Anda di halaman 1dari 40

Sumber: http://www.ippf.org/Home.

aspx
Apa yang dimaksud dengan
Hak Azasi Manusia?
Adalah hak-hak azasi yang dimiliki oleh semua
orang, tanpa melihat jenis kelamin, warna kulit,
usia, orientasi seksual, agama, pandangan
politik, dsb.
Tujuan dari hak azasi manusia ini adalah agar
semua orang dapat memahami harga dirinya,
menghargai diri dan mengembangkan potensi
dirinya secara maksimal.
Apakah yang dimaksud dengan
hak reproduksi dan hak seksual?
Hak reproduksi dan hak seksual
adalah bagian dari Hak azasi manusia
Tujuannya adalah bahwa setiap orang
dapat menikmati hidup dan kehidupan
seksual yang bebas risiko (risk-free
sexual life)
Menentukan berapa jumlah anak yang akan/ingin dimiliki
Menentukan jarak lahir anak-anaknya
Mengatur perilaku seksualnya sesuai dengan keinginan
dan perasaannya tanpa ada perasaan takut atau malu
Bebas dari kesakitan dan kecacatan yang mungkin akan
mengganggu fungsi seksual dan reproduksinya

Berikut adalah 12 hak-hak kesehatan reproduksi (yang
setara pentingnya), yang hingga saat ini sudah
diidentifikasi, yaitu:
Keadaan tersebut harus menjamin
bahwa setiap orang mampu untuk:
1. Hak untuk HIDUP
Hak azasi ini berlaku setara untuk laki-laki
dan perempuan, tetapi ketika kita bicara
tentang hak reproduksi dan hak seksual,
maka hak tersebut ditujukan terutama pada
perempuan, yang mempunyai hak untuk
tidak menjadi mati (meninggal) oleh sebab-
sebab yang bisa dihindari/dicegah, yang
berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan
Artinya adalah:
Seorang perempuan mempunyai hak untuk tidak menjadikan
hidupnya berisiko karena kehamilannya
Kapan seorang perempuan menjadi berisiko hidupnya karena
kehamilannya?
Yaitu ketika aborsi dilakukan dalam keadaan yang berisiko (oleh
tenaga yang tidak qualified atau peralatan yang tidak memadai)
Ketika perempuan menjadi hamil di usia lebih muda dari 16 tahun
atau lebih tua dari 35 tahun
Ketika kehamilan terlalu banyak (lebih dari 5 kali atau 3 kali
operasi sesar) atau terlalu sering (1 kali setahun)
Seorang perempuan mempunyai hak untuk mencegah
kehamilannya jika itu membahayakan jiwanya

2. Hak seseorang untuk
kemerdekaan dan keamanan
Laki-laki sebagaimana juga perempuan
mempunyai hak untuk memilih, apakah ia
ingin atau tidak, untuk membangun
hubungan (tmsk. hub seksual); dan
melakukan kontrol atas kehidupan
reproduksinya
Dan pilihan tersebut diambil secara bebas
Artinya adalah:
Tidak seorangpun bisa memaksa orang lain
(termasuk pasangan sah-nya) untuk
melakukan hubungan seksual
Tidak seorang perempuanpun yang bisa
dipaksa untuk menjadi hamil atau
melakukan aborsi
Semua tindakan operasi yang berhubungan
dengan kesehatan reproduksi dan seksual
seharusnya dilakukan oleh orang yang
berwenang melakukan tindakan tersebut
3. Hak untuk kesetaraan, dan bebas dari
segala bentuk diskriminasi
Semua orang (laki-laki dan perempuan) yang dilahirkan
bebas dan mempunyai harga diri dan hak azasi yang
sama.
Artinya:
laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan
sekolah dan lapangan kerja yang sama.
Seorang perempuan tidak memerlukan ijin suami/
pasangan untuk bekerja, apapun pilihan pekerjaannya
[ sulit penerapannya di Indonesia].
(Lanjutan)
Tidak seorang perempuan-pun yang dikeluarkan
dari pekerjaan atau sekolahnya karena hamil.
Tidak seorangpun memerlukan ijin suami atau
pasangannya untuk menggunakan metode
kontrasepsi (termasuk MOW atau MOP).

Tidak ada tugas yang khusus untuk laki-laki
atau khusus untuk perempuan. Semua tugas
pekerjaan di dalam atau di luar rumah harus
dikerjakan bersama antara laki-laki dan
perempuan secara rata dan setara.
4. Hak mendapatkan privasi
Setiap orang mempunyai hak untuk menyimpan rahasia pada
dokter atau staf medis lainnya. Artinya:
Informasi apapun yang diberikan kepada dokter atau staf
medis lainnya yang berkaitan dengan kehidupan seksual
atau kehidupan reproduksi seseorang merupakan bagian
dari kehidupan pribadi pasien, dan oleh karena itu baik
dokter atau staf medik lainnya mempunyai kewajiban
untuk tidak membicarakannya pada orang lain kecuali
pasien itu sendiri.
Kawula muda dan remaja, sebagaimana orang lain,
mempunyai hak privasi juga yang harus dihargai.
5. Hak untuk bebas berpendapat
Dengan merujuk pada kehidupan seksual dan
reproduksinya, setiap orang mempunyai hak untuk
bebas berfikir dan bertindak. Artinya:
Tidak satupun agama, atau partai politik, atau budaya yang
membatasi cara berfikir atau berekspresi sehubungan
dengan kehidupan seksual dan reproduksinya.
Kebebasan berpendapat untuk kesehatan reproduksi
dan seksual sebaiknya tidak dibatasi berdasarkan
interpretasi agama, filosofi atau budaya.
6. Hak untuk informasi dan
pendidikan
Tiap orang, laki-laki atau perempuan dan
khususnya semua anak-anak, mempunyai
hak untuk pendidikan dan mempunyai akses
yang sama untuk mendapatkan informasi
terkini dan informasi yang sesuai tentang
layanan dan metode keluarga berencana,
penyakit menular seksual dan segala sesuatu
yang berkaitan dengan kehidupan seksual
dan reproduksi.
Artinya:
Tiap orang, terutama laki-laki, seharusnya dididik
dan dipersiapkan untuk mengambil tanggung
jawab terhadap konsekuensi-konsekuensi perilaku
seksual dan reproduksi yang dilakukannya.
Anak-anak dan remaja mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi dan program-program
pencegahan kehamilan yang tidak dikehendaki
(ktd), salah perlakuan, kekerasan, dan segala
sesuatu yang berkaitan dengan aktifitas seksual,
yang sesuai dengan umur mereka.
(Lanjutan)
Remaja yang hamil mempunyai hak untuk
mendapatkan dukungan khusus dari keluarga-
nya, masyarakat dan negara, sehingga ia
mendapatkan informasi untuk bagaimana
menghidupi dirinya sendiri serta bayinya
Keluarga memegang peran penting dalam
proses pendidikan dan memberikan
kesempatan yang sama untuk anak laki-laki
dan perempuannya dalam mendapatkan
informasi kesehatan seksual dan kesehatan
reproduksi.
7. Hak memilih atau tidak untuk menikah,
membentuk dan merencanakan keluarga
Tiap orang, laki-laki atau perempuan, mempunyai hak
untuk memilih atau tidak, kapan dan dengan siapa
menikah. Artinya:
Tidak seorangpun, dengan alasan apapun, memaksa orang
lain untuk menikah dengannya.
Tidak seorangpun dapat dipaksa untuk tetap menikah atau
tetap bersama seseorang yang ia tidak bahagia
bersamanya.
Keputusan untuk menikah atau hidup bersama harus
diambil tanpa tekanan, dengan penuh tanggung jawab
dan dilakukan oleh orang yang sudah dewasa.
8. Hak untuk menentukan apakah
ingin atau kapan mempunyai anak
Tiap orang, laki-laki atau perempuan, mempunyai
hak untuk mendapatkan akses seluas-luasnya
untuk metode KB yang aman dan efektif. Artinya:
Setiap orang mempunyai hak untuk bebas
menentukan jumlah anak yang ingin dimiliinya,
dan bagaimana mengatur kelahirannya
Ijin dari pasangan seksual tidak selalu diperlukan
ketika seseorang memilih atau ingin
menggunakan alat kontrasepsi apapun.
(Lanjutan)
Keputusan untuk menentukan jumlah
anak harus lah bebas dari tekanan
dan dilakukan dengan penuh
tanggung jawab, artinya perlu
dipikirkan kesempatan mereka (anak-
anaknya) untuk mendapatkan
kesejahteraan yang paling baik.
9. Hak untuk mendapatkan layanan
dan perlindungan kesehatan
Tiap orang berhak untuk menikmati hidup, kehidupan
seksual yang bebas risiko, serta mempunyai
hubungan antar manusia dengan kondisi yang
diinginkannya. Artinya:
Tiap orang mempunyai hak mendapat kualitas
setinggi-tingginya untuk perawatan kesehatan seksual
dan kesehatan reproduksi
Seorang pengguna layanan kesehatan seksual dan kesehatan
reproduksi mempunyai hak untuk memastikan bahwa
layanan yang didapatnya berkualitas
10. Hak untuk mendapatkan manfaat
dari kemajuan ilmu pengetahuan
Tiap orang mempunyai hak keuntungan atas ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan reproduksi
terkini. Artinya:
Tiap orang harus mendapatkan akses terhadap
metode KB yang modern, aman dan dapat diterima,
dan informasi yang lengkap untuk metode KB
tersebut
Kemajuan Ilmu Pengetahuan semestinya tidak
akan menyinggung kehormatan seseorang.
11. Hak untuk bebas berkumpul
dan berpartisipasi secara politik
Tiap orang mempunyai hak berkumpul dengan orang
lain dan meminta serta menyuarakan hak-hak atas
kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi. Artinya:
Tiap orang mempunyai hak untuk berkumpul dalam suatu
kelompok untuk berpartisipasi dalam mengembangkan dan
menghormati hak-hak kesehatan reproduksi dan kesehatan
seksual.
Organisasi dari suatu kelompok yang mempunyai minat
yang sama (organisasi perempuan, pemuda, homoseks,
dll) adalah penting untuk menyediakan info dan
mendukung hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak
kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi.
12. Hak untuk bebas dari
siksaan dan salah perlakuan
Tiap orang mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk
kekerasan. Artinya:
Tiap orang mempunyai hak untuk tidak mendapatkan
kekerasan (fisik ataupun verbal) oleh pasangan seksualnya,
ataupun dari orang lain.
Tiap orang mempunyai hak untuk tidak dipaksa dalam
melakukan hubungan seksual.
Dalam hubungannya antar pasangan, maka
kesetaraan, kebebasan, dan saling respek antar
pasangan haruslah ada.
Hanya dengan memberikan respek dan
membutuhkan respek melalui hak-hak
kesehatan seksual dan Kesehatan
Reproduksi, maka Kesehatan
Reproduksi dan kesehatan seksual
yang baik akan dapat dicapai oleh
semua orang.
1. (Information) Hak atas Informasi, untuk mempelajari keuntungan
ber-KB dan ketersediaan metode KB yang ada
2. (Access) Hak atas Mendapatkan Layanan, tanpa memandang jenis
kelamin, agama/kepercayaan, warna kulit, status perkawinan, atau
lokasi
3. (Choice) Hak atas Pilihan, untuk membuat keputusan, tanpa
paksaan, apakah akan ber-KB dan pilihan metode yang ingin
digunakan
4. (Safety) Hak atas Keamanan, sehingga dapat ber-KB secara aman dan
efektif
5. (Privacy) Hak atas Privasi, untuk mendapatkan suasana privasi selama
mendapatkan konseling dan layanan
6. (Confidentiality) Hak atas Kerahasiaan, untuk meyakinkan bahwa
semua informasi pribadi terjaga kerahasiaannya
7. (Dignity) Hak atas Kehormatan, untuk dapat diperlakukan secara terhormat, penuh
respek dan dengan sopan
8. (Comfort) Hak atas Kenyamanan, sehingga dapat merasa nyaman saat menerima
layanan
9. (Continuity) Hak atas Kesinambungan, untuk mendapatkan layanan KB dan suplai
metode KB selama klien membutuhkannya
10. (Opinion) Hak atas Mengemukakan Pendapat, untuk mengekspresikan pendapatnya
atas layanan yang didapat
WANITA DAN KEKERASAN
Oleh: Evi Martha
WANITA DAN KEKERASAN
Gender:
konstruksi sosial yg membedakan peran dan posisi perempuan
dan laki-laki di dalam keluarga dan masyarakat
diturunkan secara kultural dan menjadi kepercayaan turun-
temurun
diyakini sebagai ideologi

Kaitan Ideologi Gender dan Kekerasan thdp perempuan:
Ideologi gender perbedaan posisi peremp & laki2
diyakini sebagai kodrat dari Tuhan
Mempengaruhi keyakinan bgimana seharusnya peremp dan
laki2 berfikir dan bertindak
Perbedaan ini menciptakan ketidakadilan dlm bentuk:
subordinasi, dominasi, diskriminasi, marginalisasi sumber
utama tindak kekerasan pada perempuan


Kecenderungan ini terjadi karena:
kodrat perempuan halus
posisinya di bawah laki-laki
melayani
bukan kepala rumah tangga
menjadikan perempuan sebagai properti (barang) milik laki-
laki

Pola hubungan ini Sistem Patriarki

Sistem ini hidup mulai dari KELUARGA NEGARA

Contoh:
sistem patriaki negara mengatur kehidupan peremp:
kebijakan KB mengendalikan seksualitas perempuan dgn
memasang alkon yg dianggap cocok oleh negara kurangnya
informasi tentang alat2 KB yang ada (secara lengkap) pada
perempuan dan dampaknya pada kesehatan perempuan



Belum disadari sebagai s/ pelanggaran thdp HAM

Bentuk2 Kekuasaan dan Kontrol Sistem Patriarkhi Thdp Peremp

a. Penyiksaan emosi
Membuat isteri selalu bersalah dan memojokkan posisinya
dlm rumah tangga
b. Penyiksaan ekonomi
Membuat isteri tergantung secara ekonomi (tdk boleh bekerja,
keuangan dipegang o/suami, isteri harus meminta/ dijatah
sesuai keperluan utk rumah tangga)
c. Penyiksaan seksual
Memperlakukan isteri/pasangannya hanya sebagai obyek
seksual
d. Ancaman:
-mengancam menyiksa -akan membunuh
-membawa pergi anak2 -menggunakan hak istimewa laki2




Tahun 1993 PBB mengeluarkan deklarasi ttg Penghapusan
Kekerasan thdp Perempuan

Isi deklarasi tsb:

..Kekerasan thdp perempuan adalah perwujudan ketimpangan
historis dari hubungan2 kekuasaan antara laki-laki dan
perempuan yang telah mengakibatkan dominasi dan
diskriminasi terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki dan
hambatan bagi kemajuan mereka..

Kekerasan thdp perempuan ad salah satu mekanisme sosial
yang krusial yang mendorong perempuan dalam posisi
subordinat dibandingkan dengan laki-laki





Kekerasan thdp perempuan menurut Deklarasi:

Setiap tindakan berdasarkan perbedaan jenis kelamin yg
berakibat kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara
fisik, seksual, psikologis, termasuk ancaman tindakan ttt,
pemaksaan, perampasan kemerdekaan secara se-wenang2
yang terjadi didepan umum atau dlm kehidupan pribadi

Bentuk2 Kekerasan Thdp Perempuan (psl 2 deklarasi PKTP)
a. Tindak kekerasan secara fisik, seksual, psikologis,
pemukulan, penyalahgunaan seksual, kekerasan (hub dgn
mas kawin), perkosaan dalam perkawinan, pengrusakan alat
kelamin peremp, kekerasan di luar hub suami-isteri,
kekerasan yg berhub dgn eksploitasi terjadi di dlm kelurga

b. Kekerasan secara fisik, seksual, psikologis, perkosaan,
penyalahgunaan seksual, pelecehan&ancaman seksual di
tempat kerja, dlm lembaga2 pendidikan, perdagangan
perempuan dan pelacuran paksa yg terjadi dlm masyarakat
luas,

c. Kekerasan secara fisik, seksual dan psikologis yang dilakukan
atau dibenarkan oleh negara

Bentuk2 Kekerasan Terhadap Perempuan:

a. Pelecehan seksual: fisik dan non-fisik
b. Pemukulan perempuan oleh pasangan hidupnya
c. Perkosaan
d. Sunat pada bayi atau anak perempuan (dlm agam islam)
e. Perdagangan perempuan: TKW, pelacuran, pornografi
f. Pelanggaran hak reproduksi: pemasangan alat KB secara
paksa


Pelecehan seksual:

adalah setiap perbuatan yang memaksa seseorang terlibat
dalam suatu hubungan seksual atau menempatkan seseorang
sebagai obyek perhatian seksual yang tidak diinginkannya
Lemahnya posisi perempuan sebenarnya merupakan
konsekuensi dari adanya perbedaan seksualitas manusia.
Dalam perbedaan ini ada nilai2 ttt (yg dilestarikan
sosialisasi) yg membenarkan laki2 memiliki kekuasaan yg
sah atas perempuan, namun perempuan tdk memiliki
kekuasaan dan kemampuan utk mempertahankan diri

Secara umum kekerasan disebabkan oleh adanya relasi
kekuasaan yang timpang, baik kekuasaan yang didasarkan
pada kedudukan/jabatan, kekayaan, pendidikan, ataupun
kekuasaan yang didasarkan pada budaya/ideologi tertentu



Fakta:

kenaikan jumlah tindak kekerasan thdp perempuan setiap
tahun tapi data ini belum optimal (fakta yg dilaporkan tdk
sesuai dgn data yg sesungguhnya)
angka tertinggi: perkosaan, pembunuhan, penganiayaan
peremp oleh pasangan hidup
kekerasan thdp perempuan bukan pelanggaran HAM
persoalan keluarga
BERBAGAI MASALAH PERLINDUNGAN
ANAK DI INDONESIA


UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak
Terdiri dari 14 bab dan 92 pasal
Anak = seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
yang masih di dalam kandungan.
Perlindungan anak = segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Azas
Berdasarkan Pancasila;
Berlandaskan UUD 1945; dan
Prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-hak Anak:
non diskriminatif
kepentingan yang terbaik bagi anak
hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan
penghargaan terhadap anak
Tujuan
Menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat (1)
hidup, (2) tumbuh, (3) berkembang dan (4)
berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan serta (5) mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi, demi (6) terwujudnya anak
Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera.
POPULASI ANAK
Penduduk Indonesia 217,131,000
25% wanita 15-49 tahun
10% anak-anak <5 tahun
19% anak-anak 5-14 tahun
7.9% usia lanjut 60+ tahun
Anak 10-14 tahun 96% masih memiliki ayah dan ibu,
2,5% anak yatim, 1,2% anak piatu, 0,3% yatim-piatu, dan
0,10% tidak mengetahui keberadaan orang tuanya
87,6% anak 10-14 tahun tinggal bersama orang tuanya
(BPS. 2000).

Anda mungkin juga menyukai