Anda di halaman 1dari 14

By : Mufti Abrori

NIM : 11620057
UIN MALIKI MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan (milleu) memiliki hubungan dengan manusia. Lingkungan
memengaruhi sikap dan perilaku manusia, demikian pula kehidupan manusia akan
memengaruhi lingkungan tempat hidupnya. Hubungan antara lingkungan dan
kehidupan manusia sudah diakui para pemikiraan tokoh dunia sejak dahulu.
Aristoteles mengatakan manusia dipengaruhi oleh aspek geografi dan lembaga
politik. Montesquieu menyatakan bahwa iklim mempengaruhi perilaku politik dan
semangat manusia. Arnold Toynbee menyatakan peradban manusia akan tumbuh
pada lingkungan yang sukar dan penuh tantangan sehingga melahirkan elan vital.
Henry Thomas Bucle mentakan bahwa iklim, tanaman, dan tanah saling berkaitan
dalam memengaruhi karakter dan sifat manusia.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
lingkungan (tanah, iklim, topografi, sumber daya alam) dapat menjadi prakondisi
bagi sifat dan perilaku manusia. Lingkungan menjadi salah satu variabel yang
memengaruhi kehidupan manusia. Manusia pun dapat memengaruhi lingkungan
demi kemajuan dan kesejahteraan hidupnya.
Bab ini mengkaji masalah lingkungan hidup dan manusia serta hubungan
timbal balik antara keduanya. Uraiannya mencakup : hakikat dan makna
lingkungan bagi manusia; kualitas penduduk dan lingkungan terhadap
kesejahteraan manusia; problematika lingkungan sosial budaya yang dihadapi
masyarakat beradab; isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan bangsa.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Pembaca diharapkan mampu mengetahui hakikat dan makna lingkungan bagi
manusia.
2. Mengetahui kualitas penduduk dan lingkungan terhadap kesejahteraan
manusia.
3. Mengetahui masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
beradab.
4. Serta mengetahui isu-isu penting tentang prsoalan lintas budaya dan bangsa.

C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat daripenulisan makalah ini ialah :
1. Mampu menjelaskan hakikat dan makna lingkungan bagi manusia.
2. Menguraikan pentingnya kualitas penduduk dan lingkungan terhadap
kesejahteraan manusia.
3. Mengidentifikasi masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi masyarakat
beradab.
4. Mengemukakan isu-isu penting tentang prsoalan lintas budaya dan bangsa.



















BAB II
PEMBAHASAN
MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia
Manusia hidup pasti mempunyai hubungan dengan lingkungan hidupnya.
Pada mulanya, manusia mencoba mengenal lingkungan hidupnya, kemudian
barulah manusia berusaha menyesuaikan dirinya. Lebih dari itu, manusia telah
berusaha pula mengubah lingkungan hidupnya demi kebutuhan dan kesejahteraan.
Dari sinilah lahir peradaban istilah Toynbee- sebagai akibat dari kemampuan
manusia mengatasi lingkungan agar lingkungan mendukung kehidupannya.
Misalnya, manusia menciptakan jembatan agar bisa melewati sungai yang
membatasinya.
Lingkungan adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan riil (Elly M. Setiadi,2006).
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya.
Lingkungan dapat berbentuk lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan alam
dan buatan adalah lingkungan fisik. Sedangkan lingkungan nonfisik adalah
lingkungan sosial budaya di mana manusia itu berada. Lingkungan alam adalah
keadaan yang diciptakan oleh Allah untuk manusia. Lingkungan buatan adalah
dibuat oleh manusia. Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya
berbagai kegiatan, yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta
pranatanya dengan simbol dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai
komponen lingkungan alam) dan tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai
bagian dari lingkungan binaan/buatan).
Lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena lingkungan memiliki daya dukung, yaitu kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti
penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia. Manusia hidup, berada, tumbuh,
dan berkembang di atas bumi sebagai lingkungan.
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia.
4. Lingkungan member tantangan bagi kemajuan peradaban manusia.
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk
kebutuhan dan kebahagiaan hidup.

B. Definisi Lingkungan Hidup Indonesia

Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan
Nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera
dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan
kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa
Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala aspeknya.

Secara hukum maka wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara.
Persetujuan Internasional Tentang Lingkungan Hidup Indonesia termasuk dalam
perjanjian: Biodiversitas, Perubahan Iklim, Desertifikasi, Spesies yang Terancam,
Sampah Berbahaya, Hukum Laut, Larangan Ujicoba Nuklir, Perlindungan
Lapisan Ozon, Polusi Kapal, Perkayuan Tropis 83, Perkayuan Tropis 94, Dataran
basah, Perubahan Iklim - Protokol Kyoto (UU 17/2004), Perlindungan Kehidupan
Laut (1958) dengan UU 19/19 Masalah Lingkungan Hidup di Indonesia.Bahaya
alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran
hutan, gunung lumpur, tanah longsor



C. Teori Etika Lingkungan Hidup

Sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu sangat ditentukan oleh
bagaimana pandangannya terhadap sesuatu itu, Kalau sesuatu hal dipandang
sebagai berguna dan penting, maka sikap dan perilaku terhadap sesuatu itu lebih
banyak bersifat menghargai. Sebaliknya jika sesuatu hal dipandang dan dipahami
sebagai sesuatu yangn tidak berguna dan tidak penting, maka sikap dan perilaku
yang muncul lebih banyak bersifat mengabaikan, bahkan merusak.. Manusia
memiliki pandangan tertentu pada alam, dimana pendangan itu telah menjadi
landasan bagi tindakan dan perilaku manusia terhadap alam. Dari beberapa
pandangan etika yang telah berkembang tentang alam disini akan dibahas tiga
teori utama, yang dikenal dengan Shallow environmental Ethics, Intermediate
Environmental ethics, dan Deep Environmental ethics. Ketiga teori ini dikenal
juga sebagai antroposentrisme, biosentrisme, dan ekosentrisme[i]. Ketiganya akan
dicoba diterangkan satu persatu, sambil meninjaunya secara kritis.

1. Antroposentrisme

Antroposentrisme (antropos = manusia) adalah suatu pandangan yang
menempatkan manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Pandangan ini
berisi pemikiran bahwa segala kebijakan yang diambil mengenai lingkungan
hidup harus dinilai berdasarkan manusia dan kepentingannya. Jadi, pusat
pemikirannya adalah manusia. Kebijakan terhadap alam harus diarahkan untuk
mengabdi kepada kepentingan manusia. Pandangan moral lingkungan yang
antroposentrisme disebut juga sebagai human centered ethic, karena
mengandaikan kedudukan dan peran morl lingkungan hidup yang terpusat pada
manusia. Maka tidak heran kalau fokus perhatian dalam pandangan ini terletak
pada peningkatan kesejahteraan dan kebahagian manusia di dalam alam semesta.
Alam dilihat hanya sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan
kebutuhan dan kepentingan manusia. Dengan demikian alam dilihat sebagai alat
bagi pencapaian tujuan manusia.

2. Tinjauan kritis atas teori antroposentrisme

Antroposentrisme didasarkan pada pandangan filsafat yang mengklaim bahwa hal
yang bernuansa moral hanya berlaku pada manusia. Manusia di agungkan sebagai
yang mempunyai nilai paling tinggi dan paling penting dalam kehidupan ini, jauh
melebihi semua mahluk lain. Ajaran yang telah menempatkan manusia sebagai
pusat suatu sistem alam semesta ini telah membuat arogan terhadap alam, dengan
menjadikan sebagai objek untuk dieksploitasi.
Antroposentrisme sangat bersifat instrumentalis, dimana pola hubungan
manusia dengan alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata. Alam dilihat
sebagai alat pemenuhan dan kepentingan manusia. Teori ini dianggap sebgai
sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit ( shallow environmental ethics).
Antroposentrisme sangat bersifat teologis[1] karena pertimbangan yang diambil
untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan itu bagi
kepentingan manusia. Konservasi alam misalnya, hanya dianggap penting sejauh
hal itu mempunyai dampak menguntungkan bagi kepentinmgan manusia

B. Kualitas Penduduk dan Lingkungan terhadap Kesejahteraan manusia
1. Hubungan Penduduk dengan Lingkungan dan Kesejahteraan
Penduduk pada dasarnya adalah orang-orang yang tinggal disuatu tempat
yang secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupannya. Penduduk Negara
adalah orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah Negara, tunduk pada
kekuasaan politik Negara dan menjalani kehidupannya di bawah tata aturan
Negara yang bersangkutan. Hal yang berkaitan dengan penduduk Negara
meliputi:
a. Aspek kualitas penduduk, mencakup tingkat pendidikan, keterampilan,
etos kerja, dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas penduduk yang mencakup jumlah penduduk,
pertumbuhan, persebaran, perataan, dan perimbangan penduduk di tiap
wilayah Negara (Winarno,2007).
Petumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan
hidup. Penduduk dengan segala aktivitasnya akan memberikan dampak terhadap
lingkungan. Demikian pula makin meningkatnya upaya pembangunan
menyebabkan makin meningkat dampak terhadap lingkungan hidup. Dampak
lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang
diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan. Lingkungan hidup bisa berdampak
positif dan negatif bagi kesejahteraan penduduk. Contoh perubahan positif :
pembangunan jalan-jalan raya yang bisa menghubungkan daerah-daerah yang
sebelumnya terisolir penghijauan, penanaman turus jalan. Perubahan yang positif
dari lingkungan tersebut tentu dapat memberikan keuntungan dan sumber
kesejahteraan bagi penduduk. Contoh negatif : yaitu kerusakan lingkungan hidup.
Kesejahteraan hidup penduduk Negara sangat ditentukan oleh kualitas
penduduk yang bersangkutan. Kulitas penduduk mencerminkan kualitas insani
dan sumber daya manusia yang dimiliki Negara.

2. Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Manusia
Lingkungan dapat memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat
hidup sejahtera. Lingkungan hidup menjadi sumber dan penunjang hidup. Dengan
demikian, lingkungan mampu memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia.
Pada masa sekarang, manusia tetap menginginkan lingkungan sebagai
tempat maupun sumber kehidupannya yang dapat mendukung kesejahteraan
hidup. Melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mengusahakan
lingkungan yang sebelumnya tidak memiliki daya dukung serta lingkungan yang
tidak dapat untuk hidup (unhabitable) menjadi lingkungan yang memiliki daya
dukung yang baik dan bersifat habitable. Contoh : manusia membangun
bendungan, dam, atau waduk guna menampung air. Air tersebut digunakan untuk
cadangan jika terjadi kemarau panjang, air bendungan digunakan untuk mengairi
sawah-sawah waega. Air juga digunakan sebagai penggerak untuk pembangkit
listrik. Daerah-daerah yang sebelumnya gersang, seperti daerah gurun di Arab
sekarang ini sudah bisa ditanami pepohonan. Manusia membuat saluran khusus
untuk menyalurkan air sungai ke wilayah tersebut. Bahkan, dalam waktu tertentu
dibuat hujan buatan.
Dewasa ini, manusia dengan kemampuan ilmu pengetahuan yang maju
dan teknologi modern dapat mengatasi keterbatasan lingkungan, terutama yang
bersifat fisik atau lingkungan alam. Daerah-daerah yang pada masa lalu dianggap
tidak mungkin dapat digunakan sebagai tempat hidup, sekarang ini dimungkinkan.
Daerah itu sekarang mampu memberi kesejahteraan bagi hidup manusia berkat
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah
meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penciptaan lingkungan hidup yang
mendukungnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan
pengembangan lingkungan hidup. Pemgelolaan lingkungan memiliki tujuan
sebagai berikut:
a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup sebagai
tujuan membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai Pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan yang akan dating.
e. Melindungi Negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana
manusia melakukan berbagai upaya agar kualitas manusia meningkat sementara
kualitas lingkungan juga semakin baik. Lingkungan yang berkualitas pada
akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan
kesejahteraan.

C. Problematika Lingkungan Sosial Budaya yang Dihadapi Masyarakat Beradab
Lingkungan sosial adalah wilayah tempat berlangsungnya berbagai kegiatan,
yaitu interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan symbol
dan nilai, serta terkait dengan ekosistem (sebagai komponen lingkungan alam) dan
tata ruang atau peruntukan ruang (sebagai bagian dari lingkungan binaan/buatan).
1. Interaksi dalam Lingkungan Sosial
Interaksi sosial bisa terjadi dalam situasi persahabatan ataupun permusuhan
(kerjasama atau konflik), bisa dengan tutur kata, jabat tangan, bahasa isyarat, atau
bahkan tanpa kontak fisik. Interaksi sosial hanya dapat berlangsung antara pihak-
pihak apabila terjadi reaksi dari kedua belah pihah.
2. Pranata dalam Lingkungan Sosial
Pranata adalah suatu sistem norma khusus yang menata rangkaian tindakan
berpola mantap guna memenuhi keperluan yang khusus dalam kehidupan
masyarakat. Contohnya, permainan silat yang diperagakan anak-anak sekolah
yang sedang istirahat dan pertandingan silat dalam suatu kejuaraan. Maksud dari
contoh ini adalah contoh yang pertama bukan pranata karena berlangsung dalam
situasi tidak resmi dan tidak adanya aturan baku yang ditetapkan. Sedangkan
contoh yang kedua merupakan pranata karena berlangsung dalam situasi resmi
dengan mendasarkan pada aturan pertandingan silat yang telah ditetapkan.
3. Problema dalam Kehidupan sosial
Problema sosial merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang
abnormal, amoral, berlawanan, dengan hokum, dan bersifat merusak. Problema
sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral yang menyimpang sehingga perlu
diteliti, diperbaiki, bahkan untuk dihilangkan. Problema sosial yang terjadi dan
dihadapi masyarakat banyak dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Problema sosial karena faktor ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan
pengangguran.
b. Problema sosial karena faktor biologis, seperti wabah penyakit.
c. Problema sosial karena faktor psikologis, seperti bunuh diri, sakit jiwa, dan
disorganisasi.
d. Problema sosial karena faktor kebudayaan, seperti perceraian, kejahatan,
kenakalan anak, konflik ras, dan konflik keagamaan.


D. Isu-isu Penting tentang Persoalan Lintas Budaya dan Bangsa
Isu-isu penting yang menjadi persoalan lintas budaya dan bangsa pada
umumnya merupakan isu global yang menjadi keprihatinan umat manusia
sedunia. Merupakan isu global karena persoalan ini tidak hanya dihadapi umat
manusia dalam suatu Negara atau wilayah tertentu, tetapi melanda ke berbagai
belahan dunia.
Berikut ini adalah isu-isu yang mengenai lingkungan dan isu mengenai
kemanusiaan, yaitu :
1. Isu tentang Lingkungan
a. Kekurangan Pangan
Kekurangan pangan menciptakan kekhawatiran berbagai pihak. Dunia pun diliputi
kekhawatiran itu, karena pertambahan penduduk yang tinggi, terutama di negara-
negara berkembang. Kekurangan pangan menciptakan gejala serius berupa
kelaparan, karena pangan itu merupakan kebutuhan pokok manusia yang hakiki.
b. Kekurangan Sumber Air Bersih
Sejak dulu air diakui sebagai sumber kehidupan. Khususnya air bersih banyak
dimanfaatkan manusia untuk berbagai keperluan, terutama sekali untuk minum.
Kurangnya ketersediaan air bersih berarti telah terjadi kelangkaan air sebagai
sumber kehidupan. Tidak tersedianya air bersih dapat memicu timbulnya berbagai
macam penyakit, seperti kolera, tifus, malaria, demam berdarah, dan penyakit lain
yang menular.
c. Polusi atau Pencemaran
Polusi atau pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : pencemaran
udara, air, dan tanah. Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya :
gas, Gas CO, CO2, dan batu bara. Polusi air dapat disebabkan oleh pembuangan
limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan sampah domestik, sampah
organik, dan fosfat. Pencemaran tanah disebabkan oleh sampah-sampah plastik
yang sukar hancur, botol, karet sintesis, pecahan kaca, dan kaleng; detergen yang
bersifat nonbiodegradable (secara alami sulit diuraikan) dan zat kimia dari
buangan pertanian, misalnya insektisida.

d. Perubahan iklim
Sumber energi fosil (minyak bumi, batu bara, dan gas alam) yang dihasilkan oleh
banyak pembangkit energi mengakibatkan terjadinya pencemaran udara.
Perubahan iklim mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang tidak
terkirakan sebelumnya, seperti peningkatan suhu, melelehnya gunung es
permukaan air laut naik, banyaknya banjir dan badai, serta musim panas yang
semakin panjang.

2. Isu Tentang Kemanusiaan
a. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang sering dihubungkan dengan
kebutuhan, kesulitan, dan kekurangan di berbagai keadaan hidup.

b. Konflik atau Perang
Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa
juga kelompok) di mana salah satu berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi
oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-
perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian,
pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya.

c. Wabah Penyakit
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat
yang jumlah penderitaannya meningkat secara nyata, melebihi keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Sumber penyakit dapat berasal dari manusia, tumbuhan, dan benda-benda yang
mengandung atau tercemar penyakit, serta yang menimbulkan wabah. Wabah
membahayakan kesehatan masyarakat karena dapat mengakibatkan sakit, cacat,
dan kematian.





























BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari sekian banyak uraian diatas, maka penulis bisa mengambil
kesimpulan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia, karena lingkungan memiliki daya
dukung, yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia
dan makhluk hidup lainnya. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan
memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatkan kesejahteraan.

B. SARAN-SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyarankan kepada pembaca
diantaranya sebagai berikut :
Jadikanlah makalah ini sebagai pedoman untuk meningkatkan motivasi belajar
yang lebih tinggi lagi.
Khususnya bagi generasi muda adalah calon sarjana, jadi anda harus mempunyai
wawasan yang luas dan berintelektual tinggi.
Sebaiknya pembaca lebih banyak mempelajari tentang hakikat dan makna
lingkungan bagi manusia, kualitas penduduk dan lingkungan terhadap
kesejahteraan manusia, masalah lingkungan sosial budaya yang dihadapi
masyarakat beradab, serta isu-isu penting tentang persoalan lintas budaya dan
bangsa. Lebih banyak mempelajari maka akan lebih menguasainya. Amin
Ya Rabbal Alamiin






DAFTAR PUSTAKA


Elly M. Setiady, M.Si. dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media.

Moh. Soerjani, dkk. 1987. Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan
dalam Pembangunan. Jakarta : UI Press.
Soerjani, M, A. Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan,
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan.
Yayasan Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL),
Jakarta.
Winarno,MA, 2007, Kebijakan Publik, teori dan Proses,Jakarta : Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai