini terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim,
ruang udara, stoma, berkas pengangkut, dan epidermis bawah.
Penampang membujur

Keterangan Gambar :
1. Sel epidermis daun
2. Stomata

Gambar 4.B.3. Penampang membujur tanaman enceng gondok (Eichornia crassipes)
Epidermis tumbuhan air mempunyai fungsi bersifat melindungi dan berperan
dalam pengambilan zat-zat nutrien dari air dan berperan pula dalam pertukaran gas.
Kutikula sangat tipis, sebagaimana pula dinding sel. Sel-sel epidermis banyak hidrofit
mengandung kloroplas. Daun-daun terbenam dalam air biasanya tidak berstomata
walaupun terkadang ada dijumpai stomata vestigal. Akan tetapi, stomata terdapat di
permukaan atas daun-daun terapung ( Barnabes et al. (1977) cit. Fahn, (1991)). Pada
enceng gondok, stomatanya tersebar dan berpencar.

C. Tanaman Xerofit (Kaktus)
1. Secara morfologis
Keterangan Gambar :
1. Batang
2. Daun
3. Akar


Gambar 4.C.1. Morfologi tanaman kaktus (Opunctia sp.)
Karakteristik morfologi kaktus pada subfamily Opunteae adalah tanaman berdaun,
tetapi mudah gugur, tanaman berbentuk pohon semak atau perdu, bercabang, dan berarus
pipih atau bulat. Batang kaktus beduri dan berambut halus tajam (Rukmana dan
Oesman,2000).
2. Secara anatomis
Penampang melintang
Keterangan Gambar
1. Kutikula tebal
2. Stomata tersembunyi
3. Epidermis
4. Jaringan palisade
5. Hipodermis
6. Jaringan penyimpan air
Gambar 4.C.2. Penampang melintang tanaman kaktus (Opunctia sp.)
Pada penampang melintang daun kaktus, daun dilapisi oleh kutikula yang
sangat tebal, daun berdinding tebal, adanya lapisan lilin, menutup stomata penuh pada
siang hari serta tersembunyi. Keadaan yang lain yaitu ruang sel yang dimiliki relatif
kecil, akar yang sangat panjang sedangkan ciri yang khusus yaitu adanya jaringan
penyimpan air yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air secara efisien. Semua
itu dilakukan sebagai bentuk adaptasi tanaman yang hidup pada kondisi air yang
ekstrem yaitu kekeringan agar dapat bertahan hidup dan tetap eksis dan tidak punah.
Tanaman kaktus juga terdapat epidermis, jaringan palisade, hipodermis, dan jaringan
penyimpan air.
Ukuran sel kecil dan tebal, kutikula tebal dan impermeable. Sistem jaringan
pembuluh dan stomata bertambah rapat, jaringan tiang bertambah sedangkan jaringan
spons berkurang. Stomata terletak didasar cekungan yang letaknya di permukaan daun
(Hidayat, 1995).
Penampang membujur
Keterangan Gambar:
1. Epidermis
2. Stomata


Gambar 4.C.3. Penampang membujur tanaman kaktus (Opunctia sp.)
Epidermis pada kaktus terkadang memiliki kutikula untuk membantu
mengurangi penguapan. Sedangkan stomata pada kaktus terletak pada lapisan atas dan
berjumlah banyak hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan. Pada batang tanaman
kaktus terdapat klorofil sebagai zat warna hijau yang membantu kaktus untuk
melakukan fotosintesis.










V. PEMBAHASAN
Tanaman memerlukan air untuk memenuhi kebutuhannya untuk dapat bertahan hidup.
Setiap tanaman hidup pada lingkungan dengan ketersediaan air yang berbeda. Oleh karena
itu, adaptasi tanaman terhadap ketersediaan air pun berbeda-beda. Berdasrkan adaptasi
terhadap ketersediaan air, tanaman dibedakan menjadi tiga jenis yaitu mesofit, hydrofit, dan
xerofit.
Tanaman mesofit adalah tanaman yang dapat hidup pada ketersediaan air yang cukup.
Pada praktikum ini yang termasuk tanaman mesofit adalah tanaman jagung (Zea mays).
Tanaman hydrofit adalah tanaman yang dapat hidup pada kondisi ligkungan dengan
ketersediaan air cukup. Tanaman yang termasuk hydrofit pada praktikum ini adalah tanaman
enceng gondok (Eichornia crassipes). Sedangkan tanaman xerofit dapat bertahan hidup pada
kondisi kering atau ketersediaan air rendah. Pada praktikum ini yang termasuk tanaman
xerofit adalah kaktus (Opunctia sp.).
Perbedaan tanaman mesofit, hydrofit, dan xerofit dapat dilihat dari ciri-ciri morfologi
dan fisiologi tanaman. Pada tanaman, adaptasi morfologi adalah penyesuaian bentuk organ
tanaman terhadap lingkungannya. Sedangkan adaptasi fisiologi pada tanaman adalah
penyesuaian sel ataupun jaringan tanaman terhadap kondisi lingkungan. Penyesuaian organ
dan jaringan itulah yang menyebabkan tanaman dapat bertahan dalam lingkungan tertentu.
1. Tanaman Enceng Gondok
Tanaman enceng gondok merupakan tanaman hydrofit. Tanaman ini dapat bertahan
pada lingkungan dengan kadar air yang berlebih (menggenang). Untuk itu tanaman enceng
gondok melakukan adaptasi morfologi dan fisiologi. Enceng gondok gmempunyai lapisan
kutikula yang tipis. Epidermis pada enceng gondok tidak berfungsi sebagai pelindung
jaringan lain akan tetapi berfungsi sebagai jalan keluar gas. Selain itu, pada tanaman ini
terdapat rongga stoma, jaringan palisade, sklerenkim, ruang udara, stoma, berkas pengangkut,
dan epidermis bawah.
Bentuk adaptasi tanaman gondok untuk daerah pada kondisi air yang berlebih
adalah adanya jaringan aerenkim pada tangkai daun. Aerenkim adalah rongga udara pada
organ vegetatif tanaman. Aerenkim merupakan ciri umum pada tanaman hidrofit.
Keberadaan aerenkim berguna untukmembantu tanaman mengapung dan menyimpan udara.
Selain itu enceng gondok juga mempunyai kutikula yang tipis. Lapisan kutikula yang tipis
akan mempermudah terjadinya pertukaran air dari lingkungan ke tumbuhan dan kembali ke
lingkungan (transpirasi). Daun yang tipis dan lebar juga mempermudah terjadinya transpirasi.
Hal ini merupakan bentuk adaptasi tanaman enceng gondok pada kondisi air yang berlebih.
Karena adaptasi ini, tanaman enceng gondok lebih mudah mengalami penguapan. Akar
enceng gondok memiliki kantong. Akar ini berfungsi untuk meyimpan udara sehingga proses
respirasi tetap dapat dilakukan secara aerob. Tangkai daun membengkok dan membentuk
jaringan spon yang menjadi organ pengapung tumbuhan.
Penampang melintang enceng gondok terdapat berkas pengangkut dan rongga udara
(aerenkim) yang berfungsi sebagai tempat penyimpan udara sehingga membantu unuk
mengapung. Rongga ini aktivitasnya adalah mengisi O
2
dan diubah menjadi CO
2
pada saat
respirasi. Rongga ini sangat penting bagi tanaman yang hidup di air karena kadar oksigen
yang banyak dalam air dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan akar mengalami
penyusutan.
Sedangkan pada penampang membujur, enceng gondok mempunyai banyak stomata
dan letaknya di permukaan daun bagian atas. Ini bertujuan agar terjadi penguapan secara
intensif supaya kelebihan air pada tubuh tanaman dapat dikurangi. Stomata yang dimiliki
oleh tumbuhan ini berbeda dengan yang dipunyai jagung yaitu dalam distribusinya, stomata
enceng gondok tercecer dan menyebar sedangkan pada jagung teratur berjajar. Hal ini
menunjukkan proses evapotranspirasi cukup besar

2. Tanaman Jagung
Secara morfologis tanaman jagung memiliki daun sejajar yang tipis dan panjang dan
tidak terlalu lebar. Daun dengan struktur demikian berfungsi agar penguapan bisa optimum.
Daun jagung ada yang berdaun pita, yaitu daun yang atasnya berbulu. Bulu-bulu tersebut
merupakan modifikasi epidermis yang berfungsi untuk mengrangi terjadinya transpirasi agar
tidak berlebihan, sehingga tanaman tidak kekurangan air pada saat udara panas. Trikoma
menangkap titik air yang akan keluar dan mengurangi radiasi dari matahari sehingga dapat
mengurangi suhu pada tumbuhan. Pengurangan panas yang diterima sangat penting karena
perubahan suhu akan menyebabkan pemecahan molekul air sehingga menjadi cukup kecil
untuk melewati pori-pori tanaman.
Bentuk batang tanaman jagung kecil, tidak berongga, beruas-ruas, bulat atau hampir
bulat, tidak bercabangan. Batang yang kecil berfungsi agar pengangkutan air tidak berlebihan
dalam tubuh tanaman. Sistem perakaran serabut, mempunyai akar adventif, dan tidak terlalu
panjang karena ketersediaan air yang mencukupi.
Tanaman jagung mempunyai struktur stoma yang rapi dan tidak tidak tersebar. Stoma
tanaman jagung terletak di bagian bawah permukaan daun. Jumlah stoma pada tanaman
jagung sedikit, hal ini mengakibatkan jumlah cairan yang keluar juga sedikit. Stoma pada
sebagian besar tanaman dari famili Poaceae adalah stoma berbentuk Gramineae. Bentuk dari
stoma yang seperti ini menyebabkan tingkat transpirasi yang terjadi lebih kecil karena ukuran
lubang yang dipunyai.
Salah satu ciri khas tanaman mesofit adalah adanya sel kipas. Sel epidermis tanaman
ini termodifikasi menjadi sel kipas yang berfungsi untuk mengurangi transpirasi. Sel kipas
berguna sebagai sel motor yang mempengaruhi menutup dan membukanya daun. Pada saat
tekanan turgor pada sel kipas tinggi maka daun akan membuka, sebaliknya bila tekanan
turgor rendah maka daun akan menggulung.
Lahan pasir merupakan lahan marjinal yang memiliki produktivitas rendah.
Produktivitas lahan pasir pantai rendah karena adanya faktor pembatas yang berupa
rendahnya kemampuan menyimpan dan menahan air, tingginya infiltrasi dan evaporasi ,
rendahnya kesuburan dan kandungan bahan organik serta rendahnya efisiensi penggunaan air
(Kertonegoro, 2001).
Kaktus merupakan tanaman xerofit. Tanaman xerofit dapat bertahan pada iklim
kering dan ketersediaan air yang sedikit. Tanaman kaktus beradaptasi pada lingkungan kering
secara morfologis maupun fisiologis.
Secara morfologis kaktus memiliki daun yang berbentuk duri untuk mengurangi
transpirasi. Sebagai ganti daun, batang tanaman kaktus mengandung klorofil pada seluruh
permukaannya. Hal ini digunakan kaktus untuk berfotosintesis agar dapat membentuk
cadangan makanan yang diperlukan kaktus. Perakaran kaktus juga dalam. Perakaran yang
dalam ini digunakan kaktus untuk meraih air dan zat hara yang letaknya jauh dari tanaman
kaktus. Batang kaktus juga mengandung lapisan lilin yang fungsinya mengurangi transpirasi
untuk menjaga kadar air dalam tubuh kaktus. Kaktus (Opunctia sp.) memiliki daun yang
mudah gugur.
Secara anatomis, pada penampang melintang sel epidermis tanaman ini mengalami
penebalan kutikula untuk mengurangi kehilangan air yang teradsorpsi. Selain itu, untuk
beradaptasi pada daerah yang ketersediaan airnya sedikit, kaktus memerlukan jaringan
penyimpan air. Stomatanya tersembunyi untuk memperkecil air yang keluar dari tubuh.
Stoma yang sedikit, tenggelam, dan berlubang sempit mengurangi tingkat tranpsirasi yang
terjadi pada tumbuhan kaktus. Untuk menyimpan air maka di dalam sel tanaman ini terdapat
jaringan penyimpan air yang ada di bawah hipodermis. yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan air secara efisien Pada kaktus juga dilengkapi jaringan palisade. Ruang antar
selnya relatif kecil.
Pada penampang membujur terdapat banyak stomata di jaringan palisade yang
berfungsi untuk fotosintesis. Stomatanya menutup penuh pada siang hari. Hal ini dilakukan
agar tanaman dapat hidup pada kondisi air yang ekstrem yaitu kekeringan.




























VI. KESIMPULAN
1. Berdasarkan adaptasi terhadap ketersediaan air, tanaman dibedakan menjadi tanaman
mesofit (tanaman yang beradaptasi pada kondisi air cukup), xerofit (tanaman yang
beradaptasi pada kondisi air terbatas) dan hidrofit (berdaptasi pada air basah atau
tergenang).
2. Adaptasi tanaman terhadap kadar air dapat berbentuk adaptasi morfologis maupun
anatomis. Secara morfologis tanaman jagung (mesofit) beradaptasi dengan tidak adanya
tangkai daun, tanaman kaktus (xerofit) beradaptasi dengan batang yang tebal dan duri
hasil modifikasi daun, tanaman enceng gondok (hidrofit) beradaptasi dengan terdapat
tangkai yang terdiferensial menjadi rongga udara. Secara anatomis perbedaan utama
yang membedakan antara tanaman mesofit, xerofit dan hidrofit adalah adanya sel kipas
(mesofit), adanya jaringan penyimpan air (xerofit) dan adanya aerenkim (hidrofit).



















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung.
<http://floradanfauna.net/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jagung-yang-
alami.html>. Diakses pada Rabu, 16 April 2014.
Fahn, A. 1991. Plant Anatomy (Anatomi Tumbuhan, alih bahasa: Ahmad Soediarto, R.M.
Trenggono Koesoemaningrat, Machmud Natasaputra, Hilda Akmal). Edisi ke-3.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Institut Teknologi Bandung Press, Bandung.
Kimball, J. 1965. Biology. Adisson-Wesley Publishing Company, Massachusette.
Robert, L.W. 1976. Plant Biology. W. B. Sounder Company, London.
Rukmana,R. dan Y.Y. Oesman. 2000. Tanaman Hias Kaktus. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Sutjipto. 2008. Adaptasi geografi masyarakat petani Madura di Padukuhan Baran Kelurahan
Buring Malang. Jurnal Jurusan Geografi FMIPA Universitas Negeri Malang.
37:97-102.
Ulukan, H. 2008. Agronomic adaptation of some field crops: A general approach. Journal of
Agronomy. 194:169-179.
Winokur, Morris, and Odum. 1970. General Biology Littlefield. Totowa, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai