5 Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 19

MATERI KULIAH

PENDIDIKAN PANCASILA
BAGIAN IV
Secara etimologis istilah filsafat atau dalam bahasa
Inggrisnya philosophi adalah berasal dari bahasa Yunani
philosophia yang secara lazim diterjemahkan sebagai
cinta kearifan kata philosophia tersebut berakar pada kata
philos (pilia, cinta) dan sophia (kearifan). Berdasarkan
pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata
kearifan bisa juga berarti wisdom atau kebijaksanaan
sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan.
Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat
berarti merupakan upaya manusia untuk mencari
kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep
kebijakan hidup yang bermanfaat bagi peradaban manusia
Pengertian Filsafat Menurut Etimologis
Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat
Socrates (469-399 SM)
Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang
bersifat reflektif atau berupa perenungan terhadap
azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.
Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikembangkan
bahwa manusia akan menemukan kebahagiaan dan
keadilan jika mereka mampu dan mau melakukan
peninjauan diri atau refleksi diri sehingga muncul
koreksi terhadap diri secara obyektif
Plato (472 347 s. M.)
Dalam karya tulisnya Republik Plato menegaskan bahwa
para filsuf adalah pencinta pandangan tentang kebenaran
(vision of truth). Dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.
Dalam konsepsi Plato filsafat merupakan pencarian yang
bersifat spekulatif atau perekaan terhadap pandangan
tentang seluruh kebenaran. Filsafat Plato ini kemudian
digolongkan sebagai filsafat spekulatif
Pengertian Filsafat Menurut Tokoh-Tokoh Filsafat
Semua ilmu pengetahuan yang membicarakan hakikat
yang mengarah pada kebijaksanaan (wisdom).
Tokoh filsafat :
Aristoteles (382SM-322SM), filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang terkandung di dalam ilmu-ilmu
metafisika, logika, etika, dan lain-lain.
Descartes, filsafat adalah kumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia
menjadi pokok penyelidikan.
Immanuel Kant, Filsafat terdiri dari 4 (empat)
pertanyaan :
1.Apakah yang bisa diketahui (metafisika).
2.Apakah yang boleh dikerjakan (etika).
3.Sampai dimanakah pengharapan kita (keagamaan)
4.Apakah yang dinamai manusia (antropologi).



Filsafat Disebut Sebagai
Ilmu Pengetahuan
1. Berobyek.
Obyek Material (segala sesuatu dapat sebagai obyek
filsafat)
Obyek Formal (hendak mencari pengetahuan yang
lebih mendalam dengan mencari sebab yang
terdalam)
2. Bermetode (kritis, intuitif, dialektis, fenomenologis,
analitis, sintese, komprehensif, dan sebagainya)
3. Sistematis (Pembagian teori sesuai dengan bidang
pembahasan)
4. Universal (Sebagai induk ilmu pengetahuan)
ALASAN MANUSIA
UNTUK BERFILSAFAT
1.Persoalan yang menuntut manusia untuk
mencari jawaban.
2.Banyaknya pendapat, keyakinan, dan
interpretasi.
3.Manusia sangat terbatas eksistensialnya.
Ciri-Ciri Sistem
1.Suatu kesatuan bagian-bagian.
2.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi
sendiri-sendiri.
3.Saling berhubungan dan ketergantungan.
4.Mencapai tujuan bersama.
5.Terjadi dalam lingkungan yang kompleks.
Cara Berpikir Filsafat
1.Konsepsional (berdasarkan konsepsi, pikiran,
dan cita-cita)
2.Koheren/Runtut.
3.Radikal (secara mendasar /sampai kepada hal
yg prinsip)
4.Rasional (Logis)
5.Komprehensif (Menyeluruh)
6.Realistis (Bersifat nyata)
7.Kritik dan Kesimpulan.
Rumusan Kesatuan Pancasila Sebagai Suatu Sistem
Kompleksitas dari bagian-bagian.
Ada ketergantungan antara bagian yang satu dengan bagian
yang lain dalam sistem tersebut.
Tercipta suatu hubungan dari bagian yang ada dalam sistem.
Hubungan tersebut menciptakan suatu proses yang
sistematis.
Susunan Kesatuan Pancasila Yang Bersifat Organis
Sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan yaitu setiap sila merupakan unsur (bagian yang
mutlak) dari Pancasila. Maka Pancasila merupakan suatu
kesatuan yang majemuk tunggal. Konsekuensinya setiap sila
tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas dari sila-sila lainnya
serta di antara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan
Susunan pancasila yang bersifat
hierarkhis piramidal
Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan
berbentuk piramidal. Pengertian matematis
piramidal digunakan untuk menggambarkan
hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam
urut-urutan luas (kuantitas) dan juga dalam hal
isi sifatnya (kualitas). Kalau dilihat dari intinya
urut-urutan lima sila menunjukkan suatu
rangkaian tingkat dalam lusanya dan isi sifatnya
merupakan pengkhususan dari sila-sila di
mukanya
Ontologi merupakan lambang filsafat yang mempelajari
tentang hakekat realitas. Artinya dari aspek ini
mahasiswa diharapkan bisa memahami hakekat dari isi
Pancasila.
Sila-sila dalam pancasila pada hakekatnya terdiri atas
lima hakekat dasar yaitu:
1. Ketuhanan (hakekatnya adalah Tuhan)
2. Kemanusiaan (hakekatnya adalah manusia)
3. Persatuan (hakikatnya adalah satu)
4. Kerakyatan (hakikatnya adalah rakyat)
5. Keadilan (hakikatnya adalah adil)

1.Ketuhanan (hakekatnya adalah Tuhan)
Sesuatu yang diyakini mempunyai kekuatan dan
kemampuan diatas kemampuan manusia yang bisa
mempengaruhi hidup manusia
2. Kemanusiaan (hakekatnya adalah manusia)
Raga/tubuh
(bersifat statis)
Jiwa
(bersifat
dinamis)
Sifat manusia
Mahluk Individu Mahluk sosial


Mahluk mandiri Mahluk Tuhan yang terikat
3. Persatuan (hakikatnya adalah satu)
Punya ciri khas
Punya kepribadian
Tidak bisa di pecah-pecah
4. Kerakyatan (hakikatnya adalah rakyat)

5. Keadilan (hakikatnya adalah adil)

Adil berarti memberikan kepada diri sendiri atau orang lain
apa yang menjadi hak yang di kontrol dengan kewajiban.
Keadilan menurut Plato terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Keadilan komulatif (memberi hak sama)
2.Keadilan distributif (Proporsionalitas)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai