Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

LABIOPALATOSKISIS
DISUSUN OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacat bawaan merupakan suatu keadaan cacat lahir pada neonates yang tidak diinginkan
kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Laporan dari beberapa penelitian
mengungkapkan bahwa angka kejadian cacat bawaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Angka kematian bayi baik didalam maupun diluar negeri dari tahun ketahun semakin lama semakin
turun, tetapi penyebab kematian mulai bergeser. Sebelumnya penyebab kematian pada bayi sebagian
besar disebabkan masalah sepsis, asfiksia,dan sindrom distress nafas,sedangkan akhir-akhir ini mulai
bergeser pada masalah cacat bawaan. Menurut laporan peneliti dari berbagai negara, cacat labio
palatoschiis dapat muncul dari ! " #$$ sampai ! " %$$$ kelahiran. &ndonesia yang berpenduduk %$$
juta lebih, tentu mempunyai dan akan mempunyai banyak kasus labio palatoschiis.
Labio palatoschiis merupakan kelainan bibir dan langit ' langit, hal ini biasanya disebabkan karena
perkembangan bibir dan langit ' langit yang tidak dapat berkembang secara sempurna pada masa
pertumbuhan di dalam kandungan. (imana biasanya penderita labio palatoschiis mempunyai bentuk
wajah kurang normal dan kurang jelas dalam berbicara sehingga menghambat masa persiapan
sekolahnya.
Labio palatoschiis sering dijumpai pada anak laki ' laki dibandingkan anak perempuan )*andwick,
%$$%+ kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter, lingkungan, trauma, ,irus
)Sjamsul -idayat, !../+.
0elainan ini dapat dilihat ketika bayi berada di dalam kandungan, melalui alat yang disebut 1S2 atau
1ltrasonografi. Setelah bayi lahir kelainan ini tampak jelas pada bibir dan langit 'langitnya.
B. Rumusan asala!
!. Apa yang dimaksud Labio palatoschiis 3
%. Apa yang menyebabkan Labio palatoschiis 3
4. 5agaimana patofisiologi Labio palatoschiis3
6. Apa sajakah klasifikasi Labio palatoschiis3
7. 5agaimana pre,alensi Labio palatoschiis3
8. Apa manifestasi klinis dan komplikasi Labio palatoschiis3
/. 5agaimana penatalaksanaan Labio palatoschiis3
#. 5agaimana asuhan keperawatan untuk anak dengan Labio palatoschiis 3
". Tu#uan
!. 9ujuan 1mum
Memberi pengetahuan tentang Labio palatoschiis
%. 9ujuan 0husus
a. Menjelaskan definisi Labio palatoschiis
b. Menjelaskan etiologi Labio palatoschiis
c. Menjelaskan patofisiologi Labio palatoschiis
d. Menjelaskan klasifikasi Labio palatoschiis
e. Menjelaskan pre,alensi Labio palatoschiis
f. Menjelaskan manifestasi klinis dan komplikasi Labio palatoschiis
g. Menjelaskan penatalaksanaan Labio palatoschiis
h. Menjelaskan asuhan keperawatan Labio palatoschiis
BAB II
PEBAHASAN
A. Pengert$an La%$& Palat&s!$'$s
Labio palatoshiis adalah suatu keadaan terbukanya bibir dan langit ' langit rongga mulut dapat
melalui palatum durum maupun palatum mole, hal ini disebabkan bibir dan langit ' langit tidak dapat
tumbuh dengan sempurna pada masa pembentukan mesuderm pada saat kehamilan.
Labio palatoshiis yang terjadi seringkali berbentuk fistula, dimana fistula ini dapat diartikan sebagai
suatu lubang atau celah yang menghubungkan rongga mulut dan hidung )Sarwoni, %$$!+
B. Et$&l&g$
Ada beberapa etiologi yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan Labio palatoschiis, antara lain"
!. :aktor 2enetik merupakan penyebab beberapa palatoschiis, tetapi tidak dapat ditentukan dengan
pasti karena berkaitan dengan gen kedua orang tua. (iseluruh dunia ditemukan hampir %7 ' 4$ ;
penderita labio palatoscihis terjadi karena faktor herediter. :aktor dominan dan resesif dalam
gen merupakan manifestasi genetik yang menyebabkan terjadinya labio palatoschiis. :aktor
genetik yang menyebabkan celah bibir dan palatum merupakan manifestasi yang kurang potensial
dalam penyatuan beberapa bagian kontak.
%. &nsufisiensi at untuk tumbuh kembang organ selama masa embrional, baik kualitas maupun
kuantitas )2angguan sirkulasi foto maternal+.
<at 'at yang berpengaruh adalah"
= Asam folat
= >itamin C
= <n
Apabila pada kehamilan, ibu kurang mengkonsumsi asam folat, ,itamin C dan <n dapat
berpengaruh pada janin. 0arena at - at tersebut dibutuhkan dalam tumbuh kembang organ
selama masa embrional. Selain itu gangguan sirkulasi foto maternal juga berpengaruh terhadap
tumbuh kembang organ selama masa embrional.
?engaruh obat teratogenik.@ang termasuk obat teratogenik adalah"
Aamu. Mengkonsumsi jamu pada waktu kehamilan dapat berpengaruh pada janin, terutama
terjadinya labio palatoschiis. Akan tetapi jenis jamu apa yang menyebabkan kelainan
kongenital ini masih belum jelas. Masih ada penelitian lebih lanjut
0ontrasepsi hormonal. ?ada ibu hamil yang masih mengkonsumsi kontrasepsi hormonal,
terutama untuk hormon estrogen yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hipertensi
sehingga berpengaruh pada janin, karena akan terjadi gangguan sirkulasi fotomaternal.
Bbat ' obatan yang dapat menyebabkan kelainan kongenital terutama labio palatoschiis.
Bbat-obatan itu antara lain "
- 9alidomid, diaepam )obat ' obat penenang+
- Aspirin )Bbat ' obat analgetika+
- 0osmetika yang mengandung merkuri C timah hitam )cream pemutih+
Sehingga penggunaan obat pada ibu hamil harus dengan pengawasan dokter.
:aktor lingkungan. 5eberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan Labio palatoschiis,
yaitu"
<at kimia )rokok dan alkohol+. ?ada ibu hamil yang masih mengkonsumsi rokok dan alkohol
dapat berakibat terjadi kelainan kongenital karena at toksik yang terkandung pada rokok dan
alkohol yang dapat mengganggu pertumbuhan organ selama masa embrional.
2angguan metabolik )(M+. 1ntuk ibu hamil yang mempunyai penyakit diabetessangat rentan
terjadi kelainan kongenital, karena dapat menyebabkan gangguan sirkulasi fetomaternal. 0adar
gula dalam darah yang tinggi dapat berpengaruh padatumbuh kembang organ selama masa
embrional.
?enyinaran radioaktif. 1ntuk ibu hamil pada trimester pertama tidak dianjurkan terapi
penyinaran radioaktif, karena radiasi dari terapi tersebut dapat mengganggu proses tumbuh
kembang organ selama masa embrional.
&nfeksi, khususnya ,irus )toDoplasma+ dan klamidial . &bu hamil yang terinfeksi ,irus
)toDoplasma+ berpengaruh pada janin sehingga dapat berpengaruh terjadinya kelainan kongenital
terutama labio palatoschiis.
(ari beberapa faktor tersebit diatas dapat meningkatkan terjadinya Labio palatoshiis, tetapi
tergantung dari frekuensi dari frekuensi pemakaian, lama pemakaian, dan wktu pemakaian.
". Pat&($s$&l&g$
Cacat tebentuk pada trimester pertama, prosesnya karena tidak terbentuknya mesoderm pada daerah
tersebut sehingga bagian yang telah menyatu )?rosesus nasalis dan maksialis+ pecah kembali.
D. Klas$($kas$
!. 5erdasarkan organ yang terlibat
Celah bibir ) labiosciis + " celah terdapat pada bibir bagian atas
Celah gusi ) gnatosciis + " celah terdapat pada gusi gigi bagian atas
Celah palatum ) palatosciis + " celah terdapat pada palatum
%. 5erdasarkan lengkap atau tidaknya celah yang terbentuk
0omplit " jika celah melebar sampai ke dasar hidung
&nkomplit " jika celah tidak melebar sampai ke dasar hidung
4. 5erdasarkan letak celah
1nilateral " celah terjadi hanya pada satu sisi bibir
5ilateral " celah terjadi pada kedua sisi bibir
Midline " celah terjadi pada tengah bibir
E. Pre)alens$ Pen*ak$t
Labio palatoschiis adalah suatu kelainan kongenital sehingga insidensnya adalah neonatus, dengan
pre,alensi penyakit !"!$$$ kelahiran. &nsiden dari Labio palatoschiis tertinggi terdapat pada orang
Asia dan insiden paling rendah pada orang amerika keturunan Afrika.
+. an$(estas$ Kl$n$s
9ampak ada celah
Adanya rongga pada hidung
(istorsi hidung
0esukaran dalam menghisap atau makan.
G. K&m,l$kas$
0omplikasi yang terjadi pada pasien dengan Labio palatoschiis adalah"
0esulitan berbicara ' hipernasalitas, artikulasi, kompensatori. (engan adanya celah pada bibir
dan palatum, pada faring terjadi pelebaran sehingga suara yang keluar menjadi sengau.
Maloklusi ' pola erupsi gigi abnormal. Aika celah melibatkan tulang al,eol, al,eol ridge terletak
disebelah palatal, sehingga disisi celah dan didaerah celah sering terjadi erupsi.
Masalah pendengaran ' otitis media rekurens sekunder. (engan adanya celah pada paltum
sehingga muara tuba eustachii terganggu akibtnya dapat terjadi otitis media rekurens sekunder.
Aspirasi. (engan terganggunya tuba eustachii, menyebabkan reflek menghisap dan menelan
terganggu akibatnya dapat terjadi aspirasi.
(istress pernafasan. (engan terjadi aspirasi yang tidak dapat ditolong secara dini, akan
mengakibatkan distress pernafasan
*esiko infeksi saluran nafas. Adanya celah pada bibir dan palatum dapat mengakibatkan udara
luar dapat masuk dengan bebas ke dalam tubuh, sehingga kuman ' kuman dan bakteri dapat
masuk ke dalam saluran pernafasan.
?ertumbuhan dan perkembangan terlambat. (engan adanya celah pada bibir dan palatum dapat
menyebabkan kerusakan menghisap dan menelan terganggu. Akibatnya bayi menjadi kekurangan
nutrisi sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Asimetri wajah. Aika celah melebar ke dasar hidung E alar cartilago F dan kurangnya penyangga
pada dasar alar pada sisi celah menyebabkan asimetris wajah.
?enyakit peri odontal. 2igi permanen yang bersebelahan dengan celah yang tidak mencukupi di
dalam tulang. Sepanjang permukaan akar di dekat aspek distal dan medial insisi, pertama dapat
menyebabkan terjadinya penyakit peri odontal.
Crosbite. ?enderita labio palatoschiis seringkali paroksimallnya menonjol dan lebih rendah
posterior premaDillary yang colaps medialnya dapat menyebabkan terjadinya crosbite.
?erubahan harga diri dan citra tubuh. Adanya celah pada bibir dan palatum serta terjadinya asimetri
wajah menyebabkan perubahan harga diri da citra tubuh.
H. Penatalaksanaan
?enatalaksanaan labio palatoschiis adalah dengan tindakan pembedahan. 9indakan operasi pertama
kali dikerjakan untuk menutup celah bibir palatum berdasarkan kriteria E rule of ten E, yaitu"
!+ 1mur lebih dari !$ minggu ) 4 bulan +
%+ 5erat lebih dari !$ pond ) 7 kg +
4+ -b lebih !$ g G dl
6+ Leukosit lebih dari !$.$$$ G ul
Cara operasi yang umum dipakai adalah cara millard. 9indakan operasi selanjutny adalah menutup
bagian langitan ) palatoplasti +, dikerjakan sedini mungkin ) !7 ' %6 bulan + sebelum anak mampu
berbicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara. 0alau operasi
dikerjakan terlambat, seringkali hasil operasi dalam hal kemampuan mengeluarkan suara normal
) tidak sengau + sulit dicapai.
5ila &ni telah dilakukan tetapi suara yang keluar masih sengau dapat dilakukan laringoplasti. Bperasi
ini adlah membuat bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi, biasanya dilakukan pada umur
8 tahun keatas.
?ada umur # -. tahun dilakukan operasi penambalan tulang pada celah al,eolus atau maksila untuk
memungkinkan ahli ortodonti mengatur pertumbuhan gigi di kanan kiri celah supaya normal. 2raft
tulang diambil dari dari bagian spongius kista iliaca. 9indakan operasi terakhir yang mungkin perlu
dikerjakan setelah pertumbuhan tulang ' tulang muka mendekatiselesai, pada umur !7 ' !/ tahun.
Sering ditemukan hiperplasi pertumbuhan maksila sehingga gigi geligig depan atas atau rahang atas
kurang maju pertumbuhannya. (apat dilakukan bedah ortognatik memotong bagian tulang yang
tertinggal pertumbuhannya dan mengubah posisinya maju ke depan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
LABIO PALATOSKISIS
A. PENGKA-IAN
!. *iwayat 0esehatan
*iwayat kehamilan, riwayat keturunan, labiotalatos kisis dari keluarga, beratGpanjang bayi saat
lahir, pola pertumbuhan, pertambahanGpenurunan berat badan, riwayat otitis media dan infeksi
saluran pernafasan atas.
%. ?emeriksaan :isik
a. &nspeksi kecacatan pada saat lahir untuk mengidentifikasi karakteristik sumbing.
b. 0aji asupan cairan dan nutrisi bayi
c. 0aji kemampuan hisap, menelan, bernafas.
d. 0aji tanda-tanda infeksi
e. ?alpasi dengan menggunakan jari
f. 0aji tingkat nyeri pada bayi
4. ?engkajian 0eluarga
a. Bbser,asi infeksi bayi dan keluarga
b. 0aji harga diri G mekanisme kuping dari anakGorangtua
c. 0aji reaksi orangtua terhadap operasi yang akan dilakukan
d. 0aji kesiapan orangtua terhadap pemulangan dan kesanggupan mengatur perawatan di rumah.
e. 0aji tingkat pengetahuan keluarga
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
!. ?erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteki AS& bGd
ketidakmampuan menelanGkesukaran dalam makan sekunder dari kecacatan dan pembedahan.
%. *isiko aspirasi bGd ketidakmampuan mengeluarkan sekresi sekunder dari palato skisis
4. *isiko infeksi bGd kecacatan )sebelum operasi+ dan atau insisi pembedahan
6. 0urang pengetahuan keluarga bGd teknik pemberian makan, dan perawatan dirumah
7. Hyeri bGd insisi pembedahan
". INTER.ENSI
(I &
9ujuan " Hutrisi yang adekuat dapat dipertahankan yang ditandai adanya peningkatan berat badan dan
adaptasi dengan metode makan yang sesuai
!. Bbser,asi intak dan output
%. 9imbang berat badan sesuai indikasi
4. Bbser,asi kemampuan menelan dan mengisap
6. 2unakan dot botol yang lunak yang besar, atau dot khusus dengan lubang yang sesuai untuk
pemberian minum
7. 9empatka dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makanGminuman
kedalam
8. 5erikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan
/. 5erikan makan pada anak sesuai dengan jadwal dan kebutuhan
#. 0olaborasi dengan tim gii dalam pemenuhan nutrisi
(I &&
9ujuan " Anak akan bebas dari aspirasi
!. 0aji status pernafasan selama pemberian makan
%. 2unakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada bibir
4. ?erhatikan posisi bayi saat memberi makan, tegak atau setengah duduk
6. 5eri makan secara perlahan
7. Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum
(I &&&
9ujuan " Anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi sebelum dan sesudah operasi, luka tampak
bersih, kering dan tidak edema.
!. 5erikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan kepala agak sedikit tinggi supaya
makanan tertelan dan mencegah aspirasi yang dapat berakibat pnemonia
%. Bbser,asi tanda-tanda infeksi.
4. Lakukan perawatan luka dengan hati-hat dengan menggunakan teknik steril
6. ?erhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat yang tidak steril, misalnya alat
tenun dan lainnya.
7. -indari gosok gigi pada anak kira-kira !-% minggu
8. 0olaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik
(I &>
9ujuan " Brang tua dapat memahami dan dapat mendemonstrasikan dengan metode pemberian makan
pada anak, pengobatan setelah pembedahan dan, harapan perawat sebelum dan sesudah operasi.
!. Aelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi
%. Ajarkan pada ornag tua dalam perawatan anak J cara pemberian makanGminum dengan alat,
mencegah infeksi, dan mencegah aspirasi, posisi pada saat pemberian makanGminum,
lakukanpenepukan punggung, bersihkan mulut setelah makan
(I >
9ujuan " *asa nyaman anak dapat dipertahankan yang ditandai dengan anak tidak menangis, tidsk
lsbil dan tidak gelisah.
!. 0aji pola istirahat bayi dan kegelisahan
%. 9enangkan bayi
4. 5ila klien anak, berikan akti,itas bermain yang sesuai dengan usia dan kondisinya
6. Lakukan tekhnik manajaemen nyeri )distraksi+
7. 0olaborasi dalam pemberian analgetik sesuai program
D. IPLEENTASI
(I &
!. Mengobser,asi intake dan output
%. Menimbang berat badan sesuai indikasi
4. Mengobser,asi kemampuan menelan dan mengisap
6. Menggunakan dot botol yang lunak yang besar, atau dot khusus dengan lubang yang sesuai
untuk pemberian minum
7. Mempatkan dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makanGminuman
kedalam
8. Memberikan posisi tegak lurus atau semi duduk selama makan
/. Memberikan makan pada anak sesuai dengan jadwal dan kebutuhan
#. Mengkolaborasi dengan tim gii dalam pemenuhan nutrisi
(I &&
!. Mengkaji status pernafasan selama pemberian makan
%. Menggunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada bibir
4. Memperhatikan posisi bayi saat memberi makan, tegak atau setengah duduk
6. Memberi makan secara perlahan
7. Melakukan penepukan punggung setelah pemberian minum
(I &&&
!. Memberikan posisi yang tepat setelah makan, miring kekanan kepala agak sedikit tinggi supaya
makanan tertelan dan mencegah aspirasi yang dapat berakibat pnemonia
%. Mengobser,asi tanda-tanda infeksi.
4. Melakukan perawatan luka dengan hati-hat dengan menggunakan teknik steril
6. Memperhatikan posisi jahitan, hindari jangan kontak dengan alat-alat yang tidak steril, misalnya
alat tenun dan lainnya.
7. Menghindari gosok gigi pada anak kira-kira !-% minggu
8. Mengkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotic
(I &>
!. Aelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi
%. Ajarkan pada ornag tua dalam perawatan anak J cara pemberian makanGminum dengan alat,
mencegah infeksi, dan mencegah aspirasi, posisi pada saat pemberian makanGminum,
lakukanpenepukan punggung, bersihkan mulut setelah makan
(I >
!. 0aji pola istirahat bayi dan kegelisahan
%. 9enangkan bayi
4. 5ila klien anak, berikan akti,itas bermain yang sesuai dengan usia dan kondisinya
6. Lakukan tekhnik manajaemen nyeri )distraksi+
7. 0olaborasi dalam pemberian analgetik sesuai program
BAB I.
PENUTUP
A. KESIPULAN
LabioskiisGLabiopalatoskiis merupakan kelainan kotak palatine )bagian depan serta samping muka
serta langit-langit mulut+ tidak menutup dengan sempurna.banyak faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya bibir sumbing. faktor tersebut antara lain , yaitu ":actor 2enetik atau keturunan, 0urang
Hutrisi contohnya defisiensi <n dan 58, ,itamin C pada waktu hamil, kekurangan asam folat, *adiasi,
9erjadi trauma pada kehamilan trimester pertama, &nfeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin
contohnya seperti infeksi *ubella dan Sifilis, toDoplasmosis dan klamidia, ?engaruh obat teratogenik,
termasuk jamu dan kontrasepsi hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan
alkohol, terapi penitonin, Multifaktoral dan mutasi genetic, (iplasia ektodermal
B. SARAN
(iharapkan kepada setiap para pembaca mampu memahami tentang makalah ini dengan judul
EAsuhan 0eperawatan ?ada Anak (engan LabiopalatokisisF, dimana untuk menambah pengetahuan
dalam bidang ilmu keperawatan 0omunitas. (an diharapkan para pembaca mampu memahami isi
makalah ini.
DA+TAR PUSTAKA
5et, Cecily, dkk. %$$%. 5uku Saku 0eperawatan ?edriatik. Aakarta J KKC.
-idayat, Ai Alimul. %$$8. ?engantar &lmu 0eperawatan Anak. Aakarta " Salemba Medika.
Helson. !..4. &lmu 0esehatan Anak bagian %. AakartaJ :ajar &nterpratama.
Hgastiyah. !../. ?erawatan Anak Sakit. Aakarta " KKC.
Hgastiyah. %$$7. ?erawatan Anak Sakit. Aakarta " KKC.
Long, (ona L.%$$6. ?edoman 0linis 0eperawatan ?edriatik. Aakarta " KKC.

Anda mungkin juga menyukai