Anda di halaman 1dari 32

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM


(Terkait dengan Pemberdayaan Masyarakat, Advokasi dan Bina Sosial)







DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4 - AJ FKM A 2013

WAWAN SUPRAWISMANA 101311123007
SRI LESTARI 101311123023
OLIEVIA RACHMA A. 101311123037
EFI ISNAINI 101311123049
NIKMATUR ROHMAH 101311123073
NOLA FITRIA 101311123079
EKA WAHYU 101311123089
PRESTIANA MUGI RAHAYU 101311123103
UFIYAH HAKIMAH 101311123115
EMI MULIAWATI 101311123127

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Tugas Pendidikan Agama Islam II ini dengan tepat waktu. Topik yang kami
bahas kali ini yaitu, Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam.
Penyusun menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada Bapak dan Ibu selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama
Islam II di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga yang senantiasa
memberi petunjuk, pembimbing atau koreksi, serta saran hingga terwujudnya
makalah ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain
yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran dan kritik sangat diharapkan
dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, Maret 2014
Tim Penyusun


Kelompok 4


AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. 1
Daftar Isi ............................................................................................................ 2
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6
2.1 Definisi Promosi Kesehatan ......................................................................... 6
2.2 Kesehatan dalam Islam ................................................................................ 7
2.3 Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam ................................................. 9
2.3.1 Menjaga Kebersihan Tubuh, Pakaian dan Lingkungan .......................... 10
2.3.2 Kesehatan Makanan dan Minuman ......................................................... 12
2.3.3 Kesehatan Ibu dan Anak ......................................................................... 17
2.3.4 Kesehatan mental dan jasmani ................................................................ 18
2.3.5 Sex hygiene (kesehatan seks) .................................................................. 20
2.3.6 Olahraga .................................................................................................. 20
2.3.7 Kesehatan kerja ....................................................................................... 22
2.4 Strategi Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam.................................. 23
BAB 3 : PEMBAHASAN ................................................................................. 24
3.2 Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam...................................... 24
3.3 Strategi promosi kesehatan dalam perspektif Islam (Aplikatif) .................... 26
BAB 4 : PENUTUP .......................................................................................... 29
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 3

4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 29
4.2 Saran ............................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 4

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Promosi Kesehatan merupakan upaya perubahan atau perbaikan perilaku
di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau
hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas
kesehatan. Tujuan dari upaya promosi kesehatan adalah terjadi perubahan
perilaku menuju perilaku yang sehat.
Dalam UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan definisi
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesehatan seseorang
mengandung komponen yang menyeluruh (holistik), yakni spiritual, biologi,
mental dan sosial
Islam telah mengajarkan nilai-nilai kesehatan sebagai proyeksi dari nilai-
nilai Islam semenjak 14 abad yang lalu oleh Adam hingga manusia terakhir
nanti yaitu Muhammad bin Abdullah. Sebagai salah satu contoh adalah ajaran
dari Beliau yang pernah mengatakan Jauhilah tempat-tempat yang
menyebabkan laknat ketika buang hendak membuang air, yaitu di tempat-
tempat air, di jalan raya, di tempat berteduh . Pada abad ke-19, melalui
kegiatan sosialisasi, promosi, program kesehatan, seminar, dan sebagainya
masyarakat diarahkan untuk tidak membuang air besar di tempat-tempat air
misalnya di sungai, rawa ataupun di jalan raya maupun di bawah pohon untuk
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 5

membuangnya ke tempat yang semestinya yaitu jamban. Hal tersebut
menunjukkan bahwa apa yang disampaikan Muhammad 14 abad yang lalu,
diaplikasikan dalam ilmu kesehatan pada masa kini.
Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk melakukan kebajikan,
karena kesehatan juga merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang
agar bisa melakukan ibadah kepada Allah dengan baik. Hal ini juga sesuai
dengan hadist nabi yang bermakna Sampaikanlah dariku walau hanya satu
ayat.Oleh sebab itu, di dalam makalah ini kelompok kami akan membahas
mengenai bagaimana upaya promosi kesehatan dalam perspektif islam.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa definisi dari promosi kesehatan ?
b. Apa definisi sehat menurut Islam ?
c. Bagaimana kesehatan dalam perspektif Islam ?
d. Bagaimana penerapan promosi kesehatan dalam perspektif Islam?

1.3 Tujuan
a. Memahami dan mengetahui definisi tentang promosi kesehatan.
b. Memahami dan mengetahui definisi sehat menurut pandangan Islam
c. Memahami kesehatan dalam perspektif Islam
d. Memahami penerapan upaya promosi kesehatan dalam perspektif islam.

AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 6

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Promosi Kesehatan
Promosi berasal dari kata to promote yang berarti meningkatkan.
Sedangkan Promosi Kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat (Health
Promotion) mempunyai dua pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang
pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark
mengatakan adanya 4 tingkat pencegahan penyakit dalam prespektif kesehatan
masyarakat yaitu : health promotion, specific protection, early diagnosis and
prompt treatment, disability limitation and rehabilitation. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Pengertian yang
kedua promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan,
mengenalkan atau menjual kesehatan. Dengan kata lain promosi kesehatan
adalah memasarkan atau menjual atau memperkenalkan pesan-pesan
kesehatan atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima atau
membeli (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau mengenal pesan-
pesan kesehatan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.
(Notoatmodjo, 2010)
Ottawa Charter merupakan suatu piagam yang membahas mengenai
Promosi Kesehatan di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Promosi kesehatan
menurut WHO didefinisikan sebagai Health promotion is the process of
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 7

enabling people to increase control over their health and its determinants, and
thereby improve their health (dimuat dalam The Bangkok Charter).
Promosi Kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat
menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal
didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan
dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam
membuat keputusan yang sehat. (wikipedia, 2013)
Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif
(peningkatan) sebagai perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif
(pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang
komprehensif. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya
pendekatan edukatif yang selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat,
juga perlu dengan upaya advokasi dan bina sosial (social support).

2.2 Kesehatan Dalam Islam
Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama,
jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang disebutkan
berkaitan dengan kesehatan, tidak heran jika ditemukan bahwa Islam amat kaya
dengan tuntunan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literatur keagamaan yang
digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam
yang pertama kesehatan yang terambil dari kata sehat yang kedua Afiat.
Keduanya dalam bahasa Indonesia, sering menjadi kata majemuk sehat afiat.
Dalam kamus besar bahasa indonesia kata afiat dipersamakan dengan sehat,
afiat diartikan sehat dan kuat. Dalam kamus bahasa arab kata afiat diartikan
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 8

sebagai perlindungan Allah untuk hambaNYA dari segala macam bencana dan
tipu daya. Perlindungan itu tentunya tidak bisa diperoleh secara sempurna kecuali
bagi mereka yang mengindahkan petunjuk-petunjukNYA maka kata afiat dapat
diartikan sebagai berfungsinya anggota tubuh manusia sesuai dengan tujuan
penciptaanNYA. (Shihab, 1996)
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang
bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang sehat jasmani,
rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi umat yang pilihan.
Islam merupakan agama yang sangat sempurna, islam berbeda dengan
agama yang datang sebelumnya. Islam datang sebagai agama untuk kepentingan
duniawi dan ukhrawi secara menyeluruh. Tidak terbatas jalur hubungan antara
hamba dengan Tuhannya (horisontal) saja tetapi Islam juga mengatur hubungan
secara vertikal. Islam sangat memperhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al
Quran dan Hadits ditemui banyak referensi tentang sehat. Salah satu contohnya
adalah wahyu kedua yang dibawakan Jibril, yaitu Ayat 1-5 Surat Al Mudatstsir.
Wahyu tersebut belum mengenai shalat, puasa dan zakat, tetapi perintah untuk
berdakwah dan mengenai kesucian (kebersihan) dan menjauhi kekotoran.





AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 9

Pada ayat di atas tampak bahwa kebersihan yang menjadi pangkal
kesehatanlah yang disinggung dalam wahyu kedua yang diturunkan kepada Nabi.
Pada Hadits Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda.
Dua nikmat yang sering tidak diperhatikan oleh kebanyakan manusia yaitu
kesehatan dan waktu luang. (Anna, 2011)
Kebersihan yang menjadi pangkal kesehatan, hal kedua yang
diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al Quran. Tidaklah heran kalau kebersihan
umumnya merupakan salah satu kewajiban yang selalu diperintahkan Nabi
Muhammad SAW kepada para pengikutnya dan dijadikan sendi dasar dalam
kehidupan sehari-hari.
Aturan mengenai kebersihan cukup lengkap terdapat dalam Al-Quran,
misalnya setiap berwudlu saat akan melakukan shalat. Al-Quran mewajibkan
ummat Islam mandi pada waktu tertentu, misal pada keadaan junub. Al-Quran
juga mengharamkan minuman dan makanan yang kotor dan berbahaya (QS Al-
Araaf: 157 dan Al Alaa:14).
Sementara dalam hadits lebih banyak lagi dijumpai peraturan-peraturan
kesehatan. Salah satu sabda Nabi SAW yang terkenal adalah Annadha fatu minal
iiman yang berarti bahwa Kebersihan itu adalah sebagian dari pada iman.

2.3 Promosi Kesehatan dalam Perspektif Islam
Promosi kesehatan dalam perspektif islam nantinya bukan hanya sekedar
memberikan pengetahuan mengenai kesehatan namun akan dibahas mengenai
tindakan pencegahan. Tindakan-tindakan preventif yang dijelaskan di dalam Al-
Quran sebenarnya tidak dijelaskan secara khusus sebagai upaya untuk menjaga
kesehatan, namun merupakan bagian ibadah ritual dan panduan hidup keseharian.
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 10

Justru itulah salah satu kelebihan syariat Islam, dimana tidak hanya memiliki
nilai ibadah namun juga memiliki nilai-nilai yang lain, di antaranya adalah nilai
kesehatan. (Hakim, 2013)
Promosi kesehatan bukan hanya sekedar pendidikan atau penyuluhan
kesehatan saja, tetapi juga merupakan suatu proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Berikut adalah
tuntunan kesehatan yang terdapat dalam Al-Quran dan hadits dalam upaya
menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang dianjurkan oleh Islam
yang nantinya bisa diberikan ketika melakukan promosi kesehatan yang sangat
berkesinambungan dengan hukum serta ajaran Islam.
2.3.1 Menjaga Kebersihan Tubuh, Pakaian dan Lingkungan.
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya
dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan
keidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya
kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan
kebahagiaan. Ungkapan Bersih Pangkal Sehat mengandung arti betapa
pentingnya kebersihan bagi kesehatan manusia, baik perorangan, keluarga,
masyarakat maupun lingkungan. Begitu pentingnya kebersihan menurut Islam,
sehingga orang yang membersihkan diri atau mengusahakan kebersihan akan
dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana firmanNya :

)
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 11

Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid adalah suatu
kotoran". Maka hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita (isterimu) di waktu
haid; dan janganlah kamu mendekati mereka (isteri-isterimu) sebelum mereka
suci. Apabila mereka (isteri-isterimu) telah suci, maka campurilah mereka (isteri-
isterimu) itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri. (QS. Al Baqarah ayat 222)
Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori belaka, tetapi
harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup bersih
sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum Islam. Dalam rangka inilah
dikenal sarana-sarana kebersihan yang termasuk kelompok ibadah, seperti :
wudhu, tayammum, mandi dan pembersihan gigi. Adanya kewajiban shalat lima
waktu sehari semalam merupakan jaminan terpeliharanya kebersihan badan secara
terbatas dan minimal, karena ibadah shalat itu baru sah kalau orang terlebih
dahulu membersihkan diri dengan berwudhu. Demikian juga ibadah tersebut baru
sah jika pakaian dan tempat dimana kita melakukannya bersih. Disinlah letaknya
ibadah shalat ikut berperan membina kesehatan jasmani selain peran utamanya
membina kesehatan jiwa manusia. Kebersihan jasmani seorang muslim, tidak
hanya menghilangkan najis, beristinja dan berwudhu saja, tetapi harus
membersihkan badan secara menyeluruh dengan mandi. Membersihkan diri
dengan mandi menjadi suatu kewajiban dalam rangka pelaksanaan ibadah
manakala seseorang junub. Selain dari itu, umat Islam dianjurkan untuk mandi
dalam hubungannya dengan pelaksanaan ibadah tertentu, misalnya :
1. Shalat Jumat, shalat idul fitri dan Idul Adha, Shalat Istisqa, Shalat Khauf
dan shalat khusuf.
2. Orang yang usai memandikan mayat
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 12

3. Orang yang baru menganut agama islam
4. Orang gila atau orang pingsan yang baru sadarkan diri
5. Orang yang akan memulai berihram (untuk ibadah haji atau umrah)
6. Orang yang akan memasuki kota suci mekah
7. Orang yang akan wukuf di arafah
8. Orang yang akan mabit di muzdalifah
9. Orang yang akan melontar jumroh
10. Orang yang akan thawaf
Dalam ajaran Islam, anjuran untuk mandi tidak hanya terbatas pada waktu
dan keadaan tersebut di atas, tetapi mandi dianjurkan pada setiap waktu badan kita
berubah bau disebabkan keringat dan lain sebagainya. Jadi mandi adalah suatu hal
yang sangat terpuji untuk memelihara kebersihan badan, bahkan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah. (Pitaloka, 2013)
2.3.1 Kesehatan makanan dan minuman
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali masalah
makan. Oleh karena itu bagi kaum muslimin, makanan di samping berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan fisik, juga berkaitan dengan ruhani, iman dan
ibadah juga dengan identitas diri, bahkan dengan perilaku manusia diperintahkan
Allah untuk selalu memperhatikan makanannya, seperti firman Allah :


"Maka seharusnya manusia memperhatikan makanannya" (QS Abasa (80) : 24).
Jadi bagi seorang muslim makan dan makanan bukan sekedar penghilang
lapar saja atau sekedar terasa enak dilidah, tapi lebih jauh dari itu mampu
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 13

menjadikan tubuhnya sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai "khalifah fil Ardhi". Rasulullah SAW pernah berkata dalam
suatu hadistnya: "Seorang hamba Allah tidak akan berpindah dua kakipun pada
hari kiamat, sampai ia mampu menjawab empat hal: umurnya bagaimana
dihabiskan, pengetahuan bagaimana diamalkan, hartanya bagaimana
dinafkahkan serta tubuhnya bagaimana digunakan atau diboroskan".
(HR.Tirmidzi).
Islam berbicara makanan yang hendak dimakan selalu menekankan
kepada makanan yang memiliki salah satu dari sifat halal dan thayyib. Ada empat
ayat yang menggabungkan kedua sifat tersebut yaitu dalam QS Al Baqarah/2;168,
Al Maidah/5;88, Al Anfal/8;89, dan An Nahl/16;114. Rangkaian kedua sifat (halal
dan thayyib) menunjukkan bahwa yang diperintahkan untuk dimakan adalah yang
memenuhi kedua syarat tersebut. Thayyib yang sering dimaknai baik, dari segi
bahasa berarti sesuatu yang telah mencapai puncak di bidangnya dan karena itu
buah-buah surga juga dinamakan thayyibah. Dalam ilmu kesehatan kata thayyib
disejajarkan dengan kata bergizi.
Makanan yang halal, yaitu makanan yang diijinkan bagi seorang muslim
untuk memakannya. Islam menghalalkan sesuatu yang baik-baik. Makanan yang
haram adalah terlarang seorang muslim untuk memakannya. Banyak pendapat
yang menterjemahkan makanan "halal" tersebut. Akan tetapi pada umumnya
dapat dikatakan makanan tersebut halal bila :
a. Tidak berbahaya atau mempengaruhi fungsi tubuh dan mental yang normal.
b. Bebas dari "najis (filth)" dan produk tersebut bukan berasal dari bangkai dan
binatang yang mati karena tidak disembelih atau diburu.
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 14

c. Bebas dari bahan-bahan yang berasal dari babi dan beberapa binatang lain
yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim kecuali dalam keadaan
terpaksa.
d. Diperoleh sesuai dengan yang sudah ditentukan dalam Islam.
Sebaliknya makanan tersebut haram bila :
a. Berbahaya dan berpengaruh negatif pada fisik dan mental manusia
b. Mengandung najis (filth) atau produk berasal dari bangkai, babi dan
binatang lain yang tidak dapat dimakan oleh seorang muslim.
c. Berasal dari binatang yang diijinkan, tetapi tidak disembelih dngan aturan
yang telah ditetapkan (secara islam) dan tidak dilakukan sepatutnya.
Dalam Al Quran telah ditegaskan. Apa-apa saja makanan yang haram tersebut,
seperti dalam surat Al Baqarah (2) :173, Al Anm (69) :145, An Nahl (16) :115
dan lebih diperinci lagi pada Al maidah ayat 3.
Islam mengharamkan minuman Alkohol/Arak (Al Khamr). Ketika Nabi
Muhammad SAW pertamakali menyampaikan larangan khamr, beliau tidak
memandangnya dari segi bahan yang dipakai untuk membuatnya tetapi dari segi
pengaruh yang ditimbulkan, yaitu "memabukkan". Dan memang suatu kenyataan
pengaruh khamr itu tidak saja pada tubuh manusia, juga mampu mengubah jalan
fikiran manusia. Apa yang dapat diharapkan dari orang yang tak mampu
mengambil keputusan yang benar, tak mampu menjaga tubuhnya dari hal yang
salah dan memalukan, tak mampu menjaga kualitas kemanusiaannya. Ayat-ayat
Al Quran yang mengharamkan khmar, antara lain
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 15


Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia. Tetapi
dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya". Dan mereka bertanya
kepadamu tentang apa yang (harus) mereka infakkan. Katakanlah: "Yang lebih
dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar
kamu memikirkan, (QS Al baqarah 29 : 219 ).
Hasil penelitian para pakar kesehatan, hampir semua menyatakan alkohol
dapat mempengaruhi kerja tubuh dan otak, serta mampu mengubah tingkah laku
seseorang ke arah negativ. Hingga jika sudah menjadi suatu ketagihan yang akut,
sistim hormon manusia (terutama pancreatic endocrine system) menjadi
terhambat, fungsi hati pun menjadi terganggu. Selain itu juga mempengaruhi
hormon kesuburan dan bayi yang dilahirkannya. Alkohol pun dapat menghambat
sistim kerja syaraf pusat, sehingga hilang kesadarannya, bahkan dalam kasus yang
lebih akut, mampu menjadikan seseorang dalam keadaan koma.
Selain itu terdapat produk yang meragukan. Ada suatu perbedaan antara
produk-produk beralkohol dan produk-produk yang berasal dari binatang yang
diharamkan. Pada produk-produk dari binatang itu banyak hal yang tidak detail
dijelaskan asalnya, dan hal ini menimbulkan keraguan. Hal ini terutama bagi
mereka yang hidup dimana terbukanya pengaruh-pengaruh internasional
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 16

(lingkungan kosmopolit), sehingga dari mana produk itu berasal tidaklah jelas.
Dan bagi seorang muslim perlu mempunyai sikap wara (hati-hati) agar tidak jatuh
ke daerah yang haram. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Yang halal sudah jelas
dan yang haram pun sudah jelas dan diantaranya ada beberapa perkara yang
belum jelas (syubhat), banyak orang yang tidak tahu : apakah ia masuk bagian
yang halal atau haram? Maka barangsiapa menjauhinya karena ingin
membersihkan agama dan kehormatannya maka ia selamat; dan barangsiapa
mengerjakan sedikitpun daripadanya hampir-hampir ia akan jatuh ke dalam
haram, sebagaimana orang yang menggembala kambing di sekitar daerah
terlarang, dia hampir-hampir akan jatuh kepadanya. Ingatlah! Bahwa tiap-tiap
raja mempunyai daerah larangan, ingat pula bahwa larangan Allah itu adalah
semua yang diharamkan" (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Jelasnya Islam mempersempit daerah haram dan memperlebar daerah halal,
akan tetapi dalam mengambil suatu keputusan harus yakin bahwa itu masih dalam
daerah yang diijinkan menurut syara. Di samping itu, Islam memberikan
perkenan untuk memakan yang haram dalam keadaan terpaksa atau "darurah",
walaupun demikian dalam syariat islam kalau sampai terjadi keadaan darurah,
maka ada hukumnya tersendiri :

AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 17

"Barangsiapa terpaksa dengan tidak sengaja dan tidak melampaui batas, maka
sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun dan Maha Pengasih" (QS Al Anm
146)
Dalam tata makanan Islam juga melarang berlebih-lebihan dalam hal makan
(QS Al Araf/7;31), makan bukan karena lapar hingga kekenyangan, diet ketika
sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut besarnya dapat bersistirahat dan
tidak berbuka berlebih-lebihan atau melapaui batas. Bahkan ditemukan celaan
kepada orang yang makan seperti binatang, sebagaimana dalam QS
Muhammad/47;12 dan Al Shaffat/37;66.

2.3.2 Kesehatan ibu dan anak
Islam sebagai agama yang sempurna, mengatur semua aspek kehidupan,
memberikan perhatian besar terhadap kelangsungan keluarga, sesuai posisinya
sebagai bagian penting dalam masyarakat. Tentu saja faktor keluarga menjadi
penentu baik atau buruknya suatu masyarakat. Permasalahan keluarga tentu saja
berkaitan erat dengan wanita dan anak-anak. Bahkan wanita memegang peranan
terhadap kelangsungan dan kesinambungan keluarga tersebut. Perkembangan
keluarga melalui proses keturunan, menjadikan wanita berada di posisi terpenting
dalam melahirkan generasi baru dari manusia. Pemeliharaan kesehatan ibu secara
umum, ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui khususnya, tidak
membebani dengan tugas-tugas yang berat sebagaimana laki-laki dan tidak
memberi tugas berperang di medan laga. Islam menganggap bahwa menyusui
anak merupakan bagian dari perjuangan dan sama halnya dengan jihad kaum pria,
sedangkan mati ketika sedang masa itu sama dengan orang yang syahid di medan
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 18

pertempuran. Demi kesehatan anak dan untuk menjarangkan kelahiran, biasanya
menyusui dilakukan sepanjang dua tahun penuh.

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu
bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga
puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat
puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat
Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri". (QS. Ahqaf : 15)

2.3.3 Kesehatan mental dan jasmani
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan
mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial). (Mujib dan Mudzakir, 2001, 2003).
Dalam Islam pengembangan kesehatan jiwa terintegrasi dalam
pengembangan pribadi pada umumnya, dalam artian kondisi kejiwaan yang sehat
merupakan hasil sampingan dari kondisi pribadi yang matang secara emosional,
intelektual dan sosial, serta terutama matang pula ketuhanan dan ketaqwaan
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 19

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian dalam Islam dinyatakan betapa
pentingnya pengembangan pribadi-pribadi meraih kualitas insan paripurna,
yang otaknya sarat dengan ilmu yang bermanfaat, bersemayam dalam kalbunya
iman dan taqwa kepada Tuhan. Sikap dan tingkah lakunya benar-benar
merefleksikan nilai-nilai keislaman yang mantap dan teguh. Otaknya terpuji dan
bimbingannya terhadap masyarakat membuahkan ketuhanan, rasa kesatuan,
kemandirian, semangat kerja tinggi, kedamaian dan kasih sayang.
Kesan demikian pasti jiwanya pun sehat. Suatu tipe manusia ideal dengan
kualitas-kualitasnya mungkin sulit dicapai. Tetapi dapat dihampiri melalui
berbagai upaya yang dilakukan secara sadar, aktif dan terencana sesuai dengan
prinsip yang terungkap dalam firman Allah SWT (QS. Ar-Radu ayat 11)

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Islam mengajarkan percaya kepada Allah dan bersabar dalam menghadapi
berbagai penyakit yang kritis, tidak putus asa, bunuh diri, kehilangan
kepercanyaan atau dzalim. Islam juga melarang semua benda yang dapat
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 20

menghilangkan kesadaran dan melemahkan intuisi, seperti khamar, NAPZA dan
lain-lainnya.
2.3.4 Sex hygiene (kesehatan seks)
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi
orang muslim, karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia,
namun Islam menolak pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual
sebagai motif utama seseorang untuk bertindak. Islam mengajarkan kepada umat
Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang baik dan berakhlaq mulia.
1. Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar
mencapai kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
2. Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan
binatang.
3. Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki.
4. Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari
perzinahan, namun dengan syarat-syarat tertentu.
5. Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci
setelah buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual
ketika istri sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan
membersihkan alat kelamin setelah berhubungan badan dan setelah selesai
datang bulan. (anonim, 2013)
2.3.5 Olahraga
Olahraga merupakan kebutuhan hidup manusia, sebab apabila seseorang
melakukan olahraga dengan teratur akan membawa pengaruh yang baik terhadap
perkembangan jasmaninya. Selain dari berguna bagi pertumbuhan kepada
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 21

perkembangan jasmani manusia, juga memberi pengaruh kepada perkembangan
rohaninya, pengaruh tersebut dapat memberikan efesiensi kerja terhadap alat-alat
tubuh, sehingga peredaran darah, pernafasan dan pencernaan menjadi teratur.
"Dari Uqbah bin Amir, berkata dia: saya mendengar Rasulullah SAW di atas
mimbar membaca: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka apa saja yang
kamu sanggupi dari kuda-kuda yang di tambat. Al Ayat, ketahuilah sesungguhnya
kekuatan itu pandai memanah. Ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu pandai
memanah." (Hadis Riwayat Muslim). Sabda Rasulullah SAW: "Orang mukmin
yang kuat lebih baik dan lebih cinta kepada Allah daripada orang mukmin yang
lemah... (Hadis Riwayat Bukhari).
Dari hadis di atas dapat dipahami bahwa orang Mukmin yang jasmani dan
rohaninya kuat akan lebih cinta kepada Allah dari pada orang Mukmin yang
lemah.
Beberapa anggota Majelis Ulama Indonesia mempunyai pandangan yang
sama tentang hukum olahraga menurut ajaran Islam, bahwa hukum olahraga
adalah SUNNAH atau dianjurkan melakukannya menurut ajaran Islam selama
pelaksanaannya menurut ajaran Islam. Tetapi apabila dalam pelaksanaannya
bertentangan dengan syariat Islam seperti memakai pakaian yang membuka aurat
dan menimbulkan nafsu seksual serta menimbulkan perbuatan maksiat, maka
hukumnya adalah haram. Sementara sebagian ulama mempunyai pandangan
bahwa hukum olahraga adalah mubah atau di bolehkan, selama pelaksanaannya
menurut ajaran Islam, tetapi apabila situasi dan kondisi dari pelaksanaan olahraga
itu berubah, maka hukumnya juga berubah sesuai dengan stuasi dan kondisi dari
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 22

orang yang melakukannya dan pelaksanaan olahraga itu sendiri. Dengan demikian
maka hukum olahraga bisa menjadi wajib, sunat, haram, makruh dan mubah.
Islam mendorong untuk memiliki ketrampilan dan olah raga seperti
menunggang kuda, renang, memanah, gulat dan perlombaan dengan segala
macam oleh raga yang bermanfaat.
2.3.6 Kesehatan kerja
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertahan dengan mesin,
pesawat alat kerja,bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. (budiono, 1999)
Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan agar prakteknya yang bertujuan agar pekerja
atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
pisik,atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit
umum.
Agama Islam sangat menganjurkan keselamatan umat manusia di dunia
maupun di akhirat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak lepas dari
ancaman-ancaman yang akan membahayakan diri dan keluarga. Sebagaimana
firman Allah dalam surat at taghabun ayat 11


AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 23

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin
Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Jaminan untuk menjaga upah pekerja, petani atau pembantu rumah tangga,
menjaga buruh dari hal-hal yang membahayakan dalam bekerja, mengganti
kerugian terhadap musibah (kecelakan) kerja, termasuk proses pengobatan,
penyembuhan, tempat tinggal yang sehat, batas jam kerja, uang lembur pada
setiap penambahan jam kerja dan memberikan upah sebelum kering keringatnya.
2.4 Strategi Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam
Sudah kita ketahui bersama bahwa strategi promosi kesehatan dibagi
menjadi 3 yang biasa di singkat ABG yaitu :
A : Advokasi, yang merupakan pembuat kebijakan yang bisa meliputi undang-
undang, peraturan, dan pembuat kebijakan yang membuat peraturan yang
menguntungkan untuk kesehatan.
B : Bina social support, hal ini lebih karena ditujukan agar kegiatan promosi
kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat. Menjalin kemitraan dg
berbagai kelompok utk pembentukan opini publik. Dikhususkan kepada para
tokoh masyarakat atau tokoh agama yang mempunyai pengaruh besar
terhadap segala kegiatan masyarakatnya.
G : Gerakan pemberdayaan, biasanya disebut empowerment yang berasal dari
masyarakat dan ditujukan kepada masyarakat serta oleh masyarakat.
Dari ketiga strategi tersebut bisa di bahas dalam konteks islam secara
menyeluruh, karena merupakan strategi yang digunakan agar didapatkan
peningkatan kesehatan yang optimal.
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 24

BAB 3
PEMBAHASAN


3.1 Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam
Islam adalah agama yang menyeluruh, yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan, baik aspek duniawi maupun aspek
akhirat. Islam merupakan agama ilmu dan akal, karena islam selalu mendorong
umatnya untuk mempergunakan akal dan menggali ilmu pengetahuan, agar
manusia mengetahui mana yang baik dan benar serta mana yang salah. Termasuk
kesehatan, kesehatan adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan yang merupakan
ilmu Allah. Hukumnya fardlu kifayah bagi umat islam untuk mengerti dan
melaksanakannya. Hal ini sudah menunjukkan bahwasanya ada koridor dan
aturan-aturan yang sudah diberlakukan sejak turunnya al-Quran mengenai dasar-
dasar kesehatan bahkan kepada nabi-nabi sebelumnya termasuk nabi Adam.
Karena secara tidak langsung untuk memenuhi nilai kesehatan yang merupakan
bagian dari nilai islam.
Islam juga menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara
agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Setidaknya hal yang disebutkan
berkaitan dengan kesehatan, tidak heran jika ditemukan bahwa dalam Islam amat
kaya dengan tuntunan kesehatan.
Begitu pula dalam upaya promosi kesehatan yang memang harusnya
berkesinambungan dan dilakukan berdasarkan tuntutan serta ajaran agama agar
upaya tersebut dapat berlangsung maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Selama ini, program Pemerintah Indonesia di bidang kesehatan terfokus pada
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 25

upaya mengobati (kuratif). Hal ini misalnya nampak pada pengalokasian
anggaran, di mana sekitar 85 persen anggaran di bidang kesehatan dialokasikan
pada upaya penyembuhan. Kebijakan tersebut ternyata berdampak buruk pada
angka kesehatan. Prof Does Sampoerno dr MPH, Ketua Kolegium Keilmuan
Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) berkata, Kalau kita hanya
berkutat pada paradigma kuratif, penyakit-penyakit menular dan berbahaya yang
banyak berkembang saat ini tidak akan bisa kita cegah. Kita harus melompat dari
paradigma lama ke pola pikir baru. Yaitu bagaimana melakukan upaya promosi,
preventif, dan proteksi serta pembangunan yang berkualitas. Menurutnya,
program kuratif kerap menyesatkan pemikiran masyarakat yang menganggap
semua orang sakit dapat disembuhkan sehingga menjadi sehat. Di dalam masalah
kesehatan, Al-Quran lebih banyak menjelaskan tindakan-tindakan yang bersifat
pencegahan (preventif), daripada tindakan pengobatan dan penyembuhan
(kuratif). Hal ini harus direnungkan dan menjadi panduan manusia dalam
membangun kesehatan individu/perorangan dan masyarakat. Kesehatan dalam
Islam berprinsip pada upaya menjaga kesehatan secara preventif (menjaga
kesehatan sebelum sakit). Kemudian setelah itu, Islam menganjurkan pengobatan
bagi siapa yang membutuhkan karena sakit. Inilah salah satu prinsip dalam Islam
yang sesuai dengan karakteristik, kemampuan dan keadaan fitrah.
Salah satu metode promosi kesehatan dalam Islam adalah penyampaian
ajakan hidup sehat melalui dakwah yang dilakukan oleh para muballigh. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Q.S. Ali Imran 104 yang berarti Hendaklah ada di
antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang maruf dan mencegah dari munkar. Mereka itulah orang-orang yang
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 26

beruntung. Promosi kesehatan merupakan suatu seruan untuk melakukan
kebajikan, karena kesehatan juga merupakan hal dasar yang harus dimiliki
seseorang agar bisa melakukan ibadah kepada Allah dengan baik.
Upaya promosi kesehatan ini juga ditujukan untuk beberapa peningkatan,
dalam peningkatan apapun, mulai dari peningkatan kesehatan maupun upaya
peningkatan pemberdayaan masyarakat agar menjadi gaya hidup sehat dan sesuai
dengan syariat Islam. Islam mengatur segala hal yang bersangkutan dengan
kesehetan dan lebih terarah pada kegiatan pencegahan dan pemberian pendidikan
berupa promosi kesehatan. Pada dasarnya gaya hidup yang sehat bisa dilakukan
berdasarkan kegiatan hidup kita sehari-hari, mulai dari menjaga kebersihan tubuh,
pakaian dan lingkungan, menjaga kesehatan makanan dan minuman, kesehatan
ibu dan anak, menjaga kesehatan mental dan jasmani dengan olahraga sholat
sampai menjaga kesehatan seksual. Semuanya sudah di jelaskan secara gamblang
dalam ajaran agama Islam, yang Allah tujukan semata-mata untuk menjaga
hambanya, tinggal bagaimana manusia tersebut dapat menerapkan atau hanya
sekedar tau mengenai pencegahan kesehatan diri agar tidak sampai masuk pada
fase sakit. Selain itu upaya kesehatan dalam perspektif Islam yaitu merupakan
upaya menyebarluaskan ilmu kesehatan sesuai dengan tuntunan agama untuk
selalu berdakwah dalam hal kebaikan. Oleh karena itu agama Islam sangat
berperan dalam adanya kegiatan upaya promosi kesehatan.

3.2 Strategi promosi kesehatan dalam perspektif Islam
Dalam tinjauan teori sudah menyebutkan bahwa dalam strategi promosi
kesehatn melibatkan 3 hal yang meliputi 3 aspek yaitu advokasi, Bina Sosial
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 27

support dan Gerakan pemberdayaan, hal ini akan dibahas mengenai bagaimana
penerapan strategi tersebut dalam konteks Islam.
a. Advokasi
Advokasi disini mengenai pembuat kebijakan hukum yang membuat
peraturan mengenai penanganan dalam masalah kesehatan. Contohnya saja,
dalam kehidupan sehari-hari, mengkonsumsi bangkai, babi serta darah
merupakan haram hukumnya jika dikonsumsi, hal ini sudah dijelaskan dalam
Al-quran surat Al- Maidah ayat 3. Al-quran ini sebagai landasan hukum
kepada MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk membuat kebijakan segala
bentuk makanan tidak boleh mengandung salah satu unsur dari bahan
makanan tersebut. Dikarenakan hal ini memang pada kenyataannya buruk
untuk kesehatan, misalnya saja darah. Darah yang biasanya di masak menjadi
dideh itu haram hukumnya di makan karena banyak penyakit yang mengalir
pada darah hewan apapun itu yang dapat mempengaruhi kesehatan dari
manusia. Untuk itu Majelis Ulama Indonesia juga memberikan label haram
dan halal kepada makanan ataupun minuman yang beredar di Indonesia.
Hal itu merupakan suatu nilai advokasi yang memang harus di jalankan
oleh seluruh umat beragama Islam di Indonesia.
b. Bina Sosial Support
Bina sosial support ini yaitu memberikan pembaruan mengenai kesehatan
kepada masyarakat yang melibatkan tokoh agama maupun tokoh masyarakat.
Hal ini lebih condong kepada kegiatan saling membantu saling mendukung
dalam konteks sosial baik secara material maupun emosional yang diberikan
kepada masyarakat agar mau meningkatkan kegiatan kesehatan seperti PHBS
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 28

dan terbiasa terhadap perilaku tersebut. Islam juga mensyariatkan kepada
sesama muslim diharuskan untuk saling membantu, yang sudah dijelaskan
yaitu membantu kepada sesama bisa dilakukan dengan memberikan xakat,
infaq, shodaqoh, dll. Seperti yang di jelaskan pada Al-quran surat 2 ayat 110
Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang
kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.
c. Gerakan Pemberdayaan (Empowerement)
Gerakan Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu hal yang berasaal dari
masyarakat, oleh masyarakat dan kepada masyarakat. Dimana hal tersebut
menyangkut mengenai kesehatan misalnya posyandu yang berasal dari
masyarakat, kemudian dalam hal tersebut pastinya melibatkan tokoh
masyarakat dan tokoh keluarga dalam mempengaruhi sehingga terjadi suatu
perubahan perilaku. Contoh lainnya yaitu penyuluhan merupakan suatu
majelis yang mana sudah ada dalam Al-quran bahwa Allah akan
meninggikan derajat orang-orang yang berilmu. Majelis tersebut biasanya
merupakan hasil kerjasama dengan puskesmas atau pihak petugas kesehatan
yang ingin memajukan suatu kesehatan diwilayah tersebut.
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 29

BAB 4
PENUTUP


4.1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan merupakan upaya perubahan atau perbaikan
perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya mempengaruhi
lingkungan atau hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku
dan kualitas kesehatan.
Promosi kesehatan dalam Islam merupakan salah satu media aplikatif
sebagai seorang muslim. Seperti yang kita ketahui iman itu tidak sekedar di
dalam hati dan dilisankan tetapi diaplikasikan. Promosi kesehatan merupakan
suatu seruan untuk melakukan kebajikan, karena kesehatan juga merupakan
hal dasar yang harus dimiliki seseorang agar bisa melakukan ibadah kepada
Allah dengan baik. Dalam islam menyeru kepada kebajikan adalah perbuatan
yang mulia, mengajak masyarakat kepada hal yang sehat merupakan salah
satu perintah Allah. Jadi sangatlah jelas bahwasnya secara tidak langsung
promosi kesehatan merupakan media Muslim dalam menegakkan agamanya.

4.2 Saran
4.2.1 Kita sebagai muslim yang berada di bidang kesehatan sudah seharusnya
kita menerapkan ilmu kesehatan yang kita dapat, dan tidak lupa
memadukannya dengan ajaran yang ada pada agama islam, karena
islam itu menyeluruh, memenuhi seluruh aspek kehidupan.
AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 30

4.2.2 Mentelaah ilmu kesehatan dengan berdasar Quran Hadits merupakan
suatu kewajiban bagi kita umat muslim karena hakikat dari menuntut
ilmu adalah mencari kebenaran dimana kebenaran itu adalah
membenarkan kekuasaan Allah Yang Maha Esa.



AJ-UA 13/ PAI II Upaya Promosi Kesehatan Dalam Perspektif Islam 31

DAFTAR PUSTAKA

anna (2011) anna ceria's blog, 07 oktober, [Online], Available: HYPERLINK
"http://annaceria.wordpress.com/2011/10/07/kesehatan-masyarakat-dalam-
perspektif-islam/"http://annaceria.wordpress.com/2011/10/07/kesehatan-
masyarakat-dalam-perspektif-islam/ [06 maret 2014].

anonim (2013) jambanpanyileukan, september, [Online], Available:
HYPERLINK "http://jambanpanyileukan.blogspot.com/2013/09/kesehatan-
dalam-pandangan-islam.html"
http://jambanpanyileukan.blogspot.com/2013/09/kesehatan-dalam-pandangan-
islam.html [07 maret 2014].

Budiono, a.r. (1999) hukum perburuhan islam di indonesia, tiga edition, jakarta:
grafindo persada.

Hakim, A. (2013) Inpas (institut pemikiran dan peradaban islam surabaya), 01
februari, [Online], Available: HYPERLINK "http://inpasonline.com/new/obat-
dan-kesehatan-dalam-perspektif-al-quran/" http://inpasonline.com/new/obat-dan-
kesehatan-dalam-perspektif-al-quran/ [07 maret 2014].

Notoatmodjo, S. (2010) promosi kesehatan teori dan aplikasi, jakarta: rineka
cipta.

pitaloka, s. (2013) sandra pitaloka nur yukonza, 21 maret, [Online], Available:
HYPERLINK "http://sandrapitaloka.blogspot.com/2013/03/kebersihan-menurut-
ajaran-islam.html" http://sandrapitaloka.blogspot.com/2013/03/kebersihan-
menurut-ajaran-islam.html [07 maret 2014].

Shihab, M.Q. (1996) wawasan Al Quran, jakarta: mizan.

wikipedia (2013) wikipedia enseklopedia bebas, 29 desember, [Online],
Available: HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/promosi_ kesehatan"
http://id.wikipedia.org/wiki/promosi_ kesehatan [06 maret 2014].

Anda mungkin juga menyukai