Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

Toksikologi merupakan ilmu yang sangat luas yang mencakup berbagai
disiplin ilmu yang sudah ada seperti ilmu kimia, farmakologi, biokimia, forensik
medicine dan lain-lain. Disamping itu ilmu ini terus berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu-ilmu lainnya dan akan menyulitkan dalam membuat definisi
singkat dan tepat mengenai toksikologi. Sebagai contoh, menurut ahli kimia,
toksikologi adalah ilmu yang mempelajari efek-efek dan mekanisme kerja yang
merugikan dari agen kimia terhadap binatang dan manusia. Sedangkan menurut
farmakologi, toksikologi merupakan cabang farmakologi yang berhubungan
dengan efek samping zat kimia dalam system biologik.
1

Istilah toksikologi awalnya berasal dari bahasa latin yaitu toxon yang
artinya racun, sedangkan ilmu pengetahuan dikenal dengan kata logos
kombinasi arti ini jadilah bidang ilmu yang diketahui umum sebagai toksikologi,
dan dalam bahasa inggris disebut toxicology. Secara etimology, toksikologi
terbagi dari dua kata diatas dan didefinisikan sebagai ilmu tentang racun.
Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek-efek
merugikan dari suatu zat.
2

Secara sederhana, toksikologi dapat didefinisikan sebagai kajian tentang
hakikat dan mekanisme efek berbahaya (efek toksik) berbagai bahan kimia
terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Ia dapat juga membahas
penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek tersebut sehubungan dengan
2

terpejannya (exposed) makhluk tadi. Dalam toksikologi, dipelajari mengenai
gejala, mekanisme, cara detoksifikasi serta deteksi keracunan pada sistem biologis
makhluk hidup. Toksikologi sangat bermanfaat untuk memprediksi atau mengkaji
akibat yang berkaitan dengan bahaya toksik dari suatu zat terhadap manusia dan
lingkungannya.
3,4
. Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka kebanyakan diartikan
sebagai zat yang berpotensial memberikan efek berbahaya terhadap mekanisme
biologi tertentu pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan
oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi
bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk
efek yang ditimbulkan. Sehingga apabila menggunakan istilah toksik atau
toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi mekanisme biologi di mana efek
berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat
kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu organisme.
4
Dalam ilmu kedokteran kehakiman, keracunan dikenal sebagai salah
satu penyebab kematian yang cukup banyak sehingga keberadaannya tidak dapat
diabaikan. Jumlah maupun jenis reaksi pun semakin bertambah, apalagi dengan
makin banyaknya macam-macam zat pembasmi hama. Selain karena faktor murni
kecelakaan, racun yang semakin banyak jumlah dan jenisnya ini dapat
disalahgunakan untuk tindakan-tindakan kriminal. Walaupun tindakan meracuni
seseorang itu dapat dikenakan hukuman, tapi baik di dalam kitab Undang-Undang
Hukum Pidana maupun di dalam Hukum Acara Pidana (RIB) tidak dijelaskan
3

batasan dari keracunan tersebut, sehingga banyak dipakai batasan- batasan racun
menurut beberapa ahli, untuk tindakan kriminal ini, adanya racun harus
dibuktikan demi tegaknya hukum.
Istilah forensik belakangan ini sering mampir di telinga kita melalui
berbagai cerita kriminal. Biasanya menyangkut penyidikan tindak pidana seperti
mencari sebab-sebab kematian korban dan usaha pencarian pelaku kejahatan.
Secara garis besar yang dimaksud dengan forensic sains adalah aplikasi atau
pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk penegakan hokum dan peradilan.
3

Toksikologi forensik adalah salah satu cabang forensik sain, yang
menekunkan diri pada aplikasi atau pemanfaatan ilmu toksikologi dan kimia
analisis untuk kepentingan peradilan. Kerja utama dari toksikologi forensik adalah
melakukan analisis kualitatif maupun kuantitatif dari racun dari bukti fisik dan
menerjemahkan temuan anlisisnya apakah ada atau tidaknya racun yang terlibat
dalam tindak kriminal yang dituduhkan sebagai bukti dalam tindak kriminal di
pengadilan. Hasil analisis dan interpretasi temuan analisisnya ini akan dimuat ke
dalam suatu laporan yang sesuai dengan hukum dan perundang-undangan.
3

Secara umum tugas toksikologi forensik adalah membantu penegak hokum
khususnya dalam melakukan analisis racun baik kualitatif maupun kuantitatif dan
kemudian menerjemahkan hasil analisis ke dalam suatu laporan sebagai bukti
dalam tindak kriminal di pengadilan. Lebih jelasnya toksikologi forensic
mencakup terapan ilmu alam dalam analisis racun sebagai bukti dalam tindak
kriminal, dengan tujuan mendeteksi dan mengidentifikasi konsentrasi dari zat
racun dan metabolitnya dari cairan biologis dan akhirnya menginterpretasikan
4

temuan analisi dalam suatu argumentasi tentang penyebab keracunan dari suatu
kasus. Menurut masyarakat toksikologi forensik amerika society of forensic
toxicologist, inc. SOFT bidang kerja toksikologi forensik meliputi :
3,5

- Analisis dan mengevaluasi racun penyebab kematian.
- Analisis ada atau tidaknya racun dalam cairan tubuh atau nafas yang dapat
mengakibatkan perubahan perilaku.
- Analisis obat terlarang di darah dan urin pada kasus penyalahgunaan
narkotika, psikotropika, dan obat terlarang lainnya.
Tujuan lain dari analisis toksikologi forensik adalah membuat suatu rekaan
rekonstruksi suatu peristiwa yang terjadi sampai sejauh mana obat atau racun
tersebut dapat mengakibatkan perubahan perilaku (menurunnya kemampuan
mengendarai, yang dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal, atau tindak
kekerasan dan kejahatan).
3,5

Anda mungkin juga menyukai