Reaksi Mannich Asimetrik Menggunakan L-Prolin sebagai Organokatalis
Airlangga Diandra Putra
NIM 10512038 ; Kelas 02 ; Kelompok 3 airlanggadiandraputra@yahoo.co.id
Abstrak
Reaksi Mannich adalah reaksi kondensasi senyawa organik antara formaldehid atau aldehid sederhana lainnya dengan amonia, amina primer ataupun amina sekunder, dan suatu senyawa karbonil yang memiliki paling sedikit satu atom hidrogen yang bersifat asam (hidrogen alfa). Adanya hidrogen alfa pada senyawa karbonil akan memungkinkan terbentuknya suatu gugus metilen yang terenolisasi (ion enolat) yang bertindak sebagai nukleofil. Produk akhirnya adalah senyawa -amino-karbonil. Pada percobaan ini dilakukan Reaksi Mannich asimetrik dengan L-Prolin sebagai organokatalis. Reaksi Mannich ini dilakukan pencampuran sikloheksanon, formaldehid, anilin, L-prolin, dan etil asetat yang direaksikan dengan menggunakan Microwave Reactor pada suhu 60C dan daya 500 W selama 20 menit. Dalam percobaan ini tujuan yang diharapkan tidak tercapai, yaitu tidak diperolehnya rendemen maupun titik leleh karena produk sangat sedikit.
Kata kunci: Reaksi Mannich, L-Prolin, Reaksi Mannich asimetrik.
Abstract
Mannich Reaction is an organic condensation reaction between formaldehyde or another simple aldehyde with ammonia, primary amine or secondary amine, and with a compound that contain carbonyl functional group which have at least one acidic hydrogen atom (alpha-hydrogen). The existance of alpha-hydrogen in the carbonyl compound would allow the formation of an enolated methylene which is a nucleophile. The product would be -amino-carbonyl. In this experiment, the asymmetric Mannich Reaction did with L-Proline as an organocatalyst. This Mannich reaction did by mixing cyclohexanone, formaldehyde, aniline, L-Proline, and ethyl acetate which reacted with Microwave Reactor at 60C temperature, 500 W power within 20 minutes. In this experiment, the goal was not achieved, no result in either in %yield or the melting point because the quantity of the obtained product was a measly.
Reaksi Mannich adalah reaksi kondensasi senyawa organik antara formaldehid atau aldehid sederhana lainnya dengan amonia, amina primer ataupun amina sekunder, dan suatu senyawa karbonil yang memiliki paling sedikit satu atom hidrogen yang bersifat asam (hidrogen alfa (H-)). Adanya hidrogen alfa terhadap gugus karbonil akan memungkinkan terbentuknya suatu gugus metilen yang terenolisasi (ion enolat) yang bertindak sebagai nukleofil. Produk akhirnya adalah senyawa -amino-karbonil yang dikenal juga sebagai basa Mannich [1] . Reaksi antara aldimina (suatu imina) dan karbonil -metilena juga dianggap sebagai Reaksi Mannich karena imina ini merupakan bentuk antara imina dan aldehida. Reaksi ini dinamakan berdasarkan seorang kimiawan bernama Carl Mannich. Reaksi umum Mannich sebagai berikut
Gambar 1. Reaksi umum Mannich
Reaksi Mannich asimetrik yaitu reaksi Mannich yang secara stereoselekitif akan menghasilkan senyawa turunan amina yang kiral . Reaksi Mannich asimetrik yang pertama dilakukan dengan menggunakan katalis L-prolin (atau (S)-prolin) pada tahun 2000 oleh Cordova dan rekan. L-Prolin pada reaksi ini bertindak sebagai organokatalis, yaitu senyawa organik yang tidak mengandung logam yang dalam jumlah sedikit (sub-stoikiometrik) dapat mempercepat laju reaksi kimia.
2. METODE PERCOBAAN
Dimasukkan 10 mL sikloheksanon ke dalam labu erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 0,5 mL formaldehid, 1 mL anilin, 40 mg L-prolin, dan 12 mL etil asetat. Dipanaskan labu erlenmeyer dengan Microwave Reactor MAS II SINEO pada suhu 60C dan daya 500 W selama 20 menit. Didinginkan labu hingga suhu kamar setelah reaksi selesai, kemudian ditambahkan 0,5 mL larutan buffer fosfat pH 7,2. Dilakukan ekstrasi menggunakan 6 mL air sebanyak 3 kali (3 x 6 mL air) di dalam tabung reaksi bertutup 15 mL menggunakan pipet. Digabungkan fasa organik hasil ekstrasi dan dikeringkan dengan garam MgSO 4
anhidrat yang dilanjutkan dengan penyaringan. Diuapkan pelarut dari larutan fasa organik dengan rotary evaporator. Ditimbang residu berwarna putih kekuningan dan diukur titik lelehnya (titik leleh sekitar 70-73C).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Massa produk diperoleh : - Titik leleh produk : -
Reaksi Mannich adalah reaksi senyawa organik yang melibatkan formaldehid atau aldehid sederhana lainnya dengan keton yang memiliki paling sedikit satu hidrogen alfa untuk membentuk enol yang bersifat nukleofil. Reaksi Mannich dilanjutkan dengan mereaksikan enol dengan ammoniak atau amina primer atau amina sekunder, dan dengan katalis asam. Reaksi Mannich merupakan reaksi kondensasi karena dalam prosesnya terdapat pelepasan molekul air. Produk dari reaksi ini adalah amino-keton yang merupakan hasil adisi satu molekul formaldehid dan satu molekul amina terhadap keton [2] . Katalis yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah organokatalis asam amino L-Prolin [3,4] . Campuran senyawa ini dipanaskan dalam Microwave Reactor pada suhu 60C dan daya 500 W selama 20 menit, pemanasan ini dilakukan untuk menjalankan reaksi karena Reaksi Mannich kali ini bersifat endoterm. Reaksi ini membutuhkan energi untuk terjadi, energi yang diberikan pada percobaan kali ini berasal dari energi kalor, yaitu dari pemanasan dari Microwave Reactor. Dengan adanya organokatalis (senyawa organik yang dapat dijadikan katalis) L-Prolin, energi yang diperlukan untuk terjadinya reaksi tidak sebesar energi yang diperlukan tanpa katalis L-Prolin. Jumlah dari katalis L-Prolin yang ditambahkan dalam reaksi ini tidak terlalu berpengaruh pada jumlah produk reaksinya karena meskipun hanya dengan sedikit katalis (sub-stoikiometrik) yang ditambahkan, produk yang didapatkan tetap akan sama banyak. Tetapi tentu saja hal ini tidak berlaku jika perbandingan antara campuran reaktan dengan L-Prolin terlalu ekstrem (misalkan hanya 1 mg untuk campuran reaktan orde kilogram). Kecepatan laju reaksi dari reaksi kimia dengan organokatalis akan meningkat dengan adanya senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, sulfur, dan unsur non-logam lainnya. Semua organokatalis mampu membentuk ikatan kovalen sementara. Organokatalis yang umum digunakan seringkali adalah senyawa alam dan amina sekunder untuk kiral katalisnya. Organokatalis merupakan senyawa organik yang bukan berupa makromolekul, keuntungan dari organokatalis yaitu tidak sensitif terhadap kelembaban udara dan oksigen, mudah didapatkan, harga yang tidak mahal, dan ramah lingkungan (toksisitas rendah karena tidak ada logam yang terlibat) [5] . Senyawa Prolin sebagai organokatalis memiliki tingkat transformasi enantioselektif yang sangat tinggi, berbagai turunan dari senyawa Prolin telah membuktikan kehebatan organokatalis ini dengan penggunaannya mentransformasi senyawa karbonil yang dipercaya terdapat iminium (ion imina) terlibat di dalam reaksinya [6] .
Gambar 2. Struktur L-Prolin
Setelah dikeluarkan dari Microwave Reactor dan didinginkan, ditambahkan buffer fosfat pH 7,2 ke dalam campuran dengan tujuan menjaga pH larutan agar tetap netral (sekaligus menetralkan keasaman dari katalis pada saat reaksi dalam Microwave Reactor) sebelum dilakukannya ekstrasi. Ekstrasi dilakukan dengan menggunakan pelarut air, air sendiri merupakan pelarut yang bersifat sangat polar. Produk dari percobaan Reaksi Mannich kali ini memiliki kepolaran yang mirip dengan etil astetat, maka dari itu ditambahkan etil asetat sebagai pelarut agar -amino-karbonil (produk) akan berada pada fasa organik. Etil asetat pun memiliki sifat volatil dan memiliki titik didih yang tidak terlalu tinggi sehingga akan mudah diuapkan dari campuran larutannya. Ekstrasi dengan air dilakukan dengan tujuan menarik senyawa-senyawa selain produk ke fasa air (senyawa- senyawa yang memiliki sifat polar), sehingga hanya produk yang tersisa dalam fasa organik (pelarut etil asetat). Ekstrasi dilakukan dengan 3 x 6 mL air, tidak dengan 1 x 18 mL air dikarenakan ekstrasi yang dilakukan berkali-kali akan memiliki efisiensi ekstrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan satu kali ekstrasi karena jika dilakukan ekstrasi berkali-kali, jumlah zat yang mengalami kontak dengan permukaan (perbatasan) antara fasa organik dengan fasa air akan lebih banyak, sehingga jumlah zat yang terpartisi pada fasa yang lebih baik (fasa organik dalam percobaan ini) dalam melarutkan akan lebih banyak. Fasa organik yang diperoleh digabungkan lalu ditambahkan dengan garam MgSO 4 anhidrat, garam anhidrat ini akan menyerap setiap molekul air yang mungkin ada dalam fasa organik membentuk garam hidratnya (MgSO 4 . xH 2 O). Air perlu dikeluarkan karena molekul air tersebut mensolvasi senyawa-senyawa lain (pengotor) yang mungkin ada dan zat pengotor tersebut akan tersisihkan bersama air. Adanya pelarut air juga akan lebih sulit diuapkan dibandingkan dengan etil asetat, dan dapat membuat produk yang didapat agak basah sehingga sulit untuk ditentukan berat produk diperoleh yang sebenarnya. Penguapan pelarut (etil asetat) dilakukan untuk membentuk residu padatan yang diharapkan adalah produk akhir dari Reaksi Mannich, yaitu -amino- karbonil. Berikut mekanisme reaksi dari percobaan ini
Gambar 3. Mekanisme Reaksi Mannich (7)
Pasangan elektron bebas pada atom nitrogen pada gugus amina pada senyawa anilin akan menyerang karbon alfa dari formaldehid yang bermuatan parsial positif karena elektronnya cenderung tertarik pada atom O yang bersifat elektronegatif (terpolarisasi) dan atom O pada gugus formaldehid akan bermuatan terprotonasi menjadi hidroksi akibat adanya katalis asam dan akan membentuk ion imina (dikenal juga sebagai basa Schiff [8] ) dengan nama N- metilenbenzenaminium. Hidrogen alfa (H-) pada sikloheksanon akan diserang oleh pasangan elektron bebas dari basa konjugat (dari katalis asam) untuk kembali membentuk asam kembali. Akibat deprotonasi pada sikloheksanon, karbon yang langsung mengikat gugus keton akan membentuk ikatan rangkap dengan karbon yang mengalami deprotonasi, proses ini disebut tautomerisasi. Sikloheksanon yang mengalami tautomerisasi menjadi anion enolatnya akan membuat elektron dari ikatan rangkap menyerang sisi Si dari ion imina dan akan menghasilkan basa Mannich bermuatan netral, yaitu -amino-karbonil dengan nama (S)-2- ((fenilamino)metil)sikloheksanon. Reaksi Mannich merupakan suatu contoh adisi nukleofilik suatu amina terhadap karbonil yang disusul oleh dehidrasi menjadi basa Schiff. Basa Schiff merupakan turunan dari anilin, yang adalah sebuah gugus fungsi elektrofil yang mengandung ikatan rangkap antara atom karbon- atom nitrogen dengan atom nitrogen yang terhubung pada alkil atau aril (non-hidrogen), ikatan pada nitrogen membuat basa Schiff menjadi imina yang stabil. Basa Schiff ini akan bereaksi melalui reaksi adisi elektrofilik dengan senyawa yang mengandung proton bersifat asam (enol). Dalam Reaksi Mannich, amina primer atau sekunder atau ammonia berfungsi juga sebagai pengaktifasi formaldehid. Amina tersier tidak dapat digunakan karena ketidakadaan atom hidrogen yang terikat pada atom N yang digunakan untuk membentuk intermediet basa Schiff. Sintesis yang dilakukan kali ini adalah sintesis enantioselektif (dikenal juga sebagai sintesis kiral atau sintesis asimetrik). Sintesis ini didefinisikan oleh IUPAC sebagai suatu reaksi kimia dimana satu atau lebih unsur yang bersifat kiral terbentuk pada substrat molekul yang akan menghasilkan produk stereoisomer (enantiomer atau diastereomer) pada jumlah yang tidak sama. Atau lebih mudah dipahami sebagai sintesis suatu senyawa oleh metoda yang lebih cenderung pada salah satu produk enantiomer atau produk diastereomer saja. Sintesis enantioselektif dapat dicapai jika organokatalis yang digunakan bersifat kiral. Sebuah nukleofil dalam adisi nukleofilik dapat berikatan dengan karbon pada gugus karbonil melalui dua sisi yang berbeda. Dua sisi yang berbeda itu adalah sisi Re dan sisi Si, sisi Re dapat dianggap sisi luar (bagian depan) dari kertas, sedangkan sisi Si dapat dianggap sisi dalam (bagian belakang) dari kertas. Produk yang dihasilkan akan memiliki notasi R atau S sesuai aturan prioritas Cahn-Ingold-Prelog (CIP) dan bergantung jumlah atom kiral pada senyawa tersebut [9] . L-prolin akan mengkatalis penyerangan pada sisi Si kepada imina oleh intermediet aldehid enamin dan menghasilkan L-asam amino [10] . Produk dari sintesis enantioselektif ini dapat berubah sesuai dengan modifikasi dari katalis asam amino yang digunakan. Pada percobaan ini, tujuan dari percobaan yang dikehendaki tidak dicapai karena tidak diperolehnya rendemen maupun titik leleh dikarenakan hasil ekstrasi yang dilakukan setelah dipanaskan dengan microwave reactor sangat sedikit, sedangkan pelarutnya perlu diuapkan sehingga semakin sedikit. Padatan yang diperoleh jumlahnya (berat) tidak terdeteksi oleh alat timbang dan juga terlalu sedikit untuk dilakukan pengujian titik leleh terhadap produk. Beberapa faktor penyebab hal ini adalah ketidak sesuaian pengaturan suhu dan waktu pada Microwave Reactor, diduga pemanasan yang dilakukan untuk melakukan reaksi terlalu lama. Selain itu ekstrasi yang dilakukan juga tidak sempurna serta kesalahan acak seperti kesalahan baca tanda batas alat ukur, proses penuangan yang tidak sempurna, dan temperatur- tekanan ruangan yang tidak konstan dan tidak ideal selama praktikum juga mempengaruhi jumlah perolehan produk. Aplikasi dari reaksi Mannich ini adalah sintesis senyawa natural seperti peptida, nukleotida, antibiotik, dan alkaloid yang dapat digunakan sebagai senyawa medis [11] . Reaksi ini merupakan tahapan kunci dalam sintesis berbagai produk yang berkaitan dengan farmasi dan produk natural, reaksi ini sangat berperan dalam perkembangan kimia medis. Basa Mannich dan turunannya juga memiliki banyak kegunaan, diantaranya adalah perlindungan in-plant pada cat dan polimer, sebagai sitostatis pada terapi kanker, pembuatan obat analgesik, antiparkinson, neuroleptik, anastetik, antihipertensi, dan banyak lagi [12] .
4. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini, tujuan yang diharapkan tidak tercapai, sehingga produk yang diperoleh tidak teruji titik lelehnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan, doa, serta dukungan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan YME, penulis ingin menyampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada: Dr. Deana Wahyuningrum selaku dosen pembimbing praktikum organik atas arahan dan bimbingan yang beliau ajarkan pada penulis; Dr.rer.nat. Didin Mujahidin selaku dosen pengajar kimia organik atas segala ilmu yang beliau ajarkan pada penulis; Kedua orang tua tercinta, atas segala doa, cinta, kasih sayang, motivasi terbaik yang selalu menyertai dalam kondisi apapun dan dimanapun berada; Asisten praktikum atas perhatian dan ilmu yang telah diberikan selama praktikum pada penulis; Rekan praktikum kelompok 3 sekaligus teman yang inspiratif untuk kebersamaan, inspirasi, dan motivasi selama menimba ilmu di ITB; Pihak- pihak lain yang ikut membantu namun tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis, baik yang ikut terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1]http://www.adichemistry.com/organic/namedreac tions/mannich/mannich-reaction-1.html [2]http://www.chemtube3d.com/Enolates%20with% 20aldehydes%20and%20ketones%20(Aldol% 20 Reaction)%20- %20Mannich%20reaction.html [3]http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/summary/summ ary.cgi?cid=145742 [4]http://www2.chemistry.msu.edu/courses/cem958/ FS04_SS05%5CSanyal.pdf [5]List, B. (2007). Introduction: Organocatalysis. Journal of the American Chemical Society 107 (12): p.5413-5415 [6]http://www.organic- chemistry.org/topics/organocatalysis.shtm [7]http://www.organic- chemistry.org/namedreactions/mannich- reaction.shtm [8]http://chemwiki.ucdavis.edu/Organic_Chemistry/ Organic_Chemistry_With_a_Biological_Emp hasis/Chapter_11%3A_Nucleophilic_carbonyl _addition_reactions/Section_11.6%3A_Imine _(Schiff_base)_formation [9]http://classes.yale.edu/chem220/STUDYAIDS/is omers/ReSiFolder/ReSi.html [10]Cordova, A.; Watanabe, S.; Tanaka, F.; Notz, W.; Barbas, C. F., III (2002). A Highly Enantioselective Route to Either Enantiomer of Both - and -Amino Acid Derivatives. Journal of the American Chemical Society 124 (9): p.18661867. [11]http://www.biologie.uni-hamburg.de/b- online/library/newton/Chy251_253/Lectures/ Mannich/MannichReactions.html [12]Arend, M.; Westermann, B.; Risch, N. (1998). Modern Variants of the Mannich Reaction. International Chemical Journal 37: p.1044- 1070.