Anda di halaman 1dari 11

NAMA : EVA HIDAYANTI

NPM : 12.11.106.502.209
PRODI / SEM : MATEMATIKA / 4(SORE)
MATA KULIAH : TELAAH KURIKULUM SMP
DOSEN PENGASUH : M.ALIPATAN, M.Pd
NO. SOAL : 9

PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada PP. Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga
melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Dalam rangka penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan
melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan dilengkapi
dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek, pengamatan dan produk. Hasil
pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor semester satu.
Pada semester dua penilaian dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan kenaikan kelas dan dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan
dan produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi nilai rapor
pada semester dua.
B. Batasan Penilaian Pembelajaran
a). Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
b). Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas
tujuan yang jelas.
c) .Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasilpengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Berdasarkan pada berbagai batasan 3 jenis penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa
perbedaan antara evaluasi dengan pengukuran adalah dalam hal jawaban terhadap pertanyaan
what value untuk evaluasi dan how much untuk pengukuran. Adapun asesmen berada di
antara kegiatan pengukuran dan evaluasi. Artinya bahwa sebelum melakukan asesmen ataupun
evaluasi lebih dahulu dilakukan pengukuran.

C. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian sebagai berikut:
1. Valid/Sahih
Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan
dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan.
Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai,
perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan
emosional.
3. Transparan/terbuka
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria
penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan.
4. Adil
Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender.
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan
berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta
didik.
7. Sistematis
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.
8. Akuntabel
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
9. Beracuan kriteria
Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.

D. Jenis Penilaian Hasil belajar
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan
sasaran pelaksanaannya.
1. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur
Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh
pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas.
a. Ulangan Harian
Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk
menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelesaikan satu kompetensi dasar (KD)
atau lebih. Ulangan Harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain
tertulis dapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk
ulangan harian dalam satu semester ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan
kedalaman materi.
Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau
tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa
pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini
dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehingga
perkembangan belajar siswa dapat segera diketahui sebelum akhir semester.
Dalam rangka memperoleh nilai tiap mata pelajaran selain dengan ulangan harian dapat
dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan produk. Tugas-tugas
tersebut dapat didokumentasikan dalam bentuk portofolio. Ulangan harian ini juga berfungsi
sebagai diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa.
b. Ulangan Tengah Semester
Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut. Bentuk Ulangan Tengah Semester selain tertulis dapat juga secara
lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk.

Sebagai tindak lanjut ulangan tengah semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oleh
pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin.
Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau
pengayaan, sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.

c. Ulangan Akhir Semester
Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester satu. Cakupan ulangan akhir semester
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester satu. Ulangan akhir
semester dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan
akahir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan
demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan,
sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir tahun pelajaran.



d. Ulangan Kenaikan Kelas
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap. Cakupan
ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester
tersebut. Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan,
pengamatan, tugas dan produk.
Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan
kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan
demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan,
sehingga kemajuan belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini
mungkin sebelum menamatkan sekolah.

2. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual
dan penilaian kelompok.
a. Penilaian individual
Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti:
disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggungjawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran,
sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.

b. Penilaian kelompok
Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau
hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti:
kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan
lain-lain.

E. Proses Evaluasi
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang akan dibahas yaitu apa
yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses evaluasi, kapan evaluasi diadakan, mengapa
perlu diadakan evaluasi, dimana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluas
.
Hal yang perlu dilakukan evaluasi tersebut adalah narasumber yang ada, efektifitas penyebaran
pesan, pemilihan media yang tepat dan pengambilan keputusan anggaran dalam mengadakan
sejumlah promosi dan periklanan. Evaluasi tersebut perlu diadakan dengan tujuan untuk
menghindari kesalahan perhitungan pembiayaan, memilih strategi terbaik dari berbagai alternatif
strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan melihat apakah tujuan sudah
tercapai. Di sisi lain, perusahaan kadang-kadang enggan untuk mengadakan evaluasi karena
biayanya yang mahal, terdapat masalah dengan penelitian, ketidaksetujuan akan apa yang hendak
dievaluasi, merasa telah mencapai tujuan, dan banyak membuang waktu.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest).
Pretest merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang
direncanakan. Sedangkan, posttest merupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya
tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan
pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai
kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan.
[5]

Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian
lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan
sekitar.
[6]
Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui
yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,
memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data,
menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.
F. Urutan atau Tahap Dalam Penilaian Pembelajaran
Tahapan sebelum mengadakan evaluasi
Terdapat urutan atau proses yang mendasari sebelum melakukan evaluasi, yakni:
1. Mengembangkan konsep dan mengadakan penelitian awal. Konsep perlu direncanakan
secara matang sebelum diadakan eksekusi pesan dan perlu diadakan uji coba untuk
mengecek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan eksekusi pesannya.
2. Dengan uji coba yang dilakukan, pengevaluasi mencoba mencari tanggapan dari
khalayak. Tanggapan dari khalayak ini penting untuk mengukur efektifitas pesan yang
disampaikan.

G. Teori Penilaian Pembelajaran
Proses penilaian kompetensi pedagogik; Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-prinsip
Pembelajaran yang Mendidik dapat dibagi atas 3 tahap:
1. Sebelum Pengamatan
a. Mintalah RPP pada guru dan periksalah RPP tersebut. Pilihlah satu topik pembelajaran
tertentu. Tanyakan bagaimana strategi untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut,
seberapa penting tujuan pembelajaran tersebut, dan bagaimana kaitannya dengan tujuan
pembelajaran sebelumnya.
b. Tanyakan seberapa jauh kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilaksanakan
sesuai dengan usia, kesiapan belajar, tingkat pembelajaran, dan cara belajar pserta didik.
c. Tanyakan alasan yang melatar belakangi penyusunan rencana kegiatan atau rencana
aktivitas dalam RPP.
2. Selama Pengamatan
a. Amati apakah guru melaksanakan aktivitas pembelajaran secara bervariasi.
b. Amati apakah guru memberi kesempatan kepada semua peserta didik untuk
menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya.
c. Amati apakah guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan
tingkat pemahaman tersebut.
d. Amati apakah guru memanfaatkan berbagai teknik untuk memberikan motivasi
kemauan belajar peserta didik melalui pemanfaatan berbagai teknik pembelajaran.
e. Amati bagaimana guru menghubungkan hal-hal baru dengan pengetahuan awal yang
dimiliki peserta didik.
f. Amati bagaimana kegiatan yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
g. Amati bagaimana guru menanggapi respon peserta didik terhadap materi yang sedang
diajarkan.
3. Setelah pengamatan
a. Pilihlah satu aktivitas guru di kelas (yang diamati pada saat pengamatan) yang sesuai
dengan rencana pembelajaran. Tanyakan mengapa guru melaksanakan aktivitas tersebut
dan bagaimana kaitannya dengan tujuan pembelajaran.
b. Pilihlah satu aktivitas di kelas (yang diamati pada saat pengamatan) yang dilaksanakan
berbeda dari rencana pembelajaran. Tanyakan mengapa guru mengubah pelaksanaan
pembelajaran menjadi sangat berbeda dengan rencana semula. Tanyakan pula apakah
pengubahan tersebut terkait dengan keberhasilan pembelajaran.
H. Konsep Penilaian Pembelajaran

Konsep Penilaian Hasil Belajar Menurut Kurikulum 2013
Beberapa waktu yang lalu blog penelitian tindakan kelas telah menampilkan uraian tentang
prinsip, pendekatan dan karakteristik penilaian dalam Kurikulum 2013. Kini saatnya
menguraikan tentang apa esensi konsep penilaian hasil belajar menurut Kurikulum 2013 yang
baru diterapkan pada beberapa sekolah ini.
Konsep Pengukuran, Penilaian dan Asesmen

Penilaian, Pengukuran, dan Asesmen dalam Kurikulum 2013

Yang dimaksud dengan penilaian di dalam Kurikulum 2013 adalah sama dengan asesmen.
Selanjutnya buku pedoman pelaksanaan pembelajaran Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa
ada tiga kegiatan yang perlu didefinisikan dalam kaitan dengan konsep penilaian (asesmen),
yaitu:
1. Pengukuran
2. Penilaian
3. Evaluasi
Sebenarnya istilah pengukuran, penilaian dan evaluasi mempunyai makna yang tidak sama,
tetapi masing-masing saling terkait. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan
informasi/bukti melalui pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi
bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil-
hasil penilaian.

Cakupan Penilaian Menurut Kurikulum2013
Di dalam Kurikulum 2013, kompetensi inti (KI) dirumuskan menjadi 4 bagian yaitu:
1. KI-1: kompetensi inti sikap spiritual.
2. KI-2: kompetensi inti sikap sosial.
3. KI-3: kompetensi inti pengetahuan.
4. KI-4: kompetensi inti keterampilan.
Pada tiap materi pokok tertentu akan terdapat rumusan KD untuk masing-masing aspek KI. Jadi,
pada suatu materi pokok tertentu, akan selalu muncul 4 KD sebagai berikut:
1. KD pada KI-1: aspek sikap spiritual (untuk matapelajaran tertentu bersifat generik,
artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).
2. KD pada KI-2: aspek sikap sosial (untuk matapelajaran tertentu bersifat relatif generik,
namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI-3 yang berbeda dengan KD lain
pada KI-2).
3. KD pada KI-3: aspek pengetahuan
4. KD pada KI-4: aspek keterampilan
Nah, penilaian yang harus dilakukan adalah mencakup keempat kompetensi inti tersebut.
Metode dan Instrumen Penilaian dalam Kurikulum 2013
Bermacam-macam metode dan instrumen baik dalam bentuk formal maupun nonformal
dipergunakan pada kegiatan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi. Informasi yang
dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang terjadi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) dan
setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil/produk).
Penilaian Nonformal/Informal
Penilaian nonformal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama
proses pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, pada waktu siswa
atau beberapa siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang
siswa memberikan komentar terhadap jawaban guru atau siswa lainnya, dengan demikian
berarti guru telah melakukan penilaian nonformal/informal terhadap performansi siswa
tersebut.
Penilaian Formal
Penilaian proses formal adalah sebaliknya dari penilaian informal. Penilaian formal adalah
teknik pengumpulan informasi yang didesain untuk mengidentifikasi dan merekam
pengetahuan dan keterampilan siswa. Tidak sama dengan penilaian proses informal, penilaian
proses formal merupakan kegiatan yang disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan
untuk membuat suatu simpulan tentang kemajuan siswa.

I. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar
1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
a. Tujuan Umum :
1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2) Memperbaiki proses pembelajaran;
3) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus :
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2) Mendiagnosis kesulitan belajar;
3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar;
4) Penentuan kenaikan kelas;
5) Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk
melakukan usaha perbaikan.

2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut.
a. Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
d. Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.



















KESIMPULAN
Penilaian merupakan bagian penting dari sistem pembelajaran di sekolah. Penilaian
merupakan suatu alat ukur untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan
dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan pendidik dapat dijadikan umpan balik proses
pembelajaran baik bagi pendidik untuk memperbaiki cara dan strategi mengajar maupun bagi
siswa untuk memperbaiki cara belajar.
Penilaian yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan kompetensi yang diukur,
metode pembelajaran yang digunakan, sarana prasarana yang tersedia serta kemampuan siswa.
Selain itu teknik penilaian manapun yang digunakan guru perlu diinformasikan secara terbuka
baik kepada siswa maupun orang tua siswa.
Hasil analisis penilaian bahkan dapat pula digunakan sebagai masukan bagi peningkatan
mutu pendidikan secara umum oleh pengambil keputusan termasuk kepala sekolah, dinas
pendidikan dan komite sekolah. Sehingga dapat dilakukan perencanaan program pembelajaran
selanjutnya yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai