lipatan paha. Dermatofitosis = infeksi superfisial pada jaringan yang megandung zat tanduk misalnya pada stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan oleh jamur. Tricophyton rubrum merupakan infeksi yang paling umum diseluruh dunia dan sekitar 47 % menyebabkan tinea korporis. Microsporum canis , sekitar 14 % dapat menyebabkan tinea korporis. Tinea korporis dapat ditransmisikan secara langsung dari infeksi manusia atau hewan, melalui autoinokulasi dari reservoir, seperti kolonisasi T.rubrum di kaki. Anak-anak lebih sering kontak pada zoofilik patogen seperti M.canis pada kucing atau anjing. Pakaian ketat dan cuaca panas dihubungkan dengan banyaknya frekuensi dan beratnya erupsi.
Infeksi dermatofit tidak menyebabkan mortalitas yang signifikan tetapi mereka bisa berpengaruh besar terhadap kualitas hidup. Tinea korporis prevalensinya sama antara pria dan wanita. Tinea korporis mengenai semua orang dari semua tingkatan usia tapi prevalensinya lebih tinggi pada preadolescen. Tinea korporis yang berasal dari binatang umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak. Secara geografi lebih sering pada daerah tropis daripada subtropis.
Berdasarkan habitatnya dermatofit digolongkan sebagai antropofilik (manusia), zoofilik (hewan), dan geofilik (tanah).
Dermatofit yang antropofilik paling sering sebagai sumber infeksi tinea, tetapi sumber yang zoofilik di identifikasi untuk mencegah reinfeksi manusia.
Dermatofita ialah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis Tinea korporis dapat disebabkan oleh berbagai spesies dermatofit seperti Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Yang lebih umum menyebabkan tinea korporis adalah T.rubrum, T.mentagrophytes, M.canis, dan T.Verrucosum.
Lingkungan kulit yang sesuai merupakan faktor penting dalam perkembangan klinis dermatofitosis. Infeksi alami disebabkan oleh deposisi langsung spora atau hifa pada permukaan kulit yang mudah dimasuki dan umumnya tinggal di stratum korneum, dengan bantuan panas, kelembaban dan kondisi lain yang mendukung seperti trauma, keringat yang berlebih dan maserasi juga berpengaruh.
Infeksi dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan individu atau hewan yang terinfeksi, benda-benda seperti pakaian, alat-alat dan lain-lain. Infeksi dimulai dengan terjadinya kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya dalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini memproduksi enzim keratolitik yang mengadakan difusi ke dalam jaringan epidermis dan merusak keratinosit.
Setelah masa inkubasi sekitar 1-3 minggu respon jaringan terhadap infeksi semakin jelas dan meninggi yang disebut ringworm, yang menginvasi bagian perifer kulit. Respon terhadap infeksi, dimana bagian aktif akan meningkatkan proses proliferasi sel epidermis dan menghasilkan skuama. Kondisi ini akan menciptakan bagian tepi aktif untuk berkembang dan bagian pusat akan bersih. Eliminasi dermatofit dilakukan oleh sistem pertahanan tubuh (imunitas) seluler. Pada masa inkubasi, dermatofit tumbuh dalam stratum korneum, kadang-kadang disertai tanda klinis yang minimal. Pada carier, dermatofit pada kulit yang normal dapat diketahui dengan pemeriksaan KOH atau kultur.
Keluhan : Rasa gatal. Bentuk lesi anular dengan tepi eritema Berbatas tegas, kadang kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya biasanya berskuama Lesi menyebar secara centrifugal. Lesi pada umumnya merupakan bercak bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu.
Bahan untuk pemeriksaan mikologi sebaiknya diambil dengan mengerok tepi lesi yang meninggi atau aktif. Khusus untuk lesi berbentuk vesikel, seluruh atapnya harus diambil untuk bahan pemeriksaan. Pemeriksaan mikroskopik secara langsung menunjukkan hifa yang bercabang atau artospora yang khas pada infeksi dermatofita. Isolasi agen penyebab pada media biakan akan dapat menentukan spesies jamur terlibat. Menghilangkan faktor predisposisi Preparat antijamur topikal adalah terapi pilihan untuk lesi yang terbatas dan dapat dijangkau. Contoh : Imidazol dan alilamin Obat ini digunakan pagi dan sore hari selama sekurang kurangnya 2 4 minggu. Terapi dioleskan sampai 3cm di luar batas lesi dan diteruskan sekurang kurangnya 2 minggu setelah lesi menyembuh. Indikasi terapi oral adalah jika lesi luas atau gagal dengan pengobatan topikal. Obat oral yang dapat digunakan adalah : Griseofulvin microsized 500 -1000 mg/hari selama 2 6 minggu Ketokonazol 200 mg/hari selama kurang lebih 4 minggu. Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu atau 200 mg/hari selama 1 minggu. Terbinafine 250 mg/hari selama 1 2 minggu