dimana
LP : kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari)
M : kebutuhan air untuk mengganti kehilangan akibat evaporasi dan
perkolasi yang dihitung sebagai : P ET 1 , 1 P E M
0 0
k : adalah besaran yang dihitung sebagai :
S
T
M k
T : jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S : kebutuhan air untuk penjenuhan (mm)
Penggunaan Konsumtif
Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 29
menggantikan air yang hilang karena penguapan. Air dapat menguap dari
permukaan air atau dari tumbuhan. Kombinasi dari kedua penguapan diatas
disebut evapotranspirasi. Penggunaan konsumtif dihitung sebagai :
0 c c
ET K ET
dimana
ET
c
: kebutuhan air untuk penggunaan konsumtif (mm/hari)
ET
0
: evapotranspirasi potensial yang dihitung menurut metode Penmann
yang dimodifikasi (mm/hari)
K
c
: koefisien tanaman, yang bergantung kepada jenis dan umur tanaman
Evapotranspirasi dihitung menurut metode Penmann yang dimodifikasi
berdasarkan hubungan antara penguapan yang diukur dan faktor meteorologi
yang mempengaruhinya. Evapotranspirasi dihitung dengan persamaan berikut.
) e e ( ) u ( f ) w 1 ( R w C ET
d a n 0
dimana
ET
0
: evapotranspirasi potensial (mm/hari)
w : faktor bobot (weight factor) yang bergantung kepada temperatur udara
dan penyinaran matahari
R
n
: radiasi tahunan yang ekivalen dengan penguapan
e
a
- e
d
: perbedaan tekanan uap air pada temperatur udara rata-rata dengan
tekanan uap air jenuh (mbar)
C : faktor koreksi yang bergantung kepada kondisi cuaca
Perkolasi dan Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses dimana air berpindah dari permukaan tanah ke lapisan
bawah permukaan (daerah tidak jenuh). Perkolasi adalah proses dimana air
berpindah dari daerah tidak jenuh ke daerah jenuh di lapisan bawah
permukaan. Perkolasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain tekstur
tanah dan kerembesan/permeabilitas tanah. Untuk keperluan desain, tingkat
perkolasi standar sebesar 3 mm/hari digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan air di sawah.
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 30
Penggantian Lapisan Air
Pada saat penanaman padi, pengurangan air di sawah dilakukan untuk
pemupukan, penggenangan dan pertumbuhan awal. Karena itu diperlukan
penggantian lapisan air sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm selama
sebulan atau dua bulan setelah transplantasi. Untuk palawija tidak diperlukan
penggantian lapisan air.
Efisiensi Irigasi
Efisiensi irigasi adalah rasio (perbandingan) antara debit air di sawah dan debit
air di pintu intake irigasi. Kehilangan antara intake dan sawah terjadi akibat
penguapan, kebocoran dan infiltrasi. Efisiensi irigasi diperlukan untuk
menentukan efektifitas sistem irigasi dan pengelolaan dalam memenuhi
kebutuhan konsumtif (evapotranspirasi) selama penanaman. Efisiensi irigasi
juga bergantung kepada tingkat pertumbuhan tanaman dan kondisi cuaca.
Pada dasarnya kehilangan yang mempengaruhi efisiensi irigasi terjadi pada
saat air mengalir dari sumber ke persawahan dan selama pengelolaan sawah.
Curah Hujan Efektif
Untuk padi, curah hujan efektif bulanan diambil sebesar 70 % dari curah hujan
tahunan, sedangkan untuk palawija diambil sebesar 50 % dari curah hujan
tahunan.
Pola Tanam
Pola tanam berupa padi musim kemarau (Maret-I sampai Juli-I), padi musim
kemarau/palawija (Juli-I sampai November-I) dan padi musim hujan
(November-I sampai Maret-I).
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 31
Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk kebutuhan
konsumtif, penyiapan lahan, perkolasi, dan infiltrasi, penggantian lapisan air,
dikurangi dengan curah hujan efektif seperti yang diberikan oleh rumus
dibawah ini.
e c
R WLR P LP ET NFR
dimana
NFR : kebutuhan air tanaman (mm/hari)
ET
c
: kebutuhan air konsumtif (mm/hari)
LP : kebutuhan air untuk penyiapan lahan (mm/hari)
P : perkolasi (mm/hari)
WLR : penggantian lapisan air (mm/hari)
R
e
: curah hujan efektif (mm/hari)
Kebutuhan air di intake irigasi adalah kebutuhan air tanaman di sawah dibagi
dengan efisiensi irigasi seperti yang diberikan oleh rumus di bawah ini.
e
NFR
DR
dimana
DR : kebutuhan air di intake (mm/hari)
NFR : kebutuhan air tanaman (mm/hari)
e : efisiensi irigasi (%)
KEGIATAN-4
PERENCANAAN JARINGAN TERSIER
Perencanaan petak tersier harus sedemikian rupa sehingga untuk mengatur
aliran air dari sumbernya ke petak-petak sawah diupayakan dengan sistem
gravitasi, diperlukan pengembangan sistem irigasi di dalam petak tersier.
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 32
Perencanaan jaringan irigasi tersier bertujuan :
Pengelolaan air dapat dilaksanakan dengan baik.
Operasi dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan mudah oleh
petani pemakai air
dengan biaya rendah
Karena O & P jaringan tersier sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani
pemakai air, perhatian dan keikut sertaan mereka selama perencanaan sangat
diperlukan. Perencanaan jaringan tersier tidak dapat dipisahkan dengan
perencanaan jaringan induk. Petak tersier adalah petak dasar pada suatu
jaringan irigasi. Petak ini adalah bagian dari jaringan irigasi yang mendapat air
dari satu bangunan sadap tersier dan dilayani oleh satu saluran tersier.
Petak sub tersier diterapkan apabila jaringan irigasinya terletak pada 2
administrasi desa atau lebih. Jaringan tersier adalah jaringan saluran yang
melayani areal petak tersier, terdiri dari :
Jaringan bagi : membagi air dari sadap ke petak kuarter.
Jaringan pemakai : yang membawa air dari jaringan tersier ke
petak sawah (jaringan kuarter)
Jaringan pembuang : yang membawa kelebihan air dari petak
sawah ke saluran pembuang utama
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 33
E.2. PROGRAM KERJA
E.2.1. Kegiatan dan Prosedur Perencanaan
1. Pengumpulan data dan penyelidikan, menyangkut kegiatan-
kegiatan berikut :
Inventarisasi keadaan topografi dengan cara mengadakan
pengukuran topografi.
Inventarisasi fasilitas-fasilitas yang sudah ada, (saluran irigasi,
jaringan irigasi, bangunan air, akses jalan), air yang tersedia
serta daerah genangan.
Invertarisasi praktek-praktek irigasi dan cara-cara pembagian
air yang ada sekarang.
Pengumpulan data hidrometeorologi, untuk menentukan
kebutuhan air untuk irigasi dan pembuangan.
2. Lay out pendahuluan, dibuat berdasar data-data yang didapat
sebelumnya, yang meliputi :
Batas-batas petak tersier.
Daerah yang dapat diairi, dan
Trase saluran.
3. Untuk hal-hal seperti kepemilikan tanah, pengembangan sawah dsb,
melibatkan instansi-instansi :
Pemerintah Daerah.
Agraria.
Pertanian
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 34
Transmigrasi (bila di daerah transmigrasi)
4. Pengecekan Lay out pendahuluan, meliputi kegiatan berikut :
Konsultasi dengan Pemilik Pekerjaan untuk menjelaskan lay out
rencana jaringan. Komentar dan keberatan-keberatan harus
dipertimbangkan benar-benar, agar tidak menjadi hambatan
dalam pengembangan maupun O & P jaringan nantinya.
Pengecekan dilapangan diperlukan karena petani belum terbiasa
menggunakan peta. Dengan menelusuri sepanjang saluran,
petani akan menunjukkan tempat-tempat yang mungkin dapat
timbul masalah.
Lay out dapat berubah sesuai keinginan petani dan kelayakan
teknis.
Kegiatan ini melibatkan Pemda, Pertanian dan Agraria.
Pengukuran detail dapat dimulai setelah lay out pendahuluan
disepakati bersama.
5. Pengukuran detail, dilakukan setelah lay out disepakati, yang diukur
adalah :
Potongan memanjang,
Potongan melintang, dan
Muka air rencana.
Jika timbul kesulitan berkaitan dengan elevasi yang dapat
dipecahkan dengan cara memilih tata letak lain, sebaiknya dicek
dilapangan bersama-sama para wakil petani.
Jika kedua belah pihak telah sepakat, hasilnya dibicarakan dengan
para petani melalui rapat pembinaan.
Atas dasar pesetujuan umum secara tertulis serta persetujuan
kepala desa, lay out dibuat final.
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 35
6. Perencanaan detail, dilakukan berdasar lay out final
Dari hasil pengukuran detail, demensi dan elevasi saluran dapat
direncana dan digambar.
Semua bangunan akan disesuaikan dengan standar yang ada.
Perencanaan detail disajikan dalam sebuah buku perencanaan, yang
memuat :
Penjelasan mengenai perencanaan, dan
Gambar-gambar perencanaan
Dengan diserahkannya buku perencanaan kepada Pemilik Pekerjaan dan
pihak2 terkait, maka selesailah tahap perencanaan. Perencana dalam
pelaksanaan masih diperlukan, karena mungkin timbul permasalahan
yang memerlukan perubahan perencanaan.
Pendekatan dalam tahap perencanaan
Sebelum membuat rencana perlu dicek semua usulan petani,
dimintakan persetujuannya.
Perencanaan dibuat selengkap mungkin, semua detail harus benar,
tidak menunda masalah-masalah sampai ke tahap pelaksanaan.
Untuk membuat penyesuaian-penyesuaian dilapangan perencana
harus hadir, dan secara teratur mendatangi lokasi pekerjaan untuk
mengantisipasi kesulitan yang timbul.
Sebelum pelaksanaan dimulai, dipastikan bahwa pekerjaan yang
diusulkan telah dijelaskan kepada petani dan mendapatkan
dukungan. Kalau perlu diadakan penyesuaian sesuai hasil konsultasi
terakhir.
Berhati-hati dalam melakukan perubahan besar pada rencana
jaringan, dapat menimbulkan masalah yang baru. Usahakan
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 36
menggunakan trase saluran yang pernah ada, sehingga kadang-
kadang harus meninggalkan standar yang ada.
E.2.2. Data yang Digunakan
A. Pemetaan Topografi
Peta ini harus mencakup :
Garis-garis kontur
batas-batas petak sawah (kalau ada peta ortofoto)
Tata guna tanah/lahan
Saluran irigasi / pembuang dan jalan-jalan yang sudah ada beserta
bangunan-bangunannya
Batas-batas adminidtrasi desa / kampung
Rawa-rawa, dan kuburan
Bangunan-bangunan
Dan lain-lain.
Skala peta dan interval garis kontur tergantung kepada keadaan medan :
Definisi medan untuk topografi makro
Medan
Kemiringan
medan
Skala Interval Kontur
Sangat datar < 0,25 % 1 : 5 000 0,25 m
Datar 0,25 1,00 % 1 : 5 000 0,50 m
Bergelembang 1,00 2,00 % 1 : 2 000 0,50 m
Terjal > 0,25 % 1 : 2 000 1,00 m
B. Gambar-gambar Perencanaan dan Pelaksanaan Jaringan yang
sudah ada
Pada daerah yang sudah ada jaringan (utama) irigasinya, diperlukan data-data
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 37
debit dan tinggi muka air dalam saluran yang ada.
C. Genangan dan kekeringan secara teratur
Pada daerah genangan yang terjadi setiap tahun, jaringan tersier baru akan
dibuat kalau sudah ada perbaikan atau genangan teratasi.
Sebaliknya apabila terjadi kekeringan karena kekurangan air, maka petani
tidak akan bersemangat untuk mengelola jaringan tersiernya.
D. Pembagian air dipetak tersier
Sistem pembagian air yang akan diterapkan menjadi masalah pokok
sebelum perencanaan jaringan tersier direncanakan. Pengaliran secara
terus menerus, memerlukan pembagian air yang proporsional, besarnya
bukaan pada box sebanding dengan luas areal dihilirnya. Efisiensi air
sangat rendah.
Rotasi permanen, air irigasi dapat dikonsentrasikan dan bergilir pada
petak kuarter, kapasitas saluran lebih tinggi, beaya O & P mahal dan
rumit.
Kombinasi, perencanaan petak tersier dibuat sistem terus menerus,
Pengaturan sistem rotasi dipakai bila debit air dibawah 60% debit
rencana. Untuk ini memerlukan box bagi yang dapat mengatur
pembagian secara proporsional dan secara rotasi.
E.2.3. Layout (Tata Letak) Petak Sawah
Untuk menentukan layout petak petak sawah, perlu mempertimbangkan
aspek-aspek sbb:
Luas petak sawah
Batas-batas petak
Bentuk yang optimal
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 38
Kondisi medan
Saluran dan jaringan irigasi yang sudah ada
Eksploitasi / operasi jaringan
Layout yang dihasilkan diharapkan / diupayakan :
Pembagian air harus adil, seimbang dan efisien
Penggunaan lahan untuk jaringan sekecil mungkin
Selalu dikonsultasikan dengan petani, dapat diterima petani
Rencana yang baik akan membuat lancar dalam pelaksanaan
A. Petak Sawah Tersier yang Ideal
Petak sawah dikatakan ideal bila :
Tiap kepemilikan sawah mempunyai pengambilan dan pembuangan
sendiri
Mudah mengangkut hasil pertanian, peralatan dan ternak ke jalan usaha
tani
Karakterisrik petak sawah tersier yang ideal ;
6-8 kepemilikan sawah yang ada diorganisasi menjadi jalur / strip.
Air diberi dari saluran kuarter dan pembuangan ke sal pembuang
kuarter
Jalan petani disepanjang saluran kuarter
Pembagian air proporsional dengan boks bagi yang dilengkapi dengan
pintu-pintu untuk memungkinkan diadakan pergantian pengaliran antar
kuarter.
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 39
Petak sawah tersier yang ideal
Petak sawah tersier yang ideal
Menurut pengalaman ukuran optimum petak tersier antara 50 sampai 100 ha
Ukuran dapat ditambah sampai 150 ha kalau keadaan topografi memaksa.
Petak tersier yang berukuran kecil efisiensi irigasi akan lebih tinggi karena :
Titik-titik pembagian air lebih sedikit
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 40
Saluran yang pendek menyebabkan kehilangan air lebih sedikit
Petani terlibat lebih sedikit, pengorgansasian lebih mudah dan kerja
sama bisa lebih baik
Pengaturan air lebih baik, sesuai kondisi tanaman
Perencanaan lebih fleksibel berkaitan dengan batas desa.
B. Petak Sawah Kuarter yang Ideal
Bentuk optimal petak sawah tersier adalah bujur sangkar. Ukuran petak sawah
kuarter tergantung :
Ukuran sawah,
Keadaan topografi,
Tingkat teknologi yang dipakai.
Kebiasaan bercocok tanam,
Biaya pelaksanaan,
Sistem pembagian air.
Petani pemilik sawah dipetak kuarter sebaiknya < 30 orang. Luas petak < 15
ha, agar pembagian air dapat efisien. Ukuran optimum petak kuarter 8 15
ha. Aliran antar petak hendaknya dibatasi 8 sawah (max. 300 m)
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 41
Bentuk Optimal Petak sawah Kuarter
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 42
Jalur-jalur irigasi
C. Batas petak
Batas petak tersier :
Didasarkan kondisi topografi
Satu petak tersier hendaknya berada dalam satu daerah administratif
desa
Jika ada pada 2 administrasi desa di bagi menjadi 2 sub-tersier
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 43
Batas tersier biasanya berupa saluran irigasi, saluran pembuang
mengikuti kemiringan medan
Batas-batas sebaiknya mengikuti batas kepemilikan tanah
D. Identifikasi daerah-daerah yang tidak diairi
Pada beberapa petak tersier ada daerah tak dapat diairi, sebab :
Tanah tidak cocok untuk pertanian
Muka tanah terlalu tinggi
Tak ada petani penggarap
Tergenang air
E. Trase saluran
Daerah yang sudah diairi, diusahakan trase saluran mengikuti yang sudah ada,
hanya disesuaikan dengan kebutuhan baru.
Jika daerah irigasi baru maka kriteria umum akan sangat membantu. Yang
ditetapkan terlebih dahulu biasanya saluran pembuang.
Saluran irigasi
Saluran tersier adalah pembawa air dari bangunan sadap ke boks
tersier, ke boks tersier lainnya sampai ke bangunan terakhir.
Boks tersier membagi air ke saluran tersier sampai boks tersier
berikutnya dan saluran kuarter
Boks kuarter akan membagikan air ke saluran kuarter
Saluran kuarter adalah saluran bagi umumnya dari boks bagi sampai
saluran pembuang. Panjang maksimum diijinkan adalah 500 m.
Didaerah terjal biasanya saluran kuarter mengikuti garis tinggi, bila
tidak mungkin dapat mengikuti kemiringan lahan dengan melengkapi
bangunan terjun rendah sederhana
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 44
Pada daerah bergelombang, saluran kuarter mengikuti tempat-tempat
yang tinggi atau sejajar saluran tersier
Pada ujung-ujung saluran kuarter yang bertemu saluran pembuang
biasanya ditempatkan bangunan
Saluran pembuang
Saluran pembuang berfungsi :
Mengeringkan sawah
Membuang kelebihan air hujan
Membuang kelebihan air irigasi
Saluran pembuang kuarter, biasanya merupakan saluran buatan yang
merupakan garis tinggi pada medan terjal atau merupakan alur alamiah
kecil pada medan bergelombang. Kelebihan air ditampung langsung dari
sawah
Saluran pembuang tersier menampung air buangan dari saluran
pembuang kuarter dan sering merupakan batas petak tersier. Saluran
pembuang tersier biasanya mengikuti kemiringan medan.
Diusahakan saluran irigasi dan saluran pembuang tidak bersebelahan
karena saluran pembuang dapat mengikis dan merusak saluran irigasi.
Jika kemiringan hidrolis antara saluran irigasi dan saluran pembuang
terlalu curam, saluran irigasi akan banyak kehilangan air karena
perembesan, dan dapat meruntuhkan tanggul.
Usahakan kemiringan hidrolis < 1 : 4
Perkiraan jarak antara saluran irigasi dan pembuang
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 45
Panduan untuk menentukan trase saluran baru :
Sedapat mungkin ikuti batas sawah
Rencanakan saluran irigasi pada punggung medan, saluran pembuang
pada daerah rendah.
Hindari persilangan dengan saluran pembuang.
Saluran irigasi sebaiknya mengikuti kemiringan medan.
Saluran irigasi tidak boleh meliwati petak-petak tersier yang lain.
Batasi jumlah bangunan.
F. Lay out jaringan jalan
Kegunaan :
Untuk inspeksi Jaringan tersier
Untuk lewat para petani, kendaraan, ternak agar tidak merusakkan
jaringan.
Jalan ini dihubungkan dengan jaringan jalan desa yang sudah ada, bila
perlu jalan desa dapat diperlebar dan diberi perkerasan jalan.
Jalan petani dipakai untuk langsung mencapai petak sawah guna
mengangkut, peralatan pertanian, benih, pupuk dan hasil panen.
Ketentuan :
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 46
Jalan inspeksi pada saluran tersier sampai boks paling ujung dengan
lebar 1,5 2,0 m, cukup untuk sepada motor.
Tergantung lay out petak tersier, jalan petani biasanya direncanakan
disepanjang saluran kuarter.
Jalan masuk ke petak kuarter diperlukan lebar 1,5 m untuk lewat
peralatan mesin pertanian, bila tidak direncanakan untuk peralatan
cukup 1,0 m.
G. Lay out di berbagai tipe medan
Layout pada medan terjal
Layout pada medan agak terjal
Layout pada medan bergelombang
Layout pada medan datar
E.3. PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan Survey Investigasi dan Desain
(SID) Perluasan Sawah ini harus didukung oleh ketersediaan peralatan kerja
yang sesuai dengan kebutuhan dan volume pekerjaan. Peralatan yang akan
digunakan untuk kegiatan SID Perluasan Sawah ini adalah :
No Peralatan Jumlah Keterangan
1 Teodolit, rambu ukur, prisma, distancemeter 6 unit Untuk mengoptimalkan
kerja, konsulta dappat
melakukan inovasi
sepanjang sesuai dengan
tujuan pekerjaan yang
akan dicapai
2 Waterpass 6 unit
3 GPS geodetik, akurasi < 1 meter 6 unit
4 Set computer-scanner-printer (ukuran A3) 6 unit
5 Software pengolah data GPS 6 unit
6 Software GIS atau pemetaan (CAD) 6 unit
7 Kamera digital 6 unit
8 pH-meter, untuk mengukur keasaman tanah 6 unit
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 47
Sedangkan bahan yang digunakan adalah :
No Bahan Jumlah Keterangan
1 Peta RBI Skala 1 : 25.000 untuk referensi
posisi koordinat
? Belum diketahui lokasi
pasti dari kegiatan,
sehingga tidak bisa
dihitung jumlah dan
kebutuhan datanya
2 Peta persil lahan (dari BPN) ?
3 Data kepemilikan lahan ?
4 Peta saluran & jaringan irigasi eksisting ?
5 Peta petak lahan eksisting ?
6 Data pendukung lainnya ?
E.4. ORGANISASI DAN PERSONIL
E.4.1. Personil Pelaksana
Personil pelaksanan pekerjaan Survey Investigasi dan Desain (SID)
perluasan Sawah ini adalah terdiri dari :
a. Team Leader / Manager Proyek (. to be name ..)
Adalah seorang Sarjana S-1 Pertanian atau Sarjana Ekonomi dengan
latar belakang pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah minimal
6 tahun.
Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengkoordinasi seluruh tugas tim tenaga ahli dan tenaga
pendukung sebagai langkah persiapan pelaksanaan dan
kelancaran pekerjaan.
b. Melakukan kontrol dan koordinasi terhadap seluruh tenaga ahli
serta tenaga penunjang yang dilibatkan dalam pekerjaan ini.
c. Bertanggung jawab atas keberhasilan pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja dan pola pelaksanaan
kegiatan yang telah disepakati bersama.
d. Mengorganisir survey inventarisasi data/observasi lapangan.
e. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab
dalam menyusun konsep pola pelaksanaan kegiatan dan rencana
kerja konsultan.
f. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab
melakukan koordinasi dengan instansi dan dinas terkait.
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 48
g. Mengkoordinasi seluruh kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan peta rencana perluasan lahan sawah.
h. Bersama-sama dengan seluruh tenaga ahli bertanggung jawab
dalam menyusun pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan.
i. Melakukan dan memimpin presentasi dalam setiap pembahasan
laporan.
b. Tenaga Ahli
TA. Sosial Ekonomi Pertanian (. to be name ..)
Adalah seorang Sarjana S-1 Pertanian atau Sarjana Ekonomi
dengan latar belakang pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis
adalah minimal 4 tahun.
TA. Pemetaan dan Konstruksi Lahan (. to be name ..)
Adalah seorang Sarjana S-1 Sipil atu Geodesi atau Geografi atau
Ilmu Tanah atau Aumberdaya Lahan atau Kehutanan dengan latar
belakang pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah
minimal 4 tahun.
TA. Cost & Quantity (. to be name ..)
Adalah seorang Sarjana S-1 Sipil dengan latar belakang
pengalaman kerja pada pekerjaan sejenis adalah minimal 4
tahun.
c. Tenaga pendukung
Surveyor / Drafter : (S1 / D3/D1) Geografi / Pertanian /
Geodesi/ Sipil/ Kehutanan, dengan pengalaman minimal 2
tahun.
Tenaga Administrasi :(S1 / D3/D1) atau SLTA
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 49
E.4.2. Struktur Organisasi Pelaksana
Struktur Organisasi Penyedia Jasa
Kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
SKPD / UNITKERJA
DINAS PEKERJAAN UMUM
Badan / Dinas /
Instansi terkait
Tim Pengawas Konsultan
Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Direktur Perusahaan
Team Leader
Tim Teknis
Pelaksana Kegiatan
Administrasi
Operator Komputer
Tenaga Ahli
Pemetaan dan
Konstruksi Lahan
Surveyor
Tenaga Ahli
Ekonomi
Pertanian
Tenaga Ahli
Cost & Quantity
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 50
E.4.3. Penjadwalan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
No
. Personal
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tenaga Ahli
1 Team Leader
2
Ahli Ekonomi
Pertanian
3
Ahli Pemetaan
dan Konstruksi
Lahan
4
Ahli Cost &
Quality
B. Tenaga Pendukung
5 Surveyor
6
Tenaga
Administrasi
E.5. PENJADWALAN PEKERJAAN
Kegiatan Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah ini
direncanakan dapat diselesaikan dapam waktu 3,5 (tiga setengah) bulan,
dengan pentahapan dan jadwal pekerjaan sebagai berikut :
USULAN TEKNIS
Survey Investigasi dan Desain (SID) Perluasan Sawah
Tahun Anggaran 2012
Hal E - 51
No
.
Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tahap Persiapan
1
Mobilisasi Personil dan
peralatan
2 Pengumpulan data sekunder
3 Survey pendahuluan
4 Diskusi dan koordinasi
B. Tahap Survey Lapangan & Kolekting Data
1 Survey Topografi
2 Survey tanah
3 Survey hidrologi & hidrometri
4
Inventarisasi data petani dan
sawah
C. Tahap Analisa Data
1 Analisa Jenis Tanah
2 Analisa data topografi
D. Tahap Analisa Hidrologi
1 Analisa curah hujan
2
Perhitungan kapasitas air
irigasi
3 Perhitungan kebutuhan air
4
Analisa keseimbangan air
(water balance)
5 Optimasi saluran
E. Tahap Desain (Perencanaan)
1
Tata letak saluran dan jaringan
irigasi
2 tata letak bangunan air
3
Rekayasan teknis pada rencana
sawah
F. Tahap Penggambaran / Pembuatan Peta Rencana Sawah
1 peta rencana sawah
2
peta saluran & jaringan
drainase
G. Tahap Diskusi dan Penyelesaian Laporan
1 Diskusi hasil pekerjaan
2
Pemaparan / presentasi hasil
pekerjaan
H. Pelaporan Pekerjaan
1 Laporan Pendahuluan
2 Laporan Antara
3 Laporan Akhir