alaHADI
PAJAK
POTONG
EDISI 126 | 28 APRIL - 4 MEI 2013
IN
T
E
R
V
IE
W
M
E
N
T
E
R
I
L
I
N
D
A
S
O
A
L
P
A
E
D
O
F
I
L
IN
T
E
R
V
IE
W
M
E
N
T
E
R
I
L
I
N
D
A
S
O
A
L
P
A
E
D
O
F
I
L
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti Redaksi: Dimas Adityo, Irwan
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono,
Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi
Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai Bahasa: Habib
Rifai, Rahmayoga Wedar Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo Product
Management: Sena Achari, Eko Tri Hatmono Creative Designer: Mahmud Yunus, Kiagus Aulianshah,
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Edi Wahyono,
Fuad Hasim, Luthfy Syahban.
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
Direktur Utama: Budiono Darsono Direktur: Nur Wahyuni Sulistiowati, Heru Tjatur, Warnedy Kritik dan Saran:
appsupport@detik.com Alamat Redaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email: redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
DAFTAR I SI
EDISI 126 28 APRIL - 4 MEI 2014
TAP PADA KONTEN UNTUK MEMBACA ARTIKEL
@majalah_detik majalah detik
nKUASA NEGERI SINGA DI UDARA KITA
nTERUNGKAP SATU DEMI SATU
nMERDEKA ALA MAHFUD MD.
nKALA MARAH RUSLI MENENTANG POLIGAMI nKOALISI TANPA BERBAGI KURSI MENTERI
nTAKUT JADI PEGAWAI SWASTA
nBUKAN CUMA URUSAN BTN
nBEGADANG PARA FREELANCER
nTAHUN PEMILU TAHUN HOKI
nLINDA GUMELAR
n DUKA SEWOL, PAHLAWAN SEWOL
n BUKAN SEKADAR YES MAN
INTERNASIONAL
KRIMINAL
HUKUM
SISI LAIN CAPRES
BUKU
PEOPLE
KOLOM
GAYA HIDUP
SENI HIBURAN
BISNIS
EKONOMI
nSECUIL SURGA DI PULAU SEPA
nGIGITAN SAMBAL DOWER
INTERVIEW
nDI AMBANG PERANG SAUDARA
LENSA
nWULAN GURITNO | DEDE YUSUF | JENDERAL MOELDOKO
NASIONAL
nDRAMA ISLAH DI PARTAI KABAH
n YANG TERBAIK DARI NICOLAS CAGE
n FILM PEKAN INI
n AGENDA
nURBAN FARMING DI JAKARTA
Cover:
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah
SPORT
nSAATNYA MERCEDES, VETTEL
nBERI CINTA, JANGAN HISTERIA
n BERBINCANG BATU PADA CLARA
nWASPADA PENEMBAKAN MISTERIUS
nAKUISISI DI UJUNG TANDUK
FOKUS
TAK BIJAK
MENYUNAT
PAJAK
HADI POERNOMO DIKENAL
SANGAT RAPI DALAM
MEMBERIKAN KEPUTUSAN.
IA DIDUGA MEN-DROP
MENGAUDIT KEPUTUSAN
KEBERATAN PAJAK BCA KETIKA
MENJABAT KETUA BPK.
LENSA
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
Pertanian di perkotaan (urban farming) mulai dikenalkan di Jakarta seperti terlihat di Rusun Marunda, Jakarta Utara. Konsep tersebut
mengadopsi teknik hidroponik nutrient film technique (NFT).
FOTO-FOTO: ARI SAPUTRA/DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
URBAN FARMING
DI JAKARTA
LENSA
Anak-anak warga Marunda membeli hasil pertanian hidroponik Kamis (24/4). Sayuran ini menggunakan metode nutrient film technique (NFT). Tidak
menggunakan tanah, melainkan bergantung sepenuhnya pada kualitas air, kadar pH, nutrisi air, dan perawatan 24 jam.
LENSA
Sayuran "menggantung" pada media tanam khusus ditaruh di pot. Satu pot satu pohon. Deretan pot ditaruh di pipa paralon dengan panjang yang
bervariasi. Dalam hitungan hari tertentu, sayuran bisa dipanen.
Media tanam hidroponik yang utama: pot, pipa paralon plus selang air, dan spons khusus untuk bibit pohon. Kemudian dibudidayakan di dalam
rumah khusus "Green House" dari kelambu. Kelambunya masih impor, untuk menghindari hama, kata Gino, petani di Rusun Marunda.
LENSA
Gino, salah satu petani hidroponik Marunda asal Cilacap, Jawa Tengah. Metode hidroponik sudah dipraktekkan di beberapa daerah. Kualitasnya
lebih bagus karena tidak menggunakan pestisida.
LENSA
Menyiram bibit sayuran yang masih berusia di bawah 1 minggu. Hidroponik membutuhkan suplai air bersih dengan kadar pH khusus dengan nutrisi
tertentu.
LENSA
Sayuran selada yang berusia 24 pekan ini siap dikonsumsi. Meski ditanam di pinggir laut Jakarta, kualitasnya lebih sehat karena organik.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL NASIONAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KUASA
NEGERI
SINGA DI
UDARA KITA
PENGENDALIAN WILAYAH UDARA DI KEPULAUAN RIAU OLEH SINGAPURA MENYULITKAN TNI
AU MENINDAK PELANGGARAN KEDAULATAN. PERSIAPAN HARUS DILAKUKAN MESKI PELUANG
MENGAMBIL ALIH MASIH 10 TAHUN LAGI.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
JOKO SULISTYO/ANTARA FOTO
Kawasan udara Batam,
Kepulauan Riau, yang
berbatasan dengan Singapura,
Sabtu (5/4).
K
ETUA Komisi V Dewan Perwakilan
Rakyat Laurens Bahang Dama resah.
Penyebabnya bukan peluangnya
berkiprah kembali di Senayan yang
masih tanda tanya. Calon anggota legislatif
dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur
ini resah lantaran munculnya pemberitaan me-
ngenai wilayah udara Kepulauan Riau (Kepri)
yang hingga kini masih dikendalikan Singapura.
Pengendalian wilayah udara oleh negeri te-
tangga itu sejatinya merupakan masalah lama.
Isu tersebut terus diungkit oleh berbagai kalang-
an. Munculnya kembali pemberitaan soal itu
baru-baru ini mengusik jiwa nasionalismenya.
Kita benar-benar kecolongan, kata politikus
Partai Amanat Nasional ini saat berbincang
dengan majalah detik, Selasa, 22 April lalu.
Negeri Singa mengendalikan wilayah udara
di seputar Kepri selama 68 tahun atau tepat-
nya sejak 1946. International Civil Aviation
Organization (ICAO) adalah pihak yang me-
mandatkan Singapura mengontrol lalu lintas
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
udara di wilayah itu. Pertimbangannya, negeri
jiran tersebut dianggap lebih mumpuni dalam
hal kelengkapan radar maupun alat pemantau
keselamatan penerbangan.
Flight information region (FIR) di wilayah
udara itu masih dikendalikan Singapura hingga
2024. Dasarnya adalah keputusan ICAO dalam
pertemuan negara-negara anggota organisasi
penerbangan sipil dunia itu yang digelar di
Bangkok, Thailand, pada akhir 2013.
Laurens menganggap masalah yang berkaitan
dengan kedaulatan negara Indonesia tersebut
sangat penting. Karena itu, dalam waktu dekat,
komisi di DPR yang membidangi perhubung-
an tersebut akan mengundang perwakil-
an pemerintah untuk melakukan rapat,
yakni Kementerian Perhubungan, PT
Angkasa Pura I dan II, serta Perum
Lembaga Penyelenggara Pelayanan
Navigasi Penerbangan Indonesia
(LPPNPI).
Rapat utamanya membahas persiap-
an pengambilalihan navigasi penerbang-
an di wilayah Kepri tersebut. Meski masih
10 tahun lagi, harus kita persiapkan sejak dini
supaya tak lolos lagi, ujar Laurens.
Pengamat masalah penerbangan Alvin Lie
menilai pengendalian wilayah udara Kepri oleh
negara yang cuma berpenduduk kurang-lebih
5 juta orang itu tidaklah mengherankan. Pasal-
nya, sebagai negara, Singapura memang serius
mengelola soal penerbangan karena telah me-
miliki infrastruktur dan sumber daya manusia
yang memadai ketimbang Indonesia.
Kalau mau ambil alih (FIR di Kepri), ya
tunjukkan bahwa kita memang benar-benar
mampu dan siap. Jadi bukan sekadar kebakar-
an jenggot, tuturnya saat ditemui di kawasan
Jakarta Selatan, Kamis, 24 April lalu.
Namun juru bicara Kementerian Perhubung-
an, Barata, membantah anggapan bahwa in-
stitusinya membiarkan saja ada bagian wilayah
udara Indonesia yang dikendalikan negara
lain. Buktinya, pemerintah telah membentuk
LPPNPI awal tahun lalu, kendati pendiriannya
sempat molor satu tahun karena sejumlah
kendala teknis.
Selain mengelola lalu lintas penerbangan,
menurut Barata, lembaga itu diserahi tanggung
jawab mempersiapkan pengambilalihan wilayah
Meski masih 10
tahun lagi, harus
kita persiapkan
sejak dini supaya
tak lolos lagi
Laurens Bahang
Dama
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
udara Kepri dari kendali Singapura. Sementara
itu Angkasa Pura I dan II bertugas mengelola
wilayah darat di bandar-bandar udara.
Namun, karena baru setahun dibentuk,
LPPNPI baru melakukan sejumlah perbaik-
an, di antaranya mengambil alih pemantauan
lalu lintas penerbangan di bandara-bandara
besar. Sedangkan wilayah udara di bandara
kecil masih dikelola oleh Direktorat Navigasi
Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara Kementerian Perhubungan.
Jalalludin, mantan Wakil Ketua Umum Asosi-
asi Air Traffic Controller, yang kini bertugas di
LPPNPI, mengatakan, selaku badan usaha milik
negara, lembaga ini tidak ditugasi mengejar
keuntungan, melainkan hanya mengatur lalu
lintas udara. Perolehan pendapatan dari pe-
ngaturan itu akan digunakan untuk perbaikan
infrastruktur dan sejumlah keperluan LPPNPI
lainnya. Kendati begitu, Kami siap menjalankan
tugas, ucapnya.
Menurut Jalalludin, mengembalikan wewe-
nang FIR di wilayah udara Kepri ke Indonesia
sebenarnya tak sulit-sulit amat. Mungkin benar
DOK.DISPEN TNI AU
Personel TNI AU memantau
monitor pada sebuah misi
udara di atas perairan
Indonesia, Rabu (12/3).
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
jika puluhan tahun lalu ICAO berpendapat bah-
wa teknologi atau infrastruktur yang dimiliki
Indonesia belum memadai untuk mengelola
lalu lintas udara di wilayah itu.
Namun pendapat itu sejatinya bisa dipa-
tahkan. Sebab, sejak beberapa tahun lalu In-
donesia memiliki radar yang bisa menjangkau
wilayah udara Kepri. Sehingga alasan bahwa RI
belum bisa mendapat mandat ICAO untuk me-
ngendalikan wilayah udaranya sendiri lantaran
faktor teknologi sudah tidak relevan lagi. Ia
justru menilai pemerintah belum bersungguh-
sungguh mengambil alih wilayah udaranya itu.
Kuasa FIR ini kemudian seolah terjadi turun-
menurun tanpa perubahan. Dan Singapura
tetap yang menguasai, katanya.
Menurut penuturan seorang sumber di
Angkasa Pura, berbagai upaya menarik kuasa
pengelolaan lalu lintas di Kepri dari Singapura
selalu kandas di meja perundingan. Negeri itu,
menurut sumber tersebut, terlalu kuat. Di-
tambah dukungan dari ICAO, Singapura selalu
mendapat wewenang pengendalian wilayah
udara Kepri.
Sumber ini menduga sikap Singapura yang
berkukuh mempertahankan wewenang me-
ngendalikan FIR di wilayah Kepri lantaran tak
ingin lalu lintas penerbangannya terganggu ka-
rena berbatasan dengan wilayah penerbangan
udara Indonesia. Karena itu, mereka memilih
tak melepaskan pengendalian tersebut.
Secara terpisah, Kepala Dinas Penerangan
JOKO SULISTYO/ANTARA FOTO
Sebuah helikopter TNI
mendarat di KRI Makassar
590 pada sebuah latihan rutin
di kawasan Laut Cina Selatan,
Kepulauan Riau, Selasa (1/4).
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014 MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama
TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, selama
FIR di wilayah Kepri masih dikendalikan Si-
ngapura, TNI AU tidak bisa leluasa bertin-
dak jika terjadi pelanggaran kedaulatan di
wilayah udara tersebut. Ini karena seluruh
penerbangan yang melintas di wilayah
udara Kepri harus melapor terlebih dulu
kepada otoritas Singapura.
Pengamat penerbangan yang juga
mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal
(Purnawirawan) Chappy Hakim menilai
kedaulatan negara di udara akan selalu
menjadi isu yang sangat sensitif. Acuan
baku soal ini adalah Konvensi Chicago
tahun 1944, yang antara lain menyebut
bahwa kedaulatan negara di udara adalah
complete dan exclusive.
Berdasarkan hal itu, di wilayah udara
kedaulatan sebuah negara, tidak ada
fasilitas terbang lintas tanpa izin seperti
yang dikenal dalam hukum laut innocent-
passage atau lintas damai pada alur laut
tertentu dari wilayah kedaulatan sebuah
negara. Kedaulatan negara di udara sangat
erat kaitannya dengan sistem pertahanan
udara nasional.
Karena itu, masalah FIR Singapura (di
wilayah Kepri) harus diselesaikan dengan
segera, sebagai konsekuensi dari Konvensi
Chicago tersebut, ujar Chappy.
KUSTIAH | DIMAS
GRANDYOS ZAFNA/DETIKCOM
Marsekal (Purnawirawan)
Chappy Hakim.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL NASIONAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
PARTAI
KABAH
DI
DRAMA
ISLAH
KONFLIK DI TUBUH PPP BERAKHIR
SETELAH MAJELIS SYARIAH
MENGELUARKAN FATWA ISLAH. KOALISI
DENGAN GERINDRA DIANGGAP BATAL.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
DOK. DETIKFOTO
(Searah jarum jam) Zarkasih
Noer, KH Maimun Zubair, Emron
Pangkapi, Suryadharma Ali.
S
URYADHARMA Ali duduk me-
nyepi. Ia hanya menyaksikan acara
Musyawarah Kerja Nasional III Partai
Persatuan Pembangunan, yang digelar
di Hotel Seruni, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa
Barat, Kamis, 24 April lalu, dari pojok bangku di
deretan belakang. Tidak ada kursi khusus untuk-
nya selaku ketua umum partai. Tak ada juga
sambutan meriah sebagaimana biasa.
Pada spanduk di aula hotel yang dijadikan
tempat hajatan, sejak pembukaan Mukernas
sehari sebelumnya, juga tak ada foto Surya-
dharma. Hanya ada gambar empat pengurus
partai berlambang Kabah itu yang dipasang,
yakni Ketua Majelis Syariah KH Maimun Zubair,
Wakil Ketua Umum Emron Pangkapi, Sekretaris
Jenderal Romahurmuziy, dan Ketua Dewan Pim-
pinan Wilayah PPP Jawa Barat Rahmat Yasin.
Peserta musyawarah, antara lain 22 pengurus
dewan pimpinan pusat, perwakilan 27 DPW,
dan majelis-majelis, terlihat acuh tak acuh oleh
kehadiran Suryadharma, yang sempat diberhen-
tikan sementara dari jabatan ketua umum. Sur-
ya, yang datang sebagai Menteri Agamatidak
mengenakan jas seragam PPP berwarna hijau,
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
HASAN/DETIKFOTO
Suryadharma saat memasuki
arena Mukernas PPP di
Bogor, Kamis (24/4).
melainkan kemeja batik lengan panjangpun
memilih duduk di bangku belakang.
Kehadiran SDA, demikian ia kerap disapa,
rupanya sempat memantik ketegangan di
antara pengurus partai. Informasi yang diper-
oleh majalah detik, saat rapat tertutup di hari
pertama Mukernas, Rabu malam, 23 April lalu,
sejumlah peserta menolak Surya hadir di acara
penutupan.
Alasan mereka yang menolak, SDA sudah
dinonaktifkan sebagai ketua umum dan digan-
tikan Emron Pangkapi sebagai pelaksana tugas.
Penolakan itu ditentang keras oleh Wakil Sek-
jen Syaifullah Tamliha. Perdebatan sengit itu
pun ditengahi Romahurmuziy. Alasannya, saat
ini sudah islah. Dan sudah diputuskan Ketua
Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair, kata
seorang pengurus PPP Jawa Barat, yang hadir
dalam rapat.
Namun, menurut pengurus yang enggan di-
sebut namanya itu, sejumlah peserta mengulti-
matum, jika SDA tidak hadir di acara penutupan
Mukernas, Kamis, 24 April, akan dilayangkan
mosi tidak percaya. Suryadharma terancam
dipecat secara permanen.
Alhasil, sebelum rapat hari kedua dimulai,
yang akan dilanjutkan dengan penutupan
Mukernas, Romahurmuziy, Wakil Ketua Umum
Lukman Hakim Saifuddin, dan Ketua Majelis
Pertimbangan Partai Zarkasih Noer meluncur
ke rumah dinas SDA di kompleks menteri Wid-
ya Chandra, Jakarta. Hal ini dibenarkan Rahmat
Yasin. Pagi-pagi sekali Sekjen dan Pak Zarkasih
menjemput SDA di Jakarta, ujarnya.
Suryadharma akhirnya datang ke lokasi Mu-
kernas. Mereka yang awalnya menolak legowo
NASIONAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
ANTARA FOTO
Massa PPP saat kampanye
pemilu legislatif Maret lalu.
Konflik elite pascapemilu
ditengahi Ketua Majelis
Syariah PPP KH Maimun
Zubair.
menerima kehadirannya. SDA, yang sebelum-
nya bersikap keras terhadap sejumlah kader
yang menentangnya, juga tampak pasrah.
Berdasarkan fatwa Majelis Syariah, posisi
Suryadharma sebagai ketua umum dipulihkan
dalam acara tersebut. Bahkan ia didapuk untuk
menutup Mukernas yang digelar selama dua
hari itu. Kedatangannya di Mukernas ini sudah
hebatlah. Dia (SDA) menutup Mukernas, wa-
laupun baru sampai dari kantor, tutur Emron
Pangkapi.
Konflik di tubuh PPP dipicu oleh manuver
SDA yang hadir dalam kampanye akbar Partai
Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno
akhir Maret lalu atau sebelum pemilihan umum
legislatif 2014. Saat itu, Surya juga menyatakan
dukungannya terhadap Ketua Dewan Pembina
Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon
presiden.
Aksi itu lalu memancing protes 27 ketua DPW.
Mereka mendesak DPP menjatuhkan sanksi
terhadap Suryadharma. Namun hal itu malah
dijawab Surya dengan pemecatan sejumlah
pengurus yang dianggap menentang kebijak-
annya. Mereka antara lain Wakil Ketua Umum
Suharso Monoarfa dan 5 pengurus DPW, yakni
Ketua DPW PPP Jawa Barat Rahmat Yasin, Ke-
tua DPW Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua
DPW Jawa Timur Musyafa Noer, Ketua DPW
Sulawesi Selatan Amir Uskara, dan Sekretaris
DPW Kalimantan Tengah Awaludin Noor.
Masalah semakin runyam setelah SDA men-
deklarasikan koalisi PPP dengan Gerindra ber-
sama Prabowo di kantor DPP PPP pada 18 April
lalu. Di hari yang sama, Surya juga mencopot
Romahurmuziy dari kursi sekjen, dan menunjuk
NASIONAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
Wakil Sekjen Isa Muchsin sebagai pengganti.
Putusan itu lalu dibalas kubu Romahurmuziy
dengan menonaktifkan Suryadharma sebagai
Ketua Umum PPP dan menjadikan Emron
sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum melalui
Rapat Pimpinan Nasional yang digelar Minggu,
20 April lalu. Rapat juga memutuskan untuk
menggelar Mukernas III di Cisarua.
Drama saling pecat dan suasana panas di tu-
buh partai yang memperoleh sekitar 6,7 persen
suara berdasarkan hasil hitung cepat itu akhir-
nya mereda setelah Ketua Majelis Syariah PPP
KH Maimun Zubair mengeluarkan fatwa islah.
Isinya, selain mewajibkan kedua kubu yang
bertikai melakukan islah, Mbah Moen, panggil-
an Kiai Maimun, menganulir semua keputusan
HASAN/DETIKFOTO
Suryadharma (berbatik
cokelat) diapit pengurus
PPP saat penutupan
Mukernas PPP di Bogor,
Kamis (24/4).
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
NASIONAL
MAJALAH DETIK 7 - 13 APRIL 2014 MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
SDA, baik soal pemecatan maupun koalisi.
Karena islah itu pula kepengurusan partai
kembali seperti semula, dengan Suryadharma
tetap sebagai ketua umum dan Romahurmuziy
sebagai sekjen. Tidak ada pemecatan pengurus
dari kubu-kubu yang berseteru. Fatwa islah itu
kemudian diperkuat di Mukernas III.
Saat menutup Mukernas, SDA juga meminta
maaf kepada jajaran pengurus partai, sembari
terlihat menitikkan air mata. Ia juga menerima
seluruh hasil Mukernas, termasuk keputusan
mempercepat muktamar, ajang yang memung-
kinkan dirinya digeser dari kursi ketua umum.
Hasil Mukernas ini menyepakati pertikaian
yang terjadi di internal PPP disudahi, kata
Lukman Hakim Saifuddin seusai Mukernas.
Musyawarah menghasilkan empat butir
keputusan. Keputusan itu antara lain meneri-
ma fatwa islah dari Ketua Majelis Syariah KH
Maimun Zubair dan mengamanatkan
kepada Majelis Musyawarah Partai se-
cara kolektif kolegial untuk melakukan
lobi-lobi politik dalam rangka penjajak-
an koalisi partai serta calon presiden dan calon
wakil presiden.
Mukernas juga mengamanatkan DPP meng-
gelar rapimnas selambatnya minggu pertama
Mei 2014 untuk menetapkan koalisi serta ca-
pres atau cawapres yang akan didukung PPP.
Selain itu, DPP diamanatkan melaksanakan
muktamar selambat-lambatnya sebulan setelah
pemilu presiden 2014.
Setelah membacakan putusan, Lukman me-
ngatakan, urusan koalisi untuk pemilu presiden
kembali ke titik nol. PPP saat ini membuka pe-
luang koalisi dengan pihak mana pun, baik yang
digalang poros Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, Gerindra, Golkar, maupun poros
lain jika ada.
Pasca-Mukernas, sejumlah elite PPP irit bica-
ra. Tak ada lagi saling tuding dari kedua kubu.
Romahurmuziy atau Romi juga enggan mence-
ritakan penjemputan SDA pada Kamis pagi. Ia
cuma bilang, Yang lalu biarlah menjadi sejarah.
Yang penting ujungnya islah. n DEDEN GUNAWAN, M.
RIZAL | DIMAS
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO
Lukman Hakim Syaifuddin
BIODATA
Nama:
R. Siti Zuhro
Tempat/Tanggal Lahir:
Blitar, Jawa Timur, 7 Novem-
ber 1959
KOLOM
OLEH: R. SITI ZUHRO
M
EMBANGUN jalinan koalisi itu tak ubahnya memilih jodoh
yang harus mempertimbangkan unsur bibit, bebet, dan bobot.
Unsur bibit ialah platform politik atau ideologi yang diusung
partai, bebet adalah citra atau popularitas partai serta calon
presiden yang diusung di mata rakyat. Sedangkan bobot adalah kekuatan riil
partai, yaitu besarnya massa yang dimiliki, jaringan, dan tentu saja kekuatan
BERBAGI
KURSI MENTERI
KOALISI
TERLALU NAIF KERJA SAMA ANTARPARTAI YANG
MENAFIKAN PEMBAGIAN KUE DALAM KABINET.
TANPA
finansial.
Koalisi yang dibutuhkan saat ini bukan se-
kadar untuk lolos dari persyaratan yang
ditetapkan peraturan dalam meng-
usung calon presiden dan wakilnya.
Sebab, fakta empiris menunjukkan,
dalam pemilihan anggota legislatif
kemarin, tidak ada satu pun partai
yang memperoleh suara 20 persen
atau lebih.
Padahal aturan dalam pemilihan
umum menetapkan, untuk meng-
usung pasangan calon presiden dan
calon wakil presiden, partai harus
memperoleh suara nasional 25 persen
suara pemilu legislatif atau 20 persen
kursi di DPR. Karena itu, koalisi adalah
sebuah keniscayaan. Namun koalisi yang
dibutuhkan juga harus mampu menarik
simpati para pemilih.
Apalagi tidak ada jaminan bahwa hasil perolehan
suara selama pemilihan anggota legislatif juga akan sama
dengan suara yang akan diperoleh dalam pemilihan presiden nanti. Bisa saja,
suara yang diraup dalam pemilihan presiden lebih kecil dari yang diperoleh
saat pemilihan anggota legislatif. Begitu juga sebaliknya.
Di sinilah aspek bibit, bebet, bobot memegang peranan penting. Partai-
partai yang diajak bergabung juga harus memiliki posisi tawar yang tinggi di
mata rakyat pemilih. Faktor sosok yang diusung oleh partai dalam pemilihan
presiden juga sangat menentukan. Jika calon yang diusung memiliki popula-
ritas dan elektabilitas yang tinggi, akan lebih efektif untuk menggaet suara
pemilih dan sebaliknya.
Pendidikan:
Sarjana Ilmu Hubungan
Internasional FISIP, Univer-
sitas Jember
Master Ilmu Politik di The
Flinders University, Adelai-
de, Australia
Doktor Ilmu Politik di Curtin
University, Perth, Australia
Karier:
Anggota tim perumus RUU
Pemilukada
Peneliti Habibie Center
Profesor Riset/Peneliti
Senior di LIPI
Karya:
Konflik dan Kerja Sama An-
tardaerah (Jakarta: Pusat
Penelitian Politik LIPI, 2004)
Menata Kewenangan
Pusat-Daerah yang Aplikatif
Demokratis (Jakarta: Pusat
Penelitian Politik LIPI, 2005)
Efektivitas dan Efisiensi Pe-
merintahan Daerah di Jawa
Tengah dan Sumatera Barat
(Jakarta: Pusat Penelitian
Politik LIPI, 2006)
Profesionalitas dan Netrali-
tas Birokrasi: Menuju Daya
Itu bisa terjadi karena fakta juga membuktikan bahwa politik memiliki
logika sendiri. Pengalaman pemilihan presiden 2004 membuktikan hal itu.
Partai Demokrat, yang saat itu hanya mengantongi suara 7 persen di parle-
men, ternyata mampu menarik partai-partai lain untuk berkoalisi.
Teori yang disodorkan William Riker (1990) menjadi dasar fenomena
tersebut. Menurut Riker, rasional politik merupakan tindakan para aktor
yang mampu mengatur dan menentukan sasaran, nilai, selera, dan strategi
alternatif serta memilih dari alternatif-alternatif yang tersedia untuk me-
maksimalkan kepuasan mereka. Dengan fakta itu pula, akan rugi besar jika
sebuah partai yang memperoleh suara besar menyodorkan calon presiden
yang popularitas dan tingkat elektabilitasnya rendah.
Kini, sudah tiga partai yang secara tegas telah mendeklarasikan calon
presiden. Mereka adalah PDIP dengan Jokowi sebagai calon presiden, Par-
tai Golkar dengan Aburizal Bakrie, serta Gerindra yang mengusung ketua
dewan pembinanya, Prabowo Subianto. Apakah salah satu dari ketiganya
bakal mampu menggaet suara mayoritas rakyat pemilih? Waktulah yang
bakal membuktikan.
Namun, yang pasti, politik memiliki logika sendiri. Kini, selain ketiga par-
tai itu, muncul wacana-wacana baru. Misalnya kemungkinan munculnya
poros baru di luar tiga poros partai di atas, yakni poros partai Islam dan
partai nasionalis. Kemudian, ada kemungkinan munculnya Demokrat yang
membawa gerbong koalisi dengan menggaet partai-partai berbasis Islam.
Partai berlambang bintang Mercy itu saat ini memang masih wait and see
sambil mempersiapkan calonnya. Demokrat melihat tiga poros, yakni PDIP,
Golkar, dan Gerindra, yang akan membangun koalisi masih bingung.
Sementara itu, partai-partai Islam yang bersemangat karena perolehan
suara yang bertambah (dibanding pemilu sebelum-sebelumnya) terdorong
untuk melakukan kerja sama. Meski kendala untuk mewujudkan kerja sama
itu tidak kecil. Kecenderungan-kecenderungan seperti itulah yang tampak-
nya dibaca dengan saksama oleh Partai Demokrat.
Walhasil, tak tertutup kemungkinan partai ini ingin memimpin kembali
Saing Ekonomi Daerah,
Studi di Empat Provinsi (Ja-
karta: The Habibie Center
dan Hanns Seidel Foundati-
on, 2007)
Demokrasi dan Globalisasi:
Meretas Jalan menuju
Kemandirian, (Jakarta: PT
THC Mandiri, 2008)
Demokrasi Lokal: Perubah-
an dan Kesinambungan
Nilai-nilai Budaya Politik
Lokal di Jawa Timur, Suma-
tera Barat, Sulawesi Selat-
an, dan Bali (Yogyakarta:
Ombak, 2009)
Demokrasi Lokal: Peran
Aktor dalam Demokratisasi
(Yogyakarta: Ombak, 2009)
Kisruh Perda: Mengurai
Masalah & Solusinya (Yog-
yakarta: Ombak, 2010)
Model Demokrasi Lokal
di Jawa Timur, Sumatera
Barat, Sulawesi Selatan,
dan Bali (Jakarta: PT THC
Mandiri, 2011)
koalisi dengan mengandalkan partai-partai berbasis Islam. Hasil konvensi
akan menjadi andalan untuk menyodorkan calon di koalisi yang akan dimo-
torinya. Langkah Susilo Bambang Yudhoyono, ketua umumnya, yang terus
melanjutkan konvensi calon presiden, adalah salah satu indikasinya.
Namun satu hal yang mesti diingat bagi para calon pemilih adalah cermat
melihat kadar kepentingan dari partai-partai yang berkoalisi. Koalisi masih
akan kental dengan semangat bagi-bagi kursi kekuasaan. Sebab, sampai
Pemilu 2014, sulit bagi partai-partai untuk tidak melakukan koalisi yang ber-
sifat transaksional. Sebab, penggunaan uang dalam kampanye dan pemilu
meningkat tajam dibanding 2009.
Walhasil, hampir tak mungkindi antara merekauntuk tidak memba-
has siapa mendapatkan apa dalam membahas kepentingan dan kekuasaan
bagi mereka. Terlalu naif bagi kita jika melihat kerja sama antarpartai itu
didasari semangat kerja sama yang tulus ikhlas serta menafikan pembagian
kue dalam kabinet. Berbagi kursi menteri tentu saja merupakan kewajar-
an sebagai imbalan atas kerja sama yang telah dibangun. Hanya, bukan
berarti tiap partai peserta koalisi bebas sekehendak hati mengajukan orang
hanya karena yang bersangkutan telah berjasa kepada partainya. Idealnya,
tiap partai berlomba mengajukan figur atau kader yang mumpuni. n
DISARIKAN DARI HASIL WAWANCARA DENGAN ARIF ARIANTO, 23 APRIL 2014.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
HUKUM
TAK TERBAYAR
DENGAN
RP 100 MILIAR
JAKARTA INTERNATIONAL
SCHOOL DITUNTUT GANTI
RUGI LEBIH DARI RP 100
MILIAR OLEH KELUARGA
KORBAN KEKERASAN
SEKSUAL. KORBAN KEDUA
MELAPOR KE KPAI.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
HUKUM
Petugas Imigrasi memberi
penjelasan setelah memeriksa
dokumen para pegawai JIS di
sekolah tersebut, Selasa (22/4).
GRANDYOS/DETIKFOTO
K
ANTOR Lembaga Perlindungan
Saksi dan Korban (LPSK) di Jalan
Proklamasi, Jakarta Pusat, menjadi
tempat berikutnya bagi keluarga AK
untuk mengadu. Setelah kasus kekerasan sek-
sual yang menimpa siswa Taman Kanak-Kanak
Jakarta International School (JIS) itu terungkap
dua pekan lalu, kedua orang tua korban meng-
aku kerap menerima teror dan intimidasi.
Salah satunya berupa pesan singkat yang dikir-
imkan ke telepon seluler ayah korban. Si pengirim
mengaku-ngaku seorang menteri. Bunyi pesan-
nya, Jangan menjelek-jelekkan JIS. Biarkan ma-
syarakat yang menilai, kata ibunda AK di kantor
LPSK, didampingi salah satu pengacaranya, Andi
M. Asrun, Selasa siang, 22 April lalu.
Meski meminta perlindungan lembaga
tersebut, ibunda korban mengaku tak gentar
terhadap pesan bernada an caman itu. Ia hanya
menginginkan keadilan bagi putra kesayangan
mereka. Bunda, demikian ia disapa, ingin se-
luruh pelaku ditangkap dan dihukum seberat-
beratnya.
Di sisi lain, keluarga menuntut pertanggung-
jawaban pihak JIS. Menurut Andi, pihak sekolah
seperti tak memiliki iktikad baik terhadap ko-
rban dan keluarganya. Saat menemui mereka,
pihak JIS malah meminta keluarga korban tidak
menyampaikan informasi kepada media yang
bisa memperburuk citra sekolah internasional
itu.
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
Janji Kepala Sekolah JIS memberikan fasilitas
pendampingan untuk korban juga tak ada real-
isasinya sama sekali hingga saat ini. Semua itu
hanya basa-basi dan pencitraan, ujar Andi.
Kekecewaan itu mendorong keluarga korban,
melalui pengacara lainnya, Otto Cornelis Kaligis,
menggugat JIS secara perdata ke Pengadilan Neg-
eri Jakarta Selatan, Senin, 21 April lalu. Dalam
gugatannya, pengacara mencantumkan
tuntutan ganti rugi materiil maupun
imateriil yang diderita korban dan
keluarganya.
Kerugian materiil adalah
biaya pengobatan dan pe-
rawatan rumah sakit un-
tuk penyakit kelamin yang
diderita AK, yakni sebesar Rp
7.065.160. Ada pula biaya per-
awatan dan pemulihan jiwa dan
mental korban hingga usianya 21
tahun. (Bia yanya) mencapai US$ 2
juta (atau sekitar Rp 22 miliar), tutur
Kaligis.
Sedangkan kerugian imateriil diajukan kare-
na, akibat kelalaian pihak TK JISyang kini su-
dah ditutup karena tak memiliki izinkorban
mengalami trauma dan penderitaan sik. Bocah
berusia 6 tahun itu juga tidak bisa bersekolah
dan berkomunikasi secara normal. Walaupun
kerugian klien kami tidak dapat dinilai dengan
uang, kami menetapkan nilai ganti rugi imate-
riil sebesar US$ 10 juta (sekitar Rp 110 miliar),
ucap pengacara kondang itu.
Dalam berkas gugatannya, kuasa hukum juga
memohon kepada pengadilan untuk melaku-
kan sita jaminan berupa harta berge rak dan
tidak bergerak, salah satunya gedung sekolah
JIS. Pengacara juga meminta pembayaran uang
paksa sebesar US$ 1.000 setiap hari secara terus-
menerus apabila pihak JIS melanggar putusan
pengadilan.
Gugatan perdata itu, menurut ibunda korban,
tetap belum sebanding dengan penderitaan
sang putra, keluarga, serta dirinya. Tidak ada
uang di dunia ini yang dapat menyamai pen-
deritaan saya dan anak saya akibat kekerasan
seksual yang dialami anak saya, kata dia sem-
bari menahan emosi.
Belum ada tanggapan dari pihak JIS mengenai
gugatan ini. Saat mendatangi kantor Komisi
Tidak ada uang di
dunia ini yang dapat
menyamai penderitaan
saya dan anak saya
akibat kekerasan
seksual yang dialami
anak saya.
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Selasa, 22
April lalu, Kepala Sekolah JIS, Timothy Carr, me-
milih bungkam ketika ditanya soal itu. Sehari
se belumnya, saat menggelar konferensi pers di
Hotel Sultan, Jakarta, Tim menyatakan pihaknya
masih berfokus pada penyidikan kasus di sekolah
tersebut. Prioritas kami sekarang adalah men-
support keluarga dan korban, serta membantu
polisi menuntaskan penyidikan, ujarnya.
Kasus kekerasan seksual di sekolah internasi-
onal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan,
itu akhirnya terungkap satu demi satu. Setelah
AK, satu lagi keluarga korban, siswa TK JIS, mel-
apor ke KPAI pada Rabu, 23 April lalu. Menurut
sekretaris komisi itu, Erlinda, pengakuan korban
terungkap setelah dilakukan dialog tertutup di
kantor KPAI. Korban pun mengakui salah satu
pelakunya adalah tersangka yang sudah ditah-
RENGGA SANCAYA/DETIKCOM
Timothy Carr (kedua dari
kanan) saat menggelar
konferensi pers, Senin (21/4).
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
an polisi. Korban mengalami kejadian ini sejak
Januari 2014, Erlinda menuturkan.
Kamis, 24 April lalu, temuan ini kemudian
dilaporkan KPAI ke Direktorat Reserse Kriminal
Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya. Kami
bersama LPSK me laporkan ke polisi untuk
menggali kemungkinan ada pelaku lainnya,
ucap Komisioner KPAI Putu Elvina di Markas
Polda Metro Jaya.
Hampir bersamaan dengan terungkapnya kor-
ban kedua siswa TK JIS, tersiar pemberitaan soal
William James Vahey, buron Biro Investigasi Fed-
eral Amerika Serikat (FBI), yang diduga melaku-
kan kekerasan seksual kepada sedikitnya 90 anak
lelaki. Vahey ternyata pernah mengajar di JIS pada
1999-2002. Vahey sendiri tewas bunuh diri di
rumahnya di Amerika Serikat pada Maret 2014.
Pihak JIS membenarkan Vahey pernah bekerja
di tempat mere ka. Karena itu, sekolah tersebut
akan membantu FBI dalam mencari mereka yang
diduga menjadi korban. Kami akan bekerja sama
sepenuhnya (dengan FBI), begitu tertulis dalam
selebaran yang dibagikan kepada wartawan di de-
pan kompleks JIS, Rabu, 23 April lalu.
Sementara itu, kepolisian masih menda lami dua
dari lima tersangka kasus kekerasan seksual di JIS,
yakni Agun dan Virgiawan alias Awan. Dua ter-
sangka adalah pegawai alih daya dari perusahaan
penyedia jasa petugas kebersihan, PT ISS Indo-
nesia, yang bekerja di JIS dalam setahun terakhir.
Dari penggeledahan terhadap Agun, polisi men-
emukan barang bukti video porno.
Video porno ditemukan di rumah tersangka
AG (Agun), kata Kepala Bidang Humas Polda
Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto.
Status Awan sudah menikah dan mempunyai
seorang anak. Sedangkan Agun masih lajang.
Kedua tersangka diduga melakukan perbuatan
cabul tersebut di dalam toilet sekolah ketika kor-
ban hendak buang air kecil. Dari hasil pemeriksaan
laboratorium, kedua tersangka mengidap bakteri
yang identik dengan bakteri pada anus korban.
Sedangkan tiga orang lainnya, yang sebelumnya
diperiksa sebagai saksi, yakni AS, S dan Z, ditetap-
kan sebagai tersangka baru kasus tersebut pada
Jumat, 25 April lalu.
Namun Ketua Komisi Nasional Perlin dungan
Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait
mendesak polisi memperluas penyelidikan ter-
hadap dugaan pelaku lainnya. Tidak sebatas
Vahey, yang diduga melakukan
kekerasan seksual kepada
sedikitnya 90 anak lelaki,
ternyata pernah mengajar di JIS
pada 1999-2002.
DOK. FBI
HUKUM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
pada tersangka yang sudah ditetapkan, tetapi
juga meme riksa semua pihak di sekolah, baik
guru maupun pengelola.
Pelaku bisa diancam pidana berdasarkan Pas-
al 82 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dengan hukuman
penjara maksimal 15 tahun serta denda pa ling
banyak Rp 300 juta. Gugatan perdata terhadap
sekolah juga bisa diajukan karena UU Perlind-
ungan Anak Pasal 54 mengatur siswa di dalam
lingkungan sekolah wajib dilindungi dari tindak
kekerasan. JIS sebagai penyelenggara juga ha-
rus bertanggung jawab, ujar Arist.
KUSTIAH, MEI AMELIA, DHANI IRAWAN | DIMAS
Petugas keamanan berjaga di
depan kompleks JIS, Jakarta
Selatan, Rabu (16/4).
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
I
L
U
S
T
R
A
S
I
:
E
D
I
W
A
H
Y
O
N
O
SEORANG PENJUAL SATE MENJADI KORBAN PENEMBAKAN
ORANG TAK DIKENAL. POLISI DIMINTA MENINDAK
PEREDARAN SENJATA API ILEGAL.
WASPADA
PENEMBAKAN
MISTERIUS
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
S
IIN terpaksa tidak berdagang sate.
Pria berusia 50 tahun itu untuk
sementara waktu harus menjalani
perawatan intensif di Rumah Sakit
Polri Dr. Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Sebutir peluru bersarang di tubuhnya.
Pria asal Madura itu ditembak orang tak di-
kenal saat sedang berjualan sate keliling. Begitu
melintas di Jalan Tipar, Pasar Rebo, Jakarta Ti-
mur, Sabtu, 19 April lalu, tiba-tiba ada pengen-
dara sepeda motor yang menembaknya dari
belakang.
Jarak penembakan sekitar 3 meter. Pokok-
nya, kata warga saya yang melihat kejadian itu,
dia (Siin) ditembak dari dekat, kata Darmoko,
Ketua RT 04 RW 07, Kelurahan Pekayon, yang
tak jauh dari tempat kejadian.
Menurut Darmoko, suara letusan senjata
sempat menggegerkan warga. Ketika warga
berdatangan ke tempat suara berasal, Siin
sedang berjalan terseok-seok sembari berte-
riak meminta tolong ke pos RW, 100 meter
dari lokasi kejadian. Begitu sampai di pos
tersebut, Siin ambruk. Warga lalu membawa-
nya ke RS Polri dan melaporkan kejadian itu
ke polisi.
Pas dilihat, punggung kanannya bolong, tapi
darahnya sedikit yang mengucur. Kebetulan
ada warga kami anggota polisi, dan segera di-
tangani, ujar Darmoko, saat ditemui majalah
detik, Selasa, 22 April lalu.
Menurut Darmoko, hampir setiap hari Siin
AGUNG PAMBUDHY/DETIKFOTO
Kantor RW 07 Kelurahan
Pekayon, yang tak jauh dari
lokasi penembakan Siin.
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KRIMINAL
ARI SAPUTRA/DETIKFOTO
Sejumlah senjata
ilegal yang disita polisi
beberapa waktu lalu.
melintas di wilayahnya. Tapi ia dan warga
mengaku tidak tahu kenapa ada orang yang
menembak Siin. Hal yang ia ketahui, pelaku
berjumlah dua orang dan mengendarai sebuah
sepeda motor matik.
Hasan, tetangga Siin yang sama-sama ting-
gal di Gang Rukun, RT 06 RW 02, Kelurahan
Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur,
menduga Siin sedang ada masalah. Sebab, kata
dia, dalam beberapa hari terakhir ini tetangga-
nya itu kerap membawa celurit yang diselipkan
di bagian belakang gerobak satenya saat berda-
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
gang keliling.
Mungkin sedang ada masalah. Karena eng-
gak biasa dia bawa celurit, tutur pria berusia
48 tahun, yang tinggal tak jauh dari rumah
kontrakan korban.
Dugaan Hasan cukup beralasan. Sebab,
sebelum penembakan, diketahui ada orang
yang menanyakan keberadaan Siin. Orang
tersebut berusia sekitar 25 tahun dan me-
ngendarai sepeda motor matik. Saat ditanya,
orang itu mengaku ingin menitipkan barang
kepada Siin kalau pulang ke Madura. Aneh-
nya, pemuda itu juga menanyakan rute saat
Siin berjualan sate.
Karena saya enggak curiga, saya kasih tahu
rute yang biasa dilalui Siin, ya melalui Jalan
Cibubur Raya dan Jalan Tipar itu saja, ucapnya.
Namun Hasan mengaku tidak tahu pasti pe-
nyebab pelaku menembak Siin. Beberapa versi
berkembang di sekitar rumah korban. Ada yang
bilang penembakan itu karena rebutan lapak,
ada pula versi lain: Siin ditembak lantaran per-
nah menggagalkan aksi kejahatan.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor Pasar
Rebo Komisaris Polisi Didik Haryadi, motif
penembakan Siin belum bisa diketahui. Sebab,
sampai saat ini korban belum bisa memberikan
keterangan kepada penyidik karena kondisinya
belum memungkinkan.
(Korban) belum bisa ditanya sama sekali.
Kemarin saya ke rumah sakit juga tidak boleh
ketemu sama dokternya, karena korban belum
bisa bicara, kata Didik.
Setali tiga uang, Kepala Bidang Humas Ke-
polisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar
Rikwanto mengakui polisi belum mendapatkan
petunjuk mengenai pelaku penembakan dan
motifnya. Yang diketahui, Siin ditembak dari
jarak sekitar 3 meter dan mengenai punggung-
nya.
Setelah ditembak, korban masih hidup dan
berusaha mencari pertolongan kepada warga.
Setelah ditembak, korban masih hidup dan berusaha
mencari pertolongan kepada warga. Hari Minggu, proyektil
yang masuk punggungnya sudah bisa diangkat.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
Kepala Bidang Humas Polda
Metro Jaya, Komisaris Besar
Rikwanto.
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
Seputar lokasi penembakan
penjual sate di Jalan Tipar,
Pasar Rebo, Jumat (25/4).
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
Hari Minggu, proyektil yang masuk punggung-
nya sudah bisa diangkat, ujar Rikwanto.
Sebelum Siin dioperasi, beberapa penyidik
sudah berusaha menggali informasi dari korban.
Kepada penyidik, Siin hanya bilang, malam itu
ia sempat berpapasan dengan pelaku. Setelah
itu, pelaku berbalik arah dan menembaknya
dari belakang. Namun informasi lain belum
banyak diperoleh. Korban belum bisa dimintai
keterangan.
Kasus penembakan penjual sate di Pasar
Rebo itu menjadi perhatian serius Indonesia
Police Watch (IPW). Pasalnya, kasus kejahatan
menggunakan senjata api belakangan semakin
marak. Sudah banyak korban berjatuhan akibat
kejahatan yang menggunakan senjata api, deng-
an korban yang berasal dari semua kalangan.
Menurut catatan IPW, dalam 3 bulan terakhir
setidaknya ada 18 kasus penembakan misterius
di seluruh Indonesia. Karena masih misterius,
tentu belum diketahui siapa pelaku dan dari
mana asal senjata.
Karena itu, Ketua Presidium IPW Neta
Sanusi Pane meminta polisi bekerja keras
memberantas senjata-senjata api ilegal serta
melakukan pengawasan lebih ketat terhadap
pemilik senjata yang sudah mengantongi izin.
Kami minta Mabes Polri segera menindak
bisnis senjata api ilegal, tutur Neta.
M. RIZAL | DEDEN
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
* 1 JANUARI 2014
- Penembakan saat pesta pergantian
tahun di Sky Garden Living World
Alam Sutera, Serpong, Banten. Korban:
Yusafat (33), seorang pengunjung. Luka
tembak di bahu kanan.
- Di kawasan Galur, Senen, Jakarta Pusat.
Pelaku 2 orang mengendarai sepeda
motor Honda Vario. Korban ditembak
setelah bersenggolan motor dengan
pelaku. Korban: Fadli (24), menderita
luka tembak.
* 3 JANUARI 2014
Sekuriti Kompleks Palm Residence
ditembak di Jalan Musyawarah, Ciputat,
Jakarta Selatan. Penembakan terjadi saat
aparat kepolisian sedang melakukan olah
TKP di sekitar rumah terduga teroris,
Dayat Kacamata cs, di Kampung Sawah,
Ciputat. Korban: Rudi Hartono, luka di
bagian kepala.
* 5 JANUARI 2014
Penembakan di Jalan Bendungan Jago,
Kemayoran, Jakarta Pusat. Pelaku diduga
hendak mencuri sepeda motor korban,
Sugianto. Korban terluka di bagian paha
dan tangan.
* 7 JANUARI 2014
- Penembakan di Mulia, Kabupaten
Puncak Jaya, Papua. Korban: seorang
tukang ojek, Abdul Halil, tewas.
- Pesawat terbang Susi Air yang meng-
angkut sembako dari Kabupaten Na-
bire ditembaki di pintu angin di atas
Distrik Kulirik, Kabupaten Puncak
Jaya, Papua.
* 10 JANUARI 2014
Seorang polisi ditembak pelaku cu-
ranmor di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Korban: Briptu Nurul Affandi, anggota
Reskrim Polsek Kelapa Nunggal, tewas
ditembak di bagian kepala.
* 18 JANUARI 2014
Pos TNI di Puncak Jaya, Papua, di-
18 KASUS
PENEMBAKAN
MISTERIUS SELAMA
3 BULAN TERAKHIR
KRIMINAL
FOTO: THINKSTOCK
KRIMINAL
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
tembaki orang tak dikenal. Korban: dua
anggota TNI, Serda Laode dan Praka Adi,
luka tembak.
* 24 JANUARI 2014
Penembakan anggota TNI di Pintu
Angin, Papua. Pelaku diduga kelompok
OPM. Korban: Pratu Sugiarto, tewas.
* 31 JANUARI 2014
Mobil Kijang Innova milik Sugimin di-
tembak dua kali saat parkir di Indomaret
Lapangan Tembak Cibubur, Jakarta Timur.
Tak jauh dari mobilnya, dua kelompok
remaja sedang ribut.
* 8 FEBRUARI 2014
Transjakarta TMB 027 ditembak di
sekitar lampu merah Pancoran, Jakarta
Selatan. Kaca-kaca bus itu retak akibat
ditembak airsoft gun.
* 11 FEBRUARI 2014
Seorang anggota Intelkam Polda Sul-
selbar ditembak di depan rumahnya di
Palantikang, Kelurahan Katangka, Gowa,
Sulawesi Selatan. Korban: Iptu Muham-
mad Daud (54), tewas ditembak di bagian
dada dan perut.
* 16 FEBRUARI 2014
Dua pria bertopeng memberondong
Posko Pemenangan Zubir H.T., caleg
Partai NasDem, di Kecamatan Matang-
kuli, Aceh Utara.
* 2 MARET 2014
Caleg dari Partai Nasional Aceh (PNA)
Aceh Selatan, Faisal (35), diberondong
peluru saat melintas dengan Honda
Freed BK-1181-DN di kawasan Gunung
Genting Mancang, pukul 21.00 WIB.
Mobil korban ditembak belasan kali
dengan senjata laras panjang. Korban
tewas di tempat.
* 9 MARET 2014
Penembakan halte Transjakarta koridor
IX di Cikoko, Jalan MT Haryono, Tebet,
Jakarta Timur.
* 21 MARET 2014
Penembakan pos polisi di simpang tiga
HOS Cokroaminoto, Yogyakarta, pada
pukul 01.00 WIB. Pelaku diduga terlibat
perselisihan di warung angkringan dekat
pos polisi.
* 23 MARET 2014
Polisi ditembak tersangka penipuan
yang menjadi buron. Korban: Bripka Anas,
anggota Polsek Genuk, Semarang, Jawa
Tengah, luka tembak.
* 31 MARET 2014
Tiga orang tewas dan satu kritis
saat mobil caleg Partai Aceh yang
berisi 10 penumpang ditembaki orang
tak dikenal dengan AK-47 di Desa
Geulanggang Teungoh, Kota Juang,
Bireuen, Aceh.
SUMBER: INDONESIA POLICE WATCH
MAJALAH DETIK 20 - 26 JANUARI 2014 MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
SISI LAIN CAPRES
KANDIDAT CALON PRESIDEN DARI PKB, MAHFUD
MD, PUNYA HOBI MAKAN DI WARUNG-WARUNG
PINGGIR JALAN.
MERDEKA ALA
MAHFUD MD
SISI LAIN CAPRES
P
ERNAH memegang sejumlah
jabatan tinggi ternyata tak
mengubah selera makan Mo-
hammad Mahfud Md. menjadi
tinggi pula. Buktinya, sampai saat ini,
salah satu calon presiden yang diusung
Partai Kebangkitan Bangsa tersebut
masih gemar makan masakan ala warung
tenda alias warung pinggir jalan.
Pejabat Menteri Pertahanan (Agustus
2000 hingga Agustus 2001) di era Presi-
den Abdurrahman Wahid alias Gus Dur,
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Juli-Agustus 2001) di masa Presiden Me-
gawati Soekarnoputri, dan Ketua Mah-
kamah Konstitusi (Agustus 2008 hingga
April 2013) itu juga bukanlah sosok yang
apa-apa ingin serbaformal, khususnya
dalam urusan makan.
Ke mana pun pergi, entah ke luar kota
atau daerah, meskipun menginap di hotel
bintang lima atau empat, Mahfud selalu
menyempatkan diri makan di warung
pinggir jalan. Rizal Mustari, salah satu
anggota tim sukses Mahfud, mengakui
hal ini. Dalam hal menikmati makanan,
Mahfud lebih suka merdeka ketimbang
cara formal, menikmati makanan yang
sudah diatur rapi di atas meja makan.
Guru besar Fakultas Hukum Universi-
tas Islam Indonesia, Yogyakarta, ini lebih
menyukai makan di warung ketimbang
di hotel karena bisa berinteraksi deng-
an penjualnya. Selain suasananya lebih
hangat dan akrab, di warung kaki lima
membuat Mahfud bisa leluasa makan
dengan tangan telanjang, tanpa sendok.
Makanan warungan juga terasa lebih co-
cok di lidah Mahfud ketimbang makanan
restoran atau hotel.
Kalau makan di pinggir jalan, Pak
Mahfud malah terlihat bersemangat dan
lahap, kata Mustari, saat berbincang
dengan majalah detik, Rabu, 23 April,
lalu.
Pernah, suatu kali saat ditanya meng-
apa lebih memilih makan di pinggir jalan
ketimbang di hotel atau restoran-restor-
an, Mahfud berujar, Makan di warung
lebih enjoy, tidak formal, dan bisa mem-
baur.
Mustari mencontohkan ketika Mahfud
dan rombongan berkunjung ke Cirebon,
Jawa Barat. Meski menginap di salah satu
hotel bintang di Kota Udang, Mahfud tetap
saja mengajak rombongan makan empal
gentong, salah satu makanan khas kota
tersebut.
Begitu juga saat ia bertandang ke Makas-
sar, Sulawesi Selatan. Hotel bintang lima
tempatnya menginap ternyata tak membu-
atnya betah menikmati makanan mewah.
Pada pagi harinya, salah satu tokoh yang
digadang-gadang sebagai bakal calon wakil
presiden untuk Aburizal Bakriecalon pre-
siden Partai Golkaritu malah mengajak
sejumlah stafnya berburu coto Makassar di
warung kaki lima.
Mungkin Pak Mahfud biasa dengan
jadwal padat dan semua yang serbafor-
mal. Jadi, khusus untuk makan, beliau
ingin merdeka dan lepas, ujarnya.
Kalau terpilih menjadi presiden atau
wapres, apa masih bisa merdeka, makan
di warung pinggir jalan, ya? n KUSTIAH
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
TAK BIJAK
MENYUNAT
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
PAJAK
HADI POERNOMO DIKENAL SANGAT RAPI DALAM MEMBERIKAN
KEPUTUSAN. IA DIDUGA MEN-DROP AUDIT KEPUTUSAN KEBERATAN
PAJAK BCA KETIKA MENJABAT KETUA BPK.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
L
AGU Selamat Ulang Tahun menggema
di auditorium gedung Badan Pemerik-
sa Keuangan, Jalan Gatot Subroto No-
mor 31, Jakarta Pusat. Hadi Poernomo
memasang senyum lebar sambil bersenandung
panjang umurnya. Ia bertepuk tangan meng-
ikuti irama lagu.
Seharusnya, Senin, 21 April 2014, itu menjadi
hari sempurna bagi Hadi. Ia genap memasuki
usia 67 tahun. Acara potong tumpeng oleh Hadi
berlangsung meriah dan penuh kegembiraan.
Suami Melita Setyawati itu sempat mengulas
kilas balik singkat perjalanan hidupnya.
Hadi berkisah, dia lahir pada tanggal yang
sama dengan Kartini, namun tahunnya 1947.
Lulus SMA pada 1965, ia langsung menjadi
pegawai negeri sipil.
Pada 2009, saya jadi Ketua BPK sampai se-
karang saya harus pensiun di hari ulang tahun
saya, Hadi bercerita.
Pesta ulang tahun dan perpisahan itu seha-
rusnya menjadi akhir indah bagi Hadi untuk
Ekspresi Ketua Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK)
Hadi Poernomo (kanan) saat
menerima ucapan dari kolega
saat perpisahan purnatugas di
Jakarta, Senin (21/4).
PUSPA PERWITASARI/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
memasuki masa pensiun keesokan harinya.
Namun, begitu senja datang, sebuah kabar di
televisi membuat berantakan semua rencana
Hadi.
Seusai rapat terakhir dengan anggota BPK
lainnya sebelum pulang, Hadi menonton te-
levisi di ruangannya. Di layar itu, Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi Abraham Samad dan
Wakil Ketua Bambang Widjojanto memberi
kejutan yang mengerikan buat Hadi.
Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus du-
gaan korupsi atas persetujuan permohonan
keberatan pajak Bank BCA pada 1999.
Pangkal kasus ini terjadi pada 2002. Tahun
itu, Hadi belum lama naik jabatan sebagai
Direktur Jenderal Pajak. Lembaga yang dia
pimpin saat itu memeriksa laporan pajak Bank
BCA tahun 1999. Didapatkan laporan, bank ini
membukukan laba fiskal Rp 174 miliar. Namun
Direktorat Jenderal Pajak menemukan temuan
lain, keuntungan laba fiskal BCA pada 1999
mencapai Rp 6,78 triliun.
Pembengkakan laba fiskal ini bersumber dari
transaksi pengalihan aset kredit bermasalah
(non-performing loan/NPL) Bank BCA ke Ba-
dan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
sebesar Rp 5,7 triliun. Penghapusan utang
bermasalah Rp 5,7 triliun itu dianggap sebagai
pemasukan bagi BCA. Karena itu, Direktorat
Jenderal Pajak pun melakukan koreksi atas laba
BCA itu sehingga BCA mesti membayar pajak
Rp 375 miliar.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
Mendapat koreksi tersebut, Bank BCA tidak
tinggal diam. Mereka mengajukan permohon-
an keberatan pajak pada 17 Juli 2003. Keberatan
yang diajukan BCA itu pun diproses Direktorat
Pajak. Proses pemeriksaan keberatan memakan
waktu hampir satu tahun.
Direktur Pajak Penghasilan Direktorat Jende-
ral Pajak Sumihar Petrus Tambunan baru me-
nyelesaikan proses keberatan pajak BCA pada
13 Maret 2004 dengan kesimpulan ditolak.
Hingga hampir empat bulan Hadi tidak me-
respons kesimpulan itu. Namun tiba-tiba, pada
17 Juli 2004 atau sehari sebelum masa tenggat
pembayaran pajak BCA habis, Hadi mengi-
rimkan nota dinas yang merekomendasikan
penghapusan poin pengenaan pajak atas tran-
saksi NPL. Hadi meminta Sumihar mengubah
kesimpulan menolak menjadi menerima
permohonan keberatan Bank BCA, sehingga
bank ini tidak dikenai pajak dari pengalihan
NPL sebesar Rp 375 miliar.
Karena nota dinas ini dikirimkan oleh Hadi
sehari sebelum masa tenggat, Sumihar tidak
sempat memberikan argumentasi. Alhasil, hak
negara menerima pajak besar dari Bank BCA
melayang.
KPK mengadakan forum ekspos dengan
satuan penyelidikan. Seluruh pimpinan KPK
sepakat menetapkan HP selaku Dirjen Pajak
2001-2006 dan kawan-kawan sebagai tersang-
ka, ujar Abraham.
Pengumuman Abraham itu menjadi kado
paling pahit bagi Hadi. Pada hari ulang tahun-
nya, ia kembali tidak kuasa menolak bala yang
datang untuk kedua kalinya. Delapan tahun lalu,
juga pada saat ulang tahun, Hadi dilengserkan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari
kursi Direktur Jenderal Pajak.
Maka, wajah Hadi yang ceria di pagi hari ber-
Hadi Poernomo menyerahkan
laporan hasil penghitungan
kerugian negara dalam kasus
Bank Century kepada Ketua
KPK Abraham Samad di
Jakarta, Senin (23/12).
PUSPA PERWITASARI/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
ubah jadi muram saat senja. Ia tidak lagi menyi-
sakan senyum ketika melenggang meninggal-
kan kantornya itu untuk terakhir kalinya. Saya
akan mengikuti proses hukum yang dilakukan
KPK, ujar Hadi.
Pengacara Hadi, Yanuar P. Wasesa, memban-
tah kliennya melanggar hukum dalam kasus
pajak BCA. Sudah sesuai dengan ketentuan
umum perpajakan, Undang-Undang Perpajak-
an, Yanuar menegaskan.
lll
Keputusan Hadi mengabulkan permohonan
keberatan pajak Bank BCA tahun 1999 me-
nyimpan banyak kejanggalan. Pada saat yang
hampir bersamaan, dua bank lain, Bank Dana-
mon dan Bank Internasional Indonesia, juga
melayangkan keberatan yang sama, tapi per-
mohonan keduanya ditolak mentah-mentah.
Pengamat pajak Yustinus Prastowo meng-
ingatkan KPK agar berhati-hati. Pasalnya, Hadi
sangat rapi dalam memberikan keputusan.
Bank BCA merupakan satu-satunya bank yang
permohonan keberatan pajaknya dikabulkan
oleh Hadi. Dua bank lain, Bank Danamon dan
BII, ditolak hingga mengajukan proses keberat-
an lewat Pengadilan Pajak.
Bank Danamon mengajukan permohonan
keberatan pajak atas nilai transaksi Rp 17 triliun.
Pada 21 April 2004, Pengadilan Pajak menolak
keberatan ini. Anehnya, kasus ini serupa tapi
keputusannya berbeda. Prastowo meng-
ingatkan, rentang waktu keputusan Pengadilan
Pajak atas keberatan pajak Bank Danamon tiga
bulan lebih awal dari keputusan Dirjen Pajak
terhadap Bank BCA.
Ini bisa saja Hadi Poernomo mempelajari
dulu keputusan Bank Danamon, sehingga rapi
sekali, ungkapnya.
Karena itu, secara prosedural, keputusan
Hadi tidak bermasalah. Keputusan tersebut
sudah sesuai dengan kewenangannya selaku
Dirjen Pajak. Hanya, Prastowo memberikan
catatan atas nota dinas Hadi kepada Direktur
Pajak Penghasilan.
Nota itu tidak menyinggung soal transaksi NPL
sebesar Rp 5,7 triliun. Rekomendasinya justru men-
drop penghitungan laba program rekapitalisasi
dari penghasilan luar usaha Bank BCA sebesar Rp
10,7 triliun. Angka inilah yang harusnya menjadi
Bank BCA
merupakan satu-
satunya bank
yang permohonan
keberatan pajaknya
dikabulkan oleh
Hadi.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
perhatian KPK, imbau Prastowo.
Gerak-gerik Hadi boleh saja sangat licin. Te-
tapi sumber majalah detik menyebutkan BPK
sudah lama mengawasi mantan bos pajak itu.
Ia menyebutkan auditor BPK sudah melakukan
pemeriksaan atas keputusan Hadi terhadap
keberatan pajak Bank BCA pada tahun 2006.
Audit dilakukan selama hampir tiga tahun
dengan temuan ada kerugian negara.
Sayang, laporan ini di-drop ketika proses
akhir menjadi laporan hasil pemeriksaan (LHP)
pada tahun 2009, saat Hadi sudah terpilih
sebagai Ketua BPK. Tahun 2006, masalah ini
pernah diperjuangkan di BPK, tetapi kandas
ketika Hadi naik, ungkapnya.
Sekjen BPK Hendar Ristriawan membantah
informasi ini. Menurutnya, BPK sama sekali
tidak pernah melakukan audit terkait kebijakan
keberatan pajak.
Namun KPK tak patah arang, Wakil Ketua KPK
Bambang Widjojanto menegaskan tidak main-
main menetapkan Hadi sebagai tersangka. Dia
memastikan pemeriksaan pajak ini bermasalah
sejak awal. Sebab, tahun pajak adalah 1999,
tapi pemeriksaan baru dilakukan pada 2002
dan keberatan baru disampaikan satu tahun
setelahnya, 2003. Jadi ada perbuatan melawan
hukum dan/atau penyalahgunaan wewenang
sebagai Dirjen Pajak, ungkapnya.
Komisi antirasuah itu sudah meminta kete-
rangan lima ahli dari berbagai disiplin ilmu. KPK
sudah cukup mantap menjerat Hadi dengan
Pasal 2 ayat 1 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang
Tindak Pidana Korupsi.
Informasi yang diterima majalah detik
menyebutkan KPK juga sudah memeriksa
Nasabah menarik uang melalui
Anjungan Tunai Mandiri PT BCA
Tbk di Jakarta, Senin (7/4).
PUSPA PERWITASARI/FOTO ANTARA
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
konsultan pajak Bank BCA, Hari Mulyanto, dan
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
Hari diperiksa KPK selama 10 jam pada 8
April 2014. Hari mengaku proses pemeriksaan
permohonan keberatan pajak BCA sangat pan-
jang tapi memenuhi prosedur, sehingga tidak
ada permasalahan dari sisi kliennya.
Ia mengaku masih ingat, proses pemeriksaan
keberatan pajak kliennya terbagi dalam dua
sesi. Pada sesi pertama, Direktorat Jenderal
Pajak membeberkan 20 item pengenaan pajak,
namun dapat dikurangi menjadi 15 item. Pada
sesi kedua, keberatan yang diajukan kliennya
meliputi tiga item, yakni terkait angka transaksi
NPL sebesar Rp 5,7 triliun.
Namun ia membantah jika keberatan pajak
yang diajukan pada 2003 dikatakan sebagai
pelanggaran. Pemeriksaan pajak Bank BCA
berbeda dengan pelaporan SPT biasa. Karena
itu, pemeriksaan baru dilakukan pada 2002
dan keberatan diajukan pada 2003.
SPT (surat pemberitahuan tahunan pajak)-
nya tidak harus ada pembayaran atau harus
ada klaim restitusi. Makanya di sini baru di-
periksa pada 2002. Sebetulnya mau diperiksa
2003 boleh, mau 2004 boleh, karena belum
kedaluwarsa, kata Hari kepada majalah detik.
Malah pemrosesan keberatan pajak saat itu
sangat ketat karena Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan mengharuskan komunikasi
surat-menyurat antara Dirjen Pajak dan wajib
pajak sehingga tidak ada pertemuan fisik.
Sedangkan Undang-Undang Pajak yang baru,
yakni Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,
mengatur pertemuan fisik wajib pajak dengan
Dirjen Pajak dilakukan saat mendekati peng-
umuman kesimpulan atas pengajuan keberat-
an pajak. Pertemuan tersebut mengatur me-
ngenai argumentasi atas kesimpulan sebelum
diumumkan.
Pengakuan Presiden Direktur Bank BCA
Jahja Setiaatmadja bernada sama. Bank BCA
menempuh prosedur yang sudah ditetapkan.
Komisi Pemberantasan Korupsi tidak main-
main menetapkan Hadi sebagai tersangka.
Bambang Widjojanto
RACHMAN/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
Masalah penetapan Hadi Poernomo, saya
tidak pada tempatnya memberi komentar.
Hanya, yang kami ketahui, proses keberatan
yang BCA lakukan, secara perpajakan itu sudah
cukup kuat, tuturnya.
Jahja menyebutkan proses pengajuan kebe-
ratan pajak berpangkal pada krisis ekonomi
1998. Semua bank di Indonesia mengalami
kerugian fiskal akibat kredit macet. Bank BCA
juga terkena dampaknya. Bank ini menelan
kerugian fiskal sebesar Rp 29,17 triliun.
Alhasil, pemerintah menetapkan status Bank
BCA sebagai bank take over. Pemerintah me-
lakukan rekapitulasi penguasaan 92,8 persen
saham Bank BCA dan mendudukkan kendali
bank pada Badan Penyehatan Perbankan Na-
sional (BPPN).
Keberatan pajak diajukannya karena Dirjen
Pajak menganggap proses jual-beli NPL dari
Bank BCA ke BPPN sebagai pemasukan. Pa-
dahal BCA menganggap jual-beli ini dilakukan
atas instruksi Menteri Keuangan dengan no-
mor 117/KMK.017/1999 dan Gubernur BI deng-
an nomor 31/15/KEP/GBI tertanggal 26 Maret
1998. Seharusnya hak tagihnya ada di BPPN,
bukan di Direktorat Jenderal Pajak.
KPK terus mendalami kasus ini. Apalagi Hadi
dan Sumihar Petrus Tambunan punya catatan
buruk di KPK. Keduanya menjadi sorotan cukup
besar setelah angka pada Laporan Harta Keka-
yaan Penyelenggara Negara (LHKPN) mereka
tercatat melonjak pada 2010.
Berdasarkan data LHKPN 2007, harta Sumi-
har mencapai Rp 14,19 miliar atau naik sekitar
Rp 8 miliar dibanding pada 2003, yakni Rp 6,8
miliar. Sedangkan harta Hadi Poernomo me-
lonjak dari Rp 24,8 miliar pada 2006 menjadi
Rp 38,8 miliar pada 2010.
Namun pengacara Hadi menyatakan harta
Hadi tidak terkait dengan kasus pajak BCA.
Ia menantang agar KPK membuktikan adanya
pemberian gratifikasi kepada Hadi. Dicek saja
apakah BCA pernah memberikan kickback,
ujar Yanuar.
Lembaga antirasuah ini pun siap meladeni
tantangan Hadi. Itu yang sedang dikembang-
kan, terang Ketua KPK Busyro Muqoddas.
MONIQUE SHINTAMI, BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT | ARYO BHAWONO
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
Kantor Pusat Direktorat Jenderal
Pajak di Jalan Gatot Subroto,
Jakarta.
RENGGA SANCAYA/DETIKFOTO
1998
BCA rugi Rp 29 triliun akibat rush dan kredit macet.
Pemerintah menyuntikkan dana ke BCA dan mengam-
bil alih 92,8 persen sahamnya.
1999
Untuk mengurangi angka kredit macet di pembuku-
an, pemerintah menghapus utang bermasalah BCA
senilai Rp 5,77 triliun dengan hak tagih dan aset
jaminannya diserahkan ke Badan Penyehatan Per-
bankan Nasional (BPPN).
Tahun itu, BCA untung Rp 174 miliar.
2002
Hadi Poernomo naik menjadi Direktur Jenderal Pa-
jak.
Dirjen Pajak mengoreksi laba BCA pada 1999, bukan
cuma Rp 174 miliar, tapi Rp 6,78 triliun. Salah
satu yang mendongkrak angka laba, penghapusan
utang bermasalah Rp 5,77 triliun itu dianggap se-
bagai pemasukan bagi BCA. Karena itu, BCA mesti
membayar pajak Rp 375 miliar.
2003
BCA menyatakan keberatan pengalihan utang bermasalah itu dimasukkan sebagai
pendapatan sehingga ada beban pajak tambahan ratusan miliar rupiah. Apalagi hasil
penjualan asetBPPN berhasil menjual senilai Rp 3,29 triliuntidak ada yang mas-
uk BCA.
2004
13 Maret
Direktur Pajak Penghasilan (PPh) Direktorat Jenderal Pajak Sumihar Petrus Tambunan
mengirim surat pengantar risalah keberatan kepada Dirjen Pajak, yang dabat oleh
Hadi Poernomo.
17 juli
Hadi Poernomo mengirim nota dinas kepada Direktur
PPh. Dalam nota itu, Hadi meminta Sumihar mengubah
kesimpulan pemeriksaan dari semula menolak menjadi
menerima permohonan keberatan pajak PT Bank BCA.
Jatuh tempo pembayaran pajak PT Bank BCA adalah seha-
ri setelahnya, 18 Juli 2004, sehingga Sumihar tidak sempat
memberikan argumen.
21 APRIL 2014
KPK menetapkan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi
Poernomo sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. Hadi
diduga bermain dalam urusan pajak BCA dengan mener-
bitkan nota dinas untuk mengabulkan permohonan ke-
beratan pajak Bank BCA. KPK menjerat Hadi dengan Pasal
2 ayat 1 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Tindak Pidana
Korupsi dengan perkiraan kerugian negara Rp 375 miliar.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
LIKA-LIKU
PAJAK BCA
KASUS PAJAK BCA
KASUS PAJAK BCA
HARTA HIBAH DARI
HONG KONG
MENJELANG MASA PENSIUNNYA, HADI POERNOMO TERUS MEMBORONG TANAH. PENJUAL TANAH
DIMINTA MENGAKU MENGHIBAHKAN TANAHNYA KEPADA HADI.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
P
U
S
P
A
P
E
R
W
I
T
A
S
A
R
I
/
A
N
T
A
R
A
F
O
T
O
KASUS PAJAK BCA
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
K
EMERIAHAN kini menyingkir dari
musala Pak Ipung. Pagar tembok se-
tinggi 2 meter tertutup rapat, pintu
gerbangnya pun terkunci. Sepi.
Tidak ada lagi pengajian ibu-ibu di musala
itu. Warga Gang Mangga, Kampung Kedaung,
Depok, Jawa Barat, itu tiba-tiba seperti kompak
menjauh dari musala tersebut. Padahal dulu
musala itu musala favorit. Setiap Ramadan
datang, warga berbondong-bondong menu-
naikan salat tarawih ke sana.
Kedermawanan Pak Ipung sudah termasyhur
di Kedaung. Pak Ipung adalah nama panggilan
Hadi Poernomo, mantan Ketua Badan Peme-
riksa Keuangan. Seusai tarawih, jemaah selalu
dibekali uang saku ditambah keresek berisi
barang kebutuhan pokok. Bahkan, pada malam
takbiran, Pak Ipung juga membagikan sarung,
mukena, dan uang Rp 200 ribu.
Tapi lihatlah kini. Tak ada orang terlihat di
antara rumah, dua musala, kebun rambutan,
dan deretan pohon palem yang ada di dalam.
Penjaganya pun tidak lagi ramah. Mereka me-
milih bersembunyi daripada menyambut tamu
yang datang. Ketika majalah detik mengetuk
gerbang itu, si penjaga enggan membukakan
pintu. Ada penjaganya di dalam tapi takut
keluar karena banyak wartawan yang datang,
kata Muhidin, warga Gang Mangga.
Semua berubah setelah Komisi Pemberantas-
an Korupsi menetapkan Hadi sebagai tersangka
penyalahgunaan wewenang jabatan Direktur
Tembok setinggi hampir
dua meter memagari tanah
Hadi Poernomo di Kedaung,
Sawangan, Depok. Hadi
mengaku mendapatkannya dari
hibah, namun warga bilang dia
membelinya mulai 1989.
BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
Jenderal Pajak. Hadi meluluskan permohonan
keberatan pembayaran pajak dari Bank Central
Asia sehingga negara dirugikan Rp 375 miliar.
Muhidin bercerita, Hadi dulu biasanya tinggal
di rumah itu jika mampir ke Depok. Di dalam-
nya, kata dia, banyak barang antik, seperti guci.
Pada 6 Juli 2001, Hadi memang melaporkan
memiliki tanah di Kedaung itu ke Komisi Pem-
berantasan Korupsi. Tanah itu luasnya 11.150
meter persegi dan ada bangunan 150 meter
persegi di sana dengan nilai mencapai Rp 1,2
miliar.
Aset itu masih muncul dalam Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara pada 9 Febru-
ari 2010. Luasnya masih sama, namun luas ba-
ngunannya bertambah jadi 300 meter persegi.
Dalam laporan kepada KPK setelah jadi Ketua
BPK itu, Hadi menyebut tanah dan bangunan
tersebut dihibahkan kepadanya pada 1988.
Aset itu, kata Hadi, termasuk harta hibah Rp
36 miliar dari total hartanya yang pada 2010
mencapai Rp 38,8 miliar.
Namun mantan ketua RT di Kedaung, Daing,
menyebut klaim hibah itu bohong besar. Hi-
bah dari mana? Dari Hong Kong? kata Daing.
Orang belinya dari engkong gua.
Daing ingat tanah itu dibeli Hadi sekitar
1989. Tapi ia lupa berapa persisnya harga yang
dipatok kakeknya.
Setelah membeli tanah keluarga Daing yang
luasnya sekitar 1 hektare, Hadi terus melebar-
kan tanahnya di Kedaung. Daing bercerita, pada
Lapangan sepak bola ini
disebut warga Kembangan
Utara, Jakarta Barat, termasuk
tanah milik Hadi di Jalan Masjid
At-Taqwa yang luasnya hampir
dua hektare.
BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
2000-an Hadi membeli tanah sekitar 5.000
meter persegi dari seorang pejabat Kementeri-
an Pemuda dan Olahraga.
Pada 2009, Hadi, yang berkarier di Direktorat
Jenderal Pajak sejak 1973, membeli tanah lagi
dari seseorang yang menurut Daing bernama
Toni. Daing menaksir luas tanah Hadi di Gang
Mangga kini mencapai 2 hektare.
Daing bercerita, keluarganya kedatangan
utusan dari Lurah Kedaung setelah melepas
tanah kepada Hadi. Orang itu meminta kelu-
arga Daing tutup mulut soal pembeli tanah itu.
Kalau ditanya, bilang saja dihibahkan, kata
Daing menirukan perintah orang kelurahan itu.
Istilah hibah memang memenuhi laporan
kekayaan Hadi pada 2001 dan 2006. Semua
hartanya, mulai properti, mobil, barang ber-
harga, dan uang dinyatakan Hadi sebagai pem-
berian keluarga. Baru dalam laporan 2010 ada
kekayaan hasil kerja Hadi sendiri.
Hadi menjelaskan, karena didapat dari orang
tua yang masih hidup, harta itu tidak dia sebut
sebagai warisan. Hibah itu didapatnya pada
1983 hingga 1985 dan semua dituangkan di atas
akta yang dibuat notaris.
Harta hibah itulah yang dipakainya buat
membeli tanah dan bangunan, termasuk ta-
nah dan apartemen di Los Angeles, Amerika
Serikat, yang sempat bikin heboh pada 2010.
Uang hibah, kalau banyak, masak enggak bo-
leh diputer-puter buat usaha? ujarnya.
Diakui Hadi, banyak asetnya didaftarkan atas
nama istrinya, Melita Setyawati. Kalau harta
saya pakai nama saya dan istri, kan tidak ada
masalah.
Kian hari nilai aset dan harta Hadi itu terus
melonjak. Menurut dia, kenaikan itu akibat ma-
yoritas hartanya berbentuk tanah dan bangun-
an, yang terus naik nilai jual obyek pajaknya.
Namun status hibah itu dipertanyakan KPK.
Wakil Ketua KPK saat itu, M. Jasin, mengatakan
Hadi pernah dipanggil buat mengklarifikasi
hibah yang didapatnya itu.
Saat itu Hadi, kata Jasin, berkeras bahwa
hibah itu berasal dari kerabat. Pengakuan dari
yang bersangkutan tidak langsung dipercaya
begitu saja, katanya.
Jasin menyatakan hibah adalah salah satu
Pengakuan
(hibah) dari yang
bersangkutan
tidak langsung
dipercaya begitu
saja.
M. Jasin, mantan Wakil Ketua KPK.
ANTARA
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
modus menyamarkan kekayaan dari sumber
yang tak halal. KPK era Jasin menelusuri harta
pria yang menjabat Direktur Jenderal Pajak
pada 2001-2006 itu demi mengendus penyim-
pangan. Namun hingga masa jabatannya ber-
akhir, tak ditemukan bukti adanya penerimaan
suap atau gratifikasi.
Ketua KPK Abraham Samad menyatakan
pihaknya akan kembali memeriksa harta Hadi.
KPK berkonsentrasi mendalami kasus keberat-
an pajak BCA dulu, nanti baru dapat disimpul-
kan tentang pelacakan aset tersangka, kata
Samad.
Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan Agus Santoso menjelaskan
harta dari hibah memang tidak mudah ditelu-
suri, apalagi jika bentuknya perhiasan.
Tanah dan bangunan yang berstatus pembe-
rian sebenarnya bisa ditelusuri lewat sertifikat-
nya. Yang repot, kata Agus, kalau bukti kepe-
milikannya masih girik karena dokumentasinya
hanya di tingkat kecamatan, yang datanya tak
selengkap yang dimiliki Badan Pertanahan
Nasional.
Barangkali kebetulan Hadi memang gemar
berburu tanah murah yang bukti kepemilik-
annya girik. Seorang pengurus rukun tetangga
di Kembangan Utara, Jakarta Barat, sebut saja
Dedi, bercerita Hadi punya tanah hampir 2
hektare di Jalan Masjid At-Taqwa.
Tanah di Kembangan Utara itu pelan-pelan
dibeli sejak 1980-an. Dia bercerita ada tanah
seluas 725 meter persegi yang dibanderol Rp
Ketua KPK Abraham Samad (kiri)
dan Wakil Ketua KPK Bambang
Widjojanto menyampaikan
penetapan mantan Ketua
BPK Hadi Poernomo sebagai
tersangka di gedung KPK,
Jakarta, Senin (21/4). KPK
kemungkinan akan menelusuri
ulang harta Hadi.
WAHYU PUTRO A/ANTARA
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
KASUS PAJAK BCA
3,6 miliar dan dibeli Hadi dengan cara dicicil
tiga bulan.
Tanah 2 hektare itu, kata Dedi, dokumennya
masih terpecah dalam 25 surat kepemilikan.
Setahu saya, dibelinya waktu itu masih girik,
ujarnya.
Sekitar tiga bulan lalu, menurut dia, Hadi
membeli lagi tanah dari seorang Tionghoa
bernama Apuk. Harga tanah di sana Rp 1,4
juta per meter persegi, namun Hadi sanggup
membelinya Rp 5 juta per meter persegi.
Setahu Dedi, semua tanah itu dicatatkan
atas nama Melita Setyawati. Sehari-harinya,
tanah itu diurus oleh Haji Mukri, yang setelah
meninggal diteruskan oleh Haji Namin, anak-
nya. Namin-lah yang mengurus pembayaran
pajaknya.
Ketua RT 08 Kembangan Utara, Udin, men-
ceritakan Namin juga berperan mengurus pe-
nyewaan lahan itu. Dia mencontohkan tanah
Hadi sekitar 2.900 meter persegi yang berada
tidak jauh dari kantor Wali Kota Jakarta Barat.
Tanah yang berbatasan dengan Perumahan
Permata Buana itu kini disewa oleh perusaha-
an air mineral 2Tang. Perusahaan itu menja-
dikan tanah yang diduga milik Hadi tersebut
sebagai gudang penyimpanan produk mereka.
Penjaga gudang itu, Bambang, membenarkan
perusahaannya menyewa tanah tersebut dari
Haji Namin sejak tiga tahun lalu.
Sementara itu, Hadi Poernomo yakin bisnis
tanahnya tersebut tidak menyalahi aturan.
Hadi memastikan semua asetnya halal. Bah-
kan lebih dari halal, itu dari orang tua, kata
Hadi saat memaparkan kekayaannya di KPK,
Jakarta, pada 2010.
Ketika kini ditetapkan sebagai tersangka
oleh komisi antirasuah itu, Hadi tetap berkeras
semua kekayaannya bukan hasil suap ataupun
gratifikasi. Pengacara Hadi, Yanuar P. Wasesa,
menegaskan harta itu dimiliki kliennya sejak
puluhan tahun lalu. Sebelum punya jabatan,
beliau sudah punya tanah dan rumah di mana-
mana, ujarnya.
BAHTIAR RIFAI, IRWAN NUGROHO, ISFARI HIKMAT, RACHMA-
DIN ISMAIL | OKTA WIGUNA
Sebelum punya
jabatan, beliau
sudah punya
tanah dan
rumah di mana-
mana.
MAJALAH DETIK 28 APRIL - 4 MEI 2014
GERILYA FOKUS
JOKOWI VS PRABOWO
1
4
J
u
n
i
2
0
0
6
6
J
u
l
i
2
0
0
1
S
T
A
R
T
9
F
e
b
r
u
a
r
i
2
0
1
0
H
ADI Poernomo tercatat pertama kali melaporkan kekayaannya pada
2001, saat menjadi Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan.
Saat itu, hartanya sudah lebih dari Rp 13 miliar, yang semua ia nyatak-
an bersumber dari hibah dan warisan.
Pada dua laporan setelahnya, yaitu 2006 dan 2010, Hadi menjual mobil
dan tidak membeli lagi. Namun aset tanah dan propertinya terus melonjak
sehingga kekayaannya hampir Rp 39 miliar, yang lagi-lagi diklaim hampir
semuanya dari hibah.
GAJI KETUA BPK
Gaji Ketua BPK saja lebih rendah daripada gaji
eselon I, kata Ketua BPK Anwar Nasution pada
Oktober 2009.
Pendapatan resmi Ketua BPK
(2004-2011)
Gaji pokok: Rp 5.040.000
Tunjangan: Rp 18.900.000
MAJALAH DETIK 28 ARPIL - 4 MEI 2014
Rp 13,8 miliar
+
US$ 50 ribu
Tanah 17.305 m
2
dan
bangunan 1.390 m
2
:
Rp 11.847.379.000 &
US$ 50.000
(16 lokasi di Jakarta, Bogor,
Los Angeles)
Mobil: Rp 370.000.000
Cherokee (1994), Mercedes
(1995), Toyota Kijang (1998)
Logam mulia, batu mulia,
barang koleksi:
Rp 1.500.000.000
Giro setara kas:
Rp 111.000.000
Rp 26 miliar
+
US$ 50 ribu
Tanah 29.839 m
2
dan
bangunan 2.048 m
2
:
Rp 24.253.814.000 & US$ 50.000
(26 lokasi di Jakarta, Bogor, Bekasi,
Tanggamus, Los Angeles)
Mobil: Rp 0
Ketiga mobil dijual