Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib harus
ditemuh oleh Mahasiswa Program S-1 Jurusan Taknik Mesin Universitas
Islam Majapahit (UNIM). Selain untuk memenuhi kewajiban akademik,
diharapkan kegiatan tersebut dapat menambah pengetahuan tentang dunia
industri, sehingga mahasiswa mempunyai pandangan tentang arah dan tujuan
perkembangan teknologi dan mampu kreativitas sehingga dapat memahami
permasalahan yang terjadi di dunia industri dan mampu menumbuhkan ide-
ide baru yang nantinya berguna bagi kemajuan perkembangan di Indonesia
yang akan menunjang perkembangan dunia industri.
Mahasiswa sebagai insan akademis yang mempelajari ilmu-ilmu dasar
dan perekayasaan sebatas pada teori saja sangat kurang memahami dan
mengetahui secara mendalam aktualitas dilapangan. Sedangkan dalam dunia
kerja memerlukan pengalaman dan pengetahuan yang menyeluruh dan
kompleks.


Oleh karena itu mahasiswa di dalam Praktek Kerja Lapangan
diharapkan dapat menyerap dan menerapkan ilmu-ilmu sesuai dengan landasa
teori sehingga terbentuk ketertiban langsung antara mahasiswa dengan sistem
industri secara langsung.
1.2. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1.2.1. Maksud Kerja Praktek




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem kerja ketel uap
2.2. Ketel Uap (Boiler)
Ketel uap adalah suatu pesawat yang menghasilkan uap (steam) dari
hasil pemanasan air. Boiler stasion (stasion pembangkit uap) sangant penting
untuk isdustri gula karena uap merupakan sumber tenaga utama pada industry
gula untuk menggerakkan peralatan berupa Turbin uap, Mesin uap, Turbin
generator sebagai pembangkit tenaga listrik dan juga sebagai sumber panas
bagi proses pemanasan pada penguapan dan masakan. Penggadaan uap pada
stasion pembangkit uap harus memperhatikan mutu dan kapasitas sehingga
mampu mencukupi seluruh kebutuhan dengan tetap memperhatikan factor
effisiensi. Jadi fungsi utama dari ketel uap pada pabrik gula untuk
memproduksi uap pada kondisi tekanan dan suhu yang diinginkan.
2.2. Jenis-Jenis Ketel Uap yang dipakai di Pabrik Gula adalah :
1. Ketel Uap pipa api
2. Ketel Uap Pipa Air
3. Ketel Uap Kombinasi
2.2.1. Ketel Uap Pipa Api
Ketel Uap Pipa Api disebut juga ketel uap tangki adalah ketel
yang proses pembakarannya atau gas panasnya berada di dalam pipa,
sedangkan airnya berada di luar pipa, ketel uap jenis ini diklasifikasikan
sebagai ketel uap dengan dapur luar (External Furnace). Dapur ketel
dilengkapi dengan alat pembakar ampas model kisi-kisi tangga atau
step grate yang dipasang miring dengan sudut 52
o
. Berhadapan dengan
kisi-kisi dipasang jembatan api yang membelokkan aliran gas asap ke
atas, sehingga pembakaran betul-betul sempurna.
Untuk pembakaran diperlukan udara, ketel uap pipa api
biasanya menggunakan tarikan alam dari cerobong ketel, besarnya
tarikan uadara tergantung ketinggian cerobong. Besarnya tarikan udara
dapat diatur dengan dumper pada sisi belakang ketel. Agar ketel bisa
berperasi dengan normal maka harus dijaga dari adanya infiltrasi (udara
palsu) yang masuk, kecuali lewat kisi-kisi dapur, jenis ketel ini juga
sering disebut ketel tekanan rendah.
2.2.2. Ketel Uap pipa Air
Ketel uap pipa air adalah suatu ketel uap yang proses
pembakarannya atau gas panasnya berada diluar pipa, jadi fluida/airnya
berada di dalam pip. Ketel uap pipa air tersusun dari pipa-pipa dalam
jumlah yang besar, ketel uap pipa air dengan isi air yang kecil dapat
lebih cepat memproduksi uap disbanding ketel uap pipa api. Ketel uap
pipa air selalu dirancang untuk tekanan, suhu uap yang tinggi. Ketel
jenis ini juga sering disebut ketel tekanan menengah dan tekanan tinggi.
2.2.3. Ketel Uap Pipa Kombinasi
Ketel uap pipa kombinasi adalah gabungan dari ketel uap pipa
air dan ketel uap pipa api dalam hal ini PG. Kremboong memakai jenis
ketel pipa api dan ketel kombinasi.
2.3. Distribusi Uap
Ada dua jenis uap yang digunakan dalam operasional pabrik gula, yaitu uap
baru dan uap bekas. Uap yang dihasilkan dalam oleh ketel uap dinamakan uap
baru, sedangkan uap yang keluar setalah digunakan untuk menggerakkan
suatu mesin misalnya turbin dinamakan uap bekas.
Uap yang keluar dari mesin penggerak (uap bekas) kemudian digunakan
untuk kebutuhan proses di stasiun masakn, pemanas nira pada Badan
Penguapan, juga kadang-kadang digunakan sebagai pemanas pada juice
heater.
2.3.1. Uap baru yang bertekanan 5 8 kg/cm2 digunakan
1


BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Analisa Situasi
Pabrik Gula Kremboong Sidoarjo adalah perusahaa yang bergerak
di bidang produksi gula, proses produksinya tentu harus sesuai dengan
peraturan pemerintahan yang bekerja sama dengan berbagai departemen
untuk membuat gula yang bermutu dan berkualitas. Gula merupakan suatu
asupan gizi untuk di konsumsi manusia.
Pada proses produksi gula di perusahaan ini adalah proses yang sangat
memperhatikan kualitas dan kuantitas serta bentuk gula yang putih dan
bersih. Pabrik Gula Kremboong sangat penting peranannya bagi masyarakat.
Di karenakan produksi gula merupakan produk yang langsung jadi meskipun
produk itu cacat atau gagal proses, masih bisa diproses ulang lagi guna untuk
mendapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria yang di inginkan oleh
perusahaan dan konsumen.
3.2. Sejarah Singkat Perusahaan
Pabrik Gula kremboong yang berlokasi di desa kremboong sidoarjo
didirikan pada tahun 1847 sebagai suatu perusahaan swasta belanda. Sejak
didirikan pernah diadakan perbaikan dan penggantian peralatan, walaupun
demikian pada saat ini masih terdapat alat-alat atau mesin-mesin yang dibuat
pada tahun 1908. Selama usah atau operasinya, maka Nampak hasilnya cukup
memuaskan sampai jaman pendudukan jepang pada tahun 1942-1945.
Pada jaman pendudukan jepang, PG. Kremboong juga digunakan
untuk membuat peralatan perang. Tahun 1945 jepang menyerah secara total
kepada pemerintah sekutu, bangsa Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 maka PG. Kremboong pun
dikuasai oleh pemerintah Belanda.
Pada tahun 1950 PG. Kremboong dibangun kembali dan beroperasi
dalam rangka perebutan irian barat (sekarang papua) pada tahun 1957, maka
semua perusahaan milik belanda diambil kembali. Adapun kepengurusannya
diserahkan kepada pemerintah pertanian dan agrari dan selanjutnya
dibentuklah Perusahaan Perkebunan Negara Baru atau disingkat PPN Baru,
disamping Perusahaan Perkebunan Lama.
Pada tahun 1968 PPN Baru menjadi Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP) dengan tekanan pada perusahaan Negara, sedangkan pada tahun 1973
diadakan perubahan lagi menjadi Perseroan Terbatas Perkebunan (PTP).
Dengan dibentuknya PTP ini maka dari dua Perusahaan Negara Perkebunan
(PNP XXI dan PNP XXII) dilebur atau dijadikan satu menjadi PTP XXI-
XXII.
Didalam PTP XXI-XXII ini terdiri dari 12 Pabrik Gula yang terletak
di daerah Jawa dan 2 Pabrik Gula di Sumatra, diantaranya yaitu :
1. Pabrik Gula Kremboong di Sidoarjo
2. Pabrik Gula Watu Tulis Krian di Sidoarjo
3. Pabrik Gula Tulangan di Sidoarjo
4. Pabrik Gula Krian di Sidoarjo
5. Pabrik Gula Gempolkerep di Mojokerto
6. Pabrik Gula Jombang Baru di Jombang
7. Pabrik Gula Tjukir di Jombang
8. Pabrik Gula Pesanteren di Kediri
9. Pabrik Gula Mrican di Kediri
10. Pabrik Gula Ngadirejo di Kediri
11. Pabrik Gula Mojo Panggoong di Tulungagung
12. Pabrik Gula Lestari di Nganjuk
Sedangkan di Sumatra, yaitu :
1. Pabrik Gula Bunga Mayang di Lampung
2. Pabrik Gula Cinta Manis di Palembang
Namun sekarang PTP XXI-XXII diubah menjadi PTP Nusantara X,
sehingga menjadi 11 Pabrik agula, karena dua pabrik gula yang ada di
Sumatra ikut PTP Nusantara VII. PTP Nusantar X 9Persero) terdiri dari :
Ex PTP XXI-XXII Unit Gula, beserta dua Rumah Sakit
Ex PTP XXVII Unit Tembakau, beserta satu Rumah Sakit
3.2.1 Fasilitas
PTP Nusantara X telah menyediakan beberapa sarana kesehatan demi
menunjang karyawan dengan memiliki3 Rumah Sakit, yaitu :
1. Rumah Sakit Gathoel di Mojokerto
2. Rumah Sakit Toeloeng Rejo di Kediri
3. Rumah Sakit Perkebunan di Jember
Sedangkan didalam lingkungan PG. Kremboong sendiri untuk
memenuhi kebutuhan karyawan dan masyarakat, pabrik memberikan sendiri
untuk memenuhi fasilitas yang berupa :
Sarana Ibadah
Perumahan Dinas
Poliklinik
Sarana Olahraga dan Kesenian
Koprasi
3.3. Struktur Oraganisasi dan Manajemen Perusahaan
Untuk menunjang proses berlangsungnya suatu perusahaan agar
terciptanya suasana kerja tertib, lancer dan terkendali maka diperlukan
struktur organisasi yang baik. Dimana struktur tersebut dapat mengatur
kedalam maupun keluar sehingga menimbulkan suasana kerja yang harmonis
antar karyawan.
Adapun Manager di PG. Kremboong adalah sebagai berikut :
a. General Manager
b. Manager Tanaman
c. Manager Pengolahan
d. Manager Instalasi
e. Manager Administrasi Keuangan dan Umum
Untuk lebih jelasnya pembagian fungsi dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian yang ada di PG. Kremboong dijelaskan sebagai
berikut :
a. General Manager
Di dalam PG. Kremboong, General Manager mempunyai
tanggung jawab kepada direksi tentang kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan sehari-hari oleh seluruh Manager. Sedang tugas pokoknya
adalah sebagai berikut :
- Menentukan kebijaksanaan perusahaan atau pabrik pada
umumnya baik diluar maupun di dalam sesuai dengan yang
digariskan oleh direksi.
- Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan kerja tiap-tiap kepala
bagian.
- Memberikan persetujuan pada pengangkatan dan pemberhentian
karyawan.
- Meminta pertanggung jawaban kepada kepala bagian mengenai
aktivitas yang dilakukan.
b. Manager Tanaman
Manager tananman membawahi sinder kebun kepala wilayah,
sinder kebun kepala tebang angkut tebu dan sinder kebun litbang.
Weweng dan tanggung jawab kepala bagian tanaman sebagai berikut :
- Membantu dan bertanggung jawab kepada General Manager atau
kelancaran tugas bagian tanaman.
- Meningkatkan mutu pekerjaan di bagian tanaman maka dalam
menjalankan tugasnya di bantu oleh sinder kebun.
- Formasi pembantu SKW harus sesuai dengan luas kondisi
wilayah SKW yang bersangkutan.
- Formasi pembantu sinder disesuaikan sedemikian rupa sehingga
sesuai dengan SKW.
c. Manager Pengolahan
Tugas dan tanggung jawab Manager Pengolahan adalah sebagai berikut :
- Bertanggung jawab kepada Gneral Manager berkenan dengan
proses pengolhan tebu menjadi gula.
- Bertanggung jawab pada proses pembuatan gula mulai dari
kuantitas tebu yang digiling, proses penggilingan sampai menjadi
produk gula dengan kuantitas dan kualitas yang ditetapkan.
- Bertanggung jawab atas ketepatan perhitungan bagi hasil antara
pemilik tebu dengan pihak pabrik gula.
d. Manager Instalasi
Kepala instalasi ini membawahi ahli mesin di pabrik kendaraan
pembangkit Uap dan Listrik. Wewenang dan tanggung jawab Manager
Istalasi :
- Membantu bertanggung jawab kepada General Manager atas
kelancaran tugas/pekerjaan teknik.
- Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan dalam bidang teknik
produksi.
- Mengkoordinir rencana kerja dan rencana anggaran belanja di
bidang teknik.
e. Manager Administrasi Keuangan dan Umum
Kepala A.K & U membawahi responsibility center perencanaan,
responsibility center pembukuan, responsibility secretariat dan Pembina
tenaga kerja. Wewenang dan tanggung jawab Manager A.K & U adalah :
- Membantu administrasi mengenai kegiatan keuangan pabrik gula.
- Bertanggung jawab kepada General Manager mengenai tugas-
tugas di bidang administrasi keuangan.
- Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di bidang tata usaha &
keuangan, yaitu :
1. Perencanaan dan pengawasan keuangan
2. Pembukuan
3. Pembinaan tenaga kerja
4. Sekertariat dan umum
- Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Kepala A.k & U :
1. Mempersiapkan data untuk menyusun RKAP bagian
tanaman, bagian pengolahan dan bagian A.K & U
2. Dari data tersebut, masing-masing bagian dengan petunjuk
direksi menyusun RKAP perusahaan baik untuk tahun
tebang atau tahun tahwin
3. Membukukan permintaan modal kerja bulanan yang
meliputi kas dan non kas dengan pedoman RKAP
- Pembinaan tenaga kerja mempunyai tugas sebagi berikut :
1. Menyelenggarakan administrasi kepegawaian
2. Melaksanakan administrasi pembayaran gaji pegawai
3. Mengurus pengiinan kerja lembur
4. Mwnghitung pajak pendapatan sehubungan dengan
pembayaran gaji dan upah serta penyelesaian lebih lanjut
pada kas Negara
5. Membantu kesehatan dan perawatan kesehatan
3.3.1. Tenaga Kerja
Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja/karyawan Pabrik
Gula Kremboong menerapkan prosedur peneriamaan tenaga kerja baru.
Dimana dalam proses penerimaan tenaga kerja/keryawan baru Pabrik
Gula Kremboong tergantung pada proses produksi yang dijalan kan.
Kebutuhan tenaga kerja harus disesuaikan dengan jumlah proses
produksi yang diterima.
Pada setiap proses produksi gula, pengerjaan akan dilkukan
analisa kebutuhan tenaga kerja pada masing-masing bagian tenaga
kerja. Jika ada kekurangan atau kelebihan tenaga kerja maka akan
diadakan rotasi tenaga kerja hal ini di lakukan dengan
mempertimbangkan keterampilan dan pengetahuan pekerja. Sangatlah
diharapkan bahwa seseorang pekerja atau karyawan memiliki banyak
kemampuan (multiskill).
3.4. Lokasi Perusahaan (Lay Out)
Pabrik Gula Kremboong berlokasi di desa Kremboong, Kecamatan
Kremboong, Kabupaten Sidoarjo. Pemilihan lokasi Pabrik Gula Kremboong
dipengaruhi oleh beberapa factor :
1. Letak pabrik deket dengan sumber bahan baku, karena didaerah
kremboong dan sekitarnya banyak ditanami bahan baku tebu.
2. Iklim dan tanahnya sesuai dengan tanaman tebu.
3. Factor tenaga kerja cukup didapat dari sekitar pabrik.
4. Kebutuhan air dapat dipenuhi dengan air sumur atau air sungai yang
bisa diperoleh dengan mudah.
23
Emplasement
Dalam
J
a
la
n
P
G
N
S
E W
SPRAY
POND
Emplasement Luar
Gudang Gula
Gudang Gula
Gudang Gula
Gudang Magazen
Dok Loko
T
im
b
a
n
g
a
n
L
o
r
i
IPLC
Kantor
Pengolahan
Besali
Kantor
Instalasi
M
a
s
jid
Tangki Tetes
Lapangan
Tenis S
a
s
a
n
a
S
u
k
a
G
a
r
a
s
i
Rumah
ADM
K
o
la
m
R
e
n
a
n
g
L
a
p
a
n
g
a
n

V
o
lly
S
t. K
e
te
l
St. Gilingan
S
t. B
o
ilin
g
H
o
u
s
e
S
t. P
u
te
r
a
n
Kantor
AK & U
Kantor
Tanaman
T
im
b
.T
ru
k
Gudang
Ampas
Rumah
Kabag
Instalasi
Rumah
Kabag
Pengolahan
Rumah
Kabag
Tanaman
POS
POS
MESS 1
M
E
S
S
2
Rumah Penduduk
POS
POS
Sungai Krembung
S
ungai K
anal
Kantor
Garasi
KopKar
Poliklinik
R
u
m
-
d
in
Rum-din
Rum-din
Rum-din
Rum-din
Rum-din
Power
House
1 2
3
4
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
27
28
2
9
3
0
31
32
33 34
35
36
37
38
39
40
42
TK
Crane
Ketetangan :
: Air Kali
: Air Polutan
: Air non Polutan
T
e
m
p
a
t
B
e
rm
a
in
L
im
b
a
h
B
3
P
e
n
a
m
p
u
n
g
a
n
A
b
u
K
e
te
l
Bengkel
41
1
2
3
4
5
6
7
8
9
12
13
14
15
19 18 17 16
10
11
5
25
26
Bak air
Panel
Abu
Ketel
Chim
ney
25
40
Baggase
House
baru
Ketel
baru
Tangki air
kondensat Chim
ney
35
Dok Lori
Dok
Traktor
Lokasi Gd
Kapur & Belerang
Gd. Distribusi
Gula

Gambar 3.1 : LAY OUT PG. KREMBOONG






BAB IV
PROSES PRODUKSI / MANAGEMEN
4.1. PROSES PEMBUATAN GULA
Proses pembuatan gula di Pabrik Gula Kremboong menggunakn
proses sulfitasi. Rangkaian prosesnya meliputi enam bagian, yaitu :
1. Stasiun Persiapan dan Penyediaan Tebu
2. Stasiun Gilingan
3. Stasiun Pemurnian
4. Stasiun Penguapan
5. Stasiun Masakan
6. Stasiun Pemutaran dan Finishing
Adapun tiga bagian penunjang, yaitu :
1. Bagian Laboratorium
2. Bagian Utilitas
3. Bagian Pengolahan limbah
4.1.1. Stasiun Persiapan dan Penyediaan Tebu
Tebu yang digunakan dalam proses pembuatan gula di PG
Kremboong adalah tebu milik rakyat yang mempunyai standart MBS
(Manis, Bersih, dan Segar). Tebu-tebu yang akan masuk ke stasiun
gilingan terlebih dahulu ditempatkan pada emplasment (tempat
penampung tebu).
Tebu diangkut menggunakan lori. Ada dua jenis penggerak lori,
yaitu loko dan traktor besar. Untuk satu kali jalan, loko dapat menarik
rangkaian lori sebanyak 10 15, sedangkan rangkaian lori yang dapat
ditarik traktor besar sebanyak 10 25. Sebelum digiling tebu dari
emplasment dilkukan penimbangan dengan dua cara, yaitu :
a. Penimbangan untuk truk
b. Penimbangan untuk lori
Proses penimbangan tebu yang diangkut lori terdiri dari tiga
bagian, yaitu :
1. Penimbangan lori dalam keadaan kosong (Tarra)
Penimbangan ini dilakukan sebelum periode giling,
dimana pada masa ini belum diketahui berapa berat lori kosong,
sehingga perlu dilakukan penimbangan selam beberapa kali ( 2
minggu). Setelah kurun waktu tersebut, maka berat lori telah
diketahui dengan pasti (dengan mengambil nilai rata-rata berat
lori dari penimbangan selam 2 minggu tersebut, kemudian
dicatat setiap kode lori beserta berat tarra-nya.
2. Penimbangan lori beserta isi tebu (Berat Kotor)
3. Perhitungan Berat Bersih (Netto)
Perhitungan ini dilakukan dengan cara mengurangkan
nilai berat kotor dengan hasil tarra yang sudah diketahui sesuai
dengan kode lori pengankutnya.
(Netto = Berat Kotor Tarra).
Adapun untuk proses penimbangan tarra untuk truk dilkaukan
setelah tebu diangkut ke meja tebu.

Gambar 4.1 : Penimbangan tebu sebelum dilakukan proses
penggilingan

Gambar 4.2 : Setelah proses penimbangan tebu di taruh di meja tebu
Untuk dilakukan proses penggilingan.

Gambar 4.3 : Tabel Parameter Angka Produksi PG. Kremboong Tahun
2013.
4.1.2. Stasiun Gilingan

Gambar 4.5 : alur proses gilingan
Setelah tahap penimbangan, dilakukan tahap penyiapan
penggiliang, yaitu pemindahan dari lori atau truk ke meja tebu dengan
menggunakn katrol (cane unloding). Dari tebu tersebut dibawa ke arah
cane rake yang berupa batang baja bergigi yang berfungsi untuk
meratakn jumlah tebu yang masuk ke auxiliary carrier. Kemudian tebu
diratakan oleh leveler dan diteruskan pada cane cutter. Cane cutter ini
bertujuan untuk mencacah tebu hingga panjangnya tinggal 2,5 cm dan
dilanjutkan ke unigrator (Penumbuk) yaitu tangkai baja yang terdiri atas
44 hammergrator dan 11 piringan yang digerakkan dengan
menggunakan elektromotor, dengan kecepatan unigrator berkisar 600
1000 rpm. Unigrator digunakan untuk memperluas ukuran tebu sebelum
masuk roll gilingan. Hal ini dimaksudkan agar pemerahan nira dapat
berjalan sempurna. Jika sel-sel tebu tidak pecah, nira akan sulit keluar
walaupun sudah dilarutkan air kerena sifat sel tebu yang semipermeabel
menyulitkan sukrosa untuk keluar.

Gambar 4.4 : Unigrator
Gilingan yang beroperasi ada empat unit, dimana tiap unit
terdiri dari 3 roll gilingan yang masing-masing digerakkan oleh elektro
motor.
Dalam 1 unit gilingan terdiri dari 3 rol gilingan :


Tebu


Keterangan :
- Rol A (rol atas / Top roll)
Berfungsi untuk memetah tebu yang masuk dengan menggunakan
alas rol muka dan belakang.
- Rol M (rol muka / Voor roll)
M
A
B
Berfungsi sebagai alat penekan ampas dari rol bagian belakang
dengan rol bagian atas.
- Rol B (rol belakang / Achter roll)
Berfungsi sebagai alat penekan ampas dari bagian belakang dengan
rol bagian atas.

Gambar 4.5 : roll gilingan

Gambar 4.6 : elektro motor penggerak roda gila
dan roll gilingan

Untuk mencapai hasil yang baik, maka yang perlu diperhatikan adalah :
1. Tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik berfungsi untuk membantu kerja dari rol gilingan
sehingga kerja gilingan menjadi konstan.
2. Kecepatan gilingan
Kecepatan gilingan tergantung pada beban ampas yang masuk. Jika
ketebalan ampas dijaga, proses gilingan akan maksimal.
3. Ukuran ampas
Ukuran ampas yang dihasilkan dari unigrator, diharapkan
berukuran kecil dan homogeny, hal ini akan bermanfaat pada
proses giling, dimana hasil nira pemerahan akan semakin banyak
jika ukuran ampas kecil (hal ini akanmempermudah nira untuk
keluar dari ampas), sebaiknya jika ukuran besar dan tidak
homogeny, maka kerja gilingan akan kurang optimal.
4. Sanitasi steam dan chemicalia.
4.1.3 Stasiun Pemurnian

Gambar 4.6 : alur stasiun pemurnian
Pemurnian dilakukan untuk memisahkan nira jernih dari bahn
bukan gula. Proses ini melalui pengendapan bahan-bahan non gula,
setelah dilakukan pemberian kapur dan

juga dengan menggunakan


flokulan. Proses pemurnian nira yang dilakukan di PG. Kremboong
adalah proses sulfitasi-netral.
4.1.3.1. Timbangan Nira Mentah
Nira yang berasal dari tangki tarik nira mentah masuk
ke timbangan nira mentah atau disebut timbangan bolougne.
Hasil penimbangan ini ditampung pada peti nira mentah
tertimbang. Tujuan dari penimbangan ini yaitu untuk
mengetahui jumlah nira mentah yang dihasilkan pada stasiun
gilingan tiap jam. Sehingga dapt dipergunakan untuk
mengetahui neraca massa dan effisiensi proses dalam pabrik.
4.1.3.2. Cara Kerja :
Dengan menggunakan gaya moment, pada saat bak
penimbangan dalam keadaan kosong, pada klep atas dalam
keadaan membuka sehingga nira yang berasal dari bak
persediaan akan mengalir ke bak penimbang hingga beratnya
seimbang dengan berat bandul, kemudian klep bagian atas
akan tertutup dan klep pengeluaran (klep bagian bawah) akan
membuka. Jika bak penimbang telah kosong, maka klep bagian
atas akan tertarik ke atas dan bak timbangan akan naik sedikit
demi sedikit seiring dengan berkurangnya nira pada bak
timbangan dikarenakan adanya gaya berat dari bandul
pemberat. Hal ini berlangsung secara terus-menerus secara
otomatis.


4.1.4. Stasiun Penguapan

Gambar 4.7 : stasiun penguapan
Tujuannya untuk menurunkan kandungan air pada nira encer
dengan menggunkan tube evaporator dengan menguapkan larutan gula
dan menggunakan tekanan rendah (vacuum). Nira encer mula-mula
mempunyai konsentrasi 12,5-13,5% brix diuapkan hingga 65% brix.
4.1.4.1. Proses Penguapan
Nira encer dari stasiun pemurnian dipanaskan pada
heater III (PP 3) dengan suhu

untuk
mendekatkan suhu didih nira jernih sebelum masuk ke stasiun
penguapan. Uap sisa dari piston yang dipakai pada stasiun
gilingan, dimasukkan pada evaporator I dengan tekanan uap

, digunakan untuk menguapkan nira encer yang


masuk dengan konsentrasi kurang lebih 13% brix. Pada
evaporator I dan diuapkan pada suhu

, tekanan ruang
nira dalam evaporator I 0,25

. Nira yang dihasilkan


sekitar kurang lebih 16% brix. Sebagian uap nira dari
evaporator I digunakan atau disadap pada stasiun masakan dan
heater.
Nira dari evaporator I dimasukkan ke evaporator II dan
diteruskan sampai evaporator IV diman susunan evaporator
seri menggunakn forward feed quadruple effect. Nira keluar
dari evaporator I masuk ke dalam evaporator II (T=100
0
C, P
uap

= 0,5 cmHg), P
ruang nira
rata-rata 0,3 kg/cm
2
. Selanjutnya nira
diupakan pada evaporator III (T=80
0
C, P = -27 cmHg) dan
diuapkan lagi pada evaporator IV (T=60
0
C, P = -57 cmHg),
dan nira yang keluar kurang lebih 65% brix atau kurang lebih
30
0
Be yang kemudian ditampung.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengoperasian
evaporator :
1. Temperature dari feed masuk harus pada titik didihnya
sehingga panas masuk digunakan secara langsung pada
proses penguapan.
2. Tekanan pada evaporator, tekanan ini digunakan intuk
menurunkan suhu didih dari nira yang diuapkan.
Tekanan ini harus diusahakan konstan, sehingga proses
penguapan berjalan lancer dengan optimal. Apabila
tekanan steam tidak konstan, akan berpengaruh terhadap
hasil serta waktu proses yang semakin lama.
3. Tekan steam masuk evaporator, makin tinggi tekanan
steam pemanas semakin besar pula entalpi dari steam
dan berarti makin kecil luas permukaan perpindahn
panas, akan tetapi harus diperhatikan biaya pembangkit
steam bertekanan tinggi yang cukup mahal.
4. Deposit pada pipa-pipa evaporator yang dapat
mengurangi kerja dari evaporator sehingga perlu
dibersihkan secara berkala.


4.1.5. Stasiun Masakan

Gambar 4.7 : stasiun masakan
Nira yang dihasilkan harus dimasak terlebih dahulu untuk
mendapatkan gula dalam bentuk Kristal. Secara teknis untuk
mendapatkan Kristal gula sebanyak-banyaknya dilakukan beberapa
tingkat operasi kristaliasai yaitu system masakan ACD, yaitu gula
produksi dari masakan A, gyla dari masakan C sebagai bibitan masakan
A, sedangkan gula masakan D sebagai bibitan masakan C. proses
pemasakan ini dilakukan pada kondisi tekanan rendah yaitu tekanan
vakum 60 68 cmHg.
Dengan sistem bertingkat dan kondisi vakum diharapkan :
a. Proses kristalisasi optimal
b. Kristal kasar ukuran SHS rata-rata 0,9 1,1 mm
c. Tingkat masak pendek
d. HK masakan turun
e. Kualitas masakan prima
4.1.5.1. Proses Memasak
1. Masakan D
Sistem masakan D2 yakni bahan baku stroop A90 Hl
dituakan dengan menambahkan bibit fondant (bibit gula
mikroskopis) sebanyak 120 cc, kemudian kalau sudah tua
diberi stroop A lagi sampai 120 Hl hingga mencapai ukuran
standar Kristal 0,1 mm. maka masakan D2 siap dioper ke
masakan D menjadi dua bagian masing-masing 60 Hl.
Selanjutnya ditambahkan lagi klare C atau klare D
secara bertahap pada masing-masing maskan D hingga
akhirnya valume mencapai kurang lebih 120 Hl dan Kristal
yang terbentuk berukuran 0,8 mm selanjutnya dituakan sampai
% brix yang telah ditentukan, kemudian masakan diturunkan
ke palung D untuk dilakukan pendinginan dan dialirkan ke
stasiun putaran D. Dari stasiun puteran D dihasilkan gula D1
dan tetes akhir.
2. Masakan A
Proses masakan A dilakukan pada pan masakan A,
dilakukan pada kondisi vakum 60-65 cmHg. Menarik nira
kental dan klare SHS sebanyak 100 Hl. Kemudian dipanasi
dengan steam kurang lebih 120
0
C sampai daerah jenuh dan
ditambahkan gula C sebanyak 50 Hl, kemudian dipanasi lagi
hingga volumenya 120 Hl, setelah itu diamati adanya pasir
palsu, kalau terjadi pasir palsu maka dilakukan pencucian agar
kristalnya rata. Kemudian ditarikkan bahan baku nira secara
bertahap mencapai volume 200-240 Hl. Pemanasan pan
diteruskan sampai bibitan A terbentuk. Bibitan A dipecah
menjadi dua dan ditambahkan nira sampai volumenya 200-240
Hl, setelah ukuran rata-rata kristal 0,9-1,1 mm diturunkan ke
palung A, dan diteruskan ke stasiun puteran A menghasilkan
kristal gula A dan stroop A.
3. Maskan C
Bahan baku gula D2 yang berasal dari puteran D,
sebanyak 50 Hl ditambah stroop A sebanyak 130-140 Hl
ditarik ke pan masakan C. Kemudian dipanaskan
menggunakan steam sampai masakan menjadi tua. Setelah
masakan tua siap diturunkan ke palung C dan dilanjutkan ke
stasiun puteran C, menghasilkan bibitan C.
4.1.6. Stasiun Pemutaran dan Finishing
Tujuan untuk memisahkan Kristal gula dari stroop yang
mengelilinginya dengan cara memutar larutan gula dengan gaya
sentrifuge. Setelah mengalami proses pendinginan dalam palung,
larutan gula dialirkan menuju stasiun puteran Di PG. Kremboong
terdapat dua jenis puteran gula, yaitu :
1. Putaran discontinue (batch centrifuge)
Digunakan untuk pemutaran gula A
2. Putaran continue (continue centrifuge)
Digunakan untuk pemutaran gula C dan gula D.
4.1.6.1 Proses Pemutaran.
Masakan dari palung dipompa menuju :
Putaran discontinue untuk gula A.
- Mesin putaran discountinue
Sebelum pemutaran dimulai, alat ini secara manual
dibersihkan dengan penyiraman air panas kurang lebih
90
0
C selama 12 14 detik. Larutan gula masuk ke dalam
alat pemutar dan kemudian dilakukan 2 kali pemutaran.
Putaran pertama akan menghasilkan gula A dan stroop
A, kemudian pada putarn kedua akan meghasilkan gula
SHS. Hula yang diperoleh adalah gula SHS yang turun
ke talang goyang, Lama penyimpanan 12 14 detik.
Stroop A dipompa menuju tangki penumpang stroop A.
Putaran continue untuk gula D.
- Putaran continue untuk gula C
Proses pemutaran hasil masakan C menggunakan putaran
continue semi otomatis. Pada putarn ini hanya dilakukan
sekali siraman air dengan suhu 40 50
0
C, menhasilkan
gula C dan stroop C. gula C turun ke mixer dan di pompa
ke peti gula C. stroop C di pompa ke peti penampung
stroop C.
- Putaran continue untuk gula D
Hasil masakan D yang turun ke palung D dipompa ke
mixer gula D1 setelah megalami pendinginan kurang
lebih 20 jam kemudian turun ke putaran gula D1 dan
ditambahkan air siraman 40 50
0
C untuk memisahkan
Kristal selama adanya pemasukan hasil masakan. Hasil
pemutaran berupa gula D1 dan stroop D (tetes akhir).
Tetes akhir dipompakan ke timbangan tetes. Gula D1
diturunkan ke mixer dan ditambah air kemudian dipompa
ke distributor mixer gula D2. Selanjutnya dimasukkan
pada gula D2 yang turun ke mixer gula D2 ditambahkan
air panas kemudian dipompa ke tangki gula D di stasiun
masakn klare D yang dipompa ke tangki klare D.
Hasil putaran gula SHS selanjutnya diturunkan ke talang
goyang. Talang goyang ini berfungsi sebagi transfer dan pendingin /
pengering serta untuk memecah gula yang masih menggumpal dan
membantu menurunkan kadar air dalam gula secara alami dengan
menggunakan udara luar.

Anda mungkin juga menyukai