Anda di halaman 1dari 22

KONSEP PERANCANGAN SISTEM

KOMUNIKASI RADIO DAN TERESTERIAL


Kelompok 1
1. FARIS ALFARUQI 1110951018
2. RISNA JULIANTI 1110952055
3. ABDUL HARIS HIDAYAT 1110953031
4. MUHANDRE 0910952073
5. ALFAJRI RAHMAN 091095122
6. RAHADITYA F. 0910953087
7. DYAN RACHMAN N. 0910953089
1. INISIALISASI
Suatu hasil rancangan sistem yang bagus
adalah yang efisien dan optimal. Sehingga pada
tahap awal perlu dikompilasi segala informasi dan
data yang berkaitan dengan kondisi real
dilapangan. Hal ini akan terkait dengan strategi
perancangan yang akan diterapkan.
Informasi/data yang dimaksud :
perangkat keras yang bisa dimanfaatkan ulang ,
misal : menara antena, antena, RF Stage (Tx/Rx), dll
Data koordinat lokasi Tx Rx (end to end)
hal ini untuk menentukan : route yang dipilih, jumlah
hop/repeater, jarak antar repeater dll )
Kualitas link (end to end) yang akan dirancang (high
grade, medium grade or local grade link)
Frekuensi Kerja yang dipilih
2. SITE PLANNING
Tujuan perencanaan ini adalah merencanakan route
siskom radio, end to end, menentukan letak dan jenis
repeater (aktif atau pasif) dan tinggi menara antena pada
setiap stasiun radio, dengan memperhatikan syarat line
of sight.







Berikut ini adalah langkah-langkah umum yang dilakukan pada tahap perencanaan
Menyiapkan peta topografi yang memuat link radio, end to end
Menentukan route, dengan memperhatikan demand/trafik yang akan dilayani
Membagi link radio menjadi hop-hop, jumlah dan letak masing-masing repeater (aktif/pasif)
Membuat path profile untuk setiap hop
Menentukan letak menara antena untuk masing-masing hop, menghitung jarak setiap hop,
menetunkan faktor k (4/3), dengan memperhatikan data atmosphere pada link radio tersebut
Menentukan tinggi menara antena agar memenuhi syarat LOS
Melakukan analisis apakah pada hop tersebut perlu repeater pasif ?
Atau perlu peru-bahan route ? disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada.
Melakukan survey lapangan
Membuat lay-out lokasi
Menginventarisasi kondisi lingkungan sekitar stasiun/repeater
(aktif/pasif) :
Posisi & ketinggian setiap obstacle
Power availability
Ketersediaan bahan bakar & pengirimannya
Kontraktor lokal, bahan bangunan, perangkat
Apakah letak stasiun/repeater cukup jauh dari airport/fasilitas umum
vital lain ?
Data temperatur, kelembaban udara, hujan, angin, topan dll
Menguji EMI (electromagnetic interference) di lokasi tersebut.

Aturan lokal/nasional berkaitan dengan tinggi menara.
Pengaturan khusus mengenai syarat pembangunan menara terdapat dalamPasal 2
s.d Pasal 7 Permenkominfo 02/2008sebagaimana yang kami sarikan sebagai berikut:
1. Menara harus digunakan secara bersama dengan tetap memperhatikan kesinambungan
pertumbuhan industri telekomunikasi demi efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang
2. Pembangunan menara dapat dilaksanakan oleh:
a. Penyelenggara telekomunikasi;
b. Penyedia menara; dan/atau
c. Kontraktor Menara.
3. Pembangunan tersebut harus memiliki Izin Mendirikan Menara dari instansi yang
berwenang
Yang dimaksud dengan Izin Mendirikan Menara menurut Pasal 1 angka
10 Permenkominfo 02/2008adalah izin mendirikan bangunan sesuai dengan
peraturanperundang-undangan yang berlaku.

4. Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan
lingkungan dengan memperhitungkan faktor-faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan
konstruksi menara, antara lain:
a. tempat/space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan
bersama;
b. ketinggian Menara;
c. struktur Menara;
d. rangka struktur Menara;
e. pondasi Menara; dan
f. kekuatan angin
5. Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas.
Sarana pendukung harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara
lain:
a. pentanahan (grounding)
b. penangkal petir
c. catu daya
d. lampu Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Light)
e. marka Halangan Penerbangan (Aviation Obstruction Marking)
3. Pemilihan spesifikasi perangkat
Pemilihan spesifikasi perangkat antara lain berkaitan
dengan pemilihan frekuensi kerja, hasil penelitian
propagasi, bit rate dll.

Spesifikasi Sistem Radio Pemancar/Penerima Yang Dipilih
Antara Lain Adalah :
Sistem Antena
RF Stage (Pemancar maupun Penerima)
dengan memperhatikan kebutuhan akan daya
pancar, sensitivitas penerimaan, noise figure dll
Saluran Transmisi yang tepat
Sistem Modulasi yang cocok
Baseband subsystem, misal PCM, Multiplex dll
SPESIFIKASI ANTENA
Sagem Link F 2 to 16 E1 and 100 base T
Frekuensi 15 GHz
Gain antena 50 dBi
Sensitivitas -62 dB

Menggunakan kabel dengan loss sebesar 0,8 dB
dan loss connector sebesar 1,68 dB


PERANCANGAN SISTEM
4. POWER LINK BUDGET
Obyektif dari tahap perencanaan ini merencanakan kebutuhan daya agar
menperoleh kualitas sinyal informasi (BER, C/N dll) sesuai dengan macam sinyal
informasi yang dilayani (suara/data/ mutimedia) dan menjamin kehandalan sinyal
informasi (path availability) sesuai dengan grade link yang diinginkan.

Untuk mencapai obyektif perencanaan di atas, dapat diikuti
langkahlangkah berikut :
Untuk memperoleh kualitas sinyal informasi yang telah dipilih (misal sinyal
informasi : suara, BER 10^-6), dan dengan memperhatikan sistem modulasi
yang telah dipilih sebelumnya, maka dihitung mundur dengan urutan sebagai
berikut :


Untuk menjamin path availability terhadap pengaruh Fading, maka diterapkan
cadangan daya (Fading Margin), sehingga :


Dimana :
System Gain FM + Lfs + Latmosfer
+ LTx + LRx GTx GRX

Keterangan :
FM adalah Fading Margin sesuai dengan reliability/availability objective
system yang sedang dirancang tersebut
Lfs adalah free space loss
Latmosfer adalah rugi-rugi hujan + gas + awan/kabut (optional)
LTx , LRx adalah rugi-rugi di Tx dan Rx, meliputi waveguide feeder loss/
transmission line dan branching loss
GTx, GRX adalah Gain antenna di TX dan RX
Hubungan BER dengan Eb/No tergantung dari jenis sistem modulasi
Hubungan antara Eb/No dengan C/N dipengaruhi oleh data perangkat
penerima
FREE SPACE LOSE


Keterangan :
a = atenuasi karena uap air
b = atenuasi karena kabut
c = atenuasi karena Oksigen
d = atenuasi karena pengaruh gas lain
e = atenuasi karena hujan

e d c b a
(GHz) (km)
20logF 20logD 92,5 FSL
loss diff - loss path - FSL Grtx L - Lcrx Gatx L - Lctx Po
konekttor konektror
RSL
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam power link
budget :
1. rugi-rugi salurann transmisi
2. Rugi-rugi propagasi
3. Gain antena,gain antena berkaitan dengan effective
appertue A
e

4.
Daya
terima
5. Eb/No, Eb/N0 = (S/R) / No
6. C/No
7. BER

2
4

e
A
G
5. EVALUASI KINERJA HASIL RANCANGAN
Obyektif tahap perencanaan ini adalah melakukan evaluasi kinerja sistem hasil
rancamgan. Ada 2 hal yang perlu dievaluasi
Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan subsistem radio ( equipment
subsystem availability ) ? Jika belum maka perlu diterapkan suatu mekanisme perbaikan kinerja,
misal dipasang hot standby, cold standby atau frequency diversity
Apakah sistem yang kita rancang telah menjamin kehandalan kualitas sinyal informasi pengaruh
propagasi (misal terjadinya Fading)? Untuk terhadap menguji hal itu dapat diikuti langkah-langkah
berikut ini :
Mengevaluasi : apakah RSLrancang < Pth-receiver
jika ya : rekonfigurasi sistem hasil rancangan
jika tidak : evaluasi dilanjutkan
Menghitung Availability standar
Menghitung Fading Margin standar
Membandingkan Fading Margin sistem hasil raancangan dengan Fading Margin standar

FMrancang < FMstandar-ITU-R ?
jika ya : rekonfigurasi sistem hasil rancangan
jika tidak : evaluasi dilanjutkan
Mengevaluasi apakah selisih FMrancang dengan FMstandar-
ITU-R cukup besar ? (sistem terlalu bagus)
jika ya : rekonfigurasi sistem hasil rancangan
jika tidak : evaluasi dilanjutkan
Mengechek apakah sistem hasil rancangan belum dilengkapi
perangkat pendukung (supervisory & control) ?
jika ya : rekonfigurasi sistem hasil rancangan
jika tidak : evaluasi selesai
6. REKONFIGURASI
Tidak ada suatu prosedur yang baku pada tahap rekonfigurasi
/perbaikan sistem ini, semua tergantung pada kekurangan sistem dan
kondisi yang ada. Sistem hasil rancangan yang bagus adalah yang
optimal, tidak berlebihan, sesuai standar link yang dirancang, baik dari
sisi penyediaan daya, kualitas sinyal maupun harga.
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan dalam rekonfigurasi
sistem rancangan ini adalah :
kualitas sistem/availability terjamin
power sekecil mungkin untuk menghindari overreach
biaya semurah mungin
dapat direalisasikan
7. KONFIGURASI HASIL RANCANGAN AKHIR
Setelah semua proses selesai, baru diperoleh hasil
rancangan akhir yang telah terjamin kehandalan dan
kualitas sinyal informasinya. Hasil radio link design dapat
representasikan dalam bentuk blok diagram, unjuk kerja
maupun spesifikasi perangkatnya (sub-sistem radio)

Anda mungkin juga menyukai