Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR II

Judul Praktikum : Zener Follower (Pengikut Zener)
Hari/Tanggal : Minggu/ 03 Mei 2014










Nama : Siskayanti
NIM : 20600112046
Kelompok :IV (Empat)
Asisten :Muh. Syihab Ikbal, S.Pd


JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2014/2015






R

V
D
I
D
V
S
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Elektronika Dasar II dengan judul percobaan Zener
Follower disusun oleh:

Nama : Siskayanti
Nim : 20600112046
Kelas : fisika 3,4
Golongan : B
Kelompok : IV ( Empat )

Telah diperiksa dan dinyatakan ACC oleh Asisten dengan nilai :


Makassar, April 2014

Asisten praktikum praktikan


Muh. Syihab Ikbal, S. Pd Siskayanti
Nim : 20600112046




Mengetahui Koordinator Golongan,
Elektronika Dasar II



MUH.SYIHAB IKBAL, S.Pd

PENGIKUT ZENER
Siskayanti, Elvida Safitry Z, Siti Nuraini, Ikhwan Arham Ishaq
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Alauddin Makassar
Abstrak
Telah di lakukan praktikum elektronika dasar II dengan judul Pengikut Zener. Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronik Jurusan Pendidikan Fisika. Praktikum ini
bertujuan untuk dapat memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan, memahami
prinsip kerja dari pengikut Emiter (Emiter Follower) dan regulator zener serta memahami
prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emitter dengan regulator zener sebagai
regulator tegangan. Variabel yang diukur dalam praktikum ini adalah

tegangan output,
tegangan zener dan tegangan pada basis dan emiter. Pada percobaan ini kami
menggunakan resistor 470K dan nilai R
L
yang di ubah-ubah yaitu 100 K, 150 K,

220
K dan 390 K. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berapapun hambatan
masukannya, tidak akan mempengaruhi tegangan keluarannya. Kesimpulan yang diperoleh
dari hasil praktikum ini adalah prinsip kerja dari suatu regulator tegangan yaitu sebagai
penstabil tegangan yang bekerja pada panjar mundur, prinsip kerja dari pengikut emiter
yaitu tegangan output lebih besar dari pada tegangan inputnya serta prinsip kerja dari
dioda zener yaitu semakin besar tegangan input maka semakin besar pula tegangan
outputnya.
Kata kunci: dioda zener
TUJUAN
1. Memahami prinsip kerja dari suatu regulator tegangan
2. memahami prinsip kerja dari pengikut Emiter (Emiter Follower) dan Regulator Zener
3. Memahami prinsip kerja dan penerapan dari suatu pengikut emitter dengan regulator zener
sebagai regulator tegangan
METODE EKSPERIMEN
Teori Singkat
Diode adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 1 buah junction,
sering disebutsebagai komponen 2 lapis (lapis N dan P) . Bias diode adalah cara pemberian
tegangan luar ke terminal diode. Apabila A diberi tegangan positif dan K diberi tegangan
negative maka bias tersebut dikatakan bias maju (forward bias). Sebaliknya apabila A diberi
tegangan negative dan K diberi tegangan positif, arus yang mengalir (IR) jauh lebih kecil dari
pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju (IF)
diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan IF tidak terlalu besar maupun tidak ada
peningkatan IR yang cukup significant ( Jayadin Ahmad, 2007: 22).
Jika tegangan mundur pada dioda p-n diperbesar, pada suatu nilai tegangan maka arus
mundur naik dengan cepat sekali. Tegangan mundur yang terjadi disebut tegangan balik
puncak (PIV). Peristiwa ini terjadi karena dadalnya ikatan kovalen silikon di dalam daerah
pengosongan pada sambungan p-n. Ada dua mekanisme kedadalan yaitu pada keadaan zener,
medan listrik yang tinggi dalam daerah pengosongan menyebabkan elektron pada ikatan
kovalen lepas menjadi elektron bebas. Pada mekanisme ini tegangan dadal (PIV) berkurang
dengan naiknya suhu. Mekanisme kedua yaitu dadal Town-send, terjadi karena elektron bebas
mendapat percepatan cukup tinggi, sehingga jika menumbuk atom akan terjadi elektron bebas.
Dioda yang digunakan pada daerah dadal yaitu dioda zener. Dioda ini digunakan sebagai
pengatur tegangan (Sutrisno, 1986: 111).
Karakteristik dari persimpangan dioda biasa menunjukkan bahwa itu dirancang
terutama untuk operasi ke arah depan. Maju biasing akan menyebabkan besar IF dengan nilai
lebih kecil dari VF. Reverse biasing umumnya tidak akan menyebabkan konduksi saat sampai
nilai yang lebih tinggi dari tegangan re-ayat tercapai. Jika VR cukup besar, namun, kerusakan
akan terjadi dan menyebabkan aliran arus balik. Junction dioda biasanya rusak ketika hal ini
terjadi. Dioda khusus sekarang dirancang untuk beroperasi di arah sebaliknya tanpa rusak.
Dioda Zener dibuat khusus untuk tujuan ini ( Stephen, 2008: 301).
Wilayah karakteristik unik yang digunakan dalam desain dioda Zener, memiliki
simbol grafis. Kedua dioda semikonduktor dan dioda zener disajikan berdampingan untuk
memastikan bahwa arah konduksi masing-masing jelas dipahami bersama-sama dengan
polaritas yang diperlukan dari tegangan yang diterapkan. Untuk dioda semikonduktor "pada"
negara akan mendukung arus ke arah panah dalam simbol. Untuk dioda Zener arah konduksi
adalah berlawanan dengan panah dalam simbol seperti yang ditunjukkan dalam pengantar
untuk bagian ini. Perhatikan juga bahwa polaritas VD dan VZ adalah sama seperti yang akan
diperoleh jika masing-masing adalah elemen resistif( Robert and Louis, 1996: 36)
Pengikut emitor memiliki resistansi masukan yang tinggi dan resistansi output yang
rendah. Aplikasi utamanya adalah sebagai resistensi converter misalnya, pengikut emitor
sering digunakan sebagai tahap yang pertama penguat tegangan untuk memberikan resistansi
masukan yang tinggi dan sebagai tahap akhir untuk memberikan resistansi output yang rendah
( Mike James, 2000:81).




Alat dan Komponen
1. Alat
a. Power supplay 1 buah
b. Kabel penghubung 11 buah
c. Multimeter Digital 2 buah
2. Komponen
a. Resistor 470 K 1 buah
b. R
L
100 K 1 buah
c. R
L
150 K 1 buah
d. R
L
220 K 1 buah
e. R
L
390 K 1 buah
f. Transistor BC3098 1 buah
g. Dioda Zener PH48 1 buah
IdentifikasiVariabel
1. Variabel manipulasi : Vin dan R
L

2. Variabel ukur/respon : V
out
, V
Z
dan V
BE

3. Variabel kontrol : R
S
, transistor dan diode zener
Definisi Operasional Variabel
1. Tegangan input adalah tegangan masukan yang diberikan pada suatu rangkaian yang
nilainya berubah-ubah sesuai dengan pemberian nilai pada tegangan sumber.
2. Tegangan Output (V
out
)

adalah tegangan keluaran yang diukur dengan voltmeter.
3. Tegangan Zener (V
z
) adalah besarnya nilai tegangan dioda zener yang ditunjukkan
oleh voltmeter yang dipasang pararel pada dioda zener.
4. V
BE
adalah nilai tegangan antara basis dan emiter.
5. R
L
adalah hambatan yang diubah ubah yang disusun secara seri oleh colektor untuk
mendapatkan nilai tegangan keluaran.
6. Resistor adalah banyaknya komponen yang membatasi besarnya arus yang mengalir
pada rangkaian
7. Dioda Zener adalah suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai penstabilitas
tegangan.
8. Transistor adalah suatu komponen yang memiliki nilai resistansi dimana terminalnya
dapat diatur.



Prosedur Kerja
a. Merangkai alat seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 1 : Rangkain pengikut zener
b. Memastikan semua alat dan komponen telah dirangkai dengan benar.
c. Memasang alat ukur voltmeter di R
L
dan di diode zener.
d. Menyalakan power suplay pada nilai 3,37 Volt kemudian mengamati penunjukan pada
voltmeter yang terpasang di R
L
dengan nilai 100 K dan di diode zener, kemudian
mencatatnya pada table pengamatan.
e. Mengulangi langkah d dengan mengganti nilai power suplay sebesar 5,18 Volt, 6,49
volt dan 9,15 Volt.
f. Mengulangi langkah d dan e dengan mengganti nilai R
L
sebesar 150 K, 220 K dan
390 K.
ANALISIS DATA
Menghitung hambatan R
L
= K, dimana R
L
> R
S

I. Untuk tegangan input (V
In
) = Volt
1. Menentukan nilai arus pada hambatan R
S

I
S
=


2. Menentukan tegangan zener secara hitung
V
Z
= V
In
V
RS

3. Menentukan nilai tegangan output secara hitung
V
out
= V
Z
V
BE

4. Menentukan % perbedaan antara V
out
ukur dan V
out
hitung
% perbedaan = |


| x 100%

HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
1. Pengukuran nilai V
Z
dan V
O
dengan R
L
100 K
Batas ukur = 20 mA
R
S
= 470 K
R
L
= 100 K
V
BE
= 0,50 Volt
Tabel 1.1 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban
R
L
= 100 K dimana R
L

S
No V
in
(Volt) V
Z
(Volt) V
out
(Volt)
1 3,37 2,19 1,64
2 5,18 3,43 2,67
3 6,49 4,31 3,70
4 9,15 5,73 5,07

2. Pengukuran nilai V
Z
dan V
O
dengan R
L
150 K
Batas ukur = 20 mA
R
S
= 470 K
R
L
= 150 K
V
BE
= 0,50 Volt
Tabel 1.2 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban
R
L
= 150 K dimana R
L

S
No V
in
(Volt) V
Z
(Volt) V
out
(Volt)
1 3,37 2,13 1,59
2 5,18 3,42 2,85
3 6,49 4,34 3,74
4 9,15 5,87 5,24

3. Pengukuran nilai V
Z
dan V
O
dengan R
L
220 K
Batas ukur = 20 Volt
R
S
= 470 K
R
L
= 220 K
V
BE
= 0,50 Volt
Tabel 1.3 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban
R
L
= 150 K dimana R
L

S
No V
in
(Volt) V
Z
(Volt) V
out
(Volt)
1 3,37 2,26 1,72
2 5,18 3,36 2,80
3 6,49 4,42 3,82
4 9,15 5,95 5,32

4. Pengukuran nilai V
Z
dan V
O
dengan R
L
390 K
Batas ukur =
R
S
= 470 K
R
L
= 390 K
V
BE
= 0,50 Volt
Tabel 1.4 : Pengukuran tegangan pada rangkaian zener dengan hambatan beban
R
L
= 390 K dimana R
L

S
No V
in
(Volt) V
Z
(Volt) V
out
(Volt)
1 3,37 2,29 1,77
2 5,18 3,45 2,90
3 6,49 4,42 3,84
4 9,15 5,94 5,33



Hasil Analisis Data

Tabel Hasil Analisis Data

PEMBAHASAN


SIMPULAN DAN DISKUSI


DAFTAR RUJUKAN
Ahmad Jayadin. 2007. Eldas. Jakarta: Wordpress
Khandpur. 1999. Basic Electronic Component and Hardware. New Delhi: CFS
documentation
Robert,boylestad dan Nashelsky, Louis. 1996, Electronic Devices and Circuit Theory.
Colombus : Prentice Hall
Stephan W.Fardo, Dale R. Patrick. 2008. Electricity and Eletronics Fundamental. Amerika:
Fairmont press
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: ITB press

Anda mungkin juga menyukai