2000 - 2004
Di Susun Oleh
Dosen Pembimbing,
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa pernyatan ini tidak
Penulis,
Tri Suprapto
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
kupersembahkan untuk:
untuk keberhasilanku………….
vi
HALAMAN MOTTO
Orang yang pandai adalah yang merendah diri
dan beramal sebagai persiapan setelah mati
Sedang orang bodoh adalah yang memperturutkan hawa nafsunya
namun kemudian berharap muluk kepada Allah.
(HR. Turmudzi. Ibnu Majal dan Ahmad)
Masa lalu yang terburukpun jangan kau toleh lagi,
karena tak ada kata terlambat untuk berbenah diri.
(Penulis)
Cinta sejati adalah jika kita selalu memikirkannya
dan memberi perhatian dengan tulus, jika kita tetap peduli padanya
walau dia sudah lupa dan tidak lagi peduli sama kita
dan kita tetap tersenyum ketika dia bersama orang yang dicintainya.
( KHALIL GIBRAN)
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
OTONOMI DAERAH TAHUN 2000 – 2004”. Tak lupa shalawat serta salam
Islam Indonesia.
Skripsi ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan dan kerjasama dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sumbangan pikiran, waktu dan tenaga serta bantuan moril dan materiil, khususnya
kepada :
vii
2. Bapak Priyonggo Suseno,SE,M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang
yang telah membantu dalam pengumpulan data-data dan bahan skripsi ini.
yang tiada henti untukku, kasih sayang dan bimbingan yang sangat
lulus.
Wisma Ningsih, terima kasih atas dorongan, bantuan tenaga dan pikiran
7. Ila Kurniasih, terima kasih atas kesabaran, dan dengan semangat, cinta serta
Angga, end banyak lagi, sekali lagi Thanks All Best friend
viii
9. Sobat-sobatku di EP, special 4 the couple “Dedy, Asmi, Sapto, Boyke,
Hekal, shifa, Tita, dan Dina” makasih kerjasamanya yang tak terlupakan.
sekosan, Mike, Bono end Polce n the gank Of Tiens Mas Irvan+Istri dan
Mas Topan. Spesial thanks for Ita end Bakwan You are my best friend in
Yogya
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi suatu karya yang
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
Tri Suprapto
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
iii
4.3 Kinerja keuangan pemerintah daerah.......................................... 53
6.2 Pembahasan................................................................................. 91
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman tahun
2004
Tabel 2.6 Jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sleman tahun 2004
Tabel 2.7 Jumlah Produksi tanaman pangan di Kabupaten Sleman tahun 2004
Tabel 2.8 Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Sleman pada tahun 2004
Tabel 2.9 Populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas di Kabupaten Sleman p
tahun 2004
Tabel 2.10 Data panjang jalan dan status jalan di Kabupaten Sleman tahun 2004
Tabel 2.11 Banyaknya sekolah, kelas. Guru dan siswa SD,SMP, SMA Negri dan
Anggaran 2000-2004
Anggaran 2005-2010
Tabel 6.8 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman Tahun
anggaran 2000-2004
Anggaran 2000-2004
Tabel 6.10 Proyeksi Rasio Efektivitas Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2005-
2010
Tabel 6.11 Biaya Pemungutan dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Tabel 6.12 Trend Rasio Efisiensi Kabupaten Sleman Tahun Anggaran 2000-2004
BAB I
PENDAHULUAN
pada kemampuan dan potensi daerah untuk mandiri secara ekonomi, artinya
menggaji pegawai yang sudah dilimpahkan dari pusat kepada daerah tingkat
paradigma ini antara lain diwujudkan melalui kebijakan otonomi daerah dan
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam satu paket
25 tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No. 33 tahun 2004
menggali potensi daerah dan memperoleh transfer dari pusat dalam kerangka
transfer, baik melalui bagi hasil seluruh penerima maupun melalui bagi hasil
mampu mengelola potensi daerah yaitu potensi sumber daya alam, sumber
didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah
Hal ini pun seperti yang dicantumkan Peraturan Pemerintah No. 105
rasio keuangan ini selanjutnya digunakan untuk tolok ukur dalam : menilai
daerah (http://www.feuhamka.com/artikel22.htm).
daerah di Kabupaten Sleman dalam masa otonomi daerah. Oleh karena itu
dalam masa otonomi daerah selama tahun anggaran 2000 – 2004 dan
2. Bagi Universitas
3. Bagi Penulis
selama kuliah.
Penulisan skripsi ini terdiri dari tujuh bab, setiap bab dapat dirinci
ke dalam sub-sub bab yang relevan dengan pembahasan bab. Secara garis
BAB I. PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
BAB II
besar teraktif di dunia dan berketinggian 2.968 meter. Dengan posisi tersebut,
Sleman sebagai bagian integral dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Sesuai dengan
sehari-hari tetap menjujung tinggi nilai budaya Yogyakarta, dengan cirri khas
100o 29‘ 30“ Bujur Timur, 7o 34‘ 51“ dan 7 o 47‘ 03‘’ Lintang Selatan. Jarak
DIY atau seluas 57.482 ha. Dari luas wilayah tersebut termanfaatkan untuk
1.592 ha (2,77%), hutan negara seluas 1.335 ha (2.32%), kolam seluas 370 ha
Magelang, Jateng.
hujan antara November – April dan musim kemarau antara Mei – Oktober.
ketertiban.
kesenian.
a. Wilayah Administratif
berikut:
14
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Sleman
Tahun 2004
status Kabupaten Sleman sebagai hiterland dari kota Yogyakarta maka dari
86 desa yang ada 27 desa terkategorikan sebagai desa pedesaan dan 59 desa
b. Penduduk
15
Sleman tercatat 884.727 jiwa, terdiri dari 427.967 laki-laki dan 446.760
Kabupaten Sleman adalah 1.539 jiwa per km2 . Beberapa kecamatan yang
relatif padat penduduknya adalah Depok dengan 3.238 jiwa per km2 , Mati
dengan 2.469 jiwa per km2 serta Gamping dan godean dengan masing-
c. Aparat Pemerintahan
orang. Dari jumlah tersebut 192 orang adalah pegawai golongan I, 2.258
orang pegawai golongan II, 6.776 pegawai golongan III, dan 3.791 orang
pegawai otonom terdiri dari 316 pegawai berijasah SD, 525 berijasah SMP,
4.144 pegawai berijasah SMA, 4.327 pegawai berijasah DI, DII dan 3.705
sebanyak 1.572 orang, terdiri dari 6 golongan I, 291 pegawai golongan II,
982 pegawai golongan III dan 293 pegawai golongan IV. Bila dilihat dari
berijasah SD, 36 pegawai berijasah SMP, 376 pegawai berijasah SMA, 468
angka 129. Sedangkan sidang panitia diselenggarakan 133 kali, juga lebih
Keputusan yang diterapkan oleh DPRD pada tahun 2004 sebanyak 103
a. Keuangan Daerah
Tabel 2.2.
Perkembangan Realisasi APBD Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Tahun APBD (Rp)
2000 128.038.616.420
2001 308.531.584.637
2002 383.093.699.115
2003 452.878.625.018
2004 520.548.874.863
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Kab. Sleman Tahun 2004
17
sebagai berikut:
Tabel 2.3.
Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kabupaten Sleman tahun 2004
Tahun Realisasi PAD (Rp)
2000 17.889.886.435
2001 29.571.153.214
2002 38.908.192.768
2003 52.972.697.478
2004 70.499.050.998
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Kab. Sleman Tahun 2004
sebagai berikut:
Tabel 2.4.
Kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Tahun Kontribusi Pada
Anggaran APBD
2000 13.97%
2001 9.58%
2002 10.2%
2003 11.7%
2004 13.54%
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Kab. Sleman Tahun 2004
18
hotel dan restoran, pajak penerangan umum serta pajak air bawah tanah dan
air permukaan.
a. Industri
kurang dari Rp. 200 juta, sedangkan perusahaan yang mempunyai nilai asset
lebih dari Rp. 200 juta dikelompokkan menjadi sektor industri Besar-
menengah.
Tabel 2.5.
Banyaknya Perusahaan Industri Kecil dan Besar-Menengah di Kabupaten
Sleman
Sementara jika dilihat dari perusahaan yang menyerap tenaga kerja terbesar
19
Tabel 2.6.
Jumlah penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sleman tahun 2004
b. Pertanian
c. Tanaman Pangan
Tabel 2.7.
Jumlah Produksi tanaman pangan di Kabupaten Sleman tahun 2004
d. Perkebunan
Tabel 2.8.
Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Sleman pada tahun 2004
No Tanaman Jumlah
Perkebunan
1. Tebu 642.872 kwintal
2. Kelapa 84.659 kwintal
3. Mendong 30.279 kwintal
4. Tembakau Rakyat 12.273 kwintal
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman Tahun 2004
e. Kehutanan
terciptanya kondisi hutan dan sumber daya aalam hayati lainnya yang dapat
tinggi untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri dalam negri, tingkat
erosi tidak melewati ambang batas dan terkendali, debit sungai yang relative
22
karena dari sekitar luas Kabupaten Sleman 57.482 hektar hanya memiliki
hutan seluas 5.089 hektar atau 8,85%. Kawasan hutan tersebut terdiri dari
3.360 hektar hutan rakyat dan selebihnya merupakan hutan Negara yakni
yang digunakan sebagai hutan wisata dengan luas +118,61 hektar, hutan
lindung seluas +193,117 hektar dan hutan cagar alam seluas +163,64 hektar,
f. Peternakan
kebutuhan protein hewani yaitu daging, telur dan susu melalui kegiatan
Tabel 2.9.
Populasi ternak besar, ternak kecil dan unggas di Kabupaten Sleman pada
tahun 2004
2. Ternak Kecil:
- Domba 48.657 ekor
- Kambing 27.010 ekor
- Babi + 3.907 ekor
3. Unggas:
- Ayam Buras + 133 juta ekor
- Ayam potong + 986 juta ekor
- Ayam Petelur + 796.670 ekor
menghasilkan telur dan susu. Pada tahun 2004, susu yang dihasilkan
mencapai 6.976 ton. Sebagian besar dihasilkan oleh peternakan yang dikelola
oleh perusahaan dan hanya sebagian kecil dihasilkan dari peternakan rakyat.
Untuk produksi telur pada tahun 2004 tercatat sebesar 7.639 ton, turun
sekitar 0.65 % dibanding produksi tahun 2003 yang mencapai + 7.689 ton.
tawar, yaitu 4.022.600 kg. Budidaya mina padi dan perairan umum hanya
Sleman hanya ada 2, jenis bahan galiannya hanya pasir. Adapun lokasinya
air bawah tanah di Kabupaten Sleman sebanyak 362. Jumlah sumur bor dan
gali sebanyak 353 sumur dan terbanyak ada di kecamatan Depok yaitu
h. Transportasi
status jalan yaitu jalan negara, jalan propinsi, dan jalan kabupaten yang ada
di Kabupaten Sleman.
Tabel 2.10.
Data Panjang Jalan dan Status Jalan di Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Status Jalan Panjang
Jalan Negara 61,65 km
Jalan Propinsi 139,69 km
Jalan Kabupaten 1.085,13 km
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kab. Sleman tahun 2004
Dari jalan negara yang ada 55,49 km kondisinya baik dan 9,25 km
sepanjang 113,28 km dan kondisi sedang 26,41 km. sedangkan untuk jalan
kabupaten hanya 335,80 km saja yang kondisinya baik yaitu sekitar 33%.
Sleman pada akhir tahun 2004 mencapai 305.529 kendaraan tidak termasuk
i. Perdagangan
berikut:
peningkatan perekonomian.
j. Hotel
k. Periwisata
museum, wisata candi, alam serta kegiatan kesenian pentas. Empat museum
orang yang terdiri dari 976.948 orang wisatawan nusantara dan 54.928 orang
pentas pada tahun 2004 menggelar pertunjukkan yang ditonton oleh 32.188
27
a. Pendidikan
Tabel 2.11.
Banyaknya Sekolah, Kelas. Guru dan siswa SD,SMP, SMA Negri dan
Swasta di Kabupaten Sleman
b. Tenaga Kerja
kesejahteraan pekerja.
atau 24.16 % telah ditempatkan bekerja yang tersebar pada berbagai sector.
Tabel 2.12.
Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Sebagian besar yakni sebanyak 1.606 orang terserap pada sector jasa
kemasyarakatan, kemudian diikuti sector listrik, gas dan air minum sebanyak
1.903 orang.
Pasangan usia subur (PUS) yang merupakan salah satu sasaran program
c. Transmigrasi
kawasan yaitu Kawasan Barat dan Kawasan Timur. Kawasan Barat terdiri
dari D.I Aceh, Riau, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
d. Agama
Tabel 2.13.
Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sleman
Tahun 2004
Agama Jumlah Pemeluk
Islam 878.812 orang
Katolik 56.710 orang
Kristen 22.606 orang
Hindu 1.324 orang
Budha 746 orang
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kab. Sleman tahun 2004
30
Kabupaten Sleman
penunjang pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada
sebagai berikut:
daerah; dan
daerah.
perhitungan APBD.
pemerintah daerah.
pemerintah kabupaten.
dimaksud.
4. Untuk keperluan satu tahun anggaran yaitu 1 April dengan 31 Maret tahun
berikutnya
pengertian APBD pada era Orde Baru. Sebelumnya yaitu pada era Orde Lama
tertentu, dalam waktu mana badan legislatif (DPRD) memberi kredit kepada
Otonomi Daerah terutama UU No. 22/1999 yang telah diubah menjadi UU No.
32/2004, UU No. 25/1999 yang telah diubah menjadi UU No. 33/2004, PP No.
pada kedua era tersebut dikeluarkan Surat Menteri Dalam Negeri dan Otonomi
agar laporan keuangan makin informatif. Untuk itu, dalam bentuk yang baru,
APBD diperkirakan tidak akan terdiri dari dua sisi dan akan dibagi menjadi tiga
merupakan kategori yang baru yang belum ada di era pra reformasi. Adanya
memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah. Hal ini sesuai dengan definisi
menjadi hak pemerintah daerah. Pos pembiayaan ini merupakan alokasi surplus
Dalam bentuk APBD yang baru itu pula, penerimaan dibagi menjadi
tiga kategori yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan
menjadi lima kategori yaitu Belanja Administrasi Umum, Belanja Operasi dan
tak Tersangka.
Tabel 2.14
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sleman Tahun 2004
NOMOR URAIAN JUMLAH
ANGGARAN
1 2 3
I PENDAPATAN:
1.1 Pendapatan Asli Daerah 53.919.261.011
1.1.1 Pajak Daerah 28.327.600.000
1.1.2 Retribusi Daerah 19.300.864.000
1.1.3 Bagian Laba Badan Usaha 3.313.387.011
Daerah
1.1.4 Lain-lain Pendapatan 2.977.410.000
II BELANJA
2.1 APARATUR DAERAH 143.594.709.400
Surplus/(Defisit) (72.771.325.405)
PEMBIAYAAN
III Penerimaan daerah 78.673.741.003
3.1 Pengeluaran daerah 5.902.415.598
3.2 Jumlah Pembiayaan 72.771.325.405
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
36
BAB III
TELAAH PUSTAKA
1. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo disusun dalam sebuah paper yang
tersebut disunting oleh Abdul Halim yang tergabung dalam buku “Bunga
dengan baik atau tidak. Untuk menganalisa kinerja pemerintah daerah dalam
tersebut.
antara lain yaitu Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas dan Efisiensi dan Debt
1. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
bahkan cenderung turun yaitu dari 16,65% pada tahun anggaran 1997/1998
pembangunan.
mempunyai DSCR sebesar 11,89, dan pada tahun 2001, menurut penelitian
Tim dari LPEM UI, Kabupaten Boyolali dapat melakukan pinjaman dengan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Nadaek (2003) disusun dalam sebuah
skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan APBD untuk Menilai Kinerja
Tenggara yang diukur melalui PAD, hanya mencapai rata-rata sebesar 2,93%
untuk setiap tahun anggaran dengan peningkatan tiap tahun sebesar 0,46%.
Kondisi ini menunjukan bahwa kemandirian daerah masih sengat jauh dari
besar masih diprioritaskan untuk mencukupi belanja rutin yaitu rata-rata 56%
dari total pendapatan yang diterima. Kondisi ini menunjukan bahwa jika
rangka melaksanakan otonomi daerah masih belum mampu ditinjau dari aspek
Tenggara dari tahun anggaran 1998/1999 sampai dengan tahun anggaran 2002
efektif karena kontribusi yang diberikan terhadap target yang ingin dicapai
kurang dari 100%. Akan tetapi dari hasil analisis trend dengan metode Least
Square terlihat adanya peningkatan rasio efektivitas dari tahun ke tahun yang
pemungutan PAD Kab. Maluku Tenggara selama lima tahun anggaran yaitu
dari tahun anggaran 1998/1999 sampai dengan 2002 rata-rata sebesar 3,27%
39
dan setiap tahun anggaran mengalami penurunan sebesar 0,1%. Hal ini
tahun ke tahun semakin efisien karena biaya yang dikeluarkan untuk memungut
PAD semakin proposional dengan realisasi PAD yang didapatkan. Hal ini
kesimpulan yaitu :
belum cukup maksimal. Kontribusi pasar pada tahun 1997 sampai dengan
8,75%.
rata tiap tahunnya sebesar 106,78% dan semuanya digolongkan kinerja yang
terlihat cukup efisien pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2002
digolongkan dalam tingkat yang efisien. Dan berarti bahwa hanya 2,99%
BAB IV
LANDASAN TEORI
bahasa Yunani, yaitu Autos dan Nomos. Autos berarti sendiri, dan Nomos
undangan.
otonomi daerah pada pokoknya selalu melihat otonomi itu sebagai hal,
1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang
jawab.
keanekaragaman daerah.
c. Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah
daerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan daerah kota
khusus yang dibina oleh pemerintah atau pihak lain, seperti badan
daerah.
desentralisasi yaitu:
pembangunan daerahnya.
47
pembangunan terkait,
daerah.
asas dan standar akuntansi dalam penyusunan APBD agar mampu menjadi
keuangan daerah.
49
asas dan standar akuntansi serta meningkatkan Pendapatan Asli Daerah secara
daerah melalui upaya yang terencana, sistematis dan berkelanjutan, efektif dan
efisien.
55, sumber pembiayaan pemerintah daerah terdiri dari tiga komponen besar
yaitu;
undangan
kedua yaitu pendapatan yang berasal dari pusat merupakan cerminan atau
pemerintah pusat. Di samping itu besarnya dana dari pusat tersebut juga
pemerintah pusat melalui APBN tetapi dana itu juga masuk di dalam anggaran
limpahan dari Pemda Tingkat I Propinsi. Meskipun bisa jadi limpahan, dana
tersebut tidak lepas dari makna otonomi dalam UU No. 5 Tahun 1974 tentang
tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32 tahun 2004
tentang “Pemerintah Daerah”, dan dan UU No. 25 1999 yang telah diubah
Undang No. 22 tahun 1999 yang telah diubah menjadi Undang-Undang No.32
pusat ke pemerintah daerah yang diatur dalam UU No. 25 tahun 1999 yang
telah diubah menjadi Undang-Undang No.33 tahun 2004 tanpa adanya otonomi
keuangan daerah tidak akan pernah ada otonomi bagi pemerintah daerah. Jadi
sumber penerimaan aslinya karena hanya menetapkan enam jenis pajak yang
tersebut menjadi tidak relevan lagi, karena salah satu syarat terselenggaranya
longggar dalam memungut pajak lokal. Oleh karena itu tanpa ada revisi
53
menjadi marginal seperti masa orde baru mengingat pajak-pajak potensial bagi
hanya memiliki enam sumber PAD dimana sebagian besar dari padanya dari
pengalaman masa lalu sudah terbukti hanya memiliki peranan yang relatif kecil
tidak.
dengan rasio-rasio yang biasa di dapatkan dari sebuah laporan keuangan dalam
hasil program yang dilaksanakan kepada wakil rakyat dan juga kelompok-
otonomi daerah.
daerah.
pendapatan daerahnya.
APBD belum banyak dilakukan, sehinggga secara teori belum ada kesepakatan
efektif, efisien dan akuntabel, analisis rasio terhadap APBD perlu dilaksanakan
hasil yang dicapai dari satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya
pemerintah daerah tertentu dengan rasio keuangan daerah lain yang terdekat
ini adalah:
2. Badan eksekutif
56
Keuangan.
baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang menyediakan sumber
lain-lain.
6. Rakyat
daerah atau yang menerima produk dan jasa dari pemerintah daerah
57
7. Pemerintah Pusat
PP No. 108/2000).
1. Kemandirian
antara lain:
melaksankan otonomi.
59
Bertolak dari teori tersebut, karena adanya potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang berbeda, akan terjadi pula perbedaan pola
Tabel 4.1.
2. Rasio Efektivitas
apabila rasio yang dicapai minimal sebesar 1 (satu) atau 100 persen. Namun
3. Rasio Efisiensi
rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah 100 persen. Semakin
kecil rasio efisien berarti kinerja pemerintah semain baik. Untuk itu
pendapatannya tersebut efisien atau tidak. Hal itu perlu dilakukan karena
dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan itu kurang memilki arti
yang diterimanya.
4. Analisis Trend
Y’ = a + bX
ΣY ΣXY
a= b=
n ΣX 2
keterangan :
62
X = Waktu
Trend jangka panjang atau trend sekuler, yang sering disebut dengan trend,
adalah suatu garis (trend) yang menunjukkan arah perkembangan secara umum.
Trend ini bisa berbentuk garis lurus atau garis lengkung yang mempunyai
menggunakan trend ini, adalah hasilnya cenderung selalu naik dari tahun ke
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN
kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah
Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian hanya meliputi daerah atau subyek
1 Kota yang ada di Propinsi DIY, Kabupaten Sleman merupakan salah satu
Daerah Tingkat II yang dijadikan proyek percontohan uji coba otonomi daerah.
yaitu tahun 2000-2004. Alasan pemilihan tahun tersebut dikarenakan dari tahun
63
yang dicari diperoleh dari badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, trankrip, buku surat kabar, majalah parasasti, notulen
diteliti, antara lain : data Kabupaten Sleman Yogyakarta dalam angka data
PAD, target PAD, realisasi PAD, biaya untuk memungut PAD yang dilakukan
Sleman.
yaitu :
adalah :
berpatokan pada :
daerah.
otonomi.
daerah.
Y
a = ---------
n
Formula:(5.1)
XY
b = --------
X2
Keterangan :
a = Besarnya Y saat X = 0
satuan
X = waktu
yaitu :
langkah yaitu :
adalah:
anggaran 2004.
anggaran.
BAB VI
objek tertentu, dimana dari data tersebut dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini data yang di dapat adalah data Pendapatan Asli Daerah
dan Total Penerimaan Daerah yang diperoleh Kabupaten Sleman selama tahun
Pendapatan Asli Daerah dan Target Penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang
tahun anggaran 2004 serta biaya pemungutan Pendapatan Asli Daerah dan
Sleman tahun anggaran 2000 sampai dengan tahun anggaran 2004. Untuk
Tabel 6.1
Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sleman
Tahun 2000
Uraian Jumlah
(Rp)
Pendapatan:
Bag. Sisa lebih perhitungan tahun lalu 5.884.710.954
Bag. Pendapatan asli daerah 17.889.883.435
Bag. Pendapatan yang berasal dari 104.264.022.031
pemberian pemerintah atau instansi yang
lebih tinggi
Bag. Pinjaman pemerintah daerah -
Jumlah 128.038.616.420
Belanja:
Belanja Rutin 88.779.125.953
Belanja Pembangunan 29.754.884.978
Jumlah 118.523.970.931
Sumber data :Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab.
Sleman
berasal dari Bag. Sisa lebih tahun lalu, bag. Pendapatan asli daerah sendiri,
bag. Pendapatan yang berasal dari pemberian dan atau instansi yang lebih
17.889.710.954
Rasio kemandirian = X 100 = 13,97%
128.038.616.420
75
Dimana pendapatan dari pemerintah atau instansi yang lebih tinggi sangat
Tabel 6.2.
Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sleman
Tahun 2001
Uraian Jumlah
(Rp)
Pendapatan:
Bag. Sisa lebih perhitungan tahun lalu 9.506.907.139
Bag. Pendapatan asli daerah 129.571.153.24
Bag. Dana perimbangan 256.666.498.264
Bag. Pinjaman pemerintah daerah -
Bag. Lain-lain penerimaan yang sah 12.787.026.018
Jumlah 308.531.584.637
Belanja:
Belanja Rutin 225.059.197.382
Belanja Pembangunan 38.170.723.152
Jumlah 293.229.920.535
Sumber data :Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab.
Sleman
29.571.153.214
Rasio kemandirian = X 100 = 9,58%
308.531.584.637
Tabel 6.3
Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sleman Tahun 2002
Uraian Jumlah
(Rp)
Pendapatan:
Bag. Sisa lebih perhitungan tahun lalu 15.301.664.101
Bag. Pendapatan asli daerah 39.908.192.767
Bag. Dana perimbangan 299.961.255.089
Bag. Pinjaman pemerintah daerah -
Bag. Lain-lain penerimaan yang sah 28.922.587.156
Jumlah 383.093.699.115
Belanja:
Administrasi Umum 81.779.980.739
Operasi dan pemeliharaan sarana dan 215.367.510.590
prasarana umum milik daerah
Investasi 24.917.258.739
Transfer 14.720.307.243
Tak tersangka 1.309.000.000
Jumlah 338.098.057.312
Sumber data :Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Kab.
Sleman
77
Sleman adalah sebesar Rp. 383.093.699.115 yaitu naik sebesar 24,17% dari
tahun 2002 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 34,95% dari Rp.
39.908.192.767
Rasio kemandirian = X 100 = 10,41%
383.093.699.115
Tabel 6.4
Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Sleman
Tahun 2003 dan 2004
Uraian Jumlah
(Rp)
2003 2004
Pendapatan:
Bag. Pendapatan asli daerah 52.972.697.478 70.499.050.998
Bag. Dana perimbangan 369.717.141.971 389.951.712.236
Bag. Lain-lain penerimaan yang sah 30.188.785.569 31.117.436.860
Pembiayaan:
Penerimaan Daerah 44.999.641.803 52.055.946.517
Pengeluaran Daerah - 55.546.596.682
Pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2004 jumlah penerimaan daerah
naik sebesar 8,54%. Untuk pendapatan asli daerah pada tahun 2003-2004
52.972.697.478
Rasio kemandirian = X 100 = 11,69%
452.878.625.018
70.499.050.998
Rasio kemandirian = X 100 = 14.34%
491.568.200.094
Tabel 6.5
Tingkat kemandirian Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Y’=a+bX
Tabel 6.6
Trend Perkembangan Tingkat Kemandirian Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Tahun Tingkat X
anggaran kemandirian
(Y) (tahun) XY X2
2000 13,97% -2 -27,94 4
2001 9,58% -1 -9,58 1
2002 10,41% 0 0 0
2003 11,69% 1 11,69 1
2004 14.34% 2 28,66 4
Total 59,99% 0 2,83 10
∑Y 55,99
a = --------- = --------- = 11,99
∑n 5
∑XY 2,83
b = -------- = --------- = 0,28
2
∑X 10
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2000 2001 2002 2003 2004
tahun
y y'
sebagai berikut :
Y’=11.99+0.28X
Terminal untuk tahun-tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel berikut :
82
Table 6.7
peningkatan.
Tabel 6.8
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sleman
Tahun anggaran 2000-2004
analisis trend dengan metode kuadrat terkecil dengan rumus Y’= a+bX
Tabel 6.9
Trend Rasio Efektivitas Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Tahun Rasio X
anggaran Efektivitas
(Y) (tahun) XY X2
2000 113,01% -2 -226,02 4
2001 111,10% -1 -111,1 1
2002 111,65% 0 0 0
2003 121,79% 1 121,79 1
2004 130,74% 2 261,48 4
Total 588,29% 0 41,15 10
∑Y 588,29
a = --------- = --------- = 117,65
∑n 5
∑XY 41,15
b = -------- = --------- = 4,16
2
∑X 10
Y Y'
sebagai berikut :
Y’=117.65+4.16X
Table 6.10
peningkatan.
yang dicapai kurang dari 1(satu) atau dibawah 100%. Semakin kecil rasio
Tabel 6.11
Biaya Pemungutan dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Sleman
Tahun anggaran 2000-2004
jauh dari 100. Hal ini berarti realisasi Pendapatan Asli Daerah yang di
Tabel 6.12
Trend Rasio Efisiensi Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
∑Y 33,5
a = --------- = --------- = 6,7
∑n 5
∑XY -13,84
b = -------- = --------- = -1,384
2
∑X 10
12
10
8
6
4
2
0
2000 2001 2002 2003 2004
tahun
y y'
sebagai berikut :
Y’=6.7+-1,384X
Table 6.13
peningkatan.
cenderung selalu naik dari tahun ke tahun sedangkan belum tentu perkembangan
demikian, analisis ini tetap ada kelemahannya yaitu, pada perubahan tiap
tahunnya yang selalu menunjukkan peningkatan. Hal itu sering pula tidak sesuai
dalam suatu daerah belum tentu selalu mengalami kenaikan. Sehingga kadang
6.2 Pembahasan
Dari perhitungan diatas dan dari tabel 6.5 dapat diketahui bahwa
anggaran 2000 sampai tahun anggaran 2004) bekisar antara 9,58% sampai
terhadap bantuan dari pemberian instansi yang lebih tinggi yaitu sebesar
Pendapatan Asli Daerah pada tahun 2001 hanya sebesar 9,58% atau
yang cukup besar yaitu sebanyak 65,29% dari tahun sebelumnya. Tetapi
Rp.328.883.842.200,-
dengan bantuan dari instansi yang lebih tinggi yaitu sebesar 81,63%
dengan bantuan dari instansi yang lebih tinggi yaitu sebesar 79,32%
pusat dapat dilihat dari besarnya penerimaan yang berasal dari pemerintah
kontribusi yang relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa sangat rendahnya
lain yang sampai saat ini masih dikuasai oleh pusat ataupun propinsi.
maka dapat dikatakan bahwa daerah tersebut masih sangat tergantung pada
otonomi daerah. Dari perhitungan diatas (tabel 6.6) diketahui bahwa rata-
peningkatan 0.28% berarti masih sangat jauh dari apa yang diharapkan.
Dari tabel 6.9 diatas dapat dilihat bahwa rasio efektivitas pemungutan
Kabupaten Sleman bekisar dari 111,10% sampai dengan 130,74%. Hal itu
terhadap target yang ditetapkan lebih dari 100%. Pada tahun 2000 rasio
bahwa menunjukkan kinerja yang baik karena rasio efektivitas lebih dari
atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan. Pada tahun 2001 rasio
kinerja yang baik serta pemungutan Pendapatan Asli Daerah yang efektif.
Jika dilihat tabel (tabel 6.7) dan grafik perkembangan (grafik 6.7b)
meningkat. Selain itu juga dari tabel 6.7 dapat diketahui bahwa
pendapatan asli daerah dari tahun ke tahun semakin baik dan efektif.
lima tahun anggaran ini (2000-2004) antara lain adalah sebagai berikut:
daerah
otonomi daerah.
Dari tahun 2000-2004 selalu lebih besar dari target penerimaan daerah
meningkatkan target yang lebih besar pada tahun-tahun yang akan datang.
99
Dari tabel 6.12 diatas dapat dilihat bahwa rasio efisiensi pemungutan
Sleman bekisar dari 10,75% sampai dengan 4,60%. Hal itu menunjukkan
efisien. Pada tahun 2000 rasio efisiensi sebesar 10,75%, pada tahun ini
pemerintah daerah. Pada tahun 2001 rasio efisiensi sebesar 6,75%, biaya
2002 rasio efisiensi sebesar 6,19%, biaya pungut yang dikeluarkan adalah
tahun 2003 dan tahun 2004 rasio efisiensi masing-masing sebesar 5,21%
pungutan PBB. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) bukan merupakan pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan pajak bagi hasil dari pemerintah
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka pemerintah daerah juga turut
juga meningkat setiap tahunnya. Jika dilihat dari tabel 6.10 dan grafik
Rasio efsiensi Pendapatan daerah semakin kurang dari 100% atau rata-rata
Pendapatan Asli Daerah sebesar -1,384 untuk setiap tahunnya. Hal ini
keuangan daerah yang efektif dan efisien. Selain itu juga Pemerintah
Nomor 105. meski telah efisien namun perlu diperhatikan bahwa secara
Dari perhitungan tabel 6.7, tabel 6.10 dan tabel 6.13, menunjukkan
Least Square ini dapat dijadikan metode alternatif yang dapat dipakai oleh
meningkat. Meski demikian, analisis ini tetap ada kelemahannya yaitu, pada
BAB VII
1.1. Kesimpulan
di bawah 25% yaitu hanya sebesar 11,99% per tahun sehingga pola
Sleman setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini
ingin dicapai lebih dari 100%. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah
daerah yang baik, karena setiap tahunnya target Pendapatan Asli Daerah
selama lima tahun anggaran yaitu dari tahun anggaran 2000 sampai dengan
tahun anggaran 2004 rata-rata sebesar 6,7% dan setiap tahun anggaran
mengalami peningkatan.
7.2. Saran
Daerah melalui sektor pajak dan retribusi yang berpotensi dan belum
daerah yang lain seperti rasio keserasian, rasio penyerapan dana tri wulan,
pendapat para ahli mengenai efektivitas dan efisiensi. Dimana bila realisasi
Pendapatan sesuai atau melebihi target yang ditetapkan maka dapat dikatakan
http://www.feuhamka.com.
http://www.semarang.go.id/selayang/proper3a.php
Nurlaili, Fitriyah 2004, dengan judul “Peran Retribusi Pasar Dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Jombang”.Jombang
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAER AH
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2001
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAER AH
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2002
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAER AH
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2003
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAER AH
KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2004
Sumber : Badan Pengelola Kekayaan dan Keuangan Daerah Kabupaten Sleman tahun 2004
Lampiran 2
Tabel
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun anggaran 2000
Di Kabupaten Sleman
(Rp)
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2004
Tabel
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun anggaran 2001
Di Kabupaten Sleman
(Rp)
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2004
Tabel
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun anggaran 2002
Di Kabupaten Sleman
(Rp)
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2004
Tabel
Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun anggaran 2003
Di Kabupaten Sleman
(Rp)
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2004
Tabel
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
Tahun anggaran 2004
Di Kabupaten Sleman
(Rp)
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Tahun 2004
Perhitungan
Trend Perkembangan Tingkat Kemandirian Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Tahun Tingkat X
anggaran kemandirian (tahun) XY X2 Y’
(Y)
2000 13,97% -2 -27,94 4 11,43
2001 9,58% -1 -9,58 1 11,71
2002 10,41% 0 0 0 11,99
2003 11,69% 1 11,69 1 12,27
2004 14.34% 2 28,66 4 12,55
Total 59,99% 0 2,83 10
Nilai a dan b di cari dengan rumus:
∑XY 2,83
b = -------- = --------- = 0,28
2
∑X 10
Perhitungan
Trend Rasio Efektivitas Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Tahun Rasio X
anggaran Efektivitas (tahun) XY X2 Y’(%)
(Y)
2000 113,01% -2 -226,02 4 109,42
2001 111,10% -1 -111,1 1 113,53
2002 111,65% 0 0 0 117,65
2003 121,79% 1 121,79 1 121,76
2004 130,74% 2 261,48 4 125,88
Total 588,29% 0 41,15 10
Nilai a dan b di cari dengan rumus :
∑Y 588,29
a = --------- = --------- = 117,65
∑n 5
∑XY 41,15
b = -------- = --------- = 4,16
2
∑X 10
Perhitungan
Trend Rasio Efisiensi Kabupaten Sleman
Tahun Anggaran 2000-2004
Tahun Rasio X
anggaran Efisiensi (tahun) XY X2 Y’(%)
(Y)
2000 10,75% -2 -21,5 4 9,47
2001 6,75% -1 -6,75 1 8,08
2002 6,19% 0 0 0 6,7
2003 5,21% 1 5,21 1 5,31
2004 4,60% 2 9,2 4 3.93
Total 33,5 % 0 -13,84 10
TELAAH PUSTAKA
1. Penelitian yang dilakukan oleh Widodo disusun dalam sebuah paper yang
tersebut disunting oleh Abdul Halim yang tergabung dalam buku “Bunga Rampai
Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi” tahun 2002. Tujuan Penelitian yang
masyarakat telah berhasil menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Untuk
lain yaitu Rasio Kemandirian, Rasio Efektifitas dan Efisiensi dan Debt Service
Coverage Ratio. Dari penelitian yang dilakukan oleh Widodo ini diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
pembangunan dan pelayanan sosial masyarakat masih relatif rendah dan bahkan
cenderung turun yaitu dari 16,65% pada tahun anggaran 1997/1998 menjadi
untuk mencukupi belanja rutin yaitu rata-rata mencapai 80% dari total
melakukan pinjamaman. Hal ini karena pada tahun anggaran 2000 mempunyai
DSCR sebesar 11,89, dan pada tahun 2001, menurut penelitian Tim dari LPEM
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ruslina Nadaek (2003) disusun dalam sebuah
skripsi yang berjudul “Analisis Rasio Keuangan APBD untuk Menilai Kinerja
yang diukur melalui PAD, hanya mencapai rata-rata sebesar 2,93% untuk setiap
tahun anggaran dengan peningkatan tiap tahun sebesar 0,46%. Kondisi ini
menunjukan bahwa kemandirian daerah masih sengat jauh dari yang diharapkan.
otonomi daerah masih belum mampu ditinjau dari aspek kemampuan keuangan
1998/1999 sampai dengan tahun anggaran 2002 rata-rata 89,59 dengan peningkatan
terhadap target yang ingin dicapai kurang dari 100%. Akan tetapi dari hasil analisis
trend dengan metode Least Square terlihat adanya peningkatan rasio efektivitas dari
tahun ke tahun yang menunjukkan kinerja pemerintah daereh yang semakin baik.
Rasio efisiensi pemungutan PAD Kab. Maluku Tenggara selama lima tahun
anggaran yaitu dari tahun anggaran 1998/1999 sampai dengan 2002 rata-rata
sebesar 3,27% dan setiap tahun anggaran mengalami penurunan sebesar 0,1%. Hal
ini menunjukkan bahwa pemungutan PAD Kabupaten .Maluku Tenggara dari tahun
ke tahun semakin efisien karena biaya yang dikeluarkan untuk memungut PAD
semakin proposional dengan realisasi PAD yang didapatkan. Hal ini menunujukkan