Anda di halaman 1dari 20

1

DENGUE
Dr. Siti Nurul Qomariyah Mkes
Januari 2010
2
Dengue
Dengue adalah infeksi virus yg ditularkan melalui
arthropod-borne yg paling utama & tersebar luas di
dunia.
Penyebab: flafivirus (4 serotype: 1, 2,3, dan 4),
masing2 dpt memproduksi berbagai gejala & tanda yg
khas, dari infeksi subklinis sampai penyakit yg berat
namun self-limited dng gejala-gejala dari influensa
sampai penyakit berat yg disebut demam berdarah
dengue (dengue haemorrhagic fever).
Tanpa penanganan di RS secara benar DHF dapat
terjadi syok & kematian dlm waktu kurang dari 24 jam.
3
Epidemiologi
Sekitar 2,5-3 milyar manusia hidup di area
dimana virus dengue bisa ditularkan
Sebuah pandemi pada tahun 1998, di mana
1,2 juta kasus DF & DHF dilaporkan 56
negara.
4
Penyebaran global
Demam dengue mulai tersebar ke daerah-
daerah tropis pada abad 18 dan 19 melalui
pelayaran (nyamuk dan virus terbawa pada bak-
bak air)
Karena lambatnya sarana transportasi, epidemi
terjadi secara jarang (interval 10-40 tahun).
Namun ketika virus-virus tipe baru muncul
epidemi menjadi lebih sering terjadi di Negara-
negara tropis tersebut.
5
Epidemiologi dan dinamika penularan virus dengue
berubah dramatis di Asia Selatan saat perang dunia.
Pergerakan tentara perang dan perubahan ekologi
karena perang memperluas distribusi geografis dan
meningkatkan densitas populasi nyamuk pada
akhir perang dunia 2, hampir semua Negara-negara
Asia Selatan merupakan daerah hiperendemik
(berbagai serotipe virus dengue bersirkulasi di
populasi), beberapa tahun kemudian epidemic DHF
terjadi di Negara-negara ini
Manila,Philippines tahun 19531954,
Bangkok, Thailand tahun 1958 dan
Malaysia, Singapore dan Vietnam 1960an.
6
Perkembangan ekonomi di Asia Tenggara pasca perang
penyebaran ke seluruh area di tahun 1970an.
Epidemi DHF terlokalisasi di wilayah ini karena terisolasinya
wilayah lautan Pasifik ini dan keberhasilan eradikasi Ae.
aegypti di Amerika (ditujukan utk mengontrol yellow fever).
Pada tahun 1970an program di Amerika ini dihentikan
sehingga Ae. aegypti masuk lagi ke negara-negara di
benua Amerika.
Transportasi modern meningkatkan pergerakan populasi
epidemi DF/DHF menyebar ke daerah-daerah Pasifik dan
wilayah tropis Amerika.
Pada tahun 1980-1990 an baik nyamuk maupun virus
kembali ada secara global frekuensi dan besaran
epidemi meningkat
7
Faktor-faktor yang diduga berhubungan
dengan kemunculan kembali epidemi DF/DHF
pada akhir abad 20:

perubahan demografi dan sosial penduduk: urbanisasi
dan transportasi modern
diperberat dengan masalah penyakit infeksi yang
kompleks dan tidak adanya sumber-sumber untuk
penelitian kesmas, surveillance dan program
penanganan
peningkatan epidemi yang disebabkan karena tipe-tipe
virus yang bernacam-macam meningkatkan kecepatan
perubahan genetik pada virus meningkatkan
probabilitas munculnya virus strain atau type baru
potensi epidemi dan virulensi yang meningkat.
faktor lain yang tidak diketahui

8
Pada akhir abad 20, virus strain baru telah
ditemukan dengan peningkatan area
geografis beberapa menyebabkan
penyebaran epidemis dan juga penyebaran
tersembunyi perubahan dinamika
transmisi ini meningkatkan probabilitas
infeksi dengue sekunder yang merupakan
faktor utama terjadinya DHF.

9
Epidemiologi (2)
Data awal tahun 2001 menunjukkan
situasi dengan besaran masalah yang
cukup besar.
Namun, proporsi kasus yg dilaporkan ke
WHO kecil; diperkirakan tiap tahun 50 juta
infeksi terjadi, dengan 500 000 kasus DHF
dan setidaknya 12 000 kematian,
khususnya pada anak-anak, di mana
fatalitas bisa dua kali lebih besar.
10
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Etiologi: genus flavivirus, tipe dengue-1,
dengue-2, dengue-3, dengue-4
Wabah pertama terjadi pada 1779-1780
di Asia, Afrika, dan Amerika Utara
Global pandemik dimulai di Asia
Tenggara setelah PD II
Vektor: nyamuk Aedes aegypti (yang
utama) atau A. albopictus
11
Gambaran klinis
Demam mendadak berlangsung
selama 5 hari
Eksantema pada kulit
Lesu
Sakit kepala
Nyeri di daerah bola mata, punggung
dan sendi
12
Kriteria diagnostik DHF
Demam 2-7 hari
Manifestasi perdarahan, sekurang-
kurangnya tes tourniquet
Pembesaran hati
Syok
Pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan trombosit di bawah
100.000/mm
3
. Terdapat peninggian
hematokrit sebanyak 20% atau lebih.
13
Kriteria diagnostik DHF (2)
Bila ada 2-3 gejala pertama mungkin
DHF
Bila disertai Trombositopeni dan hemo
konsentrasi dapat ditegakkan
diagnosis DHF
Diagnosis etiologik hanya dapat dibuat
dengan pemeriksaan serologi virus.
14
Derajat Berat Penyakit (WHO, 1975)
Penegakan diagnosis DHF
secara klinis dibagi menjadi:
1. Derajat 1 (ringan). Demam
mendadak 2 sampai 7 hari disertai
gejala klinik lain, manifestasi
perdarahan teringan, yaitu tes
tourniquet yang positif
15
Derajat Berat Penyakit (WHO, 1975)
2. Derajat 2 (sedang). Golongan ini lebih berat
daripada derajat 1, oleh karena ditemui
perdarahan kulit dan manifestasi perdarahan
kulit dan manifestasi perdarahan lain yaitu
epistaksis, perdarahan gusi, hematematis
dan/atau melena. Gangguan aliran darah perifer
ringan, yaitu kulit yang teraba dingin dan
lembab pada ujung jari dan hidung kadang-
kadang ditemukan
3. Derajat 3 (berat). Penderita syok berat dengan
tensi yang tidak dapat diukur dan nadi yang
tidak dapat diraba.
16
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DHF tanpa Syok
1. Penderita perlu minum banyak 1-2 liter
dalam 24 jam. Gastroenteritis oral solution
(GOS) atau garam diare dapat diberikan.
2. Hiperpireksia (suhu 40
0
C atau lebih)
diatasi dengan anti piretik dan surface
cooling. Antipiretik yang diberikan ialah
golongan asetaminofen, asetosal tidak
boleh diberikan.
3. Kejang yg mungkin timbul diatasi dng anti
konvulsan.
17
Penatalaksanaan (2)

4. Observasi teliti tanda dini syok perlu
ditingkatkan. Meningkatnya hematokrit ialah
gejala syok DSS yang peka, oleh karena
mencerminkan derajat plasma leakage dan
mungkin perlu pemberian IVFD.
5. Indikasi pemberian IVFD pada penderita
DHF tanpa syok ialah:
a. apabila penderita terus menerus muntah.
b. hematokrit yang bertendensi terus menerus
meningkat.
18
Pencegahan
Untuk mengontrol penyakit ini
diperlukan suatu program kesehatan
masyarakat yang baik.
Aedes bertelur di genangan air di
rumah-rumah. Tempat-tempat inilah
yang harus dihilangkan. Dapat pula
digunakan obat-obat yang
mematikan larva atau nyamuk
dewasa.


19
Pencegahan (2)
Sekarang disetujui bahwa dengan
menekan indeks Aedes sampai
kurang 5% penyakit ini akan
dikontrol.
Di samping itu perlu pendidikan
kesehatan masyarakat, sanitasi
yang baik dan sistem rujukan yang
baik pula.

20
Program PDB
ABJ (Angka Bebas Jentik): minimal 95%
Penyelidikan Epidemiologi (PE) bila ada
penderita
Abatisasi
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN):
3M
Fogging Fokus
Peran Serta Masyarakat (PSM)

Anda mungkin juga menyukai