Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nenek Moyangku Seorang Pelaut.. Nyanyian itu pastinya tidak lagi asing, dari
kecil kita sudah diajari oleh guru kita tentang dendangan lagu tersebut. Tapi apakah
kita sadar, ternyata nyanyian itu tidak hanya sekedar nyanyian belaka.
Indonesia, sebuah negara maritime yang lebih dari wilayah lautnya meliputi 2/3
dari seluruh luas wilayah Negara dan memiliki kekayaan bahari yang begitu
melimpah, layaknya menjadi surga setiap pelaut dan nelayan yang hidup di bumi ini.
Kenyataannya, nelayan yang mendiami pesisir lebih dari 22 persen dari seluruh
penduduk Indonesia justru berada di bawah garis kemiskinan dan selama ini
menjadi golongan yang paling terpinggirkan karena kebijakan dalam pembangunan
yang lebih mengarah kepada daratan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemiskinan Nelayan Indonesia
Bank Dunia memperhitungkan bahwa 108,78 juta orang atau 49 persen dari total
penduduk Indonesia dalam kondisi miskin dan rentan menjadi miskin. Badan Pusat
Statistik (BPS), dengan perhitungan yang agak berbeda dari Bank dunia,
mengumumkan angka kemiskinan di Indonesia hanya sebesar 34,96 juta orang
(15,42 persen). Namun, terlepas dari perbedaan angka-angka tersebut, yang
terpenting bagi kita adalah bagaimana menemukan solusi untuk mengatasi masalah
kemiskinan tersebut.
Data statistik menunjukan bahwa upah riil harian yang diterima seorang buruh
tani (termasuk buruh nelayan) hanya sebesar Rp. 30.449,- per hari. Jauh lebih
rendah jika dibandingkan dengan upah nominal harian seorang buruh bangunan
biasa (tukang bukan mandor) Rp. 48.301,- per hari. Hal ini perlu menjadi perhatian
mengingat ada keterkaitan erat antara kemiskinan dan pengelolaan wilayah pesisir.
Tekanan terhadap sumber daya pesisir sering diperberat oleh tingginya angka
kemiskinan di wilayah tersebut. Kemiskinan sering pula memicu sebuah lingkaran
setan karena penduduk yang miskin sering menjadi sebab rusaknya lingkungan
pesisir, namun penduduk miskin pulalah yang akan menanggung dampak dari
kerusakan lingkungan. Dengan kondisi tersebut, tidak mengherankan jika praktik
perikanan yang merusak masih sering terjadi di wilayah pesisir
Potensi Sumber Daya Pesisir dan Lautan
Potensi kelautan Indonesia sangat besar dan beragam, yakni memiliki 17.508
pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 Km dan 5,8 juta kilometer laut atau
sebesar 70% dari luas total wilayah Indonesia. Potensii tersebut tercermin dengan
besarnya keanekaragaman hayati. Potensi budidaya perikanan pantai dan laut
sentral pariwisata bahari. Namun potensi kelautan yang besar tersebut baru
dimanfaatkan sebagian kecilnya saja.
1. Analisa Penyebab Kemiskinan Nelayan
Secara umum, kemiskinan masyarakat pesisir ditengarai disebabkan oleh tidak
terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan,
kesehatan, pendidikan, pekerjaan, inftastruktur.
1. Kondisi Alam
2. Tingkat pendidikan nelayan
3. Pola kehidupan nelayan sendiri
4. Pemasaran hasil tangkapan
5. Program pemerintah yang tidak memihak nelayan
6. Perbedaan Hukum Antara Si Kaya dan Si Miskin
Secara garis besar, dapat dikatakan bahwa penyebab kemiskinan setidaknya terkait
dengan tiga dimensi, yaitu :
Dimensi Ekonomi
Dimensi Sosial dan Budaya
Dimensi Sosial dan Politik
Di dunia bagian manapun, rasanya kita akan sulit menemukan ada suatu
negara tanpa orang miskin. Bahwa pengelompokkan golongan berdasarkan suatu
kualifikasi miskin dan kaya memang menjadi suatu fitrah dan oleh karenanya akan
selalu ada dalam kehidupan manusia. Namun, akan menjadi sebuah masalah
apabila kemiskinan diartikan sedemikian rupa sehingga menimbulkan perbedaan
diantara para warga masyarakat secara tegas. Disinilah diperlukan peran hukum
untuk menjamin adanya suatu persamaan di hadapan hukum tanpa memandang
status dan derajat seseorang.
Ironisnya, lebih sering hukum berlaku yang sebaliknya. Kekayaan memberikan
perlindungan hukum yang lebih aman, malah sering juga melestarikan ketidakadilan
hukum antara si kaya dan si miskin.
B. Langkah yang Harus Kita Ambil
Keterpaduan penanganan kemiskinan nelayan sangat dibutuhkan sekali,
tujuannya adalah untuk menghilangkan egosektor dari masing-masing pemangku
kepentingan. Keterpaduan tersebut adalah sebagai berikut :
pertama, keterpaduan sektor dalam tanggung jawab dan kebijakan.
Kedua, keterpaduan keahlian dan pengetahuan.
Ketiga, keterpaduan masalah dan pemecahan masalah.
Keempat, keterpaduan lokasi.
Kegagalan penanganan kemiskinan nelayan ini selama ini, disamping kurangnya
keterpaduan, juga terdapatnya berbagai kelemahan dalam perencanaan. Untuk itu
dalam proses perencanaan harus unsur-unsur sebagai berikut :
1. Perumusan sasaran yang jelas.
2. Pengidentifikasian situasi yang ada.
3. Penentuan tujuan harus bersifat spesifik (objek, kegiatan, dibatasi waktu dan
terukur.
4. Menganalisa keadaan.
5. Pendampingan, monitoring dan evaluasi.
Selanjutnya melalui konsep yang dikemukakan ini akan dapat dirumuskan
berbagai strategi pengentasan kemiskinan seperti: perluasan kesempatan
kerja, pemberdayaan kelembagaan masyarakat, peningkatan kapasitas
kelembagaan dan SDM, perlindungan sosial, dan penataan kemitraan global.
C. Skenario Pengembangan kelompok Nelayan
Pengembangan suatu sistem yang didasari oleh pendekatan pembangunan
masyarakat, merupakan cara yang terbaik. Dalam hubunga ini, pengembangan
kualitas kelembangaan, kualitas sumber daya manusia, dan infrastruktur penunjang
dan atau pemanfaatan infrastruktur yang telah ada kedalam skenario
pengembangan, merupakan suatu pola pembangunan masyarakat yang
memerlukan perumusan permasalahan secara terintegrasi. Interaksi fungsional
keseluruhan variabel strategis tersebut diharapkan sanggup menciptakan proses
pemberdayaan kelompok masyarakat nelayan yang dapat mempertahankan diri dan
terlindungi dari pola interaksi yang sehat dengan kelembagaan lain yang
sejenisnyadan atau yang terkait dalam menjalankan usahanya.
1. Strategi Pengembangan
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam strategi
pengembangan, yaitu :
a) Penentuan kelompok sasaran
b) Selanjutnya ditentukan sasaran wilayah pengembangan
c) Kemudian dirumuskan kendala kelembagaan yang dimiliki
d) Langkah penting lainnya adalah penentu mitra usaha bagi para kelompok
nelayan
e) Perumusan model monitoring dan evaluasi dan lembaga-lembaga terkait.

2. Memberdayakan Masyarakat Pesisir
Saat ini banyak program pemberdayaan yang menklaim sebagai program
yang berdasar kepada keinginan dan kebutuhan masyarakat (bottom up), tapi
ironisnya masyarakat tetap saja tidak merasa memiliki akan program-program
tersebut sehingga tidak aneh banyak program yang hanya seumur masa proyek
dan berakhir tanpa dampak berarti bagi kehidupan masyarakat.
Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena didalam habitat pesisir terdapat
banyak kelompok kehidupan masayarakat diantaranya:
1. Masyarakat nelayan tangkap
2. Masyarakat nelayan pengumpul/bakul
3. Masayarakat nelayan buruh
4. Masyarakat nelayan tambak, masyarakat nelayan pengolah, dan kelompok
masyarakat nelayan buruh.
Setiap kelompok masyarakat tersebut haruslah mendapat penanganan dan
perlakuan khusus sesuai dengan kelompok, usaha, dan aktivitas ekonomi mereka.
Banyak sudah program pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah, salah
satunya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP). Pada intinya
program ini dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:
Kelembagaan
Pendampingan
Dana Usaha Produktif Bergulir.
D. Menciptakan Program Pemerintah yang Memihak
Bahwa musim paceklik akan hadir dalam setiap tahunnya. Oleh karenanya
berbagai strategi adaptasi dilakukan masyarakat nelayan untuk bertahan hidup.
Strategi adaptasi yang biasanya dilakukan adalah memobilisasi peran perempuan
(kaum istri) dan anak-anaknya untuk mencari nafkah. Sedangkan strategi adaptasi
yang dilakukan para nelayan (kaum suami) adalah diversifikasi pekerjaan untuk
memperoleh sumber penghasilan baru. Bahkan, strategi adaptasi tersebut diselingi
dengan menjual barang-barang berharga yang ada dan berhutang. Namun, kedua
strategi ini pun tidak mudah didapat karena berbagai faktor telah membatasi akses
mereka.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan pemerintah yang nyata dalam mengatasi
masa pacaklik ini, salah satunya jaminan sosial.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di sektor
kelautan dan perikanan yang saat ini digalakkan oleh pemerintah, diharapkan bisa
menurunkan angka kemiskinan nelayan di Indonesia. Melalui pengembangan
kegiatan perekonomian masyarakat yang berbasis pada sumber daya lokal, baik
masyarakat maupun sumber daya alamnya, para nelayan dapat mengembangkan
usaha sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Dengan demikian,
diharapkan dapat memberantas kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya di kalangan masyarakat
nelayan.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong sektor perbankan untuk membuka
kantor kasnya di setiap Tempat Pemasaran Ikan (TPI) yang bisa mengatasi
kesulitan para bakul untuk menutup tagihannya. Termasuk fungsi perbankan disini
adalah menyediakan dana yang diperlukan nelayan untuk berlayar. Sayangnya
dengan kondisi kehidupan nelayan yang pas-pasan, tampaknya sangat sulit bagi
perbankan untuk menjalankan fungsi tersebut tanpa adanya agunan yang memadai
dari para nelayan.
Pemerintah diupayakan bisa menyediakan dana khusus sebagai jaminan
kepada perbankan untuk menyalurkan dananya kepada nelayan. Kalaupun
perbankan tidak mampu memenuhi peran tersebut, pemerintah bisa menempatkan
dananya sebagai penyertaan modal kepada KUD-KUD pengelola TPI. Memang,
nada miring tentang KUD seringkali kita dengar sehingga pemerintah pun cenderung
berhati-hati bila ingin memberdayakan KUD. Namun, pendapat ini tidak bisa
digeneralisasi secara membabi buta, karena masih cukup banyak pengurus KUD
yang mempunyai hati nurani seperti KUD-KUD pengelola TPI. Tidak ada salahnya,
mulai sekarang pemerintah mulai mencoba mengalokasikan dana retribusi dari
transaksi di TPI untuk diarahkan kepada penyediaan modal bagi nelayan. Dengan
demikian misalokasi anggaran diharapkan tidak akan banyak terjadi, karena dengan
memberdayakan KUD berarti pula mendorong bangkitnya kekuatan ekonomi
nelayan.
Kemiskinan merupakan masalah yang multidimensional sehingga pendekatan
untuk mengentaskan kemiskinan juga harus multidimensional. Dalam hal mengatasi
kemiskinan kaum nelayan, Setidaknya perlu mengagas dan mewujudkan harapan
akan perkuatan sektor kelautan dari semua aspek. Mulai dari gazetteer pulau,
pemetaan wilayah terbaru, penegasan tapal batas, perkuatan armada pertahanan
lautan (penambahan jumlah kapal patroli laut sampai jumlah ideal),
pengembangan dan kawal tetap pulau-pulau terluar, penertiban zona tangkapan
ikan dan aktivitas kelautan lain, sampai persoalan penyelamatan lingkungan
perairan. Ini juga termasuk perkuatan sektor perikanan, perjuangan nasib nelayan
lokal (dalam negeri), penegasan dan penegakan hukum perairan dan kelautan,
sampai pemanfaatan berkelanjutan potensi laut yang ramah lingkungan. Begitu
banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia untuk bisa tegar
perkasa sebagai satu negara maritim terbesar dunia.
Dengan demikian mengatasi kemiskinan nelayan sebaiknya harus diawali
dengan adanya data akurat statistik. Selanjutnya ditindaklanjuti mengenai apa
penyebab dari kemiskinan tersebut, apakah karena jeratan utang atau faktor lain.
Kemudian cara atau metode untuk menaggulanginya lebih terfokus, pada nelayan-
nelayan yang berada pada subordinasi tokeh. Bagaimanpun juga bahwa penyebab
kemiskinan tidaklah sama disemua wilayah, bahkan ukurannyapun bisa berbeda-
beda atau tergantung kondisi setempat. Sehingga formula pengentasan
kemiskinanpun tidak bisa digeneralisir pada semua wilayah atau semua sektor.
Kemiskinan yang dialami oleh nelayan tidak bisa disamamakan dengan ukuran
kemiskinan buruh di perkotaan. Bahkan dalam suatu di kabupaten yang sama belum
tentu bisa diratakan ukuranya pada desa-desa pesisir yang ada. Program
pengentasan kemiskinan nelayan membutuhkan strategi khusus yang mampu
menjawab realitas yang terjadi hari ini. Selain itu, peranan hukum juga menjadi
sangat penting untuk mensejahterakan para nelayan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Hill Cipher 2
    Hill Cipher 2
    Dokumen7 halaman
    Hill Cipher 2
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Tugas Izul
    Tugas Izul
    Dokumen7 halaman
    Tugas Izul
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Menu Dan Fungsi VBasic
    Menu Dan Fungsi VBasic
    Dokumen13 halaman
    Menu Dan Fungsi VBasic
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Daftar Barang Prototype
    Daftar Barang Prototype
    Dokumen1 halaman
    Daftar Barang Prototype
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Makalah Metode Secant
    Makalah Metode Secant
    Dokumen14 halaman
    Makalah Metode Secant
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • TugasSisdigS1Unhas D42113008
    TugasSisdigS1Unhas D42113008
    Dokumen5 halaman
    TugasSisdigS1Unhas D42113008
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Contoh Soal
    Contoh Soal
    Dokumen3 halaman
    Contoh Soal
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Nomor4 SOM
    Nomor4 SOM
    Dokumen3 halaman
    Nomor4 SOM
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Tugas Tambahan
    Tugas Tambahan
    Dokumen2 halaman
    Tugas Tambahan
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Kartu Nama File
    Kartu Nama File
    Dokumen3 halaman
    Kartu Nama File
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Tren Silica
    Tren Silica
    Dokumen1 halaman
    Tren Silica
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • WSBM Kata Pengantar
    WSBM Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    WSBM Kata Pengantar
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Agama New
    Agama New
    Dokumen13 halaman
    Agama New
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Sampul Makalah
    Sampul Makalah
    Dokumen1 halaman
    Sampul Makalah
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • ISI Agama
    ISI Agama
    Dokumen25 halaman
    ISI Agama
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    Dokumen1 halaman
    Kartu Pendaftaran SNMPTN 2013 4130040857
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Ktpum 20130405195934
    Ktpum 20130405195934
    Dokumen1 halaman
    Ktpum 20130405195934
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Dasar Gerbang Logika
    Pengertian Dasar Gerbang Logika
    Dokumen12 halaman
    Pengertian Dasar Gerbang Logika
    sufi_futuris
    Belum ada peringkat
  • Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    Dokumen145 halaman
    Kamus Istilah Komputer Dan Informasi - Andino Maseleno
    manip saptamawati
    100% (58)
  • Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    Dokumen4 halaman
    Soal Ujian Semester Bio Xii Ipa
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Material 2
    Teknologi Material 2
    Dokumen8 halaman
    Teknologi Material 2
    DStreet Mohammad Muchlis Prawira
    Belum ada peringkat