Anda di halaman 1dari 54

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai dari sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda baik biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2!".
Penyakit utama yang menyerang lansia adalah hipertensi, gagal jantung
dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal
dan hati. #uga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia
seperti gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan
pendengaran (Padila, 21$".
%atarak berasal dari bahasa &atin cataracta yang berarti 'air terjun( karena
katarak diibaratkan sebagai air terjun yang nampak keputihan. )alam bahasa
*nggris, kelainan ini sehari+hari disebut pearl eye (mata mutiara", sedangkan di
*ndonesia gangguan tersebut la,im dinamakan 'mata ikan( (-,war -goes, 21".
1
2
%atarak adalah kekeruhan pada lensa. %atarak memiliki derajat kepadatan
yang sangat ber.ariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya
berkaitan dengan penuaan (/aughan, 20".
1erdasarkan data 234 212, ter5atat ada lebih dari 6 juta penduduk dunia
mengalami katarak, lebih dari ! 7 penderita katarak adalah lansia. 8isanya
adalah penderita katarak anak+anak dan orang dewasa yang terkena katarak karena
faktor tertentu seperti trauma dan obat+obatan (Padila, 21$".
%atarak merupakan penyebab utama berkurangnya penglihatan di*ndonesia.
Menurut yang diketahui Prof. )r. 3 8idarta *lyas 8pM bahwa pre.alensi kebutaan
di *ndonesia berkisar 1,27 dari jumlah penduduk di*ndonesia. )ari angka tersebut
prosentase kebutaan utama ialah katarak dengan prosentase tertinggi ,9 7 dari
beberapa penyebab lain kebutaan di*ndonesia seperti kelainan kornea ,1$7 ,
glau5oma ,17 , kelainan refraksi,:7 , kelainan retina ,$7 , dan kelainan
nutrisi ,27 (*lyas, 26".
Pada tahun 21$ dari bulan #anuari sampai dengan bulan 8eptember
didapatkan data kunjungan penderita katarak di puskesmas Tuban berjumlah 29:
penderita. 1erdasarkan jumlah tersebut, terdapat peningkatan pada jumlah
kunjungan penderita katarak di desa %embangbilo pada tahun sebelumnya dari
#anuari hingga )esember 212 yaitu sebanyak 192 penderita. Masalah yang dapat
diambil dari penelitian ini adalah peningkatan jumlah kunjungan penderita katarak
di desa %embangbilo dari tahun 212 hingga 21$ sebesar ;:,!7.
Pada saat ini katarak banyak ditemukan di masyarakat. 3al ini akibat
bertambahnya manula (Manusia usia lanjut". 1ertambahnya manula merupakan
$
dampak daripada meningkatnya kesejahteraan. )i *ndonesia terdapat ,9:7 dari
penduduk (1.0." menderita buta akibat katarak yang belum tertolong.
%arena proses normal penuaan mengakibatkan lensa menjadi keras dan keruh.
%eadaan tersebut disebut katarak senile yang merupakan kelainan yang sering
ditemukan sejak usia 6 tahun (*lyas,26". Namun tidak sedikit pula yang
menderita katarak sejak lahir, karena diakibatkan oleh gangguan perkembangan
embrio intrauterine (*lyas, 2;". 1eberapa faktor yang lain seperti traumatik, dan
komplikasi penyakit lain juga sangat banyak ditemukan. Penyakit katarak bukan
tidak bisa diobati, namun katarak hanya dapat disembuhkan dengan 5ara
pembedahan yaitu pembersihan lensa mata yang keruh (*lyas, 26".
Pengaruh katarak pada lansia itu sendiri dapat berupa penurunan tajam
penglihatan. Memba5a menjadi sukar dan bila mengendarai kendaraan terutama
diwaktu malam hari penglihatan akan silau terhadap sinar yang datang (*lyas,
26".
Meningkatnya angka kebutaan di *ndonesia disebabkan oleh faktor usia
harapan hidup orang *ndonesia semakin meningkat. 1eberapa penyakit mata
disebabkan oleh adanya proses penuaan, dan itu artinya semakin tinggi jumlah
penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang beresiko tinggi
mengalami penyakit mata (8itompul, 2!".
Pada lansia, katarak dapat terjadi karena proses kondensasi normal dalam
nukleus lensa menyebabkan terjadinya sklerosis nuklear setelah usia pertengahan.
<ejala yang paling dini mungkin berupa membaiknya penglihatan dekat tanpa
6
ka5amata ('penglihatan kedua(". *tu lah yang menyebakan lansia mengalami
katarak. (/aughan, 20"
8olusi katarak pada lansia hanya dapat disembuhkan dengan 5ara pembedahan
yaitu dengan membersihkan lensa mata yang keruh. 2alaupun ilmu pengetahuan
dan ilmu tehnik berkembang 5epat, belum dapat dilihat hasil yang jelas pada
pengobatan katarak dengan tetes mata, salep, tablet, gi,i khusus atau latihan mata.
=ntunglah hasil bedah katarak sangat baik dan 07 pasien dapat mempergunakan
matanya seperti sediakala (*lyas, 26".
8esuai dengan sasaran asuhan keperawatan di tatanan komunitas, lingkup
inter.ensi yang dapat dilakukan dalam memberi asuhan keperawatan lanjut usia,
>lean dan /ell membagi hal tersebut dalam tiga tahap, yaitu pen5egahan primer
yang dilakukan sebelum timbul masalah, yang terdiri atas derajat kesehatan
(health promotion" dan perlindungan khusus (specific protection", lalu
pen5egahan sekunder yang dilakukan baik pada awal timbul masalah maupun
pada saat masalah berlangsung, yang terdiri atas diagnosis dini dan pengobatan
yang 5epat dan tepat, yang terakhir adalah pen5egahan tersier yang dilakukan
pada saat masalah kesehatan telah selesai, yang terdiri atas memperbaiki
keterbatasan (disability limitation" dan pemulihan (rehabilitation". (-nderson,
2:".
8ebagai tenaga kesehatan, tindakan asuhan keperawatan yang dapat diterapkan
pada lansia penderita katarak yang pertama adalah preoperative nursing care ?
perawatan sebelum operasi men5akup pen5atatan ketajaman penglihatan baik
;
untuk mata yang dibedah maupun tidak. Pemeriksaan fisik umum, meliputi
electrocardiogram (@><" dan %imia )arah perludikerjakan karena pasien yang
berusia lebih tua sering menderita penyakit lain dan biasanya diderita lebih dulu.
Perawat juga perlu menjelaskan prosedur pembedahan pada pasien dan
memberikan gambaran lingkungan yang akan ditemui. Peraat harus mengingatkan
pasien agar tidak mengangkat benda berbobot diatas ;lb, menghindari batuk,
bersin atau membungkuk melebihi batas pinggang sesudah dilakukan
pembedahan. Perawat juga perlu memberikan instruksi pada pasien untuk
menghapus semua makeup sebelum dilakukan operasi. %emudian perawat
memberikan mydriati5 drop untuk memperbesar pupil dan 5y5lopegig drop untuk
mensejajarkan badan siliar sesuai perintah guna menurunkan tekanan intraokuler.
Tindakan kedua adalah postoperati.e nursing 5are ? perawatan sesudah operasi
men5akup upaya pemantauan tanda+tanda .ital, mengkaji tingkat kesadaran,
menge5ek jahitan mat, menjaga tutup dan pelindung mataserta memonitor
komplikasi mata. Pasien harus ditempatka pada sisi yang sakit (posisi semi
fowler" untuk menurunkan tekanan intraokuler. -ntiemeti5s dan sedasi diberikan
sesuai kebutuhan. #ika tiba+tiba mun5ul nyeri pada mata sesudah pembedahan
maka perdarahanlah penyebabnya. 3al ini harus segera dilaporkan pada dokter.
%ilat 5ahaya AfloaterB atau perasaan seperti tirai yang ditarik kedepan mata
menandakan adanya kemungkinan terlepasnya retina (ablasi retina" dan juga harus
segera dilaporkan. Pasien yang diketahui atau diduga mengalami ablasi retina
sesudah pembedahan merupakan alasan lain terhadap penempatan pasien pada sisi
yang sakit. Perawat harus selalu mendekati pasien dari sisi yang sehat dan
:
memberikan penjelasan tentang yang dapat mereka harapkan. Pasien diharuskan
memakai ka5amata pelindung matahari guna menghindari photopobia dan harus
diyakinkan kembali bahwa penglihatan akan membaik seiring dengan waktu
(Cee.es,21".

1.2 Rumusan Masalah
1erdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka rumusan masalahnya
adalah D '1agaimana asuhan keperawatan pada lansia penderita katarak di )esa
%embangbilo %abupaten TubanE(
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
)iketahuinya asuhan keperawatan pada lansia penderita katarak di )esa
%embangbilo %abupaten Tuban.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. )iperoleh penjelasan tentang Pengkajian %eperawatan %omunitas pada
lansia penderita katarak di )esa %embangbilo Tuban.
2. )iperoleh penjelasan tentang )iagnosa %eperawatan pada lansia
penderita katarak di )esa %embangbilo Tuban.
$. )iperoleh penjelasan tentang *nter.ensi %eperawatan pada lansia
penderita katarak di )esa %embangbilo Tuban.
6. )iperoleh penjelasan tentang *mplementasi %eperawatan pada lansia
penderita katarak di )esa %embangbilo Tuban
9
;. )iperoleh penjelasan tentang @.aluasi %eperawatan pada lansia
penderita katarak di )esa %embangbilo Tuban
1. Man!aat
1..1 Bag" Penel"t"
1.6.1.1 *kut serta memberikan masukan ilmu pengetahuan dan pengalaman
khususnya pada dunia keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada lansia penderita katarak
1.6.1.2 Menambah wawasan bagi peneliti mengenai pengetahuan asuhan
keperawatan pada lansia penderita katarak
1.6.1.$ Mengembangkan ilmu dan kemampuan peneliti dalam
mengaplikasikan pengetahuan dalam masalah nyata yang ada
dimasyarakat
1..2 Bag" Tem#at Penel"t"an
8ebagai bahan informasi yang berkaitan dengan faktor+faktor yang
mempengaruhi terjadinya katarak sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan peren5anaan pengobatan dan pen5egahan.
1..3 Bag" Perkem$angan %lmu Pengetahuan
1.6.$.1 3asil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
dan informasi agar dapat mengembangkan penelitian selanjutnya
tentang katarak
!
1.6.$.2 Memberikan masukan kepada ilmu keperawatan dalam melakukan
asuhan keperawatan pada penderita katarak se5ara nyata dengan
menggunakan metode proses keperawatan se5ara profesional
1.6.$.$ =ntuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meme5ahkan masalah keperawatan
khususnya tentang penyakit katarak.
0
BAB 2
T%N&AUAN PU'TAKA
Pada bab ini akan diuraikan landasan teori yang mendasari penelitian yang
akan dilakukan, yaitu konsep dasar medis, meliputi, konsepmenua, konsep
katarak, serta asuhan keperawatan gerontik dengan lansia yang mengalami
masalah katarak
2.1 K(nse# Dasar Me)"s
2.1.1 Pengert"an Lans"a
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai dari sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda baik biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Nugroho, 2!".
2.1.2 Pr(ses Menua
Menua didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan,meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit danperubahan lingkungan, hilangnya
11
0
1
mobilitas dan ketangkasan, sertaperubahan fisiologis yang terkait dengan
usia.Penuaan adalah suatu proses normal yang ditandai denganperubahan fisik dan
tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadipada semua orang pada saat
mereka men5apai usia tahapperkembangan kronologis tertentu. 3al ini merupakan
suatufenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapatdiobser.asi
setiap sel dan berkembang sampai pada keseluruhansistem (8tanley, 29".Terkait
dengan perubahan fisik, terjadi perubahan padasistem persarafan lansia, yaitu
berat otak menurun atau mengalamipenyusutan (atropi" sebesar 1 F 27 seiring
dengan penuaan, danhal ini berkurang setiap hari. 3al ini dikarenakan
terjadinyapenurunan jumlah sel otak serta terganggunya mekanismeperbaikan sel
otak (Nugroho, 2!". 4tak mengalami penyusutan,namun jumlah neuron yang
hilang relatif ke5il. Pengurangan.olume dan massa otak pada penuaan yang
normal tidakdiakibatkan terutama oleh hilangnya jumlah neuron, melainkankarena
adanya perubahan di dalam neuronD berkurangnya 5abang+5abangneuron (spina
dendrit", pengurangan kerapatan sinapsis, dan merosotnya lapisan myelin yang
melapisi akson pada neuron (Nugroho, 2!".
2.1.3 Batasan Lans"a
a. Menurut 234, batasan lansia meliputiD
1. =sia Pertengahan (Middle -ge", adalah usia antara 6;+;0 tahun
2. =sia &anjut (@lderly", adalah usia antara :+96 tahun
$. =sia &anjut Tua (4ld", adalah usia antara 9;+0 tahun
6. =sia 8angat Tua (/ery 4ld", adalah usia 0 tahun keatas
11
b. Menurut )ra.#os Masdani (psikolog =*"
Mengatakan lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa.
%edewasaan dapat dibagi menjadi 6 bagianD
1. Gase iu.entus antara 2;dan 6 tahun
2. /erilitia antara 6 dan ; tahun
$. Gase praesenium antara ;; dan :; tahun
6. Gase senium antara :; tahun hingga tutup usia
2.1. Te(r" Pr(ses Penuaan
(1". Teori 1iologi
a. Teori genetik dan mutasi (Somatik Mutatie Theory"
Menurut teori ini menua telah terprogram se5ara genetik untuk
spesies+spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari
perubahan biokimia yang terprogramoleh molekul+molekul atau
)N- dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Teori radikal bebas
Tidak setabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi+oksidasi
bahan organik yang menyebabkan sel+sel tidak dapat regenerasi.
5. Teori autoimun
Penurunan sistem limfosit T dan 1 mengakibatkan gangguan pada
keseimbangan regulasi sistem imun (>orwin, 21".8el normal
yang telah menua dianggap benda asing, sehingga sistem bereaksi
untuk membentuk antibody yang menghan5urkan sel
tersebut.8elain itu atripu tymus juga turut sistem imunitas tubuh,
12
akibatnya tubuh tidak mampu melawan organisme pathogen yang
masuk kedalam tubuh.Teori meyakini menua terjadi berhubungan
dengan peningkatan produk autoantibodi.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel+sel yang biasa digunakan
tubuh.Cegenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kesetabilan lingkungan internal, dan stres menyebabkan sel+sel
tubuh lelah dipakai.
e. Teori telomere
)alam pembelahan sel, )N- membelah denga satu arah. 8etiap
pembelaan akan menyebabkan panjang ujung telomere berkurang
panjangnya saat memutuskan duplikat kromosom, makin sering
sel membelah, makin 5epat telomer itu memendek dan akhirnya
tidak mampu membelah lagi.
f. Teori apoptosis
Teori ini disebut juga teori bunuh diri (Comnit Suitalic" sel jika
lingkungannya berubah, se5ara fisiologis program bunuh diri ini
diperlukan pada perkembangan persarapan dan juga diperlukan
untuk merusak sistem program prolifirasi sel tumor.Pada teori ini
lingkumgan yang berubah, termasuk didalamnya oleh karna stres
dan hormon tubuh yang berkurang konsentrasinya akan mema5u
apoptosis diberbagai organ tubuh.
1$
(2". Teori %ejiwaan 8osial
a. -ktifitas atau kegiatan (Activity theory"
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut bnyak kegiatan so5ial.
b. %eperibadian lanjut (Continuity theory"
Teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang
yang lanjut usia sangat dipengaruhi tipe personality yang
dimilikinya.
5. Teori pembebasan (Disengagement theory"
)engan bertambahnya usia, seseorang se5ara berangsur+angsur
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari
pergaulan sekitarnya. %eadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut
usia menurun, baik se5ara kualitas maupun kuantitas.
($". Teori &ingkungan
a. Eposure theoryD Paparan sinar matahari dapat mengakibatkat
per5epatan proses penuaan.
b. !adiasi theoryD Cadiasi sinar y, sinar Hdan ultrafiolet dari alat+alat
medis memudahkan sel mengalami denaturasi protein dan mutasi
)N-.
5. "olution theoryD =dara, air dan tanah yang ter5emar polusi
mengandung subtansi kimia, yang mempengaruhi kondisi
epigenetik yang dpat memper5epat proses penuaan.
16
d. Stress theoryD 8tres fisik maupun psikis meningkatkan kadar
kortisol dalam darah. %ondisi stres yang terus menerus dapat
memper5epat proses penuaan.
2.1.* Peru$ahan +ang terja)" #a)a Lans"a
(1"Perubahan Gisik
a. 8el
#umlahnya menjadi sedikit, ukurannya lebih besar, berkurangnya
5airan intra seluler, menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal,
dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme perbaikan
sel.
b. 8istem Persyarafan
Cespon menjadi lambat dan hubungan antara persyarafan menurun,
berat otak menurun 1+27, menge5ilnya syaraf pan5a indra sehingga
mengakibatkan berkurangnya respon penglihatan dan pendengaran,
menge5ilnya syaraf pen5iuman dan perasa, lebih sensiti.e terhadap
suhu, ketahanan tubuh terhadap dingin rendah, kurang sensiti.e
terhadap sentuhan
5. 8istem Penglihatan.
Menurun lapang pandang dan daya akomodasi mata, lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa" menjadi katarak, pupil timbul sklerosis, daya
membedakan warna menurun.
1;
d. 8istem Pendengaran.
3ilangnya atau turunnya daya pendengaran, terutama pada bunyi suara
atau nada yang tinggi, suara tidak jelas, sulit mengerti kata+kata, ;7
terjadi pada usia diatas umur :; tahun, membran timpani menjadi
atrofi menyebabkan otosklerosis.
e. 8istem >ardio.askuler.
%atup jantung menebal dan menjadi kaku,%emampuan jantung
menurun 17 setiap tahun sesudah berumur 2 tahun, kehilangan
sensiti.itas dan elastisitas pembuluh darahD kurang efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi perubahan posisidari tidur ke
duduk (duduk ke berdiri"bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi :;mm3g dan tekanan darah meninggi akibat meningkatnya
resistensi dari pembuluh darah perifer, sistole normal I19 mm3g,
diastole normal I 0; mm3g.
f. 8istem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan suhu hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
thermostat yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi
beberapa fa5tor yang mempengaruhinya yang sering ditemukan antara
lainD Temperatur tubuh menurun, keterbatasan reflek menggigildan
tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi
rendahnya aktifitas otot.
1:
g. 8istem Cespirasi.
Paru+paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman nafas turun.%emampuan batuk menurun (menurunnya
aktifitas silia", 42 arteri menurun menjadi 9; mm3g, >42 arteri tidak
berganti.
h. 8istem <astrointestinal.
1anyak gigi yang tanggal, sensitifitas indra penge5ap menurun,
pelebaran esophagus, rasa lapar menurun, asam lambung menurun,
waktu pengosongan menurun, peristaltik lemah, dan sering timbul
konstipasi, fungsi absorbsi menurun.
i. 8istem <enitourinaria.
4tot+otot pada .esika urinaria melemah dan kapasitasnya menurun
sampai 2 mg, frekuensi 1-% meningkat, pada wanita sering terjadi
atrofi .ul.a, selaput lendir mongering, elastisitas jaringan menurun dan
disertai penurunan frekuensi seksual inter5rouse berefek pada seks
sekunder.
j. 8istem @ndokrin.
Produksi hampir semua hormon menurun (->T3, T83, G83, &3",
penurunan sekresi hormone kelamin misalnyaD estrogen, progesterone,
dan testoteron.
19
k. 8istem %ulit.
%ulit menjadi keriput dan mengkerut karena kehilangan proses
keratinisasi dan kehilangan jaringan lemak, berkurangnya elastisitas
akibat penurunan 5airan dan .askularisasi, kuku jari menjadi keras dan
rapuh, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, perubahan
pada bentuk sel epidermis.
l. 8ystem Muskuloskeletal.
Tulang kehilangan 5airan dan rapuh, kifosis, penipisan dan
pemendekan tulang, persendian membesar dan kaku, tendon
mengkerut dan mengalami s5lerosis, atropi serabut otot sehingga
gerakan menjadi lamban, otot mudah kram dan tremor.
(2" Perubahan Mental
Gaktor+faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalahD
a. Perubahan fisik.
b. %esehatan umum.
5. Tingkat pendidikan.
d. 3ereditas.
e. &ingkungan.
f. Perubahan kepribadian yang drastis namun jarang terjadi misalnya
kekakuan sikap.
g. %enangan, kenangan jangka pendek yang terjadi +1 menit.
h. %enangan lama tidak berubah.
1!
i. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan .erbal,
berkurangnya penampilan, persepsi, dan ketrampilan, psikomotor terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari faktor waktu.
($"Perubahan Psikososial
a. Perubahan lain adalah adanya perubahan psikososial yang
menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit selalu mengan5am
sering bingung panik dan depresif.
b. 3al ini disebabkan antara lain karena ketergantungan fisik dan
sosioekonomi.
5. Pensiunan, kehilangan finan5ial, pendapatan berkurang, kehilangan
status, teman atau relasi
d. 8adar akan datangnya kematian.
e. Perubahan dalam 5ara hidup, kemampuan gerak sempit.
f. @konomi akibat perhentian jabatan, biaya hidup tinggi.
g. Penyakit kronis.
h. %esepian, pengasingan dari lingkungan so5ial.
i. <angguan syaraf pan5a indra.
j. <i,i
k. %ehilangan teman dan keluarga.
i. 1erkurangnya kekuatan fisik.
10
Pen+ak"t #a)a Lans"a
Penyakit lanjut usia di *ndonesia meliputi, penyakit sistem pernafasan,
penyakit kardio.askuler dan pembuluh darah, penyakit pen5ernaan makanan,
penyakit sistem urogenital, penyakit gangguan metabolik?endokrin, penyakit pada
persendian dan tulang, penyakit yang disebabkan oleh proses keganasan
(Nugroho, 2!".
2.1., Pengert"an Katarak
%atarak berasal dari bahasa &atin cataracta yang berarti 'air terjun( karena
katarak diibaratkan sebagai air terjun yang nampak keputihan. )alam bahasa
*nggris, kelainan ini sehari+hari disebut pearl eye (mata mutiara", sedangkan di
*ndonesia gangguan tersebut la,im dinamakan 'mata ikan( (-,war -goes, 21".
%atarak adalah kekeruhan pada lensa. %atarak memiliki derajat kepadatan
yang sangat ber.ariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasanya
berkaitan dengan penuaan (/aughan, 26".
2.1.- Klas"!"kas" Katarak
Menurut *lyas (26" berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan, yaitu
katarak kongenital, katarak ju.enil, dan katarak senil.
a. %atarak %ongenital
%atarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari satu tahun. %atarak kongenital
sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu+ibu yang menderita
penyakit rubella, galaktosemia, homosisteinuri, diabetes mellitus,
2
hipoparatirodism, homosisteinuri, toksoplasmosis, inklusi sitomegalik, dan
histopalsmosis . Penyakit lain yang menyertai katarak kongenital biasanya
merupakan penyakit+penyakit herediter seperti mikroftalmus, aniridia,
koloboma iris, keratokonus, iris heterokrimia , lensa ektopik , displasia retina,
dan megalo kornea.
b. %atarak #u.enil
%atarak yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 0 tahun dan lebih dari $
bulan. %atarak ju.enil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik
ataupun metabolik dan penyakit lainnya seperti D
1. %atarak metabolik
%atarak metabolik terdiri dari D
a" %atarak diabetik dan galaktosemik (gula".
b" %atarak hipokalsemik (tetanik"
5" %atarak defisiensi gi,i
d" %atarak aminoasiduria (termasuk sindrom &owe dan homosistinuria"
e" Penyakit 2ilson
f" %atarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. 4tot
1iasanya terjadi karena distrofi miotonik yaitu pada usia 2 sampai $
tahun.
$. %atarak traumatik
%atarak traumatik biasanya didapat dari trauma benda asing pada lensa
atau trauma tumpul pada bola mata.
21
6. %atarak komplikata
a" %elainan kongenital dan herediter (siklopia, koloboma, mikroftalmia ,
aniridia, pembuluh hialoid persisten, heterokromia iridis ".
b" %atarak degeneratif (dengan miopia dan distrofi .itreoretinal", seperti
2agner dan retinitis pigmentosa , dan neoplasma".
5" %atarak anoksik
d" Toksik (kortikosteroid sistemik atau topikal, ergot , naftalein,
dinitrofenol, triparanol, antikholinesterase, klorproma,in, miotik,
klorproma,in, busulfan, dan besi".
e" &ain+lain kelainan kongenital, sindrom tertentu, disertai kelainan kulit
(sindermatik ", tulang (disostosis kraniofasial , osteogenesis inperfekta
, khondrodistrofia kalsifikans kongenita pungtata ", dan kromosom.
f" %atarak radiasi &ensa mata tidak berpembuluh darah dan terselubung
dalam kapsul sehingga mudah terbakar dari pajanan radiasi dengan
intensitas tinggi. %atarak radiasi juga disebabkan oleh gelombang
mikro yang berinteraksi dengan materi biologik atau biasa disebur
efek thermal (-nies, 20".
5. %atarak 8enil
%atarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu usia diatas ; tahun. Perubahan lensa pada usia lanjut D
1. %apsul
a" Menebal dan kurang elastis (1?6 dibanding anak".
b" Mulai presbiopia
22
5" 1entuk lamel kapsul berkurang atau kabur.
d" Terlihat bahan granular
2. @pitel F makin tipis
a" 8el epitel (germinatif" pada eJuator bertambah besar dan berat.
b" 1engkak dan .akuolisasi mitokondria yang nyata.
$. 8erat lensa D
a" &ebih irregular
b" Pada korteks jelas kerusakan serat sel.
5" 1rown s5leroti5 nu5leus , sinar ultra.iolet lama kelamaan merubah
protein nukleus ( histidin, triptofan, metionin, sistein, tirosin " lensa,
sedang warna 5oklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan
triptofan dibanding normal.
d" %orteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi, menghalangi
fotooksidasi dan sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
%atarak senil biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun,
kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang
biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari : tahun. %atarak senil se5ara
klinik dikenal empat stadium yaituD insipien, intumesen, imatur, matur,
hipermatur morgagni.
1. 8tadium pada katarak insipien akan terlihat hal+hal seperti
kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks
anterior dan posterior ( katarak kortikal ". /akuol mulai terlihat di
dalam korteks. %atarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai
2$
terlihat anterior subkapsular posterior, 5elah terbentuk antara serat
lensa dan dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni"
pada katarak insipien. %ekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia
oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian
lensa. 1entuk ini kadang+kadang menetap untuk waktu yang lama
(*lyas,211".
2. %atarak *ntumesen ditandai dengan kekeruhan lensa disertai
pembengkakan lensa akibat lensa degeneratif yang menyerap air.
Masuknya air ke dalam 5elah lensa disertai pembengkakan lensa
menjadi bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga
bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal.
Pen5embungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit
glaukoma. %atarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang
berjalan 5epat dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada keadaan
ini dapat terjadi hidrasi korteks sehingga akan men5embung dan
daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada
pemeriksaan slitlamp terlihat .akuol pada lensa disertai
peregangan jarak lamel serat lensa (/aughan,211".
$. %atarak imatur merupakan katarak yang belum mengenai seluruh
lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah .olume
lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang
degeneratif. Pada keadaan lensa men5embung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder
26
(*lyas 211". Pada keadaan katarak matur kekeruhan telah
mengenai seluruh masa lensa. %ekeruhan ini bisa terjadi akibat
deposisi ion >a yang menyeluruh. 1ila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka 5airan lensa akan keluar,
sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. -kan terjadi
kekeruhan seluruh lensa yang bila mana akan mengakibatkan
kalsifikasi lensa. 1ilik mata depan akan berukuran kedalaman
normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang
keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (/aughan,21".
6. %atarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan men5air.
Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga
lensa menjadi menge5il, berwarna kuning dan kering. Pada
pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa.
%adang+kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan
dengan ,onula ,inn menjadi kendor. 1ila proses katarak berjalan
lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang
berdegenerasi dan 5air tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan
nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat.
%eadaan ini disebut katarak Morgagni (*lyas,211".
2;
2.1.. Man"!estas" Kl"n"k
%atarak terdiagnosa terutama dengan gejala subjektif. 1iasanya, pasien
melaporkan penurunan ketajaman penglihatan, silau, dan gangguan fungsional
sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi.
Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada
pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmos5op.
%etika lensa sudah menjadi opak, 5ahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayang terfokus pada retina hasilnya adalah
pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi
bayangan yang susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam akan
tampak kekuningan, abu+abu atau putih. %atarak biasanya terjadi bertahap selama
bertahun+tahun, dan ketika katarak sudah sangat memburuk, koreksi lensa yang
lebih kuatpun tak akan mampu memperbaiki penglihatan.
4rang dengan katarak se5ar khas selalu mengembangkan strategi untuk
menghindari silau yang menjengkelkan yang disebabkan oleh 5ahaya yang salah
arah. Misalnya ada yang mengatur ulang perabot rumahnya. 8ehingga sinar tidak
akan langsung menyinari mata mereka. ( diambil dari buku %eperawatan Medikal
1edah #ilid $ hal 100:+1009"
-dapun gejala katarak menurut *lyas (2:" adalah D
a. Penglihatan kabur dan berkabut.
b. Merasa silau terhadap sinar matahari.
5. %adang merasa seperti ada film didepan mata.
d. 8eperti ada titik gelap didepan mata.
2:
e. Penglihatan ganda.
f. 8ukar melihat benda yang menyilaukan.
g. 3alo, warna disekitar sumber sinar.
h. 2arna manik mata berubah atau putih.
i. 8ukar mengerjakan pekerjaan sehari+hari.
j. Penglihatan dimalam hari lebih berkurang.
k. 8ukar mengendarai kendaraan dimalam hari.
l. 2aktu memba5a penerangan memerlukan sinar lebih 5erah.
m. 8ering berganti ka5amata.
n. Penglihatan menguning.
o. =ntuk sementara jelas melihat dekat.
2.1./ Et"(l(g" )an 0akt(r R"s"k(
/aughan (21" mengatakan, penyebab utama katarak adalah proses
penuaan. Gaktor+faktor yang dapat memi5u timbulnya penyakit katarak,
diantaranya adalah sebagai berikut D
a. Penyakit peradangan dan metabolik, misalnya diabetes mellitus.
b. %ekurangan .itamin -, 11, 12 dan >.
5. Ciwayat keluarga dengan katarak .
d. Penyakit infeksi atau 5edera mata terdahulu.
e. Pembedahan mata.
f. Pemakaian obat+ obatan tertentu (kortikosteroid" dalam jangka panjang.
g. Gaktor lingkungan, seperti trauma, penyinaran, dan sinar ultra.iolet.
h. @fek ra5un dari merokok dan alkohol.
29
2.1.11 Pat(!"s"(l(g"
&ensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kan5ing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. &ensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada ,ona sentral terdapat nu5leus,
diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. )engan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi 5okelat kekuningan. )isekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior dan posterior nu5leus. 4pasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa menyebabkan hilangnya tranparansi.
Perubahan pada serabut halus multiple (,unula" yang memanjang dari badan
silinder kesekitar daerah diluar lensa, misalnya, dapat menyebabkan penglihatan
mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan
koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambatjalannya 5ahaya
ke retina. 8alah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influis air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegangdan mengganggu transmisi sinar. Teori lain menyebutkan bahwa suatu
en,im mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. #umlah en,im
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
penderita katarak.
%atarak biasanya terjadi dilateral, namun mempunyai ke5epatan yang
berbeda. )apat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemas,seperti
diabetes, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
2!
normal. %ebanyakan katarak berkembang se5ara kronik dan matang ketika
seorang masuk ke dekade ke tujuh. %atarak dapat bersifat konginetal dan harus
diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia
dan kehilangan penglihatan permanen. Gaktor yang paling serinbg berperan dalm
terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultra.iolet 1 , obat+obatan, alkhohol,
merokok, diabetes, dan asupan .itamin anti oHidan yang kurang dalam jangka
waktu lama
-da beberapa konsep dan teori tentang patofisiologi katarak yang dibahas
antara lain konsep penuaan, teori radikal bebas, sinar ultra .iolet dan merokok.
2.1.11.1 K(nse# Penuaan
&ensa mata mempunyai bagian yang disebut pembungkus lensa atau
kapsul lensa, korteks lensa yang terletak antara nukleus lensa atau inti lensa
dengan kapsul lensa. Pada anak dan remaja nukleus bersifat lembek sedang
pada orang tua nukleus ini menjadi keras. )engan menjadi tuanya seseorang,
maka lensa mata akan kekurangan air dan menjadi lebih padat. &ensa akan
menjadi keras pada bagian tengahnya, sehingga kemampuannya
memfokuskan benda dekat berkurang. )engan bertambahnya usia, lensa
mulai berkurang kebeningannya, keadaan ini akan berkembang dengan
bertambah beratnya katarak (/aughan,21".
2.1.11.2 Te(r" Ra)"kal Be$as
Mekanisme terjadinya katarak karena penuaan memang masih
diperdebatkan, tetapi telah semakin nyata bahwa oksidasi dari protein lensa
adalah salah satu faktor penting. 8erat+ serat protein yang halus yang
20
membentuk lensa internal itu sendiri bersifat bening. %ebeningan lensa se5ara
keseluruhan bergantung pada keseragaman penampang dari serat+serat ini
serta keteraturan dan kesejajaran letaknya di dalam lensa. %etika protein
rusak, keseragaman struktur ini menghilang dan serat+serat bukannya
meneruskan 5ahaya se5ara merata, tetapi menyebabkan 5ahaya terpen5ar dan
bahkan terpantul. 3asilnya adalah kerusakan penglihatan yang parah.
%erusakan protein akibat elektronnya diambil oleh radikal bebas dapat
mengakibatkan sel+sel jaringan dimana protein tersebut berada menjadi rusak
yang banyak terjadi adalah pada lensa mata sehingga menyebabkan katarak.
Pandangan yang mengatakan bahwa katarak karena usia mungkin
disebabkan oleh kerusakan radikal bebas memang tidak langsung, tetapi
sangat kuat dan terutama didasarkan pada perbedaan antara kadar antioksidan
di dalam tubuh penderita katarak dibandingkan dengan mereka yang memiliki
lensa bening.
2.1.11.3 '"nar Ultra2"(let
1anyak ilmuan yang sekarang ini men5urigai bahwa salah satu sumber
radikal bebas penyebab katarak adalah sinar ultra.iolet yang terdapat dalam
jumlah besar di dalam sinar matahari. Memang sudah diketahui bahwa radiasi
ultra.iolet menghasilkan radikal bebas di dalam jaringan. #aringan di
permukaan mata yang transparan sangat peka terhadap sinar ultra.iolet. Pada
mereka yang mempunyai riwayat terpajan sinar matahari untuk waktu lama
dapat memper5epat terjadinya katarak.
$
2.1.11. Mer(k(k
%erusakan lensa pada katarak adalah kerusakan akibat oksidasi pada protein
lensa. Cokok kaya akan radikal bebas dan substansi oksidatif lain seperti
aldehid. %ita tahu bahwa radikal bebas dari asap rokok dapat merusak
protein. )ilihat dari semua ini, tidaklah mengherankan bahwa perokok lebih
rentan terhadap katarak dibanding dengan yang bukan perokok.
2.1.12 Pemer"ksaan D"agn(st"k
Menurut buku asuhan keperawatan gerontik N-N)-, N*> dan N4>,
pemeriksaan diagnostik pada katarak meliputi D
1. %artu mata snellen?mesin telebinokuler D mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus?.itreus humor, kesalahan refraksi,
penyakit system saraf, penglihatan ke retina.
2. &apang penglihatan D penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glukoma.
$. Pengukuran tonografi D T*4 (12+2; mm3g"
6. Pengukuran <onioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glukoma.
;. Tespro.okatif D menentukan adanya? tipe glukoma
:. 4ftalmoskopi D mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng
optipapil edema, perdarahan.
9. )arah lengkap, &@) D menunjukan anemi systemik infeksi.
!. @%<, kolesterol serum, lipid
0. Testoleransi glukosa D %ontrol )M
$1
2.1.13 Penatalaksanaan
Tidak ada terapi obat untuk katarak, dan tidak dapat diambil dengan
pembesaran laser. Namun, masih terus dilakukan penelitian mengenai
kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk men5airkan lensa
sebelum dilakukan pengisapan keluar melalui kanula (pokal 1002, dalam buku
1uku 8aku )iagnosa %eperawatan dengan inter.ensi N*> dan kriteria hasil
N4>, 2:"
1ila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan reflaksi kuat
sampai titik dimana pasien melakukan akti.itas hidup sehari+hari, maka
penanganan biasanya konserfatif. Pentingnya dikaji efek katarak terhadap
kehidupan sehari+hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi sehari+hari
seperti berdandan, ambulasi, aktifitas rekreasi, menyetir mobil dan kemampuan
berkerja, sangat penting untuk menentujkan terapi mana yang paling 5o5ok
bagi masing+masing penderita. Pembedahan katarak adalah yang sering
dilakukan pada orang berusia lebih dari :; tahun. 8ekarang ini katarak paling
sering diangkat dengan anestesia lokal berdasar pasien rawat jalan, meskipun
pasien perlu dirawat bila ada indikasi medis. %eberhasilan penglihatan yang
bermanfaat dapat di5apai pada 0;7 pasien.
Pengembalian keputusan untuk menjalani pembedahan sangat
indi.idual sifatnya. )ukungan finansial dan psikososial dan konsekuensi
pembedahn harus die.aluasi, karena sangat penting untuk penatalaksanaan
pasien pas5a operasi.
$2
%ebanyakan operasi dilakukan dengan anastesilokal (retrobulbar atau
peri bulbar", yang dapat mengimobilisasi mata. 4bat penghilang 5emas dapat
diberikan untuk mengatasi perasaan klaustreo fobia sehubungan dengan
graping bedah. -nastesi umum diperlukan bagi yang tidak bisa menerima
anastesi lokal, yang tidak mampu bekerjasama dengan alasan fisik atau
psikologis, atau yang tidak berespon terhadap anastesi lokal.
-da dua ma5am teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan
katarak D ekstraksi intrakapsuler dan ekstra kapsuler. *ndikasi inter.ensi bedah
adalah hilangnya penglihatan yang mempengaruhi aktifitas normal pasien atau
katarak yang menyebabkan glau5oma atau mempengaruhi diagnosis dan terapi
gangguan okuler lain, seperti retinopatidiabetika. ( asuhan keperawatan nanda,
ni5 dan no5"
2.1.1 Pers"a#an untuk Be)ah Katarak
Menurut #ane 4l.er 211, persiapan yang perlu dilakukan sebelum
pembedahan katarak adalah D
a. 1iometri D pengukuran ultrasound untuk panjang mata dan keratometri
untuk mengukur kur.atura kornea sehingga menghitung daya dari
implan yang dimasukkan dalam mata selama pembedahan.
b. Pastikan bahwa masalah kesehatan umum stabil, terutama hipertensi,
penyakit pernapasan dan diabetes.
$$
5. 1eberapa obat meningkatkan insidensi perdarahan. 2arfarin tidak perlu
dihentikan tetapi *NC sebaiknya kurang dari $. -spirin dapat dihentikan
1 minggu sebelum pembedahan.
d. *nformasikan kepada pasien tentang hasil yang diharapkan dan
komplikasi pembedahan (informrd 5onsent".
2.1.1* K(m#l"kas"
Menurut -ndra 21$, adapun komplikasi dari penyakit katarak ini adalah
sebagai berikut D
a. <laukoma
%elainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler di
dalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan
.isus mata menurun
b. %erusakan Cetina
%erusakan retina ini dapat terjadi setelah pas5a bedah, akibat ada
robekan pada retina, 5airan masuk ke belakang dan mendorong retina
atau terjadi penimbunan eksudat dibawah retina sehingga retina
terangkat
5. *nfeksi
*ni bisa terjadi setelah pas5a bedah karena kurangnya perawatan yang
tidak adekuat
$6
2.2 T"njauan Ke#era3atan
2.2.1 Pengkaj"an
1. *dentitas klien meliputi D
Nama, umur (katarak biasanya menyerang usia tua karena perubahan
kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya 5ahaya ke retina.",
jenis kelamin, (laki+laki 5enderung lebih banyak diakibatkan merokok
adalah salah satu penyebab katarak", pekerjaan( penyebab katarak dapat
dikarenakan oleh sering terpapar sinar ultra .iolet terlalu lama, sehingga
bagi orang yang memiliki kerja lapangan akan beresiko lebih tinggi",
agama, suku bangsa, tanggal pengkajian, diagnosis medis.
2. %eluhan utama
8ering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah
pandangan yang berkabut, silau yang mengganggu, dan penglihatan
ganda,juga sulit melihat jika bendanya berada ditempat yang terang.
$. )ata riwayat kesehatan
a. Ciwayat kesehatan sekarang
Pre operasi D penurunan ketajaman penglihatan, silau dan gangguan
fungsional sampai derajat tertentu, pandangan kabur atau redup, sulit
melihat pada malam hari.
Pas5a operasi D nyeri akut, 5emas atau takut kehilangan penglihatan, takut
beraktifitas, ketidak tahuan merawat mata setelah di operasi.
$;
b. Ciwayat penyakit dahulu
-danya 5a5at bawaan sejak lahir, riwayat diabetes melitus, hipertensi,
gangguan penyakit mata dan penggunaan obat tertentu khususnya steroid,
juga pembedahan mata sebelumnya.
a. Ciwayat penyakit keluarga
1iasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes melitus.
b. Ciwayat psikososial dan spiritual
%ebiasaan yang mempengaruhi seperti merokok,tempat kerja yang
memungkinkan klien terpapar sinar u. berlebihan.)an apakah klien rajin
dalam melakukan ibadah sehari+hari.
6. -kti.itas sehari+hari
Pasien dengan keluhan katarak biasanya adalah pekerja lapangan karena
sering terpapar sinar u. terlalu lama.
;. Pola fungsi kesehatan
a. Nutrisi
klien sehari+hari sering makan telur putih (itu akan memperparah katarak",
makan yang mengandung banyak gula (bila katarak yang dideritanya
karena komplikasi penyakit diabetes", sering makan makanan yang
memi5u kadar kolesterol tinggi (jeroan".
b. Minum
-pakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat khususnya golongan
steroid, narkoba, minum yang mengandung alkohol.
$:
5. -ktifitas
Pada pasien dengan katarak aktifitas yang dapat memi5u mata terkena
katarak adalah sering terpapar sinar u., misalnya pekerja lapangan.
:. Pemeriksaan fisik
a. %epala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau riwayat
operasi.
b. Mata
terdapat bayangan putih atau hitam yang menghalangi pandangan,rasa
silau yang menjengkelkan,trauma mata, penglihatan ganda, mata terara
gatal, nyeri, dan sering mengeluarkan air mata.
5. %ulit
-danya luka gangren diakibatkan oleh diabetes melitus sehingga
menyebabkan komplikasi pada mata.
d. )ada
*nspeksi D 1entuk simetris
Palpasi D Tidak adanya massa dan benjolan.
Perkusi D Nyeri tidak ada bunyi jantung lup+dup.
-uskultasi D Nafas 5epat dan dalam, suara jantung 81 82 tunggal
f. -bdomen
*nspeksi D 1entuk simetris, pembesaran tidak ada.
-uskultasi D peristaltik usus ;+$;?menit atau ;+1; detik 1H.
$9
Perkusi D Nyeri tekan tidak ada, nyeri perut tidak ada
g. @kstremitas
Pada pasien dengan , normal D ;
Pengukuran kekuatan otot menurut (-rif mutaJJin,2!"
1" Nilai D 1ila tidak terlihat kontraksi sama sekali.
2" Nilai 1 D 1ila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada
sendi.
$" Nilai 2 D 1ila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan
grafitasi.
6" Nilai $ D 1ila dapat melawan grafitasi tetapi tidak dapat melawan
tekanan pemeriksaan.
;" Nilai 6 D 1ila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi
kekuatanya berkurang.
:" Nilai ; D bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan kekuatan
penuh
$!
POHON MASALAH KATARAK
1. )iagnosa %eperawatan dan Cen5ana %eperawatan
$0
)iagnosa keperawatan yang mun5ul selama periode peri operasi (pre, intra
dan post operasi" adalah D
1. Penurunan persepsi sensori D penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan ketajaman penglihatan dan kejelasan penglihatan.
2. -nsietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kejadian operasi.
$. Cesiko 5edera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrao5ular (T*4", perdarahan, kehilangan .itreous.
6. Nyeri yang berhubungan dengan luka pas5a operasi.
;. <angguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan
penglihatan, pembatasan akti.itas pas5a operasi.
:. Cesiko ketidakefektifan penatalaksanaan terapeutik yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung.
%nter2ens" D Cen5ana tindakan yang mungkin dapat diterapkan pada klien dengan
katarak meliputi D
)H. 1 Penurunan persepsi sensori D penglihatan yang berhubungan dengan
penurunan ketajaman penglihatan dan kejelasan penglihatan.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam klien
melaporkan atau memeragakan kemampuan yang lebih baik untuk proses
rangsang penglihatan dan mengkomunikasikan perubahan .isual.
%riteria hasil D 1. %lien mengidentifikasikan faktor+faktor yang mempengaruhi
fungsi penglihatan.
6
2. %lien mengidentifikasi dan menunjukan pola+pola alternati.e
untuk meningkatkan penerimaan rangsang penglihatan.
*nter.ensi D
1. %aji ketajaman penglihatan klien.
C? Mengidentifikasi kemampuan .isual klien.
2. *dentifikasi alternati.e untuk optimalisasi sumber rangsangan.
C? Memberikan keakuratan penglihatan dan perawatanya.
$. 8esuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan D
$.1 4rientasikan klien terhadap ruang rawat.
$.2 &etakan alat yang sering digunakan di dekat klien atau pada sisi
mata yang lebih sehat.
$.$ 1erikan pen5ahayaan 5ukup.
$.6 &etakan alat di tempat yang tepat.
$.; 3indari 5ahaya menyilaukan.
$.:-njurkan penggunaan alternati.e rangsang lingkungan yang
dapat diterimaD auditorik, taktil.
C? Meningkatkan kemampuan persepsi sensori.
)H. 2 -nsietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian
operasi.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam tidak terjadi
ke5emasan.
%riteria hasil D 1. %lien mengungkapkan ke5emasanya hilang atau berkurang.
61
2. %lien berpartisipasi dalam persiapan operasi.
*nter.ensi D
1. #elaskan gambaran kejadian pre dan pas5a operasi, manfaat
operasi, dan sikap yang harus dilakukan klien selama masa
operasi.
C? Meningkatkan pemahaman tentang gambaran operasi untuk
menurunkan ansietas.
2. #awab pertanyaan khususnya tentang pembedahan.
C? Meningkatkan keper5ayaan dan kerjasama.
$. 1erikan waktu untuk mengekspresikan perasaan.
C? 1erbagi perasaan membantu menurunkan tegangan.
6. *nformasikan bahwa perbaikan penglihatan tidak terjadi
se5ara langsung, tetapi bertahap sesuai penurunan bengkak pada
mata dan perbaikan kornea.
C? *nformasi tentang perbaikan penglihatan bertahap diperlukan
untuk mengantisipasi depresi atau keke5ewaan setelah fase
operasi dan memberikan harapan akan hasil operasi.
)H. $ Cesiko 5edera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrao5ular
(T*4", perdarahan, kehilangan .itreous.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam tidak terjadi
5edera mata pas5a operasi.
62
%riteria hasil D 1. %lien dapat menyebutkan faktor yang menyebabkan 5edera.
2. %lien tidak melakukan akti.itas yang meningkatkan resiko
5edera.
*nter.ensi D
1. )iskusikan tentang rasa sakit, pembatasan aktifitas dan
pembalutan mata.
C? Meningkatkan kerjasama dan pembatasan yang
diperlukan.
2. Tempatkan klien pada tempat tidur yang rendah dan
ajurkan untuk membatasi pergerakan mendadak atau tiba+
tiba serta menggerakan kepala berlebih.
C? *stirahat mutlak diberikan hanya beberapa menit hingga
satu atau dua jam paska operasi atau satu malam jika ada
komplikasi.
$. 1antu aktifitas selama fase istirahat.
C? Men5egah atau menurunkan resiko komplikasi 5edera.
6. -jarkan klien untuk menghindari tindakan yang dapat
menyebabkan 5edera.
C? Tindakan yang dapat meningkatkan T*4 dan
menimbulkan kerusakan struktur mata paska operasiD
6.1 Mengejan (.alsal.a maneu.er"
6.2 Menggerakan kepala mendadak
6.$ Membungkuk terlalu lama
6$
6.6 1atuk
;. -mati kondisi mata D luka menonjol, bilik mata depan
menonjol, nyeri mendadak setiap : jam pada awal operasi atau
seperlunya.
C? 1erbagai kondisi seperti luka menonjol, bilik mata
menonjol, nyeri mendadak, hyperemia serta hipopion mungkin
menunjukan 5edera mata paska operasi.-pabila pandangan
melihat benda mengapung (floater" atau tempat gelap mungkin
menujukan ablasio retina.
)H. 6 D Nyeri yang berhubungan dengan luka pas5a operasi.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam nyeri
berkurang, hilang dan terkontrol.
%riteria hasil D 1. %lien mendemonstrasikan tehnik penurunan nyeri.
2. %lien melaporkan nyeri berkurang atau hilang.
*nter.ensi D
1. %aji derajat nyeri setiap hari.
C? Normalnya nyeri terjadi dalam waktu kurang dari lima hari
setelah operasi dan berangsur menghilang. Nyeri dapat meningkat
karena peningkatan T*4 2+$ hari paska operasi.Nyeri mendadak
menunjukan peningkatan T*4 massif.
2. -njurkan untuk melaporkan perkembangan nyeri setiap hari
atau segera saat terjadi peningkatan nyeri mendadak.
66
C? Meningkatkan kolaborasi L memberikan rasa aman untuk
peningkatan dukungan psikologis.
$. -njurkan klien untuk tidak melakukan gerakan tiba+tiba yang
dapat mempro.okasi nyeri.
C? 1eberapa kegiatan klien dapat meningkatkan nyeri seperti
gerakan tiba+tiba, membungkuk, mengu5ek mata, batuk, mengejan.
6. -jarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
C? Menurunkan ketegangan, mengurangi nyeri.
;. &akukan tindakan kolaboratif untuk pemberian analgesi5 topi5al
atau sistemik.
C? Mengurangi nyeri dengan meningkatkan ambang nyeri.
)H. ; <angguan perawatan diri yang berhubungan dengan penurunan penglihatan,
pembatasan akti.itas pas5a operasi.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam kebutuhan
perawatan diri klien terpenuhi.
%riteria hasil D 1.%lien mendapatkan bantuan parsial dalam pemenuhan kebutuhan
diri.
2. %lien memeragakan perilaku perawatan diri se5ara bertahap.
*nter.ensi D
1. Terangkan pentingnya perawatan diri dan pembatasan
akti.itas selama fase paska operasi.
C? %lien dianjurkan untuk istirahat di tempat tidur pada 2+$
jam pertama paska operasi atau 12 jam jika ada
6;
komplikasi. 8elama fase ini, bantuan total diperlukan bagi
klien.
2. 1antu klien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
C? Memenuhi kebutuhan perawatan diri.
$. 8e5ara bertahap, libatkan klien dalam memenuhi
kebutuhan diri.
C? =paya melibatkan klien dalam akti.itas perawatan
dirinya dilakukan bertahap dengan berpedoman pada
prinsip bahwa akti.itas tidak memi5u peningkatan T*4 dan
menyebabkan 5edera mata. %ontrol klinis dilakukan
dengan menggunakan indi5ator nyeri mata pada saat
melakukan akti.itas.=mumnya 26 jam paska operasi,
indi.idu boleh melakukan akti.itas perawatan diri.
)H. : Cesiko ketidakefektifan penatalaksanaan regimen terapeutik yang
berhubungan dengan kurang pengetahuan, kurang sumber pendukung.
Tujuan D 8etelah dilakukan tindakan keperawatan selama $K26 jam perawatan
rumah berjalan efektif.
%riteria hasil D 1. %lien mampu mengidentifikasi kegiatan keperawatan rumah
(lanjutan" yang diperlukan.
2. %eluarga menyatakan siap untuk mendampingi klien dalam
melakukan perawatan.
6:
*nter.ensi D
1. %aji tingkat pengetahuan pasien tentang perawatan paska
hospitalisasi.
C? 8ebagai modalitas dalam pemberian pendidikan kesehatan
tentang perawatan di rumah.
2. Terangkan akti.itas yang diperbolehkan dan dihindari
(minimal untuk 1 minggu" untuk men5egah komplikasi post
operasi.
C? -kti.itas yang diperbolehkan D
2.1 Menonton tele.ise, memba5a tetapi jangan terlalu lama.
2.2 Mengerjakan akti.itas biasa (ringan dan sedang".
2.$ Mandi waslap, selanjutnya dengan bak mandi atau
pan5uran (dengan bantuan".
2.; Tidak boleh membungkuk pada wastafel atau bak mandi,
5ondongkan kepala sedikit kebelakang saat men5u5i rambut.
2.: Tidur dengan perisai atau pelindung mata logam pada
malam hari, mengenakan ka5amata pada siang hari.
2.9-kti.itas dengan duduk.
2.! Mengenakan ka5a mata hitam untuk kenyamanan.
2.0 1erlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai.
C? -kti.itas yang dihindari D
2.1 Tidur pada sisi yang sakit.
2.11 Menggosok mata, menekan kelopak mata.
69
2.12 Mengejan saat defekasi.
2.1$ Memakai sabun mendekati mata.
2.16 Mengangkat benda lebih dari 9 kg.
2.1; Melakukan hubungan seks.
2.1: Mengendarai kendaraan.
2.19 1atuk, bersin, muntah.
2.1! Menundukan kepala sampai bawah pinggang.
$.Terangkan berbagai kondisi yang perlu dikonsultasikan.
C? %ondisi yang harus segera dilaporkan D
$.1 Nyeri pada dan disekitar mata, sakit kepala menetap.
$.2 8etiap nyeri yang tidak berkurang dengan obat pengurang
nyeri.
$.$ Nyeri disertai mata merah, bengkak, atau keluar 5airan D
inflamasi dan 5airan dari mata.
$.6 Nyeri dahi mendadak.
$.; Perubahan ketajaman penglihatan, kabur, pandangan ganda,
selaput pada lapang penglihatan, kilatan 5ahaya, per5ikan atau
bintik didepan mata, kalau di sekitar sumber 5ahaya.
6. Terangkan 5ara penggunaan obat+obatan.
C? %lien mungkin mendapatkan obat tetes atau salep(topi5al".
;.1erikan kesempatan bertanya.
C? Meningkatkan rasa per5aya, rasa aman, dan mengeksplorasi
pemahaman serta hal+hal yang mungkin belum dipahami.
6!
:. Tanyakan kesiapan klien paska hospitalisasi.
C? Cespon .erbal untuk meyakinkan kesiapan klien dalam
perawatan hospitalisasi.
9. *dentifikasi kesiapan keluarga dala perawatan diri klien paska
hospitalisasi.
C? %esiapan keluarga meliputi orang yang bertanggung jawab
dalam perawatan, pembagian peran dan tugas serta penghubung
klien dan institusi pelayanan kesehatan.
60
BAB 3
MET4DE PENEL%T%AN
Metode penelitian adalah pen5arian kebenaran dengan 5ermat dan
sistematis sampai subyek menemukan atau mere.isi fakta teori terapan teknologi
(Nursalam, 2$".
3.1. Desa"nPenel"t"an
)esain penelitian adalah sesuastu yang .ital dalam penelitian, yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi .aliditas suatu hasil (Nursalam, 2$".
)esain penelitian yang digunakan dalam penelitian studi kasus
keperawatan adalah desain asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, peren5anaan, pelaksanaan, dan e.aluasi. )isini peneliti
ingin menggambarkan atau mendiskripsikan mengenai gambaran tentang -suhan
%eperawatan %omunitas pada lansia penderita katarak di )esa %embangbilo
Tuban.
3.2. Un"t Anal"s"s
=nit analisis yang digunakan dalam penelitian keperawatan adalah
indi.idu dengan kasus yang akan diteliti se5ara rin5i dan mendalam. -dapun unit
analisis yang akan diteliti minimal berjumlah dua kasus.
;
3.3. Batasan %st"lah
Menjelaskan semua istilah yang digunakan dalam penelitian beserta
pengertiannya. -dapun batasan yang digunakan se5ara operasional. )efinisi
operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu
yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2!".
*stilah )efinisi 4perasional
-suhan keperawatan pada
lansia dengan katarak
&ansia
%atarak
-suhan keperawatan yang ditujukan pada lansia
dengan katarak yang dimulai dari proses pengkajian,
menegakkan diagnosa keperawatan, menentukan
inter.ensi, melaksanakan implementasi dan e.aluasi
atas implementasi yang telah dilaksanakan. -suhan
keperawatan pada lansia dengan katarak bertujuan
untuk mengidentifikasi kondisi + kondisi yang
berbahaya bagi penderita katarak.
=sia &anjut (@lderly", adalah usia antara :+96 tahun
%atarak senil (terjadi pada usia diatas ; tahun"
+kekeruhan pada lensa
+menurunnya ketajaman penglihatan
+gangguan persepsi sensori
3.. L(kas" )an 5aktu Penel"t"an
Penelitian ini dilaksanakan di )esa %embangbilo Tuban pada waktu
penelitian pada bulan 8eptember 21$.
60
;1
3.*. Pr(se)ur Penel"t"an
Penelitian diawali dengan pemilihan kasus atau masalah yang akan
dijadikan topik penelitian. %asus atau masalah penelitian yang dipilih sesuai
dengan kriteria penentuan kasus atau masalah yang telah diuraikan pada bab
Pendahuluan sub bab &atar 1elakang Masalah. 8elanjutnya adalah kegiatan
penyusunan usulan penelitian yang menguraikan tentang telaah pustaka terhadap
kasus atau masalah kesehatan yang akan diteliti dan metode penelitian yang akan
digunakan. 8etelah mendapat persetujuan dari pembimbing diadakan ujian
proposal untuk menentukan apakah usulan penelitian dapat dilanjutkan dengan
kegiatan pengumpulan data penelitian. Pengumpulan data penelitian diawali
dengan pengurusan ijin penelitian, etical clearance (uji kelayakan penelitian" serta
penandatanganan informed consent dari subyek penelitian. Tahap selanjutnya
adalah penulisan laporan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3.,. Tekn"k )an %nstrumen Pengum#ulan Data
Pada bagian ini disebutkan se5ara ringkas teknik pengumpulan data
penelitian dan jenis instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu
teknik wawan5ara, obser.asi atau pengukuran fisiologis. *nstrumen pengumpulan
data adalah format proses keperawatan, alat+alat pengukuran fisiologis
(tensimeter, termometer"
;2
3.-. Anal"s"s Data
#enis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan
yaitu asuhan keperawatan gerontik. Proses keperawatan pada gerontik melalui
beberapa tahap yaitu pengkajian, perumusan masalah (diagnosa keperawatan",
peren5anaan (inter.ensi keperawatan", melakukan tindakan (implementasi
keperawatan", dan e.aluasi keperawatan. Tahap awal berupa pengkajian yaitu
merupakan tahapan untuk mendapatkan data. Pengumpulan data dapat melalui
wawan5ara terhadap klien, keluarga klien dan sekitar klien. %emudian melalui
pengamatan atau obser.asi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik pada klien.
Tahap selanjutnya perumusan masalah atau penegakkan diagnosa, pada tahap ini
diawali dengan analisa data dari hasil pengkajian yang di dapat. %egiatan
mengorganisir informasi dengan memba5a keseluruhan data dan memberi kode
sehingga dapat ditegakkan diagnosa. %emudian peneliti melakukan peren5anaan
terhadap setiap diagnosa yang telah ditegakkan, yang ditunjukkan kepada kegiatan
yang berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan gerontik. Tahap
selanjutnya adalah melaksanakan tindakan (implementasi" sesuai dengan
inter.ensi yang telah disusun. 8etelah itu, tahap akhir adalah e.aluasi yaitu
merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan dengan program
kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait program
kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah di5apai. )ari seluruh data yang telah
terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisa se5ara deskriptif untuk kemudian
disimpulkan.
;$
DA0TAR PU'TAKA
-nderson M M5 Garlane. 2:. 1uku -jar %eperawatan %omunitas Teori dan
Praktek. @disi $. #akarta D @<>
-,war -goes, dkk.21. "enyakit di #sia Tua$ "enyakit %atarak. #akarta D @<>.
)ata Puskesmas Tuban. Penderita %atarak 212+21$
*lyas, 8idarta.2;. "enuntun &lmu "enyakit Mata. @disi $. #akarta DG%=*.
*lyas, 8idarta. 26. Masalah %esehatan Mata Anda. @disi 2. #akarta D G%=*.
*lyas, 8idarta. 211. &lmu "enyakit Mata. @disi 6. #akarta D G%=*.
#ane 4l.er, et all. 211. 'pthalmology at a (lance. #akarta D @rlangga
Nursalam. 2$. %onsep dan "enerapan Metodologi "enelitian &lmu
%epera)atan. #akarta D 8alemba Medika
Padila. 21$. *uku A+ar %epera)atan (erontik. Nuha Medika D #ogjakarta
Cee.es. #,>harlene. 21. %eperawatan Medikal 1edah buku 1. #akarta D 8alemba
Medika
8aferi, -ndra. 21$. %epera)atan Medikal *edah ,. #ogjakarta D Nuha Medika
8itompul.2!."enyakitMatadisebabkanpenuaan$httpD??www.suaramedia.5om?ga
ya+hidup?kesehatan?
8%CT. 26. Pemeriksaan pada penderita penyakit mata di *ndonesia
;6
8tanley. 2:. *uku A+ar %epera)atan (erontik. @disi 2. #akarta D@<>.
/aughan, )ale. 2. 'ftalmologi #mum. @disi 16. #akarta D 2idya Medika.
/aughan, )ale. 26. 'ftalmologi umum. @disi 1;. #ogjakarta D Nuha Medika
/aughan, )ale. 20. 'ftalmologi #mum. @disi 19. #akarta D @<>.
2ahjudi Nugroho .2!. %epera)atan (erontik - (eriatrik. @disi.$.#akartaD
@<>
2ilkinson, M #udith. 2:. 1uku 8aku )iagnosa %eperawatan dengan inter.ensi
N*> dan %riteria 3asil N4>. #akarta D @<>

Anda mungkin juga menyukai