Anda di halaman 1dari 18

KURIKULUM DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah :Telaah Kurikulum Pendidikan KimiaSMA/SMK/MA
Dosen Pengampu :Ratih Rizqi Nirwana, M. Pd.







Disusun Oleh :
Ayuk Kanti Lestari (113711008)
Luqman Andi Yahya (113711013)
Yeni Sulistiyani (113711017)
Abdul Aziz (113711019)
Ita Rohmatina (113711026)
Nur Fitri Annisa (113711031)
Rianah Qurrotul Ain (113711034)
Muharoroh (113711038)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
1

I. PENDAHULUAN
Ada tiga kegiatan yang nama satu dengan yang lainnya saling terkait, yaitu:
perencanaan, pembinaan, kemudian pengembangan, kembali lagi ke perencanaan yang lebih
baik, dibina dan dikembangkan lagi, begitu seterusnya.Pada dasarnya pengembangan
kurikulum ialah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan
karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari
dalam sendiri, dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan
baik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum hendaknya bersifat antisipatif, adaptif, dan
aplikatif. Antisipatif dalam pengembangan kurikulum dapat diarahkan ke hal-hal jangka
pendek dan jangka panjang.
Kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar
yang didesain untuk siswa agar tujuan pendidikan tercapai, dalam penyusunan kurikulum
prosesnya bergantung pada asas organisatoris, yakni bentuk penyajian bahan pelajaran atau
organisasi kurikulum, selain itu setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum baik
perencanaan/perancangan/penyusunan kurikulum, implementasi serta evaluasinya haruslah
memperhatikan landasan-landasan pokok, sehingga dapat mengembangkang kurikulum
sesuai dengan kebutuhan.
Secara komprehensif makalah ini membahas tentang hal-hal yang berhubungan
dengan perkembangan kurikulum sebagai salah satu komponen yang amat penting dalam
proses pembelajaran. Kurikulum merupakanpetunjuk jalan dalam menentukan arah
pendidikan guna mencapai tujuan yang dicita-citakan.Pembahasan makalah ini lebih lanjut
meliputi pengertian, landasan, konsep-konsep, dan macam-macam kurikulum serta faktor-
faktor perubahan kurikulum, dan perkembangan kurikulum di Indonesia.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Kurikulum ?
B. Apa Saja Konsep-konsep dalam Kurikulum ?
C. Apa Saja Landasan dalam Kurikulum ?
D. Apa Saja Macam-macam Kurikulum ?
E. Apa Saja Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum ?
F. Bagaimana Perkembangan Kurikulum di Indonesia ?
2

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum muncul pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga.
Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani , yaitu curir yang artinya
pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi istilah kurikulum pada zaman
Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh
pelari dari garis start sampai garis finish. Baru pada tahun 1855, istilah kurikulum dipakai
dalam bidang pendidikan yang mengandung arti sejumlah mata pelajaran pada perguruan
tinggiyang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran
untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
1

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pengertian kurikulum dapat
dilihat dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 (SISDIKNAS) pasal 1 ayat (9),
ialahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2

Jadi, kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan
ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
3


B. Konsep-konsep Kurikulum
Ada beberapa macam konsep yang terdapat dalamkurikulum diantaranya adalah:
1. Kurikulum sebagai pengembangan proses kognitif
Memandang kurikulum sebagai pengambangan proses kognitif berarti melihat
kurikulum sebagai alat atau media untuk mengambangkan dan meningkatkan
kecerdasan intelektual anak. Kurikulum menjadi alat untuk merangsang anak dalam
mengembangkan aspek daya kritisnya atau daya pikirnya terhadap berbagai masalah.

1
Sholeh Hidayat. Pengembangan Kurikulum Baru. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013). hlm. 19
2
Sholeh Hidayat.Pengembangan Kurikulum Baru.(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013) hlm. 22
3
H. Dakir.Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cita, 2010). hlm. 3
3

Sehingga ketika menghadapi masalah anak mampu memahaminya dengan kritis dan
mampu menyelesaikannya secara logis.
Dengan demikian yang diutamakan adalah produnya. Fokus utama dari
kurikulum sebagaiproses kognitif adalah pengembangan dan peningkatan proses cara
berpikir anak. Bagaimana anak mampu berpikir (the how) menyelesaikan masalah,
itu lebih penting daripada The What apa yang dipikirkan anak.
2. Kurikulum sebagai teknologi
Berangkat dari kemajuan teknologi yang semakin pesat, konsep kurkulum
sebagai teknologi mengasumsikan bahwa proses belajar mengajar hendaknya
memiliki dasar pijakan yang ilmiah dan empiris. Artinya kurikulum sebagai
teknologi mengidielkan adanya teknik pembelajaran yang sama yang bisa dikuasai
semua orang, sehingga mampu diterapkan secara universal terlepas dari faktor
kepribadian guru dan murid. Sebagaimana cara kerja prosedur ilmiah, maka
kesuksesan guru tentunya dapat ditiru atau diulangi oleh guru yang lain dengan hasil
yang sama. Dengan demikian pembelajaran hendaknya dapat diamati dan diukur.
Meskipun konsep kurikulum sebagai teknologi ini berpengaruh besar pada
dunia pendidikan di indonesia, tetapi konsep ini memiliki kelemahan diantaranya:
a) Tujuan pendidikan nasional yang bersifat normatif dan afektif tidak tercapai
secara maksimal.
b) Teknologi pendidikan tidak memperhitungkan kondisi local dan bakat minat
anak.
c) Teknologi pendidikan belum mampu mengajarkan bahan yang kompleks yang
memerlukan kerja intelektual yang relatif kontemplatif.
d) Tidak ada partisipasi siswa dalam menentkan tujuan pembelajaran dan proses
pemebelajaran.
3. Kurikulum sebagai humanistik atau aktualisasi anak
Konsep kurikulum yang mengutamakan perkembangan anak sebagai idividu
dengan segala aspek kepribadiannya disebut sebagai kurikulum yang humanistik.
Kurikulum humanistik memandang bahwa aktualisasi diri sebagai kebutuhan asasi
manusia butuh perhatian dari dunia pendidikan. Kurikulum sebagai aktualisasi anak
ini ada yang menyebutnya sebagai kurikulum transformasi.
4

Falsafah yang mendasari kurikulum humanistik ini adalah bahwa tugas
pendidikan yang utama ialah mengembangkan segala potensi anak baik sebagai
seorang individu yang unik maupun sebagai makhluk sosial. Untuk mengembangkan
potensi anak, maka anak memerlukan kebebasan berekspresi, berimajinasi,
berpendapat, dan beraktivitas. Sehingga secara intelektual-emosional anak maupun
fisik-psikisnya teraktualisasi dalam kehidupan dengan baik.
4. Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial
Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial mengutamakan kepentingan sosial
diatas kepentingan individu. Tujuannya mengusahakan perubahan sosial dan
memiliki tanggung jawab tentang masa depan masyarakat. Tugas kurikulum adalah
menyiapkan anak utuk mengadakan perubahan kebudayaan dan masyarakat masa
mendatang. Disinilah sekolah dipandang sebagai agent social of change, agen
pebubahan sosial. Sekolah adalah penghubung masa kini dan masa mendatang antara
realitas kekinian dan cita-cita masa depan.
5. Kurikulum sebagai rasionalisasi akademik
Kurikulum sebagai rasionalisasi akademik berpijak pada asumsi bahwa
pengetahuan merupakan inti dari kurikulum sekolah. Karena itu kurikulum
merupakan media untuk memahami disiplin ilmu pengetahuan. Pada kenyataannya
anak-anak dikirim ke sekolah adalah untuk mempelajari ilmu dan menguasai
pengetahuan.
Pengetahuan merupakan temuan dan warisan umat manusia jaman dulu.
Pengetahuan telah disusun sedemikian rupa oleh para ahli dalam berbagai disiplin
ilmu yang kemudian diajarkan disekolah dalam bentuk mata pelajaran seperti
bahasa, sejarah, geografi, matematika, fisika, psikologi, falsafah dan sebagainya.
Dengan demikian tujuan sekolah adalah mempelajari dan mengasai ilmu
pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual anak didik.
4






4
Achmad Sudjai. Pengembaagan Kurikulum. (Semarang : AKFI media, 2013). hlm 7-15
5

C. Landasan Kurikulum
1. LandasanFilosofis
Kurikulum pada hakikatnya adalah alat untuk mencapai tujuan
pendidikan.Karena tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan
hidup suatu bangsa, maka kurikulum yang dikembangkan juga harus mencerminkan
falsafah atau pandangan hidup yang dianut oleh bangsa tersebut.Oleh karena itu,
terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum pendidikan disuatu Negara
dengan filsafat Negara yang dianutnya.
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan
berfikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab
permasalahn-permasalahan sekitar : (1) bagaimana seharusnya tujuan pedidikan itu
dirumuskan, (2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya
disajikan kepada siswa, 93) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan, dan (4) bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan
pendidik dan pesertadidik. Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat
tergantung pada landasan filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai
titik tolak pengembangan kurikulum.
2. Landasan Psikologis
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan, sudah pasti berhubungan
dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Kurikulum diharapkan dapat menjadi
alat untuk mengembangkan kemampuan potensial menjadi kemampuan aktual peserta
didik serta kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu relatif lama.
Perkembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal
dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta
didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang
psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan
cabang dari psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum
maupun setelah kelahiran berikut kematangan perilaku. Melalui kajian tentang
perkembangan peserta didik, diharapkan upaya pendidikan yang dilakukan sesuai
dengan karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi kemampuan yang harus
6

dicapai, materi atau bahan yang harus disampaikan, proses penyampaian, dan
penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran. Psikologi belajar merupakan suatustu
ditentang bagaimana individu belajar.Pembahasan tentang psikologi belajar erat
kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan
pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu
anak yang sedang mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan
perkembangan menuju kedewasaannya.
3. Landasan Teknologis
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi
terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup pengembangan isi
atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaraan, serta
penggunaan sistem evaluasi.Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk
dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. LandasanSosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan
kurikulum.Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum harus
mampu memfasilitasi peserta didik agar mampu bekerjasama, berinteraksi,
menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat.
5


D. Macam-macam Kurikulum
Dalam menyusun kurikulum sangatlah tergantung pada asas organisatoris, yakni
bentuk penyajian bahan pelajaran atauorganisasi kurikulum .ada beberapa pola organisasi
kurikulum, yang dienal juga dengan sebutan macam-macam kurikulum atau tipe-tipe
kurikulum. Macam-macam kurikulum tersebut adalah :



5
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran.Kurikulum dan Pembelajaran. (Bandung :
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, 2002). hlm. 36-37
7

1. Sparated Subject Curriculum
Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah satu
sama lainnya. Kurikulum matapelajaran terpisah (Sparated Subject Curriculum)
berarti kurikulumnya dalam bentuk matapelajaran yang terpisah-pisah, yang kurang
mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya. Konsekuensinya, anak didik
harus semakin banyak mengambil mata pelajaran.
Tyler dan Alexander menyebutkan bahwa jenis kurikulum ini digunakan
dengan school subject, dan sejak beberapa abad hingga saat ii pun masih banyak
didapatkan diberbagai lembaga pendidikan. Kurikulum ini terdiri dari mata pelajaran-
mata pelajaran, yang tujuan pembelajarannya adalah anak didik harus menguasi
bahan dari tiap-tiap mata pelajaran yang telah ditentukan secara logis, sistematis, dan
mendalam. (Soetopo & Soemanto, 1993 : 78)
6

2. Correlated Curriculum
Kurikulum ini adalah suatu bentuk kurikulum yang menunjukkan suatu
hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran lainnya, tetapi tetap
memperhatikan cirri atau karakteristik tiapa bidang studi tersebut, sehinnga ruang
lingkup bahan yang tercakup semakin luas.
7

Ada beberapa cara lain menghubungkan pelajaran dalam kegiatan kurikulum.
Korelasi tersebut dengan memperhatikan tipe korelasinya, yaitu :
a. Korelasi okkasional / incidental
Artinya secara kebetulan ada hubungan antara mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran yang lainnya.Misalnya : pada pelajaran bidang studi IPA
dapat dihubungkan juga dengan pelajaran Geografi dan Antropologi.
b. Korelasi Sistematis
Artinya korelasi atau hubungan yang telah direncanakan oleh guru secara
sistematis, dengan mengambil suatu pokok permasalahn yang diperbincangkan
dalam beberapa bidang studi.Misalnya masalah ibadah haji dalam pelajaran Fiqh
yang dihubungkan dengan pelajaran Sejarah Islam.
8


6
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek. (Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2010). hlm
141-142
7
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum.(Yogyakarta : TERAS, 2009). hlm 68
8
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum.(Yogyakarta : TERAS, 2009). hlm 69
8

3. Broad Fields Curriculum
Kurikuum Broad Fields kadang-kadang disebut kurikulum fusi.Kurikulum ini
menghilangkan atau menghapuskan batas-batas mata pelajaran dan menyatukan mata
pelajaran yang berhubungan erat.Phenik adalah orang pertama yang mencetuskan tipe
Broad Fields ini.Keinginan Phenik adalah agar pendidik mengerti jenis-jenis arti
perkembangan kebudayaan yang efektif; mengerti manfaat yang didapatkan dari
berbagai ragam disiplin ilmu; dan upaya mendidik anak agar menghasilkan suatu
masyarakat yang beradab.
9

Di dalam kurikulum sekolah dikenal dengan enam Broad Fields, yaitu :
a. Pendidikan Agama Islam (Al- Quran dan Al- Hadits, Akidah Akhlak, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Fiqh.
b. Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, Ekonomi)
c. Bahasa (Tata Bahasa, Mengarang, Menyimak, Kesusasteraan dan Pengetahuan
Bahasa)
d. Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika, Biologi, Kimia)
e. Matematika (Berhitumg, Aljabar, Geometri, Aritmatika)
f. Kesenian (SEni Tari, Seni Lukis, Seni Suara, Seni Pahat, dan Seni Drama)
10

Keunggulan kurikulum Broad Fields adalah adanya adanya kombinasi mata
pelajaran sehingga manfaatnya akan semakin dirasakan, dan memungkinkan adanya
mata pelajaran yang kaya akan pengertian dan mementingkan prinsip dasar serta
generalisasi.
Sedangkan kelemahannya adalah hanya memberikan pengetahuan secara
dangkaldan tidak mendalam, urutan penyusunan dan penyajian bahan tidak secara
logis dan sistematis.
4. Integrated Curriculum
Kurikulum ini menyajiakn bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan
tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajarandengan yang
lainnya.Dimana suatu unit mempunyai tujuan yang mengandung makna bagi siswa
yang dituangkan dalam bentuk masalah.Untuk memecahkan masalah, anak atau siswa

9
Abdullah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek.(Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2010). hlm
144
10
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum.(Yogyakarta : TERAS, 2009). hlm 69-70
9

diarahkan untuk melakukan kegiatan yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya.
Integrated Curriculum dapat dibedakan dalam beberapa bentuk antara lain :
a. The Child Centered Curriculum
Dalam perencanaan kurikulum ini, faktor kebutuhan anak menjadi
perhatian utama, sehingga pembelajaran yang dilakukan mempunyai arti penting
dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi anak didik.Kebutuhan-
kebutuhan tersebut misalnya kebutuhan yang berhungna dengan pribadi,
kebutuhan hubungan sosial dan kebutuhan ekonomi.
b. The Social Function Curriculum
Dalam pengembangan kurikkulum ini didasarkan pada lingkungan sosial
anak didik, sehingga pelajaran yang diperoleh memeiliki fungsi dan makna bagi
kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi masyarakat.
c. Activity / Experience Curriculum
Kurikulum ini didasarkan bahwa nak didik hanya dapat belajar dari
pengalaman yang diperoleh melalui kegiatan tau aktifitas riil. Belajar hanya
terjadi pada proses interaksi yang aktif. Berpikir hanya dapat dikembangakan
melalui problem solving. Masalah akan dimunculkan dan akan ditentukan oleh
anak didik sendiri, sehingga kurikulum ini tidak dapat direncanakan sebelumnya,
karena masalah akan muncuk dari buah pikiran dan aktifitas anak didik secara
spontan. Dari proses pemecahan masalah itulah anak didik akan memperoleh
pengetahuan berbagai disiplin ilmu, dalam bentuk terintegrasi.
d. Core Curriculum
Kurikuulum ini merujuk pada pengalaman belajar yang fundamental bagi
peserta didik.Pengalaman belajar itu berasal dari kebutuhan individual mauun
kelompok dan kebutuhan social sebagai warga masyarakat dan
Negara.Kurikuluum ini pada awalnya merupakan bahan atau mata pelajaran yang
harus diketahui oleh semua anak didik pada setiap tingkatan.
11




11
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum.(Yogyakarta : TERAS, 2009). hlm 73-74
10

E. Faktor Penyebab Perubahan Kurikulum
Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum itu antara lain adalah :
1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
Perubahan perhatian dan perluasan bentuk pembelajaran harus mendapat
perhatian.Perubahan praktek pendidikan di suatu Negara harus mendapan perhatian
serius, agar pendidikan di Negara kita tidak ketinggalan zaman.Tetapi tentu
perubahan kurikulum harus disesuaikan denga kondisi setempat, kurikulum Negara
lain tidak sepenuhnya diadopsi karena adanya perbedaan-perbedaan baik ideologi,
agama, ekonomi, sosial, maupun budaya.
2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi dengan cepat, karena
kalau tidak demikian maka output dari lembaga pendidikan akan menjadi makhluk
terasing yang akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu menciptakan
manusia-manusia yang siap pakai di segala bidang yang diminatinya, bahkan mampu
menciptakan dunia sendiri yang baru bukan hanya mampu mengikuti dunia itu.
3. Orientasi politik dan praktekkenegaraan.
Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting dalam perubahan
kurikulum.Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan termasuk kurikulum itu
tidak dapat terlepas dari perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah orientasi politik
Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang sejati, sehingga sistem
pendidikan akan berjalan dengan baik tanpa dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan
atau penguasa.
4. Pandangan intelektual yang berubah.
Selama ini pendidikan di Indonesia lebih diarahkan pada pencapaian materi
sebanyak-banyaknya daripada mencapai suatu kemampuan tau kompetensi tertentu.
Sehingga outputnya kurang berkualitas di bandingkan dengan Negara lain. Untuk
meningkatkan kualitas itulah maka pemerintah mengupayakan dilaksanakannya
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang dirintis seja tanggal 26 Juni 2002,
kemudian pada tahun 2006 diberlakukan kurikulum baru yaitu KTSP dan sekarang
mulai dirintis kurikulum terbaru yaitu Kurikulum 2013 dengan basis yang sanma
dengan perubahan dan penekanan pada aspek tertentu.
11

5. Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar.
Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses pembelajaran,
walaupun pemikiran itu kadang hanyalah perubahan pada titik tekannya saja.
Misalnya mengenai active learningatau (CBSA),contextual learning, quntum
teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan seorang individu siswa dan
mengaktifkan kelompok.
6. Perubahan dalam masyarakat.
Masyarakat adalah suatu komunitas yang dinamis dan akan selalu berubah,
baik perubahan kearah positif maupun negatif perubahan positif antara lainadalah
kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan pendidikan anak, terutama lagi kalangan
menengah ke atas, dengan menyediakan fasilitas yang memadai seperti alat
komunikasi, transportasi, komputer dan internet. Perubahan kearah negatif
sesungguhnya lebih banyak terjadi akibat efek tidak baik karena kemudahan-
kemudahan yang dialami oleh manusia modern, seperti mudahnya berkomunikasi
antar individu yang kemudian disalahgunakan untuk kejahatan.
7. Eksploitasi ilmu pengetahuan.
Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan, tentu ilmu
pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan manusia.Banyak sekali disiplin ilmu
pengetahuan baru yang pada dekade sebelumnya belum dikenal. Oleh karena itu
kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
agar anak memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.
Perbaikan kurikulum biasanya mengenai satu atau beberapa aspek dari
kurikulum.Sedangkan perubahan kurikulum mengenai perubahan-perubahan dasarnya,
baik mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu.sebelum
merubah kurikulum hendaknya diadakan penilaian tentang kirikulum yang sedang di
jalankan.
12






12
Muhammad Zaini. Pengembangan Kurikulum. (Yogyakarta : TERAS, 2009). hlm.167-170
12

F. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
leerplan.Dalam bahasa belanda berarti rencana pelajaran.Lebih popular daripada
curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari
orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan
pancasila.Rencana pelajaran1947 baru dilaksanakan di sekolah-sekolah pada 1950.
Bentuknya memuat dalam dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, ditambah garis-garis besar pengajaran. Yang diutamakan adalah
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan
pendidikan jasmani.
13

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Setelah Rencana Pelajaran 1947, pada tahun kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini, pemerintah Indonesia melalui
Kementrian Pendiidkan Pengajaran dan Kebudayaan menerbitkan buku Pedoman
Kurikulum SD yang lebih merinci setiap mata pelajaran kemudian diberi nama
Rencana Pelajaran Terurai 1952 yang berfungsi membimbing para guru dalam
kegiatan mengajar di Sekolah Dasar.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.Yang
paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran sehari-hari.Silabus mata pelajarannya jelas sekali.Seorang guru mengajar
saru mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964
Kurikulum ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah
bahw apemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan

13
Malikhatul Hidayah. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013. (Semarang:
Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, 2013). hlm. 5
13

pada program Pancawardhana.
14
Foku kurikulum 1964 ini pada pengembangan
Pancawardhana yaitu: daya cipta, rasa, karsa, arya, dna moral. Mata pelajaran
diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistic, keterampilan, dan jasmaniah.
4. Kurikulum 1968
Kelahiran kurikulum 1968 bersifat politis mengganti Rencana Pendidikan
1964 yang dicitrkan sebagai produk orde lama.Tujuannya pada pembentukan manusia
pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi
pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahun dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendiidkan dari Pancawardhana menjadi pembinaan
pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus.
15
Dari segi tujuan pendidikan,
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya unutk
membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempetinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
16

5. Kurikulum 1975/1976
Kurikulum 1975 utuk SD/SMP dan SMA sedangkan Kurikulum 1976 untuk
Sekolah Keguruan yaitu SPG dan Sekolah Menengah Kejuruan (STM,
SMEA).Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efisien dan
efektif.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach.Kurikulum ini juga sering
disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan.Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar.Dari mengamati sesuatu, mengelompokkkan mendiskusikan, hingga
melaporkan.Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active
Learning (SAL).
7. Kurikulum 1994

14
Sholeh Hidayat. Pengembangan Kurikulum Baru.(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013).hlm. 3
15
Sholeh Hidayat. Pengembangan Kurikulum Baru.(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013).hlm. 3
16
Malikhatul Hidayah. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013.(Semarang:
Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, 2013).hlm. 6
14

Kurikulum 1994 berisi tentang kewenangan pengembangan yang seluruhnya
berada di tangan pusat dan daerah sehingga sekolah tidak begitu terlibat, kemudian
tidak terjadi penataan materi, jam pelajaran serta struktur program siswa hanya
dianggap sebagai siswahanya dianggap sebagai sisiwa yang harus menerima semua
materi dan tanpa mempraktikkannya.
8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan
(kompetensi) tugas-tugas dengan standar perforasi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman,
kemampuan, nilai, sikap, dan minat, peserta didik., agar dapat melakukan sesuatu
dalam bentuk kemahiran, ketetapan dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab.
17

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan.KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan dan silabus.Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan
indicator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
18

10. Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara terpadu.
19

Hal-hal yang baru sebagai perubahan kurikulum yang menjadi ciri Kurikulum 2013
adalah menyangkut empat standar pendidikan, yakni Standar Kompetensi Lulusan

17
Malikhatul Hidayah. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013.(Semarang:
Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, 2013).hlm. 13
18
Malikhatul Hidayah. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013.(Semarang:
Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, 2013). hlm. 34
19
Malikhatul Hidayah. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013.(Semarang:
Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo, 2013). hlm. 50
15

(SKL), Standar Proses, Standar Isi, dan Standar Penilaian. Keempat standar ini
dirumuskan dalam tujuh elemen sebagai berikut :
a. Kompetensi Lulusan
b. Kedudukan Mata Pelajaran
c. Pendekatan
d. Struktur Kurikulum ( mata pelajaran dan alokasi waktu)
e. Proses Pembelajaran
f. Penilaian
g. Ekstrakulikuler
20


IV. KESIMPULAN
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara
sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
B. Landasan-landasan Kurikulum
1. LandasanFilosofis
2. LandasanPsikologis
3. Landasan Teknologis
4. LandasanSosiologis
C. Konsep-konsep dalam Kurikulum
1. Kurikulum sebagai pengembangan proses kognitif
2. Kurikulum sebagai teknologi
3. Kurikulum sebagai humanistik atau aktualisasi anak
4. Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial
5. Kurikulum sebagai rasionalisasi akademik
D. Macam-macam Kurikulum
1. Sparated Subject Curriculum

20
Sholeh Hidayat.Pengembangan Kurikulum Baru.(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2013).hlm. 126-127
16

2. Correlated Curriculum
3. Broad Fields Curriculum
4. Integrated Curriculum
E. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Kurikulum
Faktor-faktor penyebab perubahan kurikulum itu antara lain adalah :
1. Adanya perkembangan dan perubahan bangsa yang satu dengan yang lain.
2. Berkembangnya industri dan produksi atau teknologi.
3. Orientasi politik dan praktekkenegaraan.
4. Pandangan intelektual yang berubah.
5. Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar.
6. Perubahan dalam masyarakat.
F. Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
3. Kurikulum 1964
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975/1976
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
10. Kurikulum 2013

V. PENUTUP
Demikian makalah yang kami sampaikan.Dengan harapan semoga dapat bermanfaat
bagi semua pihak.Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini.Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan demi kemaslahatan kita semua, dan
semoga kita bisa mengambil hikmahnya.



17

DAFTAR PUSTAKA

Dakir, H, 2010, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cita.
Hidayah, Malikhatul, 2013. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Menuju Kurikulum 2013,
Semarang: Jurusan Tadris Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo,
2013.
Hidayat, Sholeh, 2013, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya .
Idi, Abdullah, 2010, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktek, Jogjakarta : AR-RUZZ
MEDIA.
Sudjai, Achmad, 2013. Pengembangan Kurikulum,Semarang : AKFI media.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran,2002, Kurikulum dan
Pembelajaran.Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan UPI.
Zaini, Muhammad, 2009,Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta : TERAS.

Anda mungkin juga menyukai