I. Nomor Percobaan : III (Tiga) II. Nama Percobaan : Analisa kualitatif (reaksi identifikasi kation) III. Tujuan Percobaan : 1. Menganalisa jenis-jenis unsur atau ion dengan cara reaksi identifikasi ion. 2. Mengenal beberapa sifat unsur atau ion dari warna,bauatau reaksi lainnya. IV. Dasar Teori Analisis kualitatif memberikan contoh yang jelas dan mempesonakan mengenai asas-asas yang berlaku bagi pengendapan, bagi pembentukan ion kompleks, dan bagi pengendapan konsentrasi ion dalam larutan elektrolit lemah. Terdapat sejumlah bagan bersistem untuk menentukan kation dan anion apa yang terdapat dalam contoh. Kebanyakan melibatkan pemisahan dalam beberapa grup sebelum mengidentifikasikan satu-satu. Beberapa bagan memisahkan anion ke dalam grup-grup, tetapi mayoritas menggunakan uji individu untuk sejumlah terbatas anion. Grup I, grup klorida asam. Andaikan diketahui bahwa suatu larutan mengandung semua (25) kation yang baru saja dipaparkan. Akan disimpulkan bahwa satu-satunya anion yang tercantum yang konsentrasinya bermakna ialah ion nitrat, NO 3- . Dapat juga disimpulkan bahwa larutan harus bersifat asam, artinya konsentrasi haruslah sangat rendah, karena kebanyakan dari 25 kation itu membentuk hidroksida yang tak dapat larut. Untuk mengendapkan beberapa kation, dipilih sebuah anion yang tidak membentuk banyak garam yang tak dapat larut. Ion klorida menmbentuk garam tak larut hanya dengan tiga dari 25 ion. Paling bagus menambahkan ion klrorida dalam bentuk larutan HCl. Ini menjamin bahwa larutan cukup asam untuk menghindari mengendapnya hidroksida apapun, dan menghindari ditambahkan kation apapun yang mungkin mengganggu tahap analisis berikutnya. Ketiga anion dalam grup klorida asam adalah Ag + , Hg 2+ , dan Pb 2+ . Jika ketiga-tiganya terdapat dalam suatu larutan, mereka akan mengendap sebagai campuran AgCl. Hg 2 Cl 2 , dan PbCl 2 bila ditambhakan HCl. Persamaan ion netto untuk Hg 2 2+ adalah Hg 2 2+ + 2Cl - Hg 2 Cl 2
Pengendapan ion-ion grup I harus pada temperatur kamar atau lebih rendah, karena timbal klorida terlalu mudah larut dalam air panas. Juga harus dijaga agar asam klorida tak terlalu banyak ditambahkan. Dalam larutan HCl pekat, pekat klorida dan timbel klorida melarut, karena Ag + dan Pb 2+ membentuk kompleks dapat larut oleh reaksi. AgCl + Cl - AgCl 2 -
PbCl 2 + 2Cl - PbCl 4 2-
Grup II, grup sulfida asam. Setelah endapan grup I disaring, sisa larutan dikurangi keasamannya dan dijenuhi dengan hidrogen sulfida. Dengan harga [S 2- ] yang begitu rendah, hanya garam-garam dengan Ksp sangat kecil akan membentuk endapan. Dalam larutan di mana ion logam berkonsentrasi sekitar 0,1 M, sulfida As 3+ , Bi 3+ , Cd 2+ , Cu 2+ , Hg 2+ , Pb 2+ , Sb 3+ , Sn 2+
akan mengendap. Harga Ksp untuk lima dari sulfida telah diketahui, harga 8,0 x 10 -27 untuk CdS merupakan harga terbesar di antara harga-harga sangat kecil ini. Untuk pengendapan arsen sulfida, As 2 S 3 , dapatlah ditulis persamaan berikut: 3H 2 S 6H + + 3S 2-
3S 2- + 2As 3+ As 2 S 3
Jumlah kedua persamaan ini memberikan persamaan ion netto untuk reaksi: 2As 3 + + 3H 2 S As 2 S 3 + 6H + Grup III, grup sulfida basa. Dalam grup ini hanya sedikit kation yang lazim dijumpai, yang tidak membentuk sulfida yang tak dapat larut. Setelah endapan sulfida grup II disaring, konsentrasi ion sulfida dinaikkan. Larutan dibuat basa dengan suatu campuran buffer dari NH3 dan NH 4 Cl, dan larutan dijenuhi lagi dengan H 2 S. Dalam larutan ini konsentrasi H + adalah sekitar 1 x 10 -9 M. Pada konsentrasi ion sulfida setinggi itu, sulfida logam yang tak dapat larut yang masih ada akan cenderung mengendap. Tetapi konsentrasi ion OH - adalah sekitar 1 x 10 -5
M dalam larutan berbuffer NH3-NH4 + ini. Seperti tercatat dalam pembahasan grup I, terdapat bnayak hidroksida logam yang tak larut. Tujuh ion mengendap dalam grup III : Co 2+ , Fe 2+ , Mn 2+ , Ni 2+ , Zn 2+ , Al 3+ , dan Cr 3+ . Lima yang pertama akan membentuk sulfida tak dapat larut, dan dua yang terakhir membentuk hidroksida yang tak dapat larut. Untuk pengendapan alumunium hidroksida, Al(OH) 3 , dapatlah ditulis persamaan berikut: 3NH 3 + 3H 2 O 3NH 4 + + 3OH -
Al 3+ + 3OH - Al(OH) 3
Jumlah kedua persamaan ini menghasilkan persamaan ion netto untuk reaksi ini: Al 3+ + 3NH 3 + 3H 2 O Al(OH) 3 + 3NH 4 +
Relatif terhadap 25 ion untuk mana bagan analitis keseluruhan itu dirancang, dapatlah diduga dua ion tambahan yang akan mengendap di sini sebagai hidroksida. Satu adalah ion Fe 3+ ,tetapi ion ini direduksi menjadi Fe 2+ oleh ion sulfida. Kemudian Fe 2+ itu akan lebih banyak bersenyawa dengan Fe 2- untuk membentuk endapan FeS. Yang kedua yang dapat membentuk hidroksida tak dapat larut adalah Mg 2+ , tetapi hidroksida itu tak dapat mengendap di grup III. Dengan mengendalikan konsentrasi ion OH - pada sekitar 1 x 10 -5 M dengan suatu buffer NH 3 -NH 4 + , pengendapan Mg(OH) 2 dapat dihindari. Grup IV, grup karbonat. Grup keeempat dalam bagan ini diendapkan dengan menambahkan CO 3 2- , setelah endapan grup III disaring dan pH larutan disesuaikan. Nampak bahwa semua ion logam membentuk karbonat tak dapat larut. Tetapi setelah ion grup I, II, dan III, diendapkan dan disaring tinggal 7 dari 25 ion. Mereka adalah Ba 2+ , Ca 2+ , K + , Mg 2+ , Na 2+ , NH 4 + , dan Sr 2+ . Dari ketujuh ion yang tinggal itu Ba 2+ , Ca 2+ , dan Sr 2+ , membentuk karbonat dengan harga-harga Ksp terendah. Ketiganya merupakan kation grup IV. Reaksi pengendapan untuk ion strontium adalah: Sr 2+ + CO 3 2- SrCO 3
Grup V, grup dapat larut. Keempat ion yang tetap tinggal dalam larutan setelah keempat grup yang terdahulu mengendap, merupakan kation grup V. Mereka adalah NH 4 + , Mg 2+ , K + dan Na 2+ . Terdapat hanya satu komplikasi di sini. Karena ammonia dan ammonium klorida telah ditambahkan pada beberapa kesempatan dalam analisis grup II, III, IV, adanya NH 4 + , dalam suatu contoh haruslah diuji pada suatu cuplikan dari larutan aslinya (Charles W. Keenan. 1979. Hal: 20-22). Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan pada golongan- golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Banyak reaksi-reaksi yang menghasilkan endapan berperan penting dalam analisa kualitatif. Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atu koloid dan dengan warna yang berbeda- beda. Pemisahan endapan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pun sentrifus. Endapan tersebut jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi eperti tekanan, suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Perubahan kelarutan dengan perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif, karena semua pekerjaan dilakukan dalam wadah terbuka pada tekanan atmosfer. Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada pada beberapa endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb dapat dilakukan dengan mengendapkan ketiganya sebagai garam klorida kemudian memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas. Kenaikan suhu akan memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya tidak. Kelarutan bergantung juga pada sifat dan konsentrasi bahan lain yang ada dalam campuran larutan itu. Bahan lain tersebut dikenal dengan ion sekutu dan ion asing. Umumnya kelarutan endapan berkurang dengan adanya ion sekutu yang berlebih dan dalam prakteknya ini dilakukan dengan memberikan konsentrasi pereaksi yang berlebih. Tetapi penambahan pereaksi berlebih ini pada beberapa senyawa memberikan efek yang sebaliknya yaitu melarutkan endapan. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan kompleks yang dapat larut dengan ion sekutu tersebut (Estie : 2008).
DAFTAR PUSTAKA Estie. 2008. Identifikasi Kation (http://www.scribd.com) diakses tanggal 17 November 2013. Keenan, W Charles. 1979. Kimia Universitas Jilid II. Jakarta: Erlangga.