Definisi : Suatu kelainan bawaan aganglionosis usus mulai dadi sfincter ani enterna ke arah proksimal dengan panjang yang berbeda-beda Etiologi : 1986, Harold Hirschprung 1. Pasien dengan gangguan fungsi usus berat 2. Kolon terdilatasi hipertropi 3. Defek ganglion pada kolon distal Okomata dan Ueda Mekanisme terhadinya aganglionosis 1. Sel neuroblas bermigrasi dari kistaa neuralis saluran cerna bagian aatas dan selanjutnya mengikuti serabut-serabut vagal ke caudal 2. Migrasi sel neuroblast berhenti disuatu tempat tertentu dan tidak mencapai rectum Persyarafan rectum dan anus 1. Syaraf simpatis ganglion lumbalis 2, 3 , 4 2. Saraf parasimpatis saraf sacralis 2 , 3 , 4 Berperan mengaatur peristaltik dan tonus spicnter ani interna melalui ganglion flexus averbach dan flexus meissener Manifestasi klinik : 1. Meconium terlambat keluar ( normal < 24 jam post partum ) 2. Distensi abdoment 3. Muntah berwarna hijau akibat obstruksi usus Penegakan diagnosa : 1. Pemeriksaan radiologi a. Poto polos abdoment b. Poto barium enema 2. Pemeriksaan patologi anatomi ( Biopsi isap recti ) 3. Pemeriksaan monometrik untuk melihat peristaltik usus PENATALAKSANAAN 1. Tindakan bedah sementara membuat kolostomi di kolon berganglion normal 2. Tindakan bedah definitif a. Savenson ( tarik terobos ) b. Duhamel c. Soave d. Rehbein Membuang bagian usus yang tidak berganglion ( dilakukan anastomosis ) PERMASALAHAN POST OP
1. Faktor predisposisi a. Umur pada saat pembedahan definitif bayi resiko lebih tinggi b. Keadaan umum pra bedah c. Prosedur pembedahan yang digunakan, Mis : Swenson 1) kebocoran anastomosis 5% 2) Sepsis 2,9% 3) Obstruksi usus 2,9% d. Keterampilam dan peengalaman daari dr. bedah e. Peraawatan pasca bedah
KOMPLIKASI 1. Kebocoran anastomosis a. Ketegangan b. Vascularisasi yg tidak adequat c. Infekksi dan abses disekitar anastomosis d. Pemasangan pipa rectal yang terlalu besar 2. Gangguan defekasi : Inkontinentia entero kholitis : a. Suhu tinggi b. Distensi abdomen c. Faeces bau dan encer 3. Enterokholitis : Obstruksi usus partial 4. Gangguan fungsi spincter a. Inkontinentia b. Kecipirit c. Obstruksi ulang d. Spincter ani masih spastik e. Segmen aganglionik panjang
MASALAH KEPERAWATAN PRA KOLOSTOMI a. Pola nafas tidak efektif s/d distensi abdomen b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit s/d muntah c. Gangguan status nutrisi kurang dari kebutuhan s/d intake yg tidak adequat d. Resti infeksi e. Cemas orang tua s/d kondisi kesehatan anak dan kurangnya informasi KOLOSTOMI a. Gangguan status nutrisi kurang dari kebutuhan s/d intake yg tdk adequat b. Gangguan tumbang c. Resti infksi
PASCA BEDAH DEFINITIF a. Resti infeksi b. Gangguan defekasi TERIMA KASIH