DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 2014
APGAR
APGAR adalah pemeriksaan cepat yang dilakukan pada bayi pada 1 dan 5 menit pertama sampai 10 menit setelah lahir. Nilai pada menit pertama menunjukkan bagaimana toleransi bayi terhadap proses kelahiran. Nilai pada menit ke 5 menunjukkan seberapa baiknya bayi berada di luar kandungan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai apakah bayi baru lahir membutuhkan bantuan pernapasan atau memiliki masalah pada jantung.
Terdapat 5 hal yang dinilai, yaitu Activity (tonus otot), Pulse (denyut jantung), Grimace (reflex iritabilitas), Appearance (warna kulit), Respiration (pernapasan). Masing-masing memiliki nilai 0-2. Sehingga nilai APGAR adalah 0-10 dimana nilai 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi berat, nilai 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang, dan nilai 7- 10 menujukkan bayi dalam kondisi yang sempurna.
Skor <7 menunjukkan tanda bahwa bayi membutuhkan perhatian medis. Semakin rendah skor, bayi semakin mambutuhkan bantuan untuk hidup diluar kandungan. Umumnya Skor APGAR yang rendah disebabkan oleh : Proses kelahiran yang sulit Seksio caesarea Terdapat cairan pada jalan lahir bayi
Referensi Haddad GG, Green TP. Diagnostic approach to respiratory disease. In: Kliegman RM,Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, eds.Nelson Textbook of Pediatrics.19th ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2011:chap 366.
Bayi Besar untuk Masa Kehamilan (BMK)
Terdapat sejumlah masalah umum pada bayi aterm yang dapat diantisipasi atau dicegah dengan mengetahui kondisi-kondisi yang dapat terdeteksi sebelum kelahiran atau yang dapat terjadi selama persalinan atau kelahiran.
Pada kondisi bayi besar untuk masa kehamilan (BMK) masalah yang bias terjadi adalah : Hipoglikemia Gula darah <40 mg/dL (<2,6 mmol/L) dan asimtomatik bias diberikan makanan pada bayi dan di[eriksa kembali kadar gula darahnya Gula darah <20 mg.dL (1,1 mmol/L) atau secara persisten <40 mg/dL (<2,6 mmol/L) walaupun telah diberi makan dengan cukup bias diberikan glukosa secara intravena Polisitemia Polisitemia adalah suatu kondisi yang jarang terjadi di mana tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah merah atau peningkatan abnormal pada jumlah sel darah merah yang diproduksi oleh sumsum tulang. Pada polisitemia terjadi peningkatan sirkulasi sel darah merah dalam aliran darah. Orang dengan polisitemia memiliki peningkatan hematokrit, hemoglobin, atau jumlah sel darah merah di atas batas normal melebihi 6 juta/ mm atau hemoglobinnya melebihi 18 g/dl. Ada dua jenis utama polisitemia: - Polisitemia vera (primer) : tidak disebabkan oleh gangguan lain, - Polisitemia sekunder : polisitemia sekunder umumnya terjadi sebagai respon terhadap faktor-faktor lain atau gangguan, seperti tumor hati, tumor ginjal atau sindroma Cushing.
Referensi Lissauer T, Fanaroff A. Neonatology At a Glance. Philadelphia, Pa: Blackwell Publishing Ltd.; 2006: chap 21.
SKORING TB ANAK
Parameter 0 1 2 3 Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, BTA (-), tidak tahu, tidak jelas BTA (+)
Uji Tuberkulin Negatif Positif Status Gizi BB/TB <90% atau BB/U <80% Klinis gizi buruk atau BB/TB <70% atau BB/U <60%
Demam tanpa sebab jelas 2 minggu Batuk 3 minggu Pmbesaran Kelenjar Limfe Kolli, Aksila, Inguinal
1 cm, jumlah >1, tidak nyeri
Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang
Ada Pembengkakan
Foto rontgen toraks
Normal/ Tidak jelas Kesan TB
Catatan: - Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter - Jika dijumpai skrofuloderma langsung didiagnosis TB - Berat badan dinilai saat datang - Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku - Foto rontgen bukan alat diagnosis utama pada TB anak - Semua anak dengan reaksi cepat BCG harus dievaluasi dengan system skorinh TB anak - Didiagnosis TB jika jumlah skor 6 (skor maksimal 14). Cut off point ini masih bersifat tentatif/ - sementara, nilai definitive menunggu hasil penelitian yang sedang dikerjakan
Setelah mendapatkan skor TB anak, maka selanjutnya dilakukan penanganan sesuai Alur tatalaksana pasien TB anak seperti bagan berikut.
Referensi Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Anak DEPKES-IDAI 2008