Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Soewondo,1999).
Untuk pasien ini, Tn. JW memiliki BB dan TB = 67 kg dan 165 cm. Sehingga
didapatkan nilai IMT sebesar :
IMT =
= 24,6
Klasifikasi IMT sebagai berikut :
Berdasarkan kalsifikasi IMT tersebut, pasien memiliki nilai IMT 24,6 maka pasien
termasuk kategori beresiko menjadi obes.
Untuk menghitung kebutuhan kalori, menurut Soewondo (1999) dapat dipakai rumus
Broca, yaitu :
Berat Badan Idaman = 90% X (tinggi badan dalam cm - 100) X 1 kg
= 90% x (165-100) x 1 kg
= 90% x 65 x 1
= 58,5 kg
Menghitung kebutuhan basal dahulu dengan cara mengalikan berat badan idaman dengan
sejumlah kalori :
Basal = Berat badan idaman dalam kg x 30 Kkal
= 58,5 x 30
= 1755 kkal
Kurangi kalori bila gemuk sekitar 20-30% tergantung tingkat kegemukannya.
Basal = Kalori (20% x kalori)
= 1755 (20% x 1755)
= 1755 351
= 1404 kkal
Jadi, kalori yang dibutuhkan pasien ini dalam diet DMnya adalah 1404 kkal.
5. Ascoplex sebagai vitamin B kompleks
Ascoplex ini mengandung Vit B1 50 mg, vit B2 25 mg, vit B6 10 mg, vit B12 5
mg, vit C 175 mg, nicotinamide 100 mg, Ca pantothenate 25 mg, folic acid 0.5 mg
(Anonim, 2014). Berdasarkan diagnosis bahwa Pasien Tn. JW menderita DM tipe 2 dan
neuropati DM, maka untuk terapinya perlu diberikan vitamin B kompleks yang
mengandung vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, dan asam folat.
Perhatian utama pada manajemen diabetes adalah mengendalikan dan mencegah
terjadinya komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Suatu strategi farmakologis
yang dapat melawan hiperglikemia adalah dengan menekan berbagai jenis jalur patogenik
dan mencegah berkembangnya komplikasi diabetesnya, yaitu dengan vitamin B1 atau
tiamin. Selain itu, vitamin B1 dapat mencegah nefropati diabetes, retinopati diabetes,
neuropati diabetes, dislipidemia, membantu kesembuhan luka dan memperbaiki defisit
angiogenesis pada penderita diabetes, serta memperbaiki disfungsi sel progenitor endotel
(Eussen, et al, 2006).
Vitamin B6, vitamin B12, dan asam folat merupakan zat gizi yang mempunyai
peran penting dalam menjaga kesehatan saraf. Vitamin B6 (Pyridoxamine) memiliki efek
anti glikasi. Ini yang membuatnya penting digunakan sebagai suplemen pada penderita
diabetes. Vitamin B6 dapat mencegah produk akhir glikasi (glication end product).
Produk akhir glikasi ini menyebabkan berbagai komplikasi pada penderita diabetes,
seperti penyakit ginjal (nefropati), Penglihatan kabur (retinopati), kerusakan saraf
(neuropati) (Eussen, et al, 2006).
Vitamin B12 dan asam folat melindungi pembuluh darah arteri dan persendian
dari kerusakan akibat pengaruh homosistein dengan cara mengubah homosistein menjadi
sistein yang akhirnya dikeluarkan melalui urin (Eussen, et al, 2006). Homosistein
merupakan asam amino sulfur yang terbentuk sebagai hasil demetikasi metionin. Kadar
homosistein yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya resiko serangan penyakit
jantung, sroke, penyakit Al-zheimer dan menurunnya fungsi kognitif (Clarke, et al,
1998). Selain itu, Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam nukeat dan berpengaruh pada
pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf (Anonim, 2014). Vitamin B12
ini dapat membantu managemen nyeri pada pasien DM (Sun, 2005). Bahkan menurut
Talaei (2009) menyatakan bahwa vitamin B12 lebih efektif daripada nortriptyline dalam
perawatan nyeri pada diabetes neurophaty.
6. Provelyn
Kandungan dari provelyn adalah pregabalin. Mekanisme aksi pregabalin adalah
mengikat subunit alpha 2-delta dari kanal kalsium dalam SSP, menghambat pelepasan
neurotransmitter excitatory. Meskipun, secara struktural berhubungan dengan GABA,
pregabalin tidak berikatan dengan GABA atau benzodiazepine reseptor. Diberikannya
aktivitas antinociceptive dan antikonvulsan akan menurunkan gejala-gejala dari
neurophaties perifer yang menyakitkan dan, sebagai terapi tambahan pada kejang parsial,
dan mengurangi frekuensi kejang (Charles et al, 2012).
Pada pemberian per oral, pregabalin diabsorpsi dengan cepat pada keadaan puasa
dan konsentrasi plasma tertinggi dicapai dalam 1 jam, setelah pemberian dosis tunggal
dan dosis berulang. Bioavailabilitas oral pregabalin diperkirakan 90% dan tidak
tergantung dosis. Famakokinetik bersifat linear. Pada pemberian berulang, kadar mantap
tercapai dalam 24 hingga 48 jam. Pemberian pregabalin bersama dengan makanan tidak
memiliki pengaruh yang bermakna terhadap absorpsi pregabalin. Pregabalin tidak
berikatan dengan protein plasma. Pada pemberian per oral, volume distribusi pregabalin
kurang lebih 0,56 liter/kg. Pada manusia, metabolisme pregabalin dapat diabaikan. Pada
pemberian pregabalin dengan label radiologik, hampir 98% dari dosis yang diberikan
ditemukan di urin sebagai bentuk utuh. Pregabalin dieliminasi dari sirkulasi sistemik
terutama melalui ginjal dalam bentuk utuh, dengan waktu paruh eliminasi rata-rata adalah
6,3 jam (Anonim, 2013).
Pregabalin diindikasikan untuk nyeri neuropati perifer pada pasien dewasa;
sebagai terapi tambahan pada kejang parsial dengan atau tanpa generalisasi sekunder
pada pasien dewasa. Obat ini dipilih dan digunakan karena merupakan first line theraphy
untuk pasien dengan diagnosis neuropati DM.
Pregabalin merupakan obat yang disetujui oleh FDA untuk manajemen nyeri
secara umum pada DM neurophaty dan meupakan obat lini pertama yang digunakan
untuk menangani rasa sakit atau nyeri (Lesser, 2004). Sedangakn penggunaan gabapentin
digunakan apabila obat lini pertama tidak menunjukkan hasil yang diinginkan.
7. Allopurinol
Allopurinol digunakan untuk menurunkan kadar asam urat pasien. Obat
hipourisemik pilihan untuk gout kronik adalah allopurinol. Selain mengontrol gejala, obat
ini juga melindungi fungsi ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan
cara menghambat enzim xantin oksidase. Allopurinol tidak aktif tetapi 6070% obat ini
mengalami konversi di hati menjadi metabolit aktif oksipurinol. Waktu paruh allopurinol
berkisar antara 2 jam dan oksipurinol 1230 jam pada pasien dengan fungsi ginjal normal.
Oksipurinol diekskresikan melalui ginjal bersama dengan allopurinol dan ribosida
allopurinol, metabolit utama ke dua (Schlesinger, 2004).
Mekanisme dari allopurinol adalah menghambat xantine oksidase yaitu, enzim
yang bertanggung jawab untuk mengubah hipoksantin menjadi xanthine kemudian
menjadi asam urat. Allopurinol dimetabolisme menjadi oxypurinol yang juga merupakan
inhibitor xanthine oxidase: Allopurinol bekerja pada purin katabolisme, mengurangi
produksi asam urat tanpa mengganggu biosintesis purin vital (Charles et al, 2012).
8. Irbesartan
Irbesartan merupakan obat anti hipertensi golongan ARB (Angiotensin II
Receptor Blocker). Irbesartan digunakan untuk pasien yang hanya menderita hipertensi
atau hipertensi dengan diabetes neuropati pada pasien diabetes melitus tipe II. Mekanisme
kerja irbesartan adalah sebagai antagonis reseptor angiotensin. Angiotensin II bertindak
sebagai vasokonstriktor. Selain menyebabkan vasokonstriksi langsung, angiotensin II
juga merangsang pelepasan aldosteron. Sekali aldosteron dilepaskan, natrium serta air
yang direabsorbsi kembali. Akhirnya akan terjadi kenaikan tekanan darah. Irbesartan
berikatan dengan reseptor AT1 angiotensin II. Ikatan ini mencegah angiotensin II
berikatan dengan reseptornya. Dengan ini akan menghambat vasokontriksi dan sekresi
aldosteron oleh angiotensin II (Charles et al, 2012).
Obat ini digunakan karena tekanan darah pasien meningkat pada tanggal 7, jadi
untuk menurunkan tekanan darah pasien kembali ke normal digunakan obat antihipertensi
Irbesartan karena menurut Charles et al, Irbesartan digunakan untuk pasien yang hanya
menderita hipertensi atau hipertensi dengan diabetes neuropati pada pasien diabetes
melitus tipe II.
9. NovoMix
30
NovoMix
30 adalah pra-campuran netral suspensi yang terdiri dari rapid-acting
aspart insulin (Rys) (30%) dan intermediate-acting protamine aspart insulin (Rys) (70%).
NovoMix
30 dalam
penambahan sebesar 1 unit. NovoMix
30 dapat
digunakan segera setelah makan (Anonim, 2005).
Penggantian terapi pasien ke BIAsp 30{biphasic insulin aspart 3070 (NovoMix_
30)} menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kontrol glikemik dan dengan
penurunan risiko hipoglikemia (Shah et al, 2009). NovoMix