Anda di halaman 1dari 9

Infolinks In Text Ads

Asuhan Keperawatan pada pasien Demam


Berdarah Atau Dengue Hemoragic Fever
(DHF)
Maret
11 undefined
den ger
Pengkajian
Kaji riwayat Keperawatan
Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan, mual muntah, tidak nafsu
makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda tanda renjatan (denyut nadi cepat dan lemah,
hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan
kesadaran)

Diagnosa Keperawatan
Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ,
perdarahan, muntah, dan demam
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah,
tidak ada nafsu makan

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak
Perencanaan
Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat
Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal
Keluarga menunjukkan koping yang adaptif
Implementasi
Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun
ubun cekung, produksi urine menurun
Mengobservasi dan mencatat intake dan output
Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah, BJ urin , serum tubuh
Mempertahankan intake dan output yang adekuat
Memonitor dan mencatat berat badan
Memonitor pemberian cairan melalui intra vena setiap jam
Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat (insesible water loss / IWL)

Perfusi jaringan Adekuat
Mengkaji dan mencatat tanda tanda Vital (kualitas dan Frekwensi denyut nadi,
tekanan darah , Capillary Refill )
Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstremitas (suhu , kelembaban dan warna)
Menilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin ,
nyeri , pembengkakan kaki )

Kebutuhan nutrisi adekuat
Ijinkan anak memakan makanan yang dapat ditoleransi anak. Rencanakan untuk
memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas
intake nutrisi
Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi
kecil tetapi sering
Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang
sama
Mempertahankan kebersihan mulut pasien
Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

Mempertahankan suhu tubuh normal
Ukur tanda tanda vital suhu tubuh
Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu
Lakukan tapid sponge (seka) dengan air biasa
Tingkatkan intake cairan
Berikan terapi untuk menurunkan suhu

Mensupport koping keluarga Adaptif
Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang
penuh stress
Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan
identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga
Identifikasikan koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya
dalam mengatasi keadaan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEMAM BERDARAH
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DBD

Pengkajian

1. Identtas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematan anak, remaja
dan dewasa (Efendy, 1995).
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hat, mual dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit
pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak ada penyakit yang diderita secara specifc.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena
penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih sepert kaleng bekas, ban
bekas, tempat air minum burung yang jarang digant airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
7. Riwayat Tumbuh Kembang

Pengkajian Per Sistem

1. Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris,
perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2. Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat
trjadi DSS
3. Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positf, trombositpeni, pada grade
III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tdak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
4. Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa,
pembesaran hat, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat
menelan, dapat hematemesis, melena.
5. Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat
kencing, kencing berwarna merah.
6. Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positf pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.
Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.
2. Resiko defsit cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
4. Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tdak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni).
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi anak.
7. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan
anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.
Intervensi Keperawatan

1. DP 1 : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

Tujuan :
Suhu tubuh normal
Kriteria :
Suhu tubuh antara 36 37
Nyeri otot hilang
Intervensi :
Kaji suhu tubuh pasien. Rasional : mengetahui peningkatan suhu tubuh, memudahkan
intervensi
Beri kompres air hangat. Rasional : mengurangi panas dengan pemindahan panas secara
konduksi. Air hangat mengontrol pemindahan panas secara perlahan tanpa menyebabkan
hipotermi atau menggigil.
Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi). Rasional
: Untuk menggant cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tpis dan mudah menyerap keringat.
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tpis mudah menyerap keringat dan
tdak merangsang peningkatan suhu tubuh.
Observasi intake dan output, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah) tap 3 jam sekali atau
sesuai indikasi. Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui keadaan umum pasien.
Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program. Rasional :
Pemberian cairan sangat pentng bagi pasien dengan suhu tubuh yang tnggi. Obat khususnya
untuk menurunkan panas tubuh pasien.
2. DP 2 : Resiko defsit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler.

Tujuan :
Tidak terjadi defsit voume cairan
Kriteria :
Input dan output seimbang
Vital sign dalam batas normal
Tidak ada tanda presyok
Akral hangat
Capilarry refll < 2 detk
Intervensi :
Awasi vital sign tap 3 jam/sesuai indikasi. Rasional : Vital sign membantu mengidentfkasi
fuktuasi cairan intravaskuler
Observasi capillary Refll. Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ. Rasional : Penurunan
haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi ). Rasional : Untuk memenuhi
kebutuhan cairan tubuh peroral
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh,
untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.
3. DP 3 : Resiko Syok hipovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Tujuan :
Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria :
Tanda Vital dalam batas normal
Intervensi :
Monitor keadaan umum pasien. Rasional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama
perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok
/syok.
Observasi vital sign setap 3 jam atau lebih. Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi
vital sign untuk memastkan tdak terjadi presyok / syok.
Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi
perdarahan. Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan
dapat segera diketahui dan tndakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
Kolaborasi : Pemberian cairan intravena. Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk
mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombosit. Rasional : Untuk mengetahui tngkat
kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tndakan lebih
lanjut.
4. DP 4 : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tdak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.

Tujuan :
Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria :
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan berat badan yang seimbang.
Intervensi :
Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Rasional : Mengidentfkasi defsiensi,
menduga kemungkinan intervensi
Observasi dan catat masukan makanan pasien. Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas
kekurangan konsumsi makanan
Timbang BB tap hari (bila memungkinkan). Rasional : Mengawasi penurunan BB /
mengawasi efektftas intervensi.
Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan. Rasional :
Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah
distensi gaster.
Berikan dan Bantu oral hygiene. Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas. Rasional : Menurunkan distensi
dan iritasi gaster.
5. DP 5 : Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah
(trombositopeni)

Tujuan :
Tidak terjadi perdarahan
Kriteria :
TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat
Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat.
Intervensi :
Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis. Rasional : Penurunan
trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu
dapat menimbulkan tanda-tanda klinis sepert epistaksis, ptke.
Anjurkan pasien untuk banyak istrahat ( bedrest ). Rasional : Aktftas pasien yang tdak
terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan
sepert : hematemesis, melena, epistaksis. Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat
membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.
Antsipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut,
berikan tekanan 5-10 menit setap selesai ambil darah. Rasional : Mencegah terjadinya
perdarahan lebih lanjut.
Kolaborasi, monitor trombosit setap hari. Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setap
hari, dapat diketahui tngkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang
dialami pasien.
6. DP 6 : Kecemasan orangtua berhubungan dengan kondisi anak.

Tujuan :
Ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria :
Klien melaporkan tdak ada manifestasi kecemasan secara fsik.
Tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
Intervensi :
Kaji dan dokumentasikan tngkat kecemasan pasien. Rasional : memudahkan intervensi.
Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adafif, meningkatkan kemampuan
mengontrol ansietas.
Lakukan pendekatan dan berikan motvasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan. Rasional : pendekatan dan motvasi membantu pasien untuk
mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.
Motvasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapan-harapan
yang positf terhadap terapy yang di jalani. Rasional : alat untuk mengidentfkasi mekanisme
koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
Berikan penguatan yang positf untuk meneruskan aktvitas sehari-hari meskipun dalam
keadaan cemas. Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya
mampu mengatasi masalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktkan
dengan pengakuan orang lain atas kemampuannya.
Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi. Rasional : menciptakan perasaan yang
tenang dan nyaman.
Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut
diagnosis, perawatan dan prognosis. Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi
kecemasan.
Kolaborasi pemberian obat ant ansietas. Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
7. DP 7 : Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, prognosis, efek prosedur, dan perawatan
anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang terpajan/mengingat informasi.

Tujuan :
Orang tua mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses
pengobatan.
Kriteria :
Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tndakan.
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen perawatan.
Intervensi :
Kaji tngkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Rasional : mengetahui
seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang.
Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan
merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.
Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatkan diet makanan nya. Rasional : diet dan
pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.
Anjurkan keluarga untuk memperhatkan perawatan diri dan lingkungan bagi anggota
keluarga yang sakit. Lakukan/demonstrasikan teknik perawatan diri dan lingkungan klien.
Rasional : perawatan diri (mandi, toiletng, berpakaian/berdandan) dan kebersihan
lingkungan pentng untuk menciptakan perasaan nyaman/rileks klien sakit.
Minta klien/keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. Rasional :
mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari
tndakan yang dilakukan.
Evaluasi
1. Suhu tubuh normal
2. Tidak terjadi devisit voume cairan
3. Tidak terjadi syok hipovolemik
4. Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
5. Tidak terjadi perdarahan
6. Ansietas berkurang/terkontrol
7. orang tua memahami tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan.
Dafar Pustaka
1. Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika :
Jakarta
2. Nasrul, Efendi. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta
3. Noer, Sjaifoellah dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
4. Suriadi & Yuliani, Rita. 2001. Buku Pegangan Praktek Klinik : Asuhan Keperawatan pada Anak.
Sagung Seto : Jakarta
5. htp://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai