Anda di halaman 1dari 5

1

Manajamen Mutu Pekerjaan Konstruksi




I. Pendahuluan

Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks dan membutuhkan biaya
yang besar, sehingga membutuhkan perhatian dalam pengelolaan waktu dan
sumber daya lebih baik lagi. Industri konstruksi pada saat ini dan saat yang akan
datang akan menghadapi tugas berat untuk merekonstruksi infrastruktur dan
fasilitas produksi yang sudah menurun kondisinya di berbagai negara maju dan
industri, sebagaimana juga pembangunan komunitas, infrastruktur dan
kompleks industri yang baru di negara-negara berkembang.
Hal ini membutuhkan kemampuan pelaksana konstruksi (kontraktor) untuk bisa
lebih efesien dalam pengelolaan proyek konstruksinya (Hendrickson 2000,
Oberlender 2000).


II. Pengertian Proyek

2.1 Proyek didefinisikan sebagai berikut :
- Unik, tahapan tidak berulang, terdiri dari proses dan aktivitas.
- Memiliki beberapa tingkat resiko dan ketidakpastian.
- Mempunyai tujuan khusus produk akhir atau hasil akhir kerja.
- Mempunyai awal kegiatan dan mempunyai akhir kegiatan yang telah
ditentukan atau mempunyai waktu tertentu.



2

2.2 Siklus Proyek


1. Identifikasi Kebutuhan, gagasan pembangunan proyek konstruksi
berdasarkan kebutuhan.
2. Pre FS (Preliminary Feasibility Study), pekerjaan studi kelayakan
pendahuluan.
3. Feasibility Study, studi kelayakan. Pada tahap ini adalah untuk
meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang diusulkan
layak untuk dilaksanakan.
4. Detailed Engineering Design, pekerjaan perencanaan rinci terhadap
kebutuhan.
5. Implementaion, pelaksanaan pekerjaan fisik. Bertujuan mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang
oleh konsultan perencana dalam batasan biaya, waktu yang sudah
disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.
6. Monitoring & Evaluation, evaluasi pekerjaan dan masa pemeliharaan

SIKLUS PROYEK
3


III. Pengendalian Proyek

3.1 Manajemen Mutu Proyek Konstruksi
Proyek harus dijamin dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui
aturan-aturan berkaitan dengan mutu, prosedur ataupun pedoman yang berlaku.
Kesepakatan ini dapat terukur melalui penjaminan bahwa parameter proses dan
produk telah memenuhi spesifikasi (conformance to requirements) dan produk
dapat digunakan sesuai maksud dan tujuannya (fitness for use).
Tahapan dalam pengelolaan mutu proyek meliputi:
1) Perencanaan mutu,
Yaitu mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang
sedang dikerjakan, dan menentukan bagaimana dapat memenuhi standar
kualitas tsb.

2) Penjaminan Kualitas,
yaitu menjalankan apa yang sudah direncanakan untuk menjamin bahwa
tim proyek sudah menjalankan semua proses yang dibutuhkan untuk
memenuhi standar kualitas yang relevan.

3) Mengendalikan Kualitas
yaitu memantau hasil-hasil proyek yang spesifik untuk memeriksa apakah
sudah memenuhi kualifikasi standar relevan yang sudah disepakati dan
mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh.



4

3.2. Sasaran Utama Manajemen Proyek :
Upaya mewujudkan salah satu dari 3 sasaran utama manajemen proyek
yaitu : tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu.
Sistem manajamen mutu diatur antara lain dengan :
ISO 9000 Series Standard : keluarga standard ISO yg digunakan
utk manajemen mutu dan jaminan mutu (1987, 1994, 2000 -> ISO
9001: 2000)
Permen menteri no 4 Permen PU 4 tahun 2009 tentang Sistem
Manajemen Mutu (SMM) Departemen Pekerjaan Umum.
SNI ISO 9000:2008 SMM dasar-dasar dan kosakata
SNI ISO 9001:2008 dua bahasa
SNI ISO 10005:2009 Pedoman Mutu
SNI ISO 10006:2009 SMM Proyek
SNI 19-19011:2005 Audit Mutu
Ada satu hal lagi yang harus diingat dalam pelaksanaan proyek konstruksi
selain dari 3 sasaran utama diatas yaitu K3 yaitu keselamatan dan
kesahatan kerja yang baik dapat menjamin kelancaran subuah proyek.
3.3 Tiga tahap dalam pengendalian konstruksi :
Pengendalian mutu bahan baku (tanah, pasir, batu kali dsb).
Pengendalian mutu bahan olahan (agregat sub base, base, aspal, semen,
adukan aspal beton, beton semen, dsb).
Pengendalian mutu hasil pekerjaan (subgrade yg telah dipadatkan, lapis
pondasi bawah, pondasi atas, permukaan jalan, tiang pancang beton yg
terpasang, beton struktur, dsb).
5

3.3. Empat langkah untuk meningkatkan mutu
1. PLAN : rencana-rencana organisasi mengenai yang dilakukan untuk
memasok pelanggan dengab suatu produk
2. DO : organisasi selanjutnya melakukan apa yang direncanakan tahap
pertama
3. CHECK : organasisasi selanjutnya memeriksa dan melihat apakah hal
tersebut telah memenuhi semua persyaratan dari pelelangan.
4. ACTION : organisasi kemudian membuat perubahan yang sesuai (bila
perlu) sehingga ia akan memenuhi persyaratan pelanggan di waktu
selanjutnya.


VI. Kesimpulan
Untuk mendapatkan mutu pekerjaan yang diharapkan oleh Pemilik Proyek
harus dilakukan tahapan-tahapan yang panjang seperti : Identifikasi, Feasibility
Studi, Detail Engineering Design, Pelaksanan Fisik, Monitoring dan Evaluasi.
Pemenuhan mutu tidaklah semata-mata didasarkan atas aspek konstruksi saja
tetapi juga ketepatan ukuran, kenyamanan, keselamatan.
Pengendalian mutu dilakukan terhadap pelaksanaan seluruh item pekerjaan
yangg tersusun atas komponen bahan baku yang diproses menjadi bahan olahan,
dan kemudian diproses lebih lanjut menjadi hasil pekerjaan dengan kualitas
sebagaimana dipersyaratkan dalam spek.teknis.

Anda mungkin juga menyukai