Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Konsep
2.1.1 Pengertian Stres
Stress adalah respon tubuh terhadap stressor psikososial yang berbentuk stimulus dengan
intensitas berlebihan yang tidak disukai berupa respon fisiologis,perilaku,dan subjektif terhadap
stress ; konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dan stimulus yang membuat stress
; semua sebagai suatu sistem !"#, 2$$% &
Tiga pendekatan teoritis pada disiplin ilmu fisiologi, sosiologi dan psikologi telah
mendefinisikan stress dalam riset kepera'atan. Pendekatan fisiologi mendefinisikan stress
sebagai sebuah respon nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan, tanpa memperhatikan
sifatnya Seyle, 1()* dalam Potter + Perry , 2$$,&. Pendekatan psikologi mendefinisikan stress
sebagai suatu stimulus atau penyebab adanya respon yang berada diluar individu dan sebagai
fa-tor predisposisi atau pen-etus yang meningkatkan kepekaan individu terhadap penyakit
.arnfather, 1((% ; /yon + !erner 1(0) dalam Smelt1er + .are 2$$,& . Pendekatan fisiologis
mendefinisikan stres sebagai suatu transaksi dimana terjadi antara individu dengan
lingkungannya yang memberikan umpan balik pada hubungan individu 2 lingkungan. !alaupun
setiap orang beresiko untuk mengalami stress "udak dan 3allo 1(()&.
4adi stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal yang bisa disebabkan oleh tuntutan
fisik badan & atau lingkungan dan situasi so-ial yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol
5at Sriati, 2$$) &
2.1.2 Pengertian stress kerja
6enurut 7van-evi-h dan 6atteson, stress adalah interaksi individu dengan lingkungan.
Sedangkan stress kerja adalah respon adaptif yag dihubungkan oleh perbedaan individu dan atau
proses psikologi yang merupakan konsekuensi tindakan, situasi atau kejadian eksternal
lngkungan& yang menempatkan tuntutan psikologis dan atau fisik se-ara brlebihan seseorang
/uthans, 2$$,&
.ehr dan 8e'man mendefinisikan stress kerja sebagai kondisi yang mun-ul dari interaksi
antara manusia dan pekerjaan serta dikarakteristikan oleh perubahan manusia yang memaksa
mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka /uthan, 2$$,&. 6enurut !aluyo 2$1%&
stress kerja adalah sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi fisiologis, psikologis dan
perilaku. .erdasarkan referensi diatas stress kerja adalah kondisi yang mun-ul dari interaksi
manusia dengan pekerjaanya yang menyebabkan reaksi fisiologis , psikologis dan perilaku.
1. Penyebab stress kerja
6enurut /uthans 2$$*& menyebutkan bah'a penyebab stress terdiri dari empat hal
utama yaitu 9
: Extra organizational stressor, yang terdiri dari perubahan so-ial;teknologi, keluarga,
relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas,dan keadaan komunitas;tempat
tinggal
: Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi , struktur organisasi ,
keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi
: Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam group, kurangnya
dukungan so-ial, serta adanya konflik antar individu, interpersonal, dan intergroup
: Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan peran, serta
disposisi individu seperti pola kepribadian tipe 5, control personal, learned helplessness,
self-efficacy, dan daya tahan psikologis
2. Tingkat stres kerja
Sarafino 2$$0& mengklasifikasikan % tingkatan stress , yaitu 9
a. Stress tingkat rendah, terjadi ketika seseorang dengan kemampuan lebih dari
-ukup untuk menghadapi situasi yang sulit, maka seseorang akan merasakan
sedikit stress dan merasa tidak memiliki tantangan
b. Stres tingkat sedang, terjadi ketika seseorang merasa -ukup mungkin akan
kemampuannya untuk menghadapi suatu kejadian tetapi dia harus berusaha keras,
maka seseoarng akan merasakan perasaan stress dengan tingatan menengah atau
sedang. Pada tahap ini, seseorang masih bisa beradaptasi terhadap stressor yang
dihadapi
-. Stres tingkat tinggi, terjadi ketika seseorang merasakan bah'a kemampuannya
mungkin tidak akan men-ukupi pada saat berurusan dengan stressor dari dalam
diri dan lngkungannya, ,maka akibatnya seseorang akan mengalami perasaan
stress yang besar.
%. <espon stress
Stress dapat menghasilkan berbagai respon yang dapat berguna sebagi indikator
dana alat ukur terjadinya stress pada individu. <espon stress dapat terlihat dalam berbagai
aspek, yaitu respon fisiologis, adaptif, dan psikologis. <espon fisiologis berupa
interpretasi otak dan respon neuroendokrin; respon adaptif berupa tahapan
3eneral5daptif Syndrome 35S& dan Syndrom 5daptasi /okal /5S&. <espon
psikologis dapat berupa perilaku konstruktif maupun dektruktif Smelt=er + .are, 2$$0&.
<espon fisiologis terhadap stressor merupakan mekanisme protektif dan adaptif untuk
memelihara keseimbangan homeostatsis tubuh. 6erupakan rangkaian peristi'a neural
dan hormonal yang mengakibatkan konsekuensi jangka pendek dan panjang bagi otak
dan tubuh. >alam respon stress, impuls aferen akan ditangkap oleh organ pengindra dan
internal ke pusat saraf otak llau diteruskan sampai ke hipotalamus. Kemudian
diintergrasikan dan dikoordinasikan dengan respon yang diperlukan untuk
mengembalikan tubuh dalam keadaan homeostasis Smelt=er + .are, 2$$0&. 4ika tubuh
tidak mampu menyesuaikan diri ngan perubahan tersebut, maka dpaat mengakibatkan
gangguan keseimbangan tubuh.
4alur neural dan neuroendokrin diba'ah kontrol hipotalamus akan diaktifkan.
Kemudian akan terjadi sekresi system sarafsimpatis kemudian diikuti oleh sekresi
simpatis 2adrenal:moduler, dan akhirnya bila stress masih ada dalam system
hipotalamus:pitutari akan diaktifkan Smelt=er + .are, 2$$0& system saraf pusat
menseresikan norepinefin dan epinefrin untuk meningkatkan respon simpatis:adrenal:
meduler pada kondisi stress. <espon ini menimbulkan efek atau reasi yang berbeda di
setiap system tubuh yang akan dijbarkan dlam indi-ator strs fisiologis. Pada kondisi
tersebut terdapat organ tubuh yang akan meningkatkan maupun menurun kinerjanya,
reaksi ini disebut fight or flight.
8orepinefrin mengakibatkan peningkatan fungsi organ vital dan keadaan tubuh
se-ara umum. Sedangkan sekresi endorphin mampu menaikkan ambang untuk menahan
stimulasi nyeri yang memengaruhi suasana hati manifestasi sekrei norepinefrin dan
endorphin diantaranya9 pengeluaran keringat, perubahan suasana hati, keluhan sakit
kepala, sulit tidur, peningkatan denyut yng dapat terjadi pada mahasis'a akibat beban
tugas akademik yang berat Smelt=er + .are, 2$$,&.
Stress menuntut seseorang untuk menggunakan energy fisiologis dan psikologis
untuk merespon dan beradaptasiterhadap stressor. <espon stress adalah alamiah, adaptif,
dan proektif. Karakteristik dari respon stress adalah hasil dari respon neuroendkrin yang
terintegrasi serta terdapat perbedaan individual dalam berespon terhadap stressor yang
sama Potter + Perry, 2$$,&. <espon adaptif terdiri dari Local Adaptation Syndrom
/5S& dan General Adaptation Syndrom 35S&. <espon /5S terbagi atas respon refle1
nyeri dan respon inflamasi. <espon refle1 nyeri merupakan respon adaptif yang bertujuan
melindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut Smelt=r + .are, 2$$,&. <espon inflamasi
distimulais oleh traum dan infeksi.
35S merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. <espon yang
terlibat didalamnya adalah system saraf otonom dan system endokrin. 35S memiliki tiga
tahap, yaitu alarm, petahanan, dan kelelelahan. Pada tahap alarm respon simpatis fight or
flight diaktifkan yang bersifat defensive dan anti inflamasi yang akan menghilang dengan
sendirinya. .ila stressor menetap maka akan beralih ke tahap pertahanan. Pada tahap ini
terjadi adaptasi terhadap stressor yang membahayakan. 4ika pemajanan terhada stressor
diperpanjang dan gagal melakukan pertahanan, maka terjadilah kelelahan. Tahap
kelelahan terjadi eningkatan ktivitas endokrin yang menghasilkan efek pemberhentian
pada system tubu terutama system peredaran darah, pen-ernaan dan imun yang dapat
menyebabkan kematian.
6ahasis'a yang dapat mendapat beban tugas akademik dan mahasis'a
merasakannya sebagia suatu tugas berat, maka dapat mengakibatkan aktifnyajalur neural:
endokrin. 6engakibatkan sekresi jhormon tes yang mengakibatkan pembulu darah
mengalami vasokontriksi. ?askontriksi pembuluh darah kranial mengakibatkan respon
nyeri pada bagian kepala Sher'ood, 2$$1&. <asa nyeri tersebut sebagai suatu alarm
terhadap tubuh sebagai bentuk kompensasi terhadap fa-tor lingkungan. 8amun, jika
stressor tidak dihentikan, maka data mengakibatkan mahasis'a memasuki tahap
kelelklahan dan berakhir dengan gangguan kesehatan berupa9 gangguan pen-ernaan,
gangguan sirkulasi, dan penurunan respon imun.
@. >ampak stress
6enurut Terry .eehr dan 4ohn 8e'man !alutyo, 2$12&. Tiga gejala stress pada
individu9
a. 3ejala Psikologis
: Ke-emasan, ketegangan, kebingungan, dan mudah tersinggung
: Perasan frustasi, rasa marah, dan dendam
: Sensitif
: 6emendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
: Komunikasi yang tidak efektif
: Perasaan terku-il dan terasing
: Kebosanan dan ketidakpuasan kerja
: Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi
: Kehilangan spontanitas dan kreatifitas
: 6enurunnya rasa per-aya diri
b. 3ejala fisiologis
: 6eningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan ke-enderungan mengalami penyakit
kardiovaskular
: 6eningkatnya sekresi dan hormone stress adrenalin dan non adrenalin&
: 3angguan gastrointestinal misalnya gangguan lambung&
: 6eningkatnya frekuensi dari luka fisik dan ke-elakaan
: Kelelahan se-ara fisik dan kmungkinan mengalami sindrom kelelahan yang kronis
: 3angguan pernafasan, termausk gangguan dari kondisi yang ada
: 3angguan pada kulit
: 3angguan tidur
: <usaknya fungsi imun tubuh, termasuk resiko tinggi kemungkinan terkena kanker
-. 3ejala perilaku
: 6enunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan
: 6enurunnya prestasi dan produktivitas
: 6eningkatnya penggunaan minuman keras dan obat:obatan
: Perilaku sabotase pekerjaan
: Perilaku makan yang tidak normal kebanyakan& sebagai pelampiasan, mengarah ke
obesitas
: 6eningkatnya ke-enderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti menyetir dengan tidak
hati:hati dan berjudi
: 6eningkatnya agresitivitas, vandalism, dan kriminalitas
: 6enurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman
: Ke-enderungan untuk melakukan bunuh diri
2.1.%. Stres Kerja pada 6ahasis'a
6ahasis'a yang mengalami stress dapat berdampak negatif atau positif 5ngolla +
#ngori, 2$$( &. .eban stress yang dirasa -ukup berat dapat memi-u gangguan
memori,konsentrasi,penurunan kemampuan penyelesaian masalah,dan kemampuan akademik.
>ampak positif dari stress berupa peningkatan kreativitas dan memi-u pengembangan
diri,selama stress yang dialami masih dalam kapasitas individu stress tetap dibutuhkan untuk
pengembangan diri mahasis'a Smelt=er + .are, 2$$0 &
6ahasis'a 5 2$1% adalah mahasis'a baru atau mahasis'a tingkat pertama pada saat
penelitian ini dilakukan. 6ahasis'a baru mengalami masa transisi dari masa S65 ke masa
perkuliahan dimana metode pembelajaran bisa jadi sangat berbeda dimana pada masa kuliah
mahasis'a dituntut untuk belajar se-ara aktif dan mandiri selain le-ture yang diberikan oleh
dosen. #leh karena itu dengan adanya stressor perubahan metode pembelajaran yang menuntut
mahasis'a baru ini untuk aktif mungkin akan menjadikan mahasis'a stress pada masa a'al
kuliah.
2.1.@ Pengertian Tutorial 9 Peer Tea-hing
A People from similar grouping 'ho are not professional tea-hers helping ea-h other to
learn and learning themselves by tea-hing A . K.4 Topping, 1((* &
A 6etode peer tea-hing atau pengajaran oleh teman seja'at adalah suatu metode
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri A Simamora, 2$$( &
6enurut definisi di atas dapat disimpulkan bah'a peer tea-hing adalah suatu metode
pembelajaran dimana seseorang mengajarkan dan belajar kepada sekelompok orang dengan
tingkat pendidikan yang sama misalnya teman sekelas dan biasanya dipandu atau dia'asi oleh
seorang penga'as yang lebih professional pada bidang;tema yang akan dibahas pada
pembelajaran tersebut.
2.2 Penelitian Terkait
Peneliti menemukan penelitian terkait yang dilakukan di Bniversitas 7ndonesia oleh Susi
Pur'ati 2$12 dengan judul A3ambaran Tingkat Stres 5kademik Pada 6ahasis'a <eguler
5ngkatan 2$1$ Cakultas Kepera'atan Bniversitas 7ndonesiaD. Penelitian tersebut bertujuan
mengetahui tingkat stres akademik dan perbedaannya terhadap karakteristik usia, jenis kelamin,
indeks prestasi, dan jumlah kunjungan ke pelayanan kesehatan& pada mahasis'a reguler
angkatan 2$1$ Cakultas Kepera'atan Bniversitas 7ndonesia. "asil dari penelitian tersebut adalah
adanya perbedaan tingkat stres akademik terhadap variasi usia mahasis'a reguler angkatan 2$1$
C7K B7, berdasarkan karakteristik usia diperoleh bah'a semakin tinggi tingkatan usia, maka
tingkat stres akademiknya akan semakin rendah; tidak terdapat perbedaan yang bermakna tingkat
stres akaademik antara laki 2 laki dan perempuan pada mahasis'a angkatan 2$1$ di C7K B7;
tingkat stres akademik berdasarkan karakteristik indeks prestasi bervariasi dan se-ara statistik
tidak memiliki perbedaan yang bermakna; berdasarkan kondisi kesehatan yang dinilai
berdasarkan jumlah kunjungan responden ke pusat pelayanan kesehatan dalam 'aktu satu bulan
terakhir semakin tinggi tingkat stres akademik yang dialami oleh responden, maka semakin
sering responden mengunjungi pusat pelayanan kesehatan.
2.% Kerangka teori
Stres Akademik
Dampak stres
Fisik Psikologis
Perubahan
suasana hati, sakit
kepala, sulit tidur
Adaptif Maldaptif
Menentukan Tingkat Stres
Normal Ringan Sedang Berat Sangat
berat
>apus 9 Simamora,<oymond ".2$$(..uku 5jar Pendidikan >alam Kepera'atan.4akarta 9 E3F

Anda mungkin juga menyukai