Anda di halaman 1dari 3

22 Siregar et al., Karakteristik perubahan protein biji melinjo...

PENDAHULUAN
Tanaman melinjo memiliki banyak manfaat karena hampir seluruh
bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti pada biji melinjo yang dapat
dijadikan bahan dasar pembuatan emping (Purnomosidhi et al., 2002).
asyarakat !ndonesia umumnya lebih banyak mengenal melinjo
khususnya biji melinjo sebagai sayuran dan bahan dasar pembuatan
emping.
"iji melinjo diketahui mengandung berbagai ma#am senya$a yang
bermanfaat baik makromolekul berupa protein maupun mikromolekul
berupa senya$a fenolik dan fla%onoid. enurut Sis$oyo et al. (20&&),
pada biji melinjo ditemukan 2 fraksi protein yang memiliki akti%itas
antioksidan yang efektif menangkal radikal bebas.
Protein adalah polipeptida yang terdiri dari polimer asam amino yang
dihubungkan dalam suatu urutan yang spesifik ('ampbell et al., 2000).
Protein diklasifikasikan berdasarkan fungsi biologinya antara lain protein
sebagai en(im, protein pembangun, protein kontraktil, protein pengangkut,
protein hormon, protein pelindung, protein bersifat ra#un dan protein
#adangan (storage protein). Pada biji tanaman salah satu protein yang
berperan penting adalah protein #adangan. Pada perke#ambahan, protein
dihidrolisis menjadi asam amino, diangkut dan disintesis kembali pada
sumbu embrio menjadi protein dalam komposisi asam amino yang
seimbang ()iradikusumah, &*+*). Protein disintesis dari ,-. melalui
proses translasi, dimana translasi adalah sintesis polipeptida yang diarahkan
oleh ,-.. elalui proses translasi suatu sel menginterpretasi suatu pesan
genetik dan membentuk protein untuk pertumbuhan biji ('ampbell et al.,
2000).
.$al perke#ambahan (pre/germination) merupakan tahapan a$al dari
proses perke#ambahan biji yang paling banyak mengalami peristi$a
perubahan biokimia. Perubahan biokimia biji yang terjadi antara lain
rehidrasi akibat imbibisi biji, sintesa protein, peningkatan metabolisme
yang berakibat pada meningkatnya respirasi, hidrolisis #adangan makanan
di dalam biji, perubahan struktur sel dan induksi pertumbuhan dan
perkembangan sel untuk membentuk radikel ("e$ley, &**0).
"erdasarkan penjelasan di atas, dapat dikatakan bah$a protein
merupakan salah satu faktor penting yang mendukung dalam proses
perke#ambahan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik
perubahan kandungan protein terlarut dan pola protein biji tanaman
melinjo pada a$al perke#ambahan sehingga dengan mengetahui
karakteristik tersebut diharapkan diperoleh informasi a$al peran protein
dalam perke#ambahan biji melinjo.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di 1aboratorium .nalisis Tanaman 2urusan
"udidaya Pertanian 3akultas Pertanian 4ni%ersitas 2ember. )aktu
penelitian dilaksanakan mulai bulan aret sampai dengan 5ktober 20&2.
"ahan digunakan dalam penelitian ini adalah buah melinjo merah tua
%arietas 6entong dan Kerikil, a7uades, larutan penguji "radford, Bovine
Serum Albumin ("S.), 0.& buffer phospat p8 +, 1o$er gel (&.9 Tris
8'l p8 +.+, &0 : S;S, larutan a#rylamid<bis (=0: T, 2.0: '), &0 : .PS
(.mmonium Persulfat), dan T>>; (tetramethylethylenediamine)),
4pper gel (0.9 Tris 8'l p8 ?.+, larutan a#rylamid<bis (=0: T, 2.0: '),
&0 : S;S, &0 : .PS dan T>>;) dan bahan kimia pendukung lain.
Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 2, November 2013, hlm 22-24.
KARAKTERISTIK PERUBAHAN PROTEIN BIJI MELINJO (GNETUM GNEMON)
PADA AWAL PERKECAMBAHAN
Biochemical Characteristics of elin!o See" #rotein $%netum &nemon' (urin& #re-%ermination
Adrian Syawalddin Sir!"ar# Tri A"$ Si$w%y%&# Ba'(an" S)%ward%*%
Program Studi .groteknologi, 3akultas Pertanian, 4ni%ersitas 2ember
2alan Kalimantan !!!<2= Kampus Tegal "oto 2ember ?+&2&
@)-mailA triagus.faperta Bunej.a#.id
PERTANIAN
ABSTRACT
Protein $as one of ma#romole#ule in seed $hi#h played an important role in the pro#ess of germination. Storage protein in seed $as hydroly(ed to amino
a#id $hi#h are then used in the translation pro#ess for a geneti# message interpretating and protein building in pre/germination pro#ess. Pre/6ermination
$as the first step of germination that ha%e many bio#hemi#al #hanges. The obje#ti%es of this resear#h $as to kno$ bio#hemi#al #hara#teristi# of soluble
protein and protein pattern of melinjo seed during pre/germination. T$o %arieties of melinjo seed 6entong and Kerikil $as used in this resear#h $ith three
stages of treatment (initial seed, = $eeks $arm stratifi#ation seed and & month seed seedling). Seed samples are eCtra#ted to determine total soluble protein
and protein pattern $ith &9 : S;S/P.6>. The results sho$ed that total soluble protein ha%e a #hange different at ea#h stage of the treatment. Protein
patterns analysis indi#ates band protein $ith mole#ular $eight ?? k;a and &D k;a #hange during pre/germination.
K!yw%rd$+ elin!o See"* #re-%ermination* #rotein* S(S-#A%)
ABSTRAK
Protein merupakan salah satu makromolekul dalam biji yang berperan penting pada proses perke#ambahan. Protein yang tersimpan pada biji dihidrolisis
menjadi asam amino yang kemudian digunakan dalam proses translasi untuk menginterpretasi suatu pesan genetik dan membentuk protein dalam proses
a$al perke#ambahan. .$al perke#ambahan adalah tahapan pertama dari proses perke#ambahan dimana perubahan biokimia telah banyak terjadi. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik perubahan kandungan protein terlarut dan pola protein biji tanaman melinjo pada a$al perke#ambahan.
Penelitian ini menggunakan 2 %arietas biji melinjo yaitu %arietas 6entong dan Kerikil dengan tiga tahap perlakuan yaitu biji a$al, biji setelah perlakuan
stratifikasi hangat selama = minggu dan biji setelah & bulan semai. Sampel biji melinjo diekstrak untuk menentukan kandungan protein terlarut dan pola
protein menggunakan &9: S;S/P.6>. 8asil penelitian menunjukkan bah$a kandungan protein terlarut mengalami perubahan yang berbeda pada setiap
tahap perlakuan. .nalisa pola protein menunjukkan adanya 2 jenis pita protein yang mengalami perubahan pada a$al perke#ambahan yaitu protein dengan
berat molekul ?? k;a dan &D k;a.
Ka,a Kn-i+ Bi!i elin!o* A+al #er,ecambahan* #rotein* S(S-#A%)
H%w ,% -i,a,!+ Sir!"ar AS# TA Si$w%y%# B S)%ward%*%. 20&=. Karakteristik perubahan protein biji melinjo (%netum &nemon) pada a$al
perke#ambahan. Ber,ala -lmiah #ertanian &(2)A 22/2D.
2. Siregar et al., Karakteristik perubahan protein biji melinjo...
.lat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sentrifuge
;4,.346> 200,, Spektrofotometer .P.;. E/&&00;, dan alat
pendukung lain pada laboratorium kimia.
Penelitian ini menggunakan ,an#angan .#ak 1engkap dengan 2
sampel biji melinjo yaitu %arietas 6entong dan Kerikil. Sampel biji
dianalisa dari = tahapan yaitu antara lain biji a$al (60), biji setelah
perlakuan stratifikasi hangat =+F' selama = minggu (6sh) dan biji setelah &
bulan semai (6sm) dengan masing/masing = ulangan. .nalisa data
menggunakan .-5E. dan dilanjutkan dengan uji ;un#an dengan taraf
keper#ayaan 9:.
Pengambilan sampel di Lapang. Sampel biji melinjo diambil dari
pohon melinjo betina yang telah masak optimum yang ditandai dengan
kulit buah ber$arna merah tua.
Perlakuan Srai!ikasi "anga. Perlakuan stratifikasi hangat
dilakukan untuk memper#epat perke#ambahan biji melinjo (Sudikno and
Sudartim, &**&). Perlakuan ini dilakukan dengan mengupas kulit buah
melinjo terlebih dahulu. "iji melinjo yang akan digunakan disterilkan
dengan 00 : ethanol kemudian di#u#i dengan a7uades. Selanjutnya biji
dikering anginkan selama 2 jam. Setelah 2 jam biji kemudian dimasukkan
ke dalam kantong plastik ganda yang terlebih dahulu diisi dengan kapas
yang telah dibasahi. Kantong plastik yang telah berisi biji melinjo diikat
rapat kemudian dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu =+F' selama
= minggu. Setiap = hari sekali plastik dibuka untuk melakukan aerasi dan
penyiraman.
Pen#emaian Bi$i. Setelah biji melinjo diberi perlakuan stratifikasi
hangat, biji disemai selama & bulan di dalam polibag yang berisi media
tanah dan kompos dengan perbandingan = A &. edia perke#ambahan
diletakkan di dalam green house dan dijaga kelembabannya dengan
menyemprot air.
Eksraksi Sampel. Sampel biji yang telah diperoleh pada masing/
masing tahapan sebelum dianalisa terlebih dahulu diekstrak. >kstraksi
dilakukan dengan men#ampur sampel dengan 0,& buffer phosphat p8A
+ dengan perbandingan & A 9 kemudian dihaluskan dengan menggunakan
mortar. >kstrak sampel yang didapat kemudian di sentrifuge dengan
ke#epatan 9.000 rpm selama &9 menit pada suhu 20G'. Supernatan yang
dihasilkan kemudian disimpan untuk analisa kandungan protein terlarut
dan pola protein.
Penenuan Pr%ein Terlaru dan P%la Pr%ein dengan S&S'PAGE.
Penentuan kandungan total protein terlarut pada sampel menggunakan
metode yang dikemukakan oleh "radford (&*0?) dengan beberapa
modifikasi. Sebanyak 9 H1 sampel ditambahkan D9 H1 a7uades dan *90
H1 "radford, kemudian diinkubasi selama &9 menit. -ilai absorbansi
diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
9*9 nm. Bovine serum albumin ("S.) digunakan sebagai standar untuk
penentuan konsentrasi total protein terlarut dengan satuan mg "S.<gr
sampel. Penentuan pola protein menggunakan &9 : Sodium ;ode#yl
Sulfate Polya#rylamide 6el >le#trophoresis (S;S/P.6>) sesuai dengan
metode 1aemmli (&*00).
HASIL
"erdasarkan pengamatan morfologi pada masing/masing biji dan
tahap perlakuan terlihat sudah adanya #alon radikel yang mun#ul baik pada
biji melinjo gentong maupun kerikil dan hal ini sebagai tanda dari a$al
perke#ambahan (6ambar &). Selain itu, dengan mun#ulnya #alon radikel
ini menandakan bah$a embrio telah terbentuk sempurna.
.an"un&an #rotein /erlarut
Penentuan kandungan total protein terlarut protein benih dengan
menggunakan metode "radford dimana metode ini didasarkan pada
pengikatan (at $arna #oomassie brilliant blue 6/290 ('"" 6/290) ke
protein. Pengukuran protein dilakukan dengan menentukan jumlah (at
$arna dalam bentuk anionik (biru) yang diukur dengan spektrofotometer.
Iat $arna 'oomassie "lue 6/290 bereaksi #epat dengan residu arginil dan
lysil dari protein. Protein dengan residu arginil dan lysil yang lebih banyak
tentu akan menghasilkan $arna biru yang lebih pekat ("radford, &*0?).
8asil menunjukkan bah$a adanya perbedaan karakter perubahan
protein kedua sampel biji melinjo (Tabel &). -otasi huruf kapital
menunjukkan beda nyata pada sampel biji 6entong, sedangkan notasi
huruf ke#il menunjukkan beda nyata pada sampel biji Kerikil. Protein
sampel biji melinjo 6entong memiliki ke#enderungan perubahan protein
yang menurun. Protein biji melinjo a$al (60) berbeda nyata dibandingkan
dengan 2 tahapan berikutnya yang ditunjukkan dengan notasi huruf yang
berbeda dengan tahap setelah perlakuan stratifikasi hangat (6sh) dan &
bulan semai (6sm). Sedangkan protein setelah perlakuan stratifikasi hangat
(6sh) dengan & bulan semai (6sm) berbeda tidak nyata (Tabel &).
Ta(!l /0 Perubahan Kandungan Protein Terlarut pada .$al Perke#ambahan
Earietas Tahap 60 Tahap 6sh Tahap 6sm
6entong &0.*0. ?.02" ?.D9"
Kerikil &0.0+a *.?*a &&.?9b
KeteranganA .ngka rataan yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berbeda
tidak nyata berdasarkan uji jarak berganda ;un#an taraf 9:.
Perubahan komposisi protein juga terjadi pada sampel biji Kerikil.
Protein sampel biji melinjo Kerikil memiliki ke#enderungan perubahan
protein yang meningkat. Protein biji melinjo a$al (60) dan biji melinjo
setelah perlakuan stratifikasi hangat (6sh) tidak berbeda nyata seperti
ditunjukkan oleh Tabel &. dimana memiliki notasi yang sama. Sedangkan
protein biji melinjo setelah & bulan semai (6sm) berbeda nyata dengan 60
dan 6sh.
#ola #rotein men&&una,an 10 1 S(S-#A%)
Selain pengukuran kandungan protein dengan metode "radford,
protein pada kedua sampel biji melinjo juga dianalisa menggunakan S;S/
P.6> (Sodium ;ode#yl Sulfate/Polya#rylamide 6el >le#trophoresis)
untuk mengetahui spesifikasi dan berubah tidaknya protein biji melinjo
selama tahap perlakuan. enurut Sis$oyo et al. (20&&), pada biji melinjo
terdapat dua jenis protein utama yaitu protein dengan berat molekul J =0
k;a dan J &D k;a.
8asil analisa dengan S;S/P.6> menunjukkan adanya = karakteristik
pita yang terlihat pada kedua sampel biji melinjo (6ambar 2 dan =).
"erdasarkan gambar tersebut terlihat bah$a 2 pita protein utama yang
telah diketahui terlihat pada kedua sampel biji yaitu protein berat
molekulnya sebesar J =0 k;a yang ditunjukkan oleh huruf . dan protein
dengan berat molekul J &D k;a yang ditunjukkan oleh huruf ". Selain itu
juga terdapat pita protein lain yang ditunjukkan oleh huruf ' dengan berat
molekul J ?? k;a.
Pada 6ambar 2. terlihat bah$a terdapat perbedaan komposisi protein
biji melinjo 6entong selama tahap perlakuan. Pita protein yang
ditunjukkan oleh huruf . tidak mengalami perubahan. Pita protein yang
ditunjukkan oleh huruf " semakin tebal, sedangkan pita protein yang
ditunjukkan oleh huruf ' semakin tipis. 8al ini menandakan bah$a adanya
perubahan komposisi protein dimana protein yang ditunjukkan oleh huruf
. dan ' diduga sebagai protein #adangan (storage protein) sedangkan
protein yang ditunjukkan oleh huruf " diduga sebagai protein yang
berhubungan dengan pertumbuhan.
Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 2, November 2013, hlm 22-24.
1a'(ar /0 Perubahan morfologi biji melinjo dari 60 (biji a$al), 6sh (setelah
perlakuan stratifikasi hangat) dan 6sm (setelah & bulan semai). .. "iji
melinjo 6entong. ". "agian atas biji melinjo 6entong. '. "iji melinjo
Kerikil. ;. "agian atas biji melinjo Kerikil. >. 'alon ,adikel.
22 Sire&ar et al., Karakteristik perubahan protein biji melinjo
Perbedaan komposisi protein juga terlihat pada sampel biji melinjo
Kerikil selama tahap perlakuan. Pita protein yang ditunjukkan oleh huruf .
tidak mengalami perubahan Pita protein yang ditunjukkan oleh huruf "
semakin menebal, sedangkan pita protein yang ditunjukkan oleh huruf '
semakin tipis. 8al ini menandakan bah$a adanya perubahan komposisi
protein dimana protein yang ditunjukkan oleh huruf . dan ' diduga
sebagai protein #adangan (stora&e 2rotein) sedangkan protein yang
ditunjukkan oleh huruf " diduga sebagai protein yang berhubungan
dengan pertumbuhan.
DA3TAR PUSTAKA
"e$ley 2;. &**0. Seed germination and dorman#y. /he #lant Cell *A&099/
&0??.
"radford . &*0?. . rapid and sensiti%e method for 7uantitation of
mi#rogram 7uantities of protein utili(ing the prin#iple of dye
binding. Anal. Bichem. 02A2D+/29D.
'ampbell -., 2" ,ee#e, 16 it#hell. 2000. "iologi. 2akartaA Penerbit
>rlangga.
1aemmli 4K. &*00. 'lea%age of stru#tural protein during the assembly of
the head of ba#terophage TD. Nature 220A ?+0/?+9.
Purnomosidhi P, Suparman, 2 ,oshetko, ula$arman. 2002.
Perbanyakan dan budidaya tanaman buah/buahan. !nternational
'entre for ,esear#h in .groforestry (!',.3) dan )inro#k
!nternational. "ogor, !ndonesia
Sis$oyo T.., > ardiana., K5 1ee, K 8osoka$a. 20&&. !solation and
#hara#teri(ation of antioCidant protein fra#tions from melinjo
(%netum &nemon) seeds. 3. A&ric. 4oo" Chem. 9*A9?D+/9?9?.
Sudikno, T Sudarti. &**&. "eberapa usaha untuk memper#epat
perke#ambahan biji melinjo (%netum &nemon 1.). A&ric. Sci. D(?)A
290/202.
)iradikusumah. &*+*. "iokimiaA Protein, >n(im, dan .sam -ukleat. >disi
!!. "andungA Penerbit !T".
Berkala Ilmiah PERTANIAN. Volume 1, Nomor 2, November 2013, hlm 22-24.
1a'(ar 20 Pola Perubahan Protein "iji elinjo 6entong Selama Tahap Perlakuan
dengan enggunakan &9 : S;S/P.6>. rKarker. .. Pita Protein
dengan "erat olekul J =0 Kda. ". Pita Protein dengan "erat olekul J
&D Kda. '. Pita Protein dengan "erat olekul J ?? k;a.
1a'(ar .0 Pola Perubahan Protein "iji elinjo Kerikil Selama Tahap Perlakuan
dengan enggunakan &9 : S;S/P.6>. rKarker. .. Pita Protein
dengan "erat olekul J =0 Kda. ". Pita Protein dengan "erat olekul J
&D Kda. '. Pita Protein dengan "erat olekul J ?? k;a.

Anda mungkin juga menyukai