Anissa Indita Riami 04111004047 Aisyah 04111004048 Widya Manurung 04111004049 Leo Saputra 04111004050 Adi Nugroho 04111004051 Seftria Devita Sari 04111004053 Venny Dwijayanti 04111004054 Ummul Fitri 04111004055 Widya Anggraini 04111004056 Reisha Mersita 04111004057 Hanny Fatiningtyas HP 04101004078 BEDAH MULUT Impaksi Gigi Anterior Bawah PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013 28 September 2013 DEFINISI GIGI IMPAKSI Impaksi gigi adalah gigi yang jalan erupsi normalnya terhalang atau terblokir dengan gigi lain, tulang, atau jaringan lunak sehingga tidak mungkin untuk erupsi sepenuhnya melalui gusi untuk mencapai posisi normal di mulut. Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi karena : 1. Ukuran gigi & Bentuk gigi 2. Letak benih abnormal, horizontal, vertikal, distal, dan lain-lain. 3. Daya erupsi gigi tersebut kurang. Hambatan dari sekitar gigi dapat terjadi impaksi yaitu : 1. Tulang yang tebal serta padat 2. Tempat untuk gigi tersebut kurang 3. Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut 4. Adanya gigi desidui yang persistensi 5. Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat
ETIOLOGI Beberapa Teori Penyebab Terjadinya Impaksi Gigi Teori Filogenik Berdasarkan teori filogenik, gigi impaksi terjadi karena proses evolusi mengecilnya ukuran rahang sebagai akibat dari perubahan perilaku dan pola makan pada manusia Teori Mendel Jika salah satu orang tua mempunyai rahang kecil, dan salah satu orang tua lainnya bergigi besar, maka kemungkinan salah seorang anaknya berahang kecil dan bergigi besar. Sebagai akibat dari kondisi tersebut, dapat terjadi kekurangan tempat erupsi gigi permanen sehingga terjadi impaksi. Berdasarkan teori Berger 1. Kausa Lokal 2. Kausa Umum Gigi Kaninus (C) Rahang Bawah Level A Mahkota gigi kaninus terpendam berada di servikal line gigi sebelahnya. Level B Mahkota gigi kaninus terpendam berada di antara garis servikal dan apikal akar gigidisebelahnya. Level C Mahkota gigi kaninus terpendam berada dibawah apikal akar gigi sebelahnya. KLASIFIKASI IMPAKSI GIGI ANTERIOR RAHANG BAWAH Impaksi Premolar sering terjadi karena pencabutan prematur dari gigi molar desidui. Dibanding gigi Premolar satu lebih sering terjadi pada gigi Premolar dua karena Premolar dua lebih lama erupsinya. Impaksi pada Premolar mandibula lebih sering mengarah ke lingual daripada kebukal. Impaksi Gigi Premolar (P) INSTRUMEN DASAR BEDAH MINOR INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PERAWATAN GIGI IMPAKSI INDIKASI: 1. Pencegahan dari terjadinya:Infeksi karena erupsi yang terlambat dan abnormal(perikoronitis) 2. Berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis (kista odontogenik dan neoplasma) 3. Usia muda, sesudah akar terbentuk sepertiga sampai duapertiga bagian dan sebelum pasien mencapai usia 18 tahun (periode emas) 4. Adanya infeksi (focus selulitis) 5. Adanya keadaan patologik ( odontogenik) 6. Penyimpangan panjang lengkung rahang dan untuk membantu mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonsi 7. Prostetik atau restorative (diperlukan untuk jalan masuk ke tepi gingival distal dari molar kedua yang didekatnya) 8. Apabila molar keduanya dicabut dan kemungkinan erupsi normal atau fungsinya molar ketiga,impaksi sangat kecil. 9. Secara umum, sebelum tulang sangat termineralisasi dan padat yaitu sebelum umur 26 tahun.
KONTRAINDIKASI: 1. Apabila pasien tidak menghendaki giginya dicabut 2. Sebelum panjang akar mencapai sepertiga atau duapertiga dasn apabila tulang menutupinya terlalu banyak (pencabutan premature) 3. Jika kemungkinan besar akan terjadi kerusakan pada struktur penting disekitarnya atau kerusakan tulang pendukung yang luas misalnya resiko/manfaat tidak menguntungkan 4. Apabila tulang yang menutupinya sangat termineralisasi padat, yaitu pasien yang berusia lebih dari 26 tahun. 5. Apabila kemampuan pasien untuk menghadapi tindakan pembedahan terganggu oleh kondisi fisik atau mental tertentu. Pengaturan Umum 1. Posisi operator Untuk mencabut semua gigi kecuali gigi molar kanan bawah, premolar, dan kaninus, operator berdiri pada samping tangan kanan pasien. Untuk pencabutan gigi kanan bawah dengan metode intraalveolar, operator berdiri di belakang pasien. Terkadang operator harus berdiri lebih tinggi dengan menginjak suatu kursi kecil atau kotak operasi supaya memperoleh hasil kerja optimal. 2. Tinggi kursi pasien Bila hendak dilakukan pencabutan gigi atas, kursi pasien harus disesuaikan sehingga daerah kerja lebih kurang 8 cm di bawah bahu operator. Selama pencabutan gigi, tinggi kursi pasien harus diatur sehingga gigi yang akan dicabut lebih kurang 16 cm di bawah siku operator. Bila operator berdiri di belakang pasien, kursi pasien harus direndahkan secukupnya agar dokter gigi dapat melihat jelas daerah kerja dan memperoleh posisi kerja yang nyaman. Hal ini dapat diperoleh jika dokter gigi menggunakan kotak pijakan khususnya untuk pasien yang tinggi. 3. Lampu Pencahayaan yang baik pada daerah kerja adalah mutlak perlu untuk keberhasilan pencabutan gigi. POSISI PASIEN DAN OPERATOR SAAT PENCABUTAN GIGI Ada lima teknik dasar dalam melakukan bedah gigi impaksi, yaitu: 1. Mendapatkan exposure yang cukup ke area gigi impaksi ini berarti pengangkatan flap jaringan lunak harus memberikan dimensi yang cukup bagi operator untuk melakukan pembedahan yang perlu. 2. Mendapatkan akses yang diperlukan untuk pembuangan tulang agar gigi terlihat untuk dilakukan pemotongan atau pengangkatan 3. Membelah atau membagi gigi dengan bur atau chisel (pisau) agar ekstraksi gigi dapat dilakukan tanpa pembuangan tulang berlebihan 4. Mengangkat potongan gigi dari prosesus alveolaris dengan elevator 5. Pembersihan dengan irigasi dan pembersihan mekanis dengan kuretase dan ditutup dengan simple interrupted suture. TEKNIK BEDAH IMPAKSI GIGI ANTERIOR BAWAH Teknik Pengangkatan Gigi Kaninus Rahang Bawah 1. Sedasi 2. Desain flap 3. Pengambilan tulang 4. Pemotongan yang terencana Anestesi umum merupkan pilihan yang tepat untuk pembedahan impaksi Dalam membuat flep dapat berbentuk : Segitiga ( sering dibuat ) Trapesium ( jarang dibuat karena kita takut mengenai ujung n. Alveolaris inferior yakni n. mentalis ). Pembuangan tulang kita harus hati-hati, jangan sampai mengenai foramen mentalis (Agar tidak mengenai arteri dan nervus pada foramen ataupun pada kanalis mandibula) Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari fraktur dinding alveolar lingual PERAWATAN PASCA BEDAH a. Tindakan Sesudah Pencabutan Gigi b. Intruksi Pasca Bedah c. Intruksi Pasien Sesudah Pembedahan d. Tindakan yang Sebaiknya Dilakukan e. Tindakan yang Harus Dihindari f. Kontrol Pasien Terima Kasih. . .
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis