Anda di halaman 1dari 2

Keamanan Kesehatan Global dan Kebijakan Luar Negeri

tabloiddiplomasi.org/current-issue/175-4-article/1496-keamanan-kesehatan-global-dan-kebijakan-
luar-negeri.html
Agustus 2012 - 4 article
Tuesday, 28 August 2012 16:49
Keamanan Kesehat an Global dan Kebijakan Luar Negeri
Dr. Makarim Wibisono
Direktur Eksekutif ASEAN FOUNDATION
KonsekUensi dari globalisasi adalah munculnya tantangan- tantangan baru bagi kesehatan
masyarakat global seperti SARS, H5N1, H1N1, dan lain- lainnya. Kemudian juga munculnya
permasalahan keamanan baru yang bersifat non- tradisional; pendalaman masalah- masalah
lingkungan, khususnya isu- isu perubahan iklim; masalah migrasi internasional, termasuk
perdagangan manusia; serta volatilitas pasar keuangan global.
Permasalahan kesehatan masyarakat global yang muncul adalah berupa: peningkatan
patogen virus kota, bakteri dan jamur; penyakit pandemi yang mempengaruhi sebuah wilayah yang luas dalam
waktu singkat; respon pandemi yang tidak dapat dilakukan oleh negara secara individu melainkan harus
diselesaikan secara kolektif di tingkat kawasan maupun global, serta semakin melebarnya jurang kapasitas
respon pandemi antara negara maju dan negara berkembang.
Ancaman kesehatan global saat ini adalah berupa virus influenza H5N1 yang menyebabkan penyakit dan
kematian pada populasi burung yang telah juga menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.
Pada periode 2003- 2007, dikonfirmasikan sebanyak 291 manusia terjangkit penyakit flu burung, dan 172
diantaranya menemui kematian. Negara- negara yang terjangkit adalah; Vietnam, Indonesia, Mesir, Thailand,
China, Turki, Azerbaizan, Kamboja, Irak, Laos, Nigeria, dan Djibouti.
Untuk itu ada kebutuhan untuk melakukan pendekatan baru dalam menangani ancaman yang ditimbulkan oleh
virus H5N1 ini, dan juga kebutuhan untuk membangun kerangka kerja yang efektif sebagai persiapan opsional
secara global jika terjadi pandemi.
Permasalahan yang dihadapi oleh negara- negara berkembang saat ini adalah berupa kekurangan yang akut
terhadap vaksin H5N1 tersebut. Negara- negara maju sebelumnya telah melakukan pemesanan untuk
memperoleh vaksin, sedangkan negara- negara berkembang hanya memperoleh sisa pasokan yang tidak
memadai jumlahnya, dan yang menjadi permasalahan serius adalah sangat terbatasnya kapasitas produksi
global untuk memproduksi vaksin influenza.
Kapasitas produksi vaksin dunia saat ini hanya 500 juta dosis, itupun jika produksi dilakukan non stop 24 jam
sehari. Ini masih sangat jauh dari kebutuhan vaksin yang diperlukan bagi 6,7 miliar orang di dunia. Jadi terdapat
kesenjangan yang besar dalam hal permintaan dan penawaran vaksin ini.
Pada bulan Mei 2007, Dewan Kesehatan Dunia telah mengadopsi Resolusi 60.28, dimana dalam resolusi
tersebut, Direktur Jenderal WHO diminta untuk melakuan identifikasi dan mengajukan usulan; membuat
mekanisme dan kerangka kerja yang bertujuan untuk memastikan pembagian keuntungan yang adil dan merata;
serta mempertimbangkan kebutuhan khusus dari negara- negara berkembang.
Salah satu hasil penting yang dicapai, adalah penataan IGM yang telah membuat kemajuan secara signifikan,
dimana negara- negara anggota berkomitmen untuk berbagi, pada pijakan yang sama, H5N1 dan virus influenza
lainnya yang berpotensi pandemi dan bermanfaat bagi manusia, mengingat bagian- bagian ini sama pentingnya
dalam tindakan kolektif kesehatan masyarakat global. Sementara Ketua Bersama Kelompok Kerja saat ini
merekomendasikan sebuah paket solusi, yang antara lain berupa peningkatan produksi vaksin secara signifikan.
Langkah- langkah yang pelu dilakukan kedepan adalah membuat stok WHO, menetapkan tingkat harga,
meningkatkan akses negara- negara berkembang, mengembangkan kapasitas DC dalam produksi vaksin,
penelitian bersama dan pengembangan vaksin.
Pada bulan September 2006, para Menteri Luar Negeri dari Norwegia, Perancis, Indonesia, Thailand, Brazil,
Senegal dan Afrika Selatan menyepakati untuk meluncurkan sebuah inisiatif yang disebut sebagai Kebijakan
Luar Negeri dan Kesehatan Global. Kesepakatan ini bertujuan untuk memperkuat dukungan terhadap kebijakan
luar negeri dalam mencari solusi bagi permasalahan kesehatan masyarakat global.
Dalam Deklarasi Oslo 2007 dinyatakan bahwa kesehatan adalah salah satu hal yang sangat penting, namun
masih diabaikan secara luas. Deklarasi juga menyebutkan tentang isu- isu kebijakan luar negeri jangka panjang,
kehidupan dan kesehatan sebagai aset yang paling berharga, serta tumbuhnya kesadaran bahwa investasi
kesehatan merupakan dasar bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Secara umum deklarasi mengakui
bahwa ancaman terhadap kesehatan dapat mengganggu stabilitas dan keamanan suatu negara.
Perlindungan terhadap resiko dan ancaman kesehatan masyarakat pada dasarnya tidak ada batasannya.
Keamanan kesehatan global tergantung pada kapasitas kritis di semua negara dan dikombinasikan dengan
komitmen untuk berkolaborasi, seperti dijabarkan dalam peraturan kesehatan internasional.
Langkah- langkan yang perlu diambil terkait dengan hal itu adalah; meningkatkan kesadaran bersama dalam
menghadapi kerentanan ancaman kesehatan, membangun kerja sama bilateral, regional dan multilateral untuk
keamanan kesehatan global, memperkuat kesehatan sebagai elemen kunci dalam strategi pembangunan dan
memerangi kemiskinan, memastikan bahwa prioritas yang lebih tinggi diberikan kepada penanganan masalah
perdagangan, memperkuat tindakan kesehatan dalam manajemen konflik dan krisis, serta upaya rekonstruksi.
Mekanisme baru memberikan perlindungan yang paling mendasar berupa kesempatan untuk hidup bagi warga
dunia. Menyediakan lensa yang akan digunakan untuk meningkatkan tujuan dan tanggung jawab diplomasi, serta
seruan untuk berkolaborasi secara lebih aktif antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan serta
instansi lainnya yang terkait dengan masalah keamanan kesehatan.
Akses ke kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup manusia (air, makanan, tempat tinggal, perlindungan dan
kebebasan dari penyakit). Agenda tindakan berupa kapasitas untuk keamanan kesehatan global, menghadapi
ancaman keamanan kesehatan global, serta globalisasi untuk semua.
Kapasitas keamanan kesehatan global adalah berupa kesiapan kebijakan luar negeri, kebijakan luar negeri
mengenai pengendalian penyakit menular. Sumber daya manusia untuk kesehatan dan kebijakan luar negeri.
Ancaman terhadap keamanan kesehatan global, yang akan dihadapi adalah berupa konflik, bencana alam dan
krisis lainnya, respon terhadap HIV/AIDS, lingkungan dan kesehatan, menjadikan globalisasi untuk semua,
kesehatan dan pengembangan kebijakan perdagangan, dan langkah- langkah untuk melaksanakan dan
memantau perjanjian, tata kelola untuk keamanan kesehatan global.[]
Last Updated on Wednesday, 29 August 2012 05:47

Anda mungkin juga menyukai