I. TUJUAN PRAKTIKUM Untuk menentukan adanya glukosa dalam darah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Energi untuk sebagian besar fungsi sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme asam lemak, tetapi jalur ini kurang efisien dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa, dan proses ini juga menghasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan menumpuk,sehingga kadar glukosa di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan sehat dapat mempertahankan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan puasa. Setelah pencernaan makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa darah akan meningkat,namun tidak melebihi 170 mg/dl. Banyak hormon ikut serta dalam mempertahankan kadar glukosa darah yang adekuat baik dalam keadaan normal maupun sebagai respon terhadap stres. Pengukuran glukosa darah sering dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme regulatorik ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal,baik terlalu tinggi atau terlalu rendah,menandakan terjadinya gangguan homeostatis dan sudah semestinya mendorong tenaga analis kesehatan melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya.
B. Metabolisme Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya, sehingga terjadi pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah,yaitu : 1. Metabolisme karbohidrat Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan sehari- hari,dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya. Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa. Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah adalah glukosa Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat,yang dibantu oleh enzim hexokinase, sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase,yang lebih spesifik terhadap glukosa,dan seperti halnya hexokinaseakan meningkat kadarnya oleh insulin,dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen,sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan,terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka.
2. Metabolisme gula darah Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam aliran darah masuk ke hati,dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin,jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa darah akan keluar bersama urin ( glukosuria ).
C. Absorbsi gula darah
Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula akanmelakukan proses pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung terutama di dalam duodenum dan jejunum proksimal,setelah absorbsi akan terjadi peningkatan kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya kembali pada kadar semula baselin Besar nya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam. Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).
D. Glikolisis
Glikolisis adalah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki enam atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis dapat terjadi di luar tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel darah seperti eritrosit,leukosit,dan juga kontaminasi bakteri dapat menyebabkan kadar glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat terjadi karena pengaruh suhu dan lama penyimpanan.
E. Macam-macam pemeriksaan glukosa darah
1. Glukosa darah sewaktu Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
F. Sampel Pemeriksaan
1. Jenis sampel Dahulu pengukuran glukosa darah dilakukan terhadap darah lengkap,tetapi sekarang sebagian besar laboratorium melakukan pengukuran kadar glukosa dalam serum. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar protein (yaitu hemoglobin ) yang lebih tinggi daripada serum, sedangkan serum memiliki kadar air yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah lengkap serum melarutkan lebih banyak glukosa. Serum atau plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel darah sebab sel darah walaupun telah berada di luar tubuh tetap memetabolisme glukosa. Darah yang berisi sangat banyak lekosit dapat menurunkan kadar glukosa. Pada suhu lemari pendingin kadar glukosa dalam serum tetap stabil kadarnya sampai 24 jam,tanpa kontaminasi bakterial kadar glukosa dapat bertahan lebih lama dari 24 jam.
G. Metode pemeriksaan
Untuk mengukur kadar glukosa dipakai terutama dua macam teknik. Cara-cara kimia memanfaatkan sifat mereduksi molekul glukosa yang tidak spesifik. Pada cara- cara enzimatik, glukosa oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya,yakni glukosa,dengan membebaskan hidrogen peroksida yang banyaknya diukur secara tak langsung. Nilai-nilai yang ditemukan dalam cara reduksi adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik, karena disamping glukosa terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah. Sistem-sistem indikator yang dipakai pada berbagai metode enzimatik yang otomatik berpengaruh kepada hasil penetapan,jadi juga kepada nilai rujukan.
Metode-metode pemeriksaan glukosa darah : a. Metode Folin Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat darah bebas protein dipanaskan dengan larutan CuSO 4 alkali. Endapan CuO yang dibentuk glukosa akan larut dengan penambahan larutan fosfat molibdat. Larutan ini dibandingkan secara kolorimetri dengan larutan standart glukosa.
b. Metode Samogyi-Nelson Prinsip dari pemeriksaan ini adalah filtrat mereduksi Cu dalam larutan alkali panas dan Cu direduksi kembali oleh arseno molibdat membentuk warna ungu kompleks.
c. Ortho tholuidin Prinsipnya adalah dimana glukosa akan bereaaksi dengan ortho tholuidin dalam asam acetat panas membentuk senyawa berwarna hijau. Warna yang terbentuk diukur serapannya pada panjang gelombang 625 nm. d. Glukosa oksidase/peroksidase Glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri yang merangsang oksidasi denganmenghasilkanH 2 O 2. Dengan adanya enzim peroksidase oksigen dari peroksid ini dialihkan ke acceptor tertentu menghasilkan suatu ikatan berwarna. Metode- metode pemeriksaan glukosa oksidase/peroksidae
H. Nilai rujukan Nilai rujukan untuk glukosa darah puasa dalam serum/plasma adalah 70-115 mg/dl pada orang dewasa,sedangkan untuk glukosa darah postprandial adalah <140 mg/dl pada orang dewasa.
2.2 HEMOGLOBIN A. Pengertian Hemoglobin (Hb) Hemoglobin adalah metal protein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi (Wikipedia,2007). Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah merah karena Fe ini.
B. Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar hemoglobin ialah ukuran pigmen respiratorik dalam butiran-butiran darah merah.Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100 persen. Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa.
Tabel Batas Kadar Hemoglobin
C. Struktur Hemoglobin (Hb) Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 submit protein), yang terdiri dari dari masing-masing dua sub unit alfa dan beta yang terikat secara non kovalen. Sub unitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap sub unit memiliki berat molekul kurang lebih 16.000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi 64.000 Dalton. Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme,sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen (Wikipedia,2007).
D. Guna Hemoglobin (Hb) Hemoglobin di dalam darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen : menerima, menyimpan dan melepas oksigen di dalam sel-sel otot. Sebanyak kurang lebih 80% besi tubuh berada di dalam hemoglobin.
E. Metode Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan yang paling sederhana adalah metode sahli,dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin.
Kelompok Umur Batas Nilai Hemoglobin (gr/dl) Anak 6 bulan - 6 tahun 11,0 Anak 6 tahun - 14 tahun 12,0 Pria dewasa 13,0 Ibu hamil 11,0 Wanita dewasa 12,0 III. ALAT DAN BAHAN Alat : Hemoglobinometer Tabung reaksi Sentrifuse Glukose meter
Bahan: Darah kapiler Aqua dest HCl Pereaksi orthotoluidin
IV. PROSEDUR KERJA a. Penentuan Hb dengan Hemoglobinometer Pipet 5 tetes Hcl 0,1 N masukkan kedalam tabung sahli Tambahkan 0,02 ml dara kapiler kedalamnya Tambahkan aqua dest hingga warnanya sama dengan warna yang ada pada kiri dan kanan alat hemoglobinometer. Baca skala yang tertera dan catat hasilnya
b. Pengukuran glukosa darah dengan metoda toluidin Terhadap sampel dan standar masing-masing 0.1 ml dimasukkan TCA sebanyak 1 ml kedalamnya Disentrifuse selama 10 menit dengan kecepatan 500 RPM Masing-masing terhadap sampel dan standar dipipet 0.5 ml filtratnya dan masukkan kedalam tabung yang lain. Kedalam tabung yang telah berisi filtrat tersebut tambahkan 3 ml orthotoluidin. Campurkan baik-baik lalu panaskan selama 8 menit lalu dinginkan Ukur absorban sampel dan standar
c. Pengukuran glukosa darah dengan glukosa meter Siapkan peralatan yang dibutuhkan,yaitu: glucometer,alkohol swab,jarum penusuk (lancet) dan alat penusuk (lancing device) dan test strip. Cuci dan keringkan kedua tangan sebelum pengambilan sampel untuk menghindari kontaminasi. Masukkan jarum penusuk (lancet) di alatnya (lancing device). Pastikan bahwa jarum yang dipakai masih baru dan steril. Jarum penusuk hanya digunakan untuk sekali pakai. Letakkan ujung jari yang akan ditusuk. Bersihkan ujung jari yang akan ditusuk dengan alkohol swab untuk menghindari infeksi. Tusukkan jarum ke ujung jari. Lap darah pertama yang keluar dengan alkohol swab dan biarkan bulatan kecil darah terbentuk di ujung jari. Bila darah tidak cukup keluar,tusukkan jarum di jari kedua. Masukkan test strip ke alat pengukur (glucose meter). Pastikan bahwa test strip yang digunakan belum kedaluwarsa. Setiap strip memiliki tanggal kedaluwarsa sendiri yang bila terlewati akan membuat hasil pengukuran tidak akurat. Tempelkan ujung test strip ke bulatan darah sampai terbasahi merata bagian untuk sampelnya. Jangan meneteskan darah ke strip dan jangan terlalu keras menempelkan test strip. Bila sampel darah sudah memadai maka alat akan mulai mengukur). Tempelkan alkohol swab ke ujung jari yang tertusuk untuk menghentikan perdarahan. Lihat hasil pengukuran di glucose meter Anda
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL
Kelompok 5 Nama Glukotest Anggun 118 mg/dl Riyanti 121 mg/dl Nanda 118 mg/dl Desma 138 mg/dl Bela 119 mg/dl Michael 91 mg/dl
PERHITUNGAN : Dik: As = 1.035 Ast = 0.202 Dit : Cs = .. Dij : Rumus = As/Ast x (st) mg % = 1.035/0.202 x 100 mg % = 631.097 mg%
Kelompok orthotoluidin Gluko test Hb As Ast Cs 1 0.821 0.305 269.18% Intan = 79 Helen = 103 Intan = 8 Helen = 8.2 2 0.670 0.264 253.78% Netra = 87 Sri = 74 Netra = 7.2 Sri = 10.8 3 0.843 0.226 373.008% Lulu = 103 Novi =137 Lulu = 10 Novi = 4 1.035 0.202 631.097% Rian = 121 Desma=138 Rian =11.8 Desma= 12 5 1.264 0.202 625.74% Yuni = 98 Dina = 102 Yuni = 11 Dina = 10.8 B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan mencoba membahas mengenai pemeriksaan kadar gula dalam darah serta penentuan nilai Hemoglobin. Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum,diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber energi untuk sel-sel tubuh. Meskipun disebut sebagi gula darah, selain glukosa,ditemukan juga jenis-jenis gula lainnya,seperti glukosa dan galaktosa. Namun demikian,hanya tingkatan glukosa yang diatur insulin. Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu adalah : insulin,glukagon,dan somatostatin. insulin dihasilkan oleh sel-sel ,mendominasi gambaran metabolik. Hormon ini mengatur pemakaian glukosa melalui banyak cara : meningkatkan pemasukan glukosa dan kalium ke dalam sebagian besar sel; merangsang sintesis glikogen di hati dan otot; mendorong perubahan glukosa menjadi asam-asam lemak dan trigliserida; dan meningkatkan sintesis protein,sebagian dari residu metabolisme glukosa. Secara keseluruhan,efek hormone ini adalah untuk mendorong penyimpanan energi dan meningkatkan pemakaian glukosa. Pemeriksaan pertama melalui pemeriksaan kadar gula darah masing-masing praktikan pada tiap kelompok. Pada kelompok kami (kelompok 4) hasil yang didapat rata-rata adalah normal karena tidak melebihi nilai normal untuk nilai kadar gula darah sewaktu yaitu <200 mg/dl. Untuk kadar gula darah kelompok lain seperti sri kelompok 2 dan intan kelompok 1 termasuk kategori rendah. Rendahnya kadar glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh,dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Keadaan hiperglikemia yang kronik disertai kelainan metabolik,yang diakibatkan oleh gangguan hormonal dapat mengakibatkan komplikasi pada mata seperti katarak,ginjal,saraf dan pembuluh darah. Pemeriksaan berikutnya dilakukan dengan pngukuran nilai Hb. Hemoglobin (Hb) adalah senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Pengukuran kadar Hb dilakukan dengan menggunakan hemoglobulinometer / metoda sahli. Metode sahli mengandalkan pembentukan asam hematin yang kemudian diukur kadarnya dengan cara membandingkan warna hasil pengenceran dengan warna standar. Penggunaan HCl dipraktikum ini,bertujuan untuk meliliskan eritrosit sehingga Hb yang terdapat dalam eritrosit dapat keluar dan bereaksi dnegan HCl membentuk asam hematin. Kadar hemoglobin yang tinggi disebabkan karena keadaan hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi,sedangkan kadar hemoglobin rendah berkaitan dengan berbagai masalah klinis. Pengukuran dilakukan hanya pada 2 orang perwakilan saja. Berdasarkan hasil didapat nilai Hb untuk kelompok 4 juga termasuk kategori normal yaitu 12 untuk wanita dewasa. Sementara untuk pria dewasa normalnya adalah 13. Pada nilai Hb kelompok lain seperti kelompok 2 yaitu pada praktikan netra nilai Hb nya adalah rendah. Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena kekurangan zat besi),sirosis,hipertiroidisme,perdarahan,peningkatan asupan cairan dan kehamilan. Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara individual karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian,penyakit paru- paru, olahraga). Secara umum,jumlah hemoglobin kurang dari 12 gm/dL menunjukkan anemia. Pada praktikan rendahnya nilai Hb bisa saja disebabkan karena kondisi keadaan ngantuk sehingga asupan oksigen keotak rendah akibat nilai Hb rendah.
VI. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut : Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Glukosa darah dapat diukur dengan beberapa metoda salah satunya metoda orthotoluidin yaitu metoda pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan pereaksi orthotoluidin. Hemoglobin adalah senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Nilai hemoglobin untuk wanita dewasa adalah 12 sedangkan untuk pria dewasa adalah 13. Pengukuran nilai Hb dilakukan dengan menggunakan metode sahli,dimana metode sahli membutuhkan ketelitian visualisasi dalam membandingkan warna yang diperoleh Nilai Hb dan Glukosa darah tiap kelompok berbeda-beda sesuai kondisi masing- masing praktikan.
VII. DAFTAR PUSTAKA Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta. Ekawati,Evy Ratnasari.2012. Hubungan Kadar Glukosa darah Terhadap Hypertriglyceridemia Pada Penderita Diabetes Mellitus. Surabaya. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Ganong, W.F. 2001.Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Girinda A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_darah http://www.guladarah.com/2010/12/gula-darah-sewaktu.html Lehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 3. Jakarta: Erlangga