1. Pendahuluan Persoalan karakter belakangan ini muncul kembali dengan maraknya pembahasan karakter dalam diskusi dan seminar serta pelatihan-pelatihan pendidikan karakter. Pembentukan karakter memang menjadi salah satu kunci dari kemajuan dan pembangunan bangsa, hal ini ditegaskan oleh Bung Hatta. Pendidikan karakter juga merupakan usaha untuk membantu seseorang untuk mencapai kebahagiaan. Dalam bab ini akan dibahas pengertian karakter dengan merujuk kepada Allport (1937;1961), kekuatan dan keutamaan karakter yang dihimpun oleh Peterson dan Seligman (2004) dari pendeketan psikologi positif, juga akan dibahas spiritualitas sebagai dasar keutamaan karakter.
2. Kepribadian dan Karakter Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Allport mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Dari definisi itu dapat dipahami bahwa kepribadian adalah kesatuan yang teratur dengan unsur yang berkaitan satu sama lain. Kepribadian manusia terus berkembang dan dipengaruhi oleh factor internal serta factor eksternal. Allport berpendapat, untuk memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif dan sifatnya. Allport mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu sehingga menentukan orang seperti apa pemiliknya. Karakter diperoleh melalui proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan.
3. Kekuatan dan Keutamaan Karakter Identifikasi karakter yang merupakan pengenalan terhadap keutamaan tertentu pada diri sesorang dapat dilakukan melalui pengenalan terhadap ciri-ciri keutamaan yang tampil dalam perilaku khusus dan respons secara umum dari orang itu. Peterson dan Seligman mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan- keutamaan yang merupaka keunggulan manusia. Terdapat kondisi situasional yang dapat menyurutkan atau memunculkan kekuatan-kekuatan itu seperti pelatihan dan pembinaan. Penggalian, pengenalan, dan pengukuran keutamaan dapat dilakukan memalui berbagai teknik seperti teknik inventori, skala sikap, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (focus group) dan simulasi. 4. Membedakan Keutamaan, Kekuatan Karakter dan Tema Situasional Peterson dan Seligman mengemukakan tiga level konseptual karakter, yaitu keutamaan, kekuatan dan tema situasional dari karakter. Pembedaan ini berguna untuk kepentingan pengenalan, pengukuran dan pendidikan karakter. Cara mengenali masing-masing dari 3 konsep tersebut berbeda. Hubungan ketiganya bersifat hierarkis. Keutamaan ada di level atas, keutamaan ada di level tengah, dan tema situasional di level bawah. Kita terlebih dahulu mengenali tema situasional daripada karakter. Untuk selanjutnya secara bertahap kita dapat mengenali karakter seseorang lalu oada akhirnya kita dapat mengenali keutamaan orang itu. Keutamaan adalah karakteristik utama dari karakter. Para filsuf dan agamawan menjadikan keutamaan sebagai nilai moral. Keutamaan secara umum terdiri dari: kebikjasanaan, courage (kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan diri, dan transedensi. Kekuatan karakter adalah unsur psikologis, lebih tepatnya, proses yang mendefinisikan keutamaan. Kekuatan karakter menjadi indikator mengenali adanya keutamaan pada diri seseorang. Keutamaan kebijaksanaan dapat dicapai melalui kekuatan seperti kreaativitas, rasa ingin tahu, perspektif, keterbukaan pikiran. Tema situasional adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalan situasi tertentu. Lingkungan berperan penting dalam memfasilitasi munculnya kekuatan karakter melalui pemunculan tema situasional.
5. Kriteria Karakter yang Kuat Peterson dan Seligman mengemukakan kriteria dari karakter yang kuat. Berikut ialah kriteria dari karakter yang kuat: 1. Karakter yang ciri-cirinya (keutamaan yang dikandungnya) memberikan sumbangan terhadap pembentukan kehidupan yang baik untuk diri sendiri dan orang lain. 2. Ciri-ciri atau kekuatan yang dikandungnya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang baik bagi dirinya sendiri dan orang lain. 3. Penampilan ciri-ciri itu tidak menganggu, membatasi atau menghambat orang-orang di sekitarnya. 4. Kekuatan karakter tampil dalam rentang waktu tingkah laku individu yang mencakup pikiran, perasaan dan tindakan, serta dapat dikenali, dievaluasi dan diperbandingkan kuat-lemahnya. 5. Karakter yang kuat dapat dibedakan ciri-ciri yang berlawanan dengannya. 6. Kekuatan karakter diwadahi model atau kerangka pikir ideal. 7. Kekuatan karakter kuat dapat dibedakan dari sifat positif yang lain tetapi saling terkait erat. 8. Dalam konteks tertentu, suatu kekuatan karakter dapat menjadi sesuatu yang menggunakan bagi orang lain. 9. Boleh jadi tidak semua ciri karakter kuat muncul pada seseorang, tetapi kebanyakan ciri-ciri karakter yang kuat muncu pada orang itu. 10. Dalam Kekuatan karakter potensinya ada di diri sendiri dan aktualitasnya dipengaruhi lingkungan social (psiko-sosial)
6. Keutamaan dan Kekuatan Karakter yang Membentuknya Peterson dan Seligman membuat daftar kekuatan karakter pribadi. Daftar ini masih terus dilengkapi dan tidak tertutup terhadap penambahan. Berikut ini 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 kategori keutamaan:
Kebijaksanaan dan Pengetahuan Merupakan keutamaan yang berkaitan dengan fungsi kognitif, yaitu tentang bagaimana mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Ada enam kekuatan dalam keutamaan ini, yaitu kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran, cinta akan pembelajaran, dan perspektif. Kreatifitas adalah kemampuan berpikir dengan cara baru untuk menyelesaikan masalah. Rasa ingin tahu adalah kemampuan yang mendorong untuk melakukan penjelejahan dan penemuan. Keterbukaan pikiran adalah kemampuan membuat penilaian dan berpikir kritis. Cinta akan pembelajaran adalah kemampuan yang memicu orang agar mau terus belajar dan mengembangkan diri. Sedangkan perspektif menjadikan orang yang memilikinya mampu memahami berbagai perspektif yang ada dan menemukan benang merah di antara perpektif.
Kemanusiaan dan Cinta Keutamaan yang mencakup kemampuan interpersonal yaitu menjalin hubungan dengan orang lain. Keutamaan ini terdiri dari kekuatan cinta kasih, kebaikan hati, dan kecerdasan sosial. Kekuatan cinta kasih adalah kekuatan yang membuat orang mampu menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Kebaikan hati mampu membuat orang berbuat baik dan lebih peduli. Kecerdasan sosial adalah kekuatan yang membuat orang memahami perasaan sendiri dan memahami perasaan orang lain.
Kesatriaan (Courage) Keutamaan yang merupakan kekuatan sosial yang melibatkan kemauan kuat untuk mencapai suatu tujuan. Kekuatan yang tercakup adalah kebenaran, ketabahan atau kegigihan, integritas, dan vitalitas. Keberanian merupakan kekuatan emosional yang membuat orang tahan menghadapi kesulitan saat akan mencapai tujuan. Ketabahan atau kegigihan memampukan orang untuk berpegang teguh pada prinsip yang dipegangnya. Integritas adalah kekuatan yang membuat orang bertanggung jawab dan bekerja secara jujur. Vitalitas adalah kekuatan yang membuat orang menjalani hidup dengan semangat dan gembira.
Keadilan Keutamaan yang mendasari kehidupan yang sehat dalam suatu masyarakat. Ada tiga kekuatan yang tercakup disini, yakni kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan. Kewarnegaraan membuat orang bekerja baik dan setia sebagai anggota kelompok. Kesetaraan adalah kekuatan yang membuat orang memperlakukan semua orang sama di hadapan keadilan secara objektif. Sedangkan kepemimpinan adalah kekuatan yang mendorong untuk menyelesaikan tugas dan menjaga hubungan baik dengan orang lain baik sebagai pemimpin maupun anggota.
Pengelolaan Diri Keutamaan untuk melindungi diri dari segala akibat buruk yang terjadi di kemudian hari karena perbuatan sendiri. Di dalamnya tercakup kekuatan pemaaf atau pengampun, pengendalian diri, kerendahan hati dan kehati-hatian. Pemaaf atau pengampun adalah kekuatan yang memampukan orang untuk mengampuni, memaafkan dan tidak pendendam. Pengendalian diri membuat orang menentukan tindakan-tindakan yang tepat bagi dirinya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Kerendahan hati membuat orang tidak menilai sendiri lebih daripada orang lain. Kehati-hatian adalah kekuatan yang membuat orang lebih berhati- hati sehingga tidak menyesal atas perbuatannya.
Transedensi Keutamaan yang menghubungkan kehidupan dengan seluruh alam semesta dan memberi makna pada kehidupan. Di dalam keutamaan ini tercakup kekuatan penghargaan terhadap kesempurnaan, syukur, harapan optimisme, spiritualitas dan menikmati hidup. Penghargaan terhadap kesempurnaan adalah kekuatan yang membuat orang mampu menangkap inspirasi agar menampilkan diri lebih baik. Syukur membuat orang menyadari dan berterima kasih atas hal baik yang terjadi. Harapan optimisme dapat membuat orang terus berpikiran positif. Spritualitas mampu membuat orang memiliki keyakinan koheren tentang tujuan yang lebih tinggi dan lebih memaknai hidup. Sedangkan meenikmati hidup bisa membuat orang menjalani hidup dengan keceriaan dan rasa humor.
Tabel : Kekuatan dan Keutamaan Karakter
7. Karakter dan Spiritualitas Secara umum spiritualitas merujuk pada hal-hal yang berhubungan dengan roh dan hal- hal sakral misalnya Tuhan dan makhluk-makhluk di luar manusia yang memiliki sifat dan kekuatan gaib. Spiritualitas dapat dipahami sebagai dasar kekuatan dan keutamaan karakter manusia. Kekuatan yang terkandung dalam keutamaan transendensi merupakan kekuatan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna pada kehidupan sehingga kita bisa menjalani hidup secara bermakna, optimis dan selalu memperjuangkan kebaikan. Daya spiritualitas juga menjadi kekuatan kita untuk bertahan NO Keutamaan Kekuatan 1 Kekuatan kognitif: Kebijaksanaan dan pengetahuan kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran, mencintai kegiatan belajar, memiliki sudut pandang yang sistematis- komprehensif. 2 Kekuatan interpersonal: Kemanusiaan cinta kasih, kebaikan hati (murah hati, dermawan, peduli, sabar, penyayang, menyenangkan dan cinta altruisitik), serta memiliki kecerdasan sosial. 3 Kekuatan emosional: Kesatriaan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas (otentisitas, jujur), serta bersemangat dan antusias. 4 Kekuatan kewarganegaraan (Civic): Berkeadilan citizenship (tanggung jawab sosial, kesetiaan, mampu bekerjasama), fairness (memperlakukan orang setara dan adil), serta kepemimpinan. 5 Kekuatan emosional: Temperance pemaaf dan pengampun, kerendahatian, hati-hati dan penuh pertimbangan, serta regulasi-diri. 6 Kekuatan spiritual: Transendensi apresiasi keindahan dan kesempurnaan, penuh rasa terima kasih, harapan (optimis, berorientasi ke masa depan), humor, serta spritualitas (religiusitas, keyakinan, tujuan hidup). dan setia menuju satu tujuan, menghindarkan kita dari godaan, dan menguatkan kita disaat sulit.
8. Keutamaan Karakter dan Kebahagiaan Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Orang dengan karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia. Seligman menyebutkan ada tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakannya, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakan kekuatan tertinggi untuk melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih besar dari diri sendiri. Pendidikan karakter harus diarahkan pada tiga kebahagiaan itu.