Anda di halaman 1dari 15

MAKAM

RADEN ANGGARAKSA





DI
TEGARONG


DESA TANAK GADANG
KECAMATAN PRINGGABAYA
KABUPATEN LOMBOK TIMUR

1

I. PENDAHULUAN
Ziarah dalam dalam arti luas, mendatangi (mengunjungi) sanak
keluarga, sahabat dan handai tolan untuk bersilaturrahmi, bermusyawarah
sambil bermaaf-maafan. Selain mendatangi keluarga, berziarah kepada tuan
guru para ustad dan tokoh masyarakat setempat.
Di Lombok suku sasak, telah menjadi tradisi dan adat istiadat terus
menerus pada waktu tertentu berziarah ke makam keluarga dan makam
tertentu yang dianggap keramat dan di kramatkan. Tradisi (urf) al-adah
bentuk muamalah (hubungan kepentingan) yang menjadi kebiasaan telah
berlangsung di tengah masyarakat. Urf dan adat itu berlangsung salah satu
hokum yang digali dari intisari salah satu hadist Apa yang dianggap baik
oleh ummat muslim, maka itulah yang baik di hadapan Allah (usul Fiqh)
penggunaan adat sebagai sumber hokum di dukung dengan kaidah-kaidah
fiqih (adat iru merupakan hokum) sudah barang tentu tradisi yang diakui oleh
syariat, dijadikan istibath hukum yang diakui oleh syariat islam dan tidak
bertentangan dengan sunnah dan ijma. Sedangkan tradisi yang bertentangan
dengan syariat (menghalallkan yang haram menimbulkan bencana dalam
kehidupan) sama sekali tidak diakui oleh syariat (Yusuf Qardawi).
Berdasarkan fatwa ini menjadi motivasi bagi masyrakat Lombok suku sasak,
menjadikan peziarah makan pada waktu-waktu tertentu utamanya calon
jamaah hajji sebelum berangkat ke tanah suci Makkah menyempatkan diri
bersama keluarga berziarah ke makam Tegaron, Kemudian melanjutkan
berziarah ke makam Selaparang (keramat). Hal ini keberadaan kedua makam
tersebut mempunyai hubungan histori dengan kerajaan selaparang.
2

Makam Tegaron saat ini sedang diadakan pemugaran di sekitarnya.
Meletakkan batu nisan di perluasan tempat para peziarah. Tentang Raden
Anggareksa kami mencoba menguraikan sekelumit Riwayat hidup serta
perjuangan sehinggga terwujud mamben yang didirikan pada tahun 1722 M.
Selamat membaca dan menelaahnya.

Penghimpun data/Pemerhati


H. NASRULLAH

3

MAKAM TEGARON

Sejak zaman dahulu, tatkala pulau Lombok terjajah oleh kerajaan Hindu
Hindu Karang Asem. Selanjutnya dijajah oleh Hindia Belanda, Tegaron
merupakan hutan lebat, yang menjadi perbatasan wilayah Masbagik dan Wilayah
Pemerintah kedistrikan Pringgabaya.
Setelah mengalami pengembangan wilayah, kedistrikan di mekarkan
menjadi beberapa kecamatan dan desa induk di mekarkan menjadi beberapa desa,
maka kini TEGARON berada di batas Tembeng Putik, tepatnya di Desa Tanak
gadang Kecamatan Pringgabaya.
Disinilah kita jumpai pekuburan tua, tempat disemayamkan jenazah Raden
Anggaraksa bersama seluruh keluarganya, pekuburan inilah yang dinamakan
MAKAM TEGARON. Makam ini dikeramatkan dan sangat dimuliakan oleh
masyrakat setempat, utamanya yang menganggap masih ada hubungan
kekerabatan dan kekeluargaan.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya peziarah mendatangi makam
tersebut, utamanya para jamaah hajji sebelum berangkat ke tanah suci Makkah
menunaikan ibadah hajji, menyempatkan diri bersama keluarga datang berziarah
ke makam Tegaron, kemudian melanjutkan berziarah ke makam Selaparang
mendoakan Ahli kubur dan mendoakan jamaah hajji semoga mendapat hajji yang
mabrur.
Menziarahi kedua makam tersebut telah berlaku sejak dahulu turun
temurun sampai dengan sekarang, karena menurut cerita orang-orang tua, kedua
4

makam tersebut memiliki sejarah yang berkesinambungan pada akhirnya
bermuara kepada Dinasti Kerajaan Selaparang.

II. KERAJAAN SELAPARANG
Menurut sejarah yang termuat dalam babat selaparang, pada abad ke
11 (sebelas) M, telah di ketahui keberadaan kerajaan selaparang di Lombok
timur. Sebelum masuknya pengaruh asing, kerajaan selaparang memegang
kekuasaan dan politik mengayomi kerajaan kecil yang ada di Lombok,
menganut agama budha paham animism dan dinamisme.

a. Masukknya Kultur Asing
Secara sistematis dijabarkan beragam kultur yang secara langsung dan
pristikmempengaruhi agama dan budaya masyarakat suku sasak. Pada tahun
1293-1378M. Kerajaan Selaparang dikuasai oleh kerajaan majapahit melalui
penerus pertama yang dipimpin oleh Raden Mas Pahit dan ekspedisi yang
kedua dipimpin oleh patih Gajah Mada dan pada tahun 1334 menguasai
kerajaan Selaparang berada di bawah kekuasaan Majapahit.
Kedatangan militer Majapahit tidak hanya mengubah politik dan
kekuasaan semata, namun berlajut dengan memperkenalkan pola dari bentuk
keagamaan yang baru, serta mengubah keyakinan masyarakat sasak menjadi
memeluk agama hindu alamajapahit. Berlakulah hukum adan adat istiadat
pada kerajaan selaparang menganut paham hindu , hal ini berlaku dan dan
diterapkan dalam wilayah kerajaan yang cukup lama dari tahun 1293-1478 M
5

(185 tahun). Kekuasaan majapahit berakhir di selaparang setelah membagi
agama islam.

b. Masuknya Agama Islam di Selaparang Lombok
Salah satu sumber menyebutkan bahwa islam datang di Lombok kira-
kira abad 16 tepatnya pada tahun 145 M. dibawa oleh beberapa tokoh.
Diantaranya Sunan Prapen (Putra Sunan Giri) Al Fadlal, Pengeran Songopati
dan Gaus Abdul Razak.
Dalam mengajarkan Islam senantiasa disesuaikan dengan situasi dan
kondisi masyarakat setempat dan mengadakan pendekatan dengan raja-raja
yang berkuasa. Menurut sejarah yang pertamakali memeluk agama islam
adalah dinasti kerajaan selaparang setelah resmi Dinasti Kerajaan memeluk
Agama Islam, semua rakyat mengikuti rajanya memeluk agama islam dan
dinyatakan bahwa dinasti kerajaan selaparang hindu berubah menjadi
kerajaan Islam. Demikian ciri khas sasak dari dulu hingga sekarang selalu
setia kepada tokoh yang memimpinnya dan mentaati segala titahnya.
Berlakulah syariah dan hukum islam diseluruh wilayah kerajaan dinasti dan
rakyat tenteram dibawah pejuang hukum islam.

III. Masukknya Agama Hindu Bali di Lombok
Pada tahun 1616 dan 1624 Dinasi Kerajaan Selaparang oleh kerajaan
Gel-gel dari Bali Utara dengan angkatan laut yang besar, namun penyerangan
ini dapat dipatahkan pada tahun 1672 sebuah ekspedisi perang kerajaan
Karang Asem Bali mengadakan penyerangan angkatan laut dan angkatan
6

darat dikerahkan menuju kerajaan Selaparang. Semua prajurit, patih dan
senopati berperang mempertahankan kerajaan Selaparang. Namun karena
kekurangan senjatan dan kurang pengalaman berperang, maka dinasti
Kerajaan Selaparang kalah dan takluk diabawah kekuasaan kerajaan hindu
Bali. karena kalah perang semua harta benda kerajaan dirampas, istana dan
masjid kerajaan dibakar habis diratakan dengan tanah, para prajurit, patih, dan
senopati yang masih hidup semua lari menyelamatkan diri menuju arah yang
aman dari incaran tentara hindu bali. Diantara senopati yang dapat
menyelamatkan diri dambil membawa benda-benda milik kerajaan ialah
Raden Anggaraksa beserta para pengikutnya yang setia.

IV. RADEN ANGGARAKSA
Raden Anggaraksa senopati (panglima Perang)merangkap Wakil
kerajaan dalam menjalankan roda pemerintahan. Segala titah raja menjadi
undang-undang yang belaku di tengah-tengah rakyat yang ada di
pemerintahan yang harus di taati dan dipatuhi. Menjalankan titah raja, Raden
Anggaraksa selaku wakil kerajaan melaksanakan tugas dengan penuh
keadilan dan kearifan. Memperhatikan segala kebutuhan rakyat, tidak
membedakan rakyat biasa dengan kaum bangsawan. Semua dianggap sama
dalam pemerintahan dengan jiwa dan semangat yang tulus dibarengi dengi
dengan kharisma yang melekat pada dirinya mempermudah urusan
pemerintahan kerajaan berjalan lancar dan mensejahterakan rakyat dalam
pemerintahan.
7

Pembayaran upeti (pajak) untuk kepentingan kerajaan. Raden
Anggaraksa ahli ibadah bertawakkal kehadirat Allah SWT. Segala syariat
agama Islam dijalankan dengan tekun. Selalu bangun tengah malam
melaksanakan sholat tahajjud dan tetap melaksanakan puasa sunnah di siang
hari. Raden Anggaraksa mempertaruhkan jiwa raganya demi kejayaan dinasti
Kerajaan Selaparang. Hal ini tidak mengherankan karena raden Anggaraksa
Keturunan darah kesatria siap mati dalam medan perjuangan sebagai suhada,
rajin beribadah mempertahankan aqidah Islamiah memperjuangkan agama
Allah dengan gigih berperang dijalan Allah, teguh menghadapi segala
rintangan dengan modal jihad fisabilliah. Namun segala usaha dan ikhtiar
manusia berahir dengan kehendak Allah SWT. Sebagaimana yang telah
diuraikan terdahulu ketika terjadi peperangan antara kerajaan selaparang
dengan kerajaan hindu bali Karang Asem pada tahun 1672 M. dinasti
kerajaan selaparang kalah dan takluk dibawah kekuasaan kerajaan hindu.
Istana kerajaan termasuk masjid agung milik kerajaan selaparang
dibakar habis diratakan dengan tanah. Rakyat dan perajurit banyak yang mati
mempertahankan kerajaan selaparang. Para senopati dan prajurit yang masih
hidup pada lari menyelamatkan diri dan mencari tempat perlindungan yang
aman. Diantara senopati yang dapat menyelamatkan diri ialah raden
Anggaraksa lari menuju arah selatan sambil membawa sisa-sisa harta
kerajaan yang tidak ikut terbakar, dan akhirnya sampai pada suatu tempat
yang dianggap aman dari incaran kerajaan hindu bali. Tempat itu aman
ditumbuhi pepohonan yang tinggi dan rimbun. Pohon yang tinggi dan rimbun
itu bernama pohon mamben dan tempat itu bernama hutan mamben.
8

Tempat persembunyian Raden Anggaraksa beserta pengikutnya
dikemudian hari diabadikan menjadi desa mamben. Setelah merasa aman dari
incaran tentara kerajaan hindu bali, raden Anggaraksa keluar dari
persembunyiannya dan menata hidup baru dalam pengasingan bersama
pengikutnya. Dia mulai membuka dan membabat hutan membuka lahan
pertanian, perkebunan dan perladangan tempat bercocok tanam sebagai bekal
hudip bersama keluarga dan pengikutnya.
Raden Anggaraksa bersama pengikutnya hidup aman tenteram turun
temurun beranak pinak dari tahun ketahun, kahirnya tempat itu menjadi ramai
karena penduduk bertambah banyak. Terbentuklah perkambungan yang
akhirnya menjadi sebuah Desa. Karena penduduk bertambah banyak maka
untuk melindungi masyarakat dari bahaya penyerangan binatang buas,
perampokan, pencurian yang merugikan masyrakat sangat dibutuhkan
seorang pemimpin yang tangguh atas keselamatan rakyat.
Untuk menentukan seorang yang akan tampil sebagai pemimpin di
tempat itu semua rakyat mohon kesediaan orang yang sangat dihormati dan di
tuakan serta memiliki pengalaman dalam pemerintahan yaitu raden
anggaraksa. Diangkat menjadi kepala Desa dan sedangkan tempat itu
bernama mamban, dengan demikian disinilah desa Mamben berdiri pada
tahun 1722 M dengan kepala desa yang pertama Raden Anggaraksa.
Raden Anggaraksa berada dibawah kekuasaan penjajah kerajaan
hindu bali, dan berkewajiban membayar upeti (pajak) kepada kerajaan hindu
bali. Dibawah kepemimpinan Raden Anggaraksa desa mamben menjadi desa
yang aman tenteram, hidup berkecukupan, tanah yang subur, gemah limpah
9

loh jenawi tidak kurang satu apapun. Setelah memangku jabatan kepala desa
selama 30 tahun raden Anggaraksa meninggal pada tahun 1752 M. pada saat
meninggalnya raden Anggaraksa timbullah permasalahan tentang tempat
dimakamkan yang paling tepat . keluarga yang di mamben menghendaki
supaya makamnya berada di mamben. Keluarga yang ada di apitaik
menghendaki agar makamnya berada di Apitik. Demikian juga keluarga yang
yang di pohgading menghendaki supaya berada di pohgading. Untuk
menghindari perpecahan ahirnya disepakati oleh semua keluarga bahwa
makamnya berada pada suatu tempat yang bernama tegaron. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah datang berziarah ke makam tersebut.
Dikemudian hari tempat ini menjadi kuburan keluarga di sekitar makan raden
Anggaraksa.
Sepeninggal raden anggaraksa yang memangku jabatan kepala desa
dari kalangan keluarganya sendiri mengikuti tradisi sistim kerajaan atau
kesultanan di jawa dalam pergantian jabatan. Tradisi ini berlaku samapi
dengan jatuhnya kerajaan hindu bali dan masuknya penjajah hindia belanda
menjajah pulau Lombok.
Pada tahu 1895 M pulau Lombok dijajah oleh hindia belanda, pada
masa pemerintahan hindia belanda diadakan pemekaran wilayah dengan
membentuk pemerintahan kedistrikan dan pemerintahan pedesaan serta
menentukan wilayah otonom masing-masing desa. Desa memben dibwah
kekuasaan kedistrikan masbagik mendapat wilayah pedesaan sepanjang 20
km di lembah kaki gunung rinjani kearah timur berbatasan dengan wilayah
desa Korleko, dengan batas sbb:
10

Utara : Desa Wanasaba
Selatan : Desa Kalijaga
Timur : Desa Korleko
Barat : Kaki Gunung Rinjani

Dengan pembagian wilayah yang menjadi hak kepala desa
melaksanakan kegiatan membabat hutan dan membuka lahan pertanian,
perkebunan dan ladang yang ada di wilayahnya, hal ini dimaksudkan untuk
mensejahterakan kehidupan rakyat dan penyebaran penduduk agar jangan
terlalu padat pada suatu tempat.
Susuna Pemerintahan Desa disebut dengan pemong desa dengan
sususnan:
1. Seorang Kepala Desa
2. Seorang Jaksa (Juru Tulis)
3. Meikel (Klian)
4. Pekasih
Semua pamong desa tidak menerima gaji/imbalan/honor dari
pemerintah. Pamong desa menerima imbalan dengan mendapat tanah pecatu
selama menjabat. Tanah pecatu bukan milik pemerintah melainkan milik
rakyat, sampai saat ini pemerintah belum pernah membeli tanah untuk pecatu.
Tanah pecatu di manfaatkan oleh masyarakat dan di inventarisir oleh daerah.
Yang menjabat kepala desa mamben sejak berdirinya tahun 1722 M
yaitu:
1. Raden Anggaraksa
2. Raden Srinata
3. Raden Wirangga
4. Raden Gumirang
11

5. Jero Irangse
6. Jero Wirasih
7. Jero Iraje
8. Bp. Sinarah
9. H. Sanuddin
10. Bp. Anhar
11. Bp. Kesip (H.M. Abubakar)
12. Abdurraakib (H.Muammal Hamidi)
13. Drs. Mukhtar
14. Hanan, SE
15. Ir. Wusan
16. Hanan SE


12

SUSUNAN PANITIA
PEMUGARAN MAKAM RADEN ANGGAREKSA DAN KELUARGANYA
DI TEGARON
DESA TANAK GADANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR


I. PELINDUNG PENASIHAT :
1. TGH. HAZMI HAMZAR, SH
2. KEPALA DESA TANAK GADANG
3. KEPALA DESA MAMBEN LAUK
II. KETUA UMUM : TGH. M. ABUBAKAR
KETUA I : BP. HARMAEN
KETUA II : ASDARUDDIN, S.Sos
III. SEKRETARIS : H. KAMALUDDIN S.Pd
WK. SEKRETARIS : SULAIMI
IV. BENDAHARA : ZAINI MIFTAH, S.Pd
V. ANGGOTA-ANGGOTA
1. H. S. NUARIRI, SH
2. H. NASRULLAH
3. SARBINI ADNAN, S.Pd.I
4. H. ABD. MANAF M AMIN
5. MUHAIMIN K
6. ROHAN

DITETAPKAN DI : MAMBEN LAUK
PADA TANGGAL :
KETUA I



BP. HARMAEN

13

SILSILAH MAKAM SELAPARANG



















RAJA SELAPARANG
RADEN ANGGARAKSA
RADEN SUBANGSA RADEN SRINATA RADEN WIRANGGA
RADEN GUMIRENG
NURTAYANG TANJUNG JERO WIRASIH JERO DIRAJA
JERO GUMAWANG I IRAJA JERO IRANGGA JERO SANGIANG
BP. YAM I SINARAH H. SANUDDIN PP. MAKENUN
(TGH. ARSYAD)
H. ABD. MUIN H. MUHTAR
1. Yam
2. Abd. Rahim
3. Ruminggit

1. Bp. Maknun
2. I. Nukman
3. Bp. Saudin

1. Bp. Kamran
2. Bp. Rimaah
3. I. Himah
4. Bp. Mahrap
5. Bp. Adham
1. Sakdah
2. H. Halil
3. H. Izuddin
4. TGH. Zainuddin Arsyad
5. I. Takrah
6. M. Amin
7. Gr.Makenah
1. Muh. Amin
2. Bp. Sihin
3. H. Yakup
4. H. Husni
5. I. Afdal
6. Bp. Raehanun
7. Maenah
1. Maryam
2. Bp. Harmaen
3. Bp. Juhdar
4. Johariah
5. Bp. Hamsen
14

RENCANA PENGERJAAN
PEMUGARAN MAKAM RADEN ANGGARAKSA
TEGARON DESA TANAK GADANG KEC.
PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR


1. Persiapan
2. Menata kembali letak makam sesuai dengan urutan dalam keluarga
3. Memperluas lokasi makam
4. Mempersiapkan tempat khusus para peziarah
5. Memperbaiki jalan setapak menuju makam sepanjang 250 m X 2 m agar
kendaraan bisa masuk ke lokasi makam
6. Membuat rumah penjaga makam
7. Pemasangan lampu penerang

Anda mungkin juga menyukai