Carbon Plant merupakan penghasil anoda yang digunakan dalam proses elektrolisa di Reduction Plant. Carbon Plant terbagi atas 3 plant utama, yaitu Green Plant, Baking Plant dan Rodding Plant.
4.1 Green Plant Green plant merupakan pabrik pembuatan blok anoda mentah (Green Blok) yang terbuat dari material mentah seperti kokas, Kokas di PT.INALUM berasal dari minyak bumi atau disebut petroleum coke, CTP (coal tar pitch) dan material yang di daur-ulang seperti butt (sisa puntung anoda dari reduction plant yang dipecah di rodding plant), GS (green scrap) serta BB rejek BS (baked scrap). Pada plant ini, material mentah yang berupa kokas dan material daur ulang berupa butt (berasal dari sisa puntung anoda dari reduction plant yang dipecah di rodding plant) selanjutnya akan dicampur berdasarkan ukuran tertentu sesuai dengan standar campuran granulometric A-51 butiran dengan persentase tertentu, yang disebut standard granulometric A-51, sehingga menjadi Material campuran kering atau dry aggregate Material campuran ini kemudian akan dicampur dan diadon bersama CTP (ditambahkan juga GS) didalam KN-201 dan KN-202 sehingga material akan bercampur secara homogen. Campuran material tersebut, selanjutnya disebut pasta, yang telah homogen pasta akan dibawa melalui conveyor ke mesin pencetak untuk di proses menjadi blok anoda. Pada mesin pencetak anoda ini, Pasta yang telah dituang ke dalam cetakan dengan berat tertentu kemudian dipemadatkan menggunakan pemberat dan digetarkan dengan waktu tertentu sampai didapatkan blok anoda sesuai dengan standar. getar pencetakan akan ditekan, divakum dan divibrasikan sehingga pasta tersebut akan menjadi padat dengan dimensi yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah keluar dari mesin pencetak, GB yang telah terbentuk akan dicek ketinggian dan perkiraan nilai apparent density-nya berdasar pada berat pasta dan dimensi GB tersebut. Nilai target dari apparent density (AD) berkisar di angka 1,66-1,67 g/cc. 4.1.1 Bahan-Bahan di Pabrik Pembuatan Anoda Mentah (Green plant) Bahan-bahan yang digunakan di pabrik anoda mentah (Green plant) terdiri dari bahan pengisi (filler) yaitu kokas, sekrap mentah (green scrap) dan puntung, anoda sisa (butt) dan bahan pengikat yaitu coal tar pitch (hard pitch). 4.1.1.1 Kokas Kokas yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan anoda blok mentah terdiri dari beberapa material dengan komposisi tertentu , dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Spesifikasi standar kokas yang diizinkan oleh PT INALUM Spesifikasi Satuan Nilai/value Real density g/cm 3 1,98-2,02 Moisture Wt% 0,5 max Volatile matter Wt% 0,5 max Ash Wt% 0,4 max Fixed carbon Wt% 98,5 max Sulfur Wt% 0,4 max Size > 5 mm 30 % min (Sumber: Tim STC, 1998) Volatile matter merupakan zat yang mudah menguap dan akan hilang selama proses pemanggangan blok anoda mentah. Abu material yang non- karbon yang terkandung di dalam kokas berupa debu-debu logam, dapat menjadi katalis pada proses oksidasi anoda sehingga akan meningkatkan konsumsi anoda karbon selama proses elektrolisa di tungku reduksi (peleburan). Abu abu tersebut dapat larut dalam aluminium sehingga dapat menurunkan kemurnian dan kualitas aluminium yang dihasilkan. Kandungan sulfur dalam anoda dapat menurunkan konduktivitas listrik anoda, sehingga jumlahnya dalam anoda dibatasi dalam jumlah yang kecil. Sulfur berperan sebagai inhibitor reaksi oksidasi (CO 2 dan O 2 ) pada anoda karbon dan dapat bereaksi dengan CO dan Fe yang terdapat dalam material karbon dan meningkatkan tahanan listrik. Pembuatan blok anoda mentah dibuat dengan pencampuran (blending) beberapa bahan baku dan dengan ukuran kokas yang bervariasi sesuai dengan komposisi granulometrik. Ukuran kokas yang digunakan ukuran kokas yang digunakan pada pembuatan blok anoda mentah adalah: Kasar 1 (C-1) = 18 3 mm Kasar 2 (C-2) = 3 1 mm Sedang (medium) = 1 0,2 mm Fine = < 0,2 mm
4.1.1.2 Coal Tar Pitch (CTP) Coal tar pitch dalam pembuatan anoda berfungsi sebagai pengikat butiran- butiran kokas pengisi. Coal tar pitch berasal dari produk batu bara yang berupa gas jika diendapkan akan menghasilkan pitch. Kualitas coal tar pitch diperhatikan karena jika kualitas coal tar pitch rendah akan mengganggu operasi reduksi aluminium, untuk mengurangi efisiensi dan meningkatkan impurity(zat pengotor). Coal tar pitch yang digunakan di PT INALUM berasal dari Jepang (Shinnitetsu dan Kawasaki) dengan spesifikasi tertentu yang sesuai dengan tabel 4.2.
Tabel 4.2 Spesifikasi CTP yang digunakan PT INALUM Variabel Standar dari PT. INALUM SHINNITETSU Softening point 114 3 o C 116,6 o C Ash 0,3 % max 0,12 % Fixed Carbon 59 % min 62,2 % Toluen insoluble 34 % min 38,5 % Quinoline insoluble 8 16 % 14,7 % Spesific gravity 1,3 gr/cm 3 min 1,344 gr/cm 3
(Sumber: Tim STC, 1998)
Sifat-sifat Coal Tar Pitch (CTP) yang diharapkan adalah sebagai berikut : - Temperatur pelunakan di atas 140 o C. Temperatur pelunakan yang tinggi diharapkan dimiliki oleh pitch karena sifat cooking jauh lebih baik pada temperatur tinggi. - Kandungan abu 0,15 %. - Karbon tetap > 55 %, harga karbon tetap yang semakin besar akan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. - Spesifik Gravity (SG) 1,31. Harga spesifik gravity yang semakin besar akan meningkatkan derajat pencampuran antara coal tar pitch dan kokas pada saat pengadonan. Komposisi dari bahan baku di atas untuk membuat anoda mentah diatur sebagai berikut: Kokas + butt (dry aggregate) = 85 % Pitch = 15 % Dari 85 % dry aggregate terdiri dari : 70 % kokas dan 30 % butt.
4.1.1.3 Puntung (Butt) Umumnya yang dimaksudkan dengan butt adalah anoda yang tersisa setelah digunakan dalam tungku reduksi. Sumber anoda sisa ada 2 macam, yaitu: 4.1.1.3.1 Sisa anoda yang telah di pakai pada proses elektrolisa pada tungku reduksi yang diperoleh setelah anoda dipakai 28 hari. Berat puntung ini 300 kg. 4.1.1.3.2 Anoda panggang rusak yang diakibatkan oleh : - Anoda panggang mengalami oksidasi. - Anoda panggang mengalami keretakan (deformasi). - Anoda panggang mengalami porosity (pori-pori yang banyak). Puntung yang digunakan harus dibersihkan dahulu dengan crush breaker dan dihancurkan dengan penghancur dan ukurannya ditentukan sesuai dengan ukuran kokas. Jumlah pemakaian puntung umumnya 15 25 %.
4.1.1.4 Sekrap mentah (Green Skrap) Sekrap mentah adalah yang digunakan di pabrik anoda mentah berasal dari 2 sumber yaitu : - Pasta yang rusak (reject) yaitu campuran material yang tidak layak untuk dicetak karena tidak memenuhi spesifikasi. Pasta reject ini bisa diakibatkan oleh pencampuran yang tidak sempurna (terlalu keras atau terlalu lembek), kerusakan peralatan dan lain-lain. - Blok anoda mentah yang rusak (reject) misalnya retak, berporipori terlalu besar pada permukaan (porosity), tinggi yang tidak sesuai, retak, pecah dan lain lain. Pemakaian sekrap mentah ini tergantung dari persediaan, ratarata 0,5 2,5 ton/jam. Sebelum dicampurkan sekrap mentah harus dihancurkan juga untuk mendapatkan ukuran yang tidak terlalu besar.
4.1. 2 Proses Pengolahan Proses pengolahan di pabrik Karbon terbagi atas tiga bagian besar, yaitu: pabrik pembuatan anoda mentah (Green plant),yang menghasilkan anoda mentah (green block/GB). Pabrik pemanggangan blok anoda (baking plant), yang menghasilkan anoda blok panggang (baked block/BB). Dan pabrik penangkaian blok anoda panggang (rodding plant) yang menghasilkan rakitan anoda bertangkai (anode assembly/AA). Awal menghidupan proses di pabrik green block dimulai dari peralatan dari Outlet terlebih dahulu agar apabila terjadi trouble, dapat diketahui sejak dini, dan tidak terdapat bahan baku yang berada diperalatan sehingga menyulitkan untuk di perbaiki, sedangkan saat pemberhentian proses dimulai dari inlet terlebih dahulu, agar tidak ada bahan baku yang tersisa pada peralatan. . 4.1.2.1 Nama peralatan dan fungsinya di gedung Green Plant Pada tiap lantai yang terdapat pada gedung Green Plant, terdapat alat-alat spesifik yang digunakan dalam proses pengolahan material mentah hingga menjadi pasta yang nantinya dicetak dalam mesin cetak menjadi blok anoda mentah (Green Block). Berikut merupakan rincian alat yang ada pada tiap lantai :
4.1.2.1.1 Lantai 8 - BE-203 (Bucket Elevator-203) BE-203 berfungsi untuk feeding material (berupa kokas) ke SR-201. BE-203 membawa material secara vertikal, material yang dibawa oleh alat ini dikirim ke shiever (SR-201) untuk kemudian diayak.
- BF-202 (Bag Filter-202) BF-202 merupakan filter yang digunakan untuk menangkap material superfine. Material ini merupakan salah satu material yang digunakan sebagai campuran pembuatan blok anoda. - SR-203 (Shiever-203) SR-203 berfungsi sebagai pengayak material butt. SR-203 ini mendapat feeding material dari BE-204 yang terdapat di luar gedung. - SR-201 (Shiever-201) SR-201 berfungsi sebagai pengayak material kokas. SR-201 ini mendapat feeding material dari BE-203. Pada SR-201, material setelah diayak dibawa ke S-201 (Storage-201) untuk material berukuran >18 mm, B-201 (Bin-201) untuk material berukuran 18-3 mm, SR-202 untuk material <3 mm. - CC-201 (Cyclone-201) CC-201 mendapat feeding material dari Air Separator -201 dengan memanfaatkan air flow akibat aktivitas Blower-201. Material yang diserap adalah material fine, material ini nantinya disimpan di Bin-204. - BF-201 (Bag Filter-201) BF-201 merupakan filter yang digunakan untuk menangkap material fine. material ini nantinya disimpan di Bin-204.
4.1.2.1.2 Lantai 7 - SR-202 (Shiever-202) SR-202 berfungsi sebagai pengayak material kokas dengan ukuran <3 mm. SR-202 ini mendapat feeding material dari SR-201. Pada SR-201, material setelah diayak dibawa ke B-202 (Bin-202) untuk material berukuran 1-0,2 mm, S-202 (Storage-202) untuk material berukuran <0,2 mm. - SC-202 (Screw Conveyor-202) SC-202 berfungsi membawa material (fine) dari BF-201 dan CC- 201 ke B-204. - SC-203 (Screw Conveyor-203) SC-203 berfungsi membawa material (superfine) dari BF-202 ke B- 203.
4.1.2.1.3 Lantai 6 - SC-201 (Screw Conveyor-201) SC-201 berfungsi membawa material (fine) dari SR-201 ke B-201. Feeding SC-201 adalah material dari SR-201 berukuran 18-3 mm untuk kemudian dibawa ke B-201 - B-201 (Bin-201) Fungsi dari B-201 adalah sebagai tempat penampung material kokas berukuran 18-3 mm yang dihantarkan oleh SC-201yang mana sebelumnya diayak di SR-201. - B-202 (Bin-202) Fungsi dari B-202 adalah sebagai tempat penampung material kokas berukuran 1-0,2 mm yang sebelumnya diayak di SR-202. - B-203 (Bin-203) Fungsi dari B-203 adalah sebagai tempat penampung material superfine yang sebelumnya ditampung di BF-202. Bin ini sebelumnya dipakai untuk menampung material ukuran medium, namun karena ada modifikasi sistem maka untuk material medium digabung dengan material coarse-2 dan bin ini dijadikan tempat penyimpanan material superfine. - B-204 (Bin-204) Fungsi dari B-204 adalah sebagai tempat penampung material fine yang dihantarkan oleh SC-202 dari CC-201. - B-206 (Bin-206) Fungsi dari B-206 adalah sebagai tempat penampung material green scrap yang mendapat feeding dari BE-204. - B-207 (Bin-207) Fungsi dari B-207 adalah sebagai tempat penampung material butt dengan ukuran 18-5 mm. B-207 mendapat feeding dari SR-203. - B-208 (Bin-208) Fungsi dari B-208 adalah sebagai tempat penampung material butt dengan ukuran <5-0 mm. B-208 mendapat feeding dari SR-203.
- BE-202 (Bucket Elevator-202) BE-202 berfungsi membawa material kokas dari BC-205 (Belt Conveyor-205) untuk kemudian diumpankan ke BE-203 untuk dinaikkan ke lantai 8.
4.1.2.1.4 Lantai 5 - FC-201 (Flow Conveyor-201) FC-201 berfungsi untuk menghantarkan material butt dari B-207 dan 208 yang kemudian dibawa ke B-205. - SC-204 (Screw Conveyor-204) SC-204 berfungsi membawa material fine dari B-204 untuk kemudian dibawa ke constant feeder weigher (CF-204).
4.1.2.1.5 Lantai 4 - S-201 (Storage-201) S-201 berfungsi untuk menampung material dari SR-201 ataupun B- 201 (ketika level ketinggian material dari B-201 >90%). Material ini kemudian akan dibawa ke crusher untuk dikecilkan ukurannya. - S-202 (Storage-202) S-202 berfungsi untuk menampung material dari SR-202 ataupun B- 202 (ketika level ketinggian material dari B-202 >90%). Material ini kemudian akan dibawa ke table feeder untuk diumpankan ke tube mill yang selanjutnya dilakukan proses grinding. - CF 201-205 (Constant Feeder Weigher 201-205) CF 201-205 merupakan pintu masuk untuk sistem blending dan kneading. Pada CF material ditimbang untuk kemudian siap disalurkan ke SC-205 (untuk CF 201-203) dan SC-206 (untuk CF 204 dan 205). CF-201 untuk menimbang material kokas coarse I (feeding dari B-201), CF-202 untuk material coarse-2 (feeding dari B-202), CF-203 untuk material superfine(feeding dari B-203), CF-204 untuk material fine murni (feeding dari B-204), dan CF-205 untuk material butt (feeding dari B-205). - AS-201 (Air Separator-201) AS-201 berfungsi memisahkan material fine hasil grinding tube mill, kemudian material ini dibawa ke CC-201 melalui vektor air flow. - TK-203 (Tank-203) TK-203 atau disebut juga expansion tank merupakan tanki untuk menampung ekspansi volum dari marlotherm yang masuk dalam sistem heat transfer oil heating. 4.1.2.1.6 Lantai 3 - SC-205 (Screw Conveyor-205) SC-205 berfungsi menyalurkan material ke PH-201 untuk dilakukan pemanasan awal material. Feeding yang didapat dari CF 201-203 (material kokas). - SC-206 (Screw Conveyor-206) SC-206 berfungsi menyalurkan material ke PH-201 untuk dilakukan pemanasan awal material. Feeding yang didapat dari CF 204-205 (material fine murni, butt). - PH-201 (Preheater-201) PH-201 berfungsi sebagai equipment untuk memanaskan material campuran kering (dry aggregate). Mixing temperature pada PH-201 berada dalam range 1505C. - BC-205 (Belt Conveyor-205) BC-205 berfungsi membawa material dari BC-204 untuk kemudian dibawa ke dalam gedung. Pada ujung BC-205 tedapat magnetic separator yang berfungsi untuk memisahkan material kokas dengan logam yang mungkin terbawa.
4.1.2.1.7 Lantai 2 - KN-201 (Co-Kneader 201) KN-201 berfungsi sebagai pengadon material dry aggregate (dari PH-201) dan CTP(Coal Tar Pitch) yang sebelumnya telah dicairkan. - TF-201 (Table Feeder-201) TF-201 berfungsi memberikan umpan (feeding) material kokas ke tube mill untuk kemudian dihaluskan. Feeding material TF-201 diperoleh dari S-202. - MF-201 (Magnetic Feeder-201) MF-201 berfungsi memberikan umpan (feeding) material kokas ke crusher untuk kemudian diperkecil ukurannya. Feeding material TF-201 diperoleh dari S-202. - BC-209 (Belt Conveyor-209) BC-209 berfungsi membawa material butt ke gedung green plant. Material yang dibawa oleh BC-209 akan dibawa ke MS-202 untuk selanjutnya dibawa ke BE-204 untuk dinaikkan ke lantai 8. - MS-202 (Magnetic Separtor-202) MS-202 berfungsi untuk memisahkan material butt dari besi yang kemungkinan tercampur. Material yang telah dipisahkan dari besi akan disalurkan ke BE-204. 4.1.2.1.8 Lantai 1 - CR-201 (Crusher-201) CR-201 berfungsi untuk memperkecil ukuran kokas (18 mm). CR- 201 mendapat feeding material dari MF-201. - VC-201 (Vibrating Conveyor-201) VC-201 berfungsi untuk menghantarkan material ke BE-202. VC- 201 merupakan bidang miring yang bergetar, dengan memanfaatkan getaran dan pengaruh gaya gravitasi, material akan bergerak menuruni bidang miring tersebut ke BE-202 untuk dinaikkan ke lantai diatasnya. - BE-202 (Bucket Elevator-202) BE-202 berfungsi membawa material ke BE-203 yang kemudian dinaikkan ke lantai 8 untuk melalui proses shieving. - KN-202 (Co-Kneader 202) KN-202 berfungsi sebagai pengadon kedua dari material yang sebelumnya telah melalui proses pengadonan pertama di KN-201 supaya didapat pasta yang lebih homogen. Dari KN-202 material akan jatuh diatas BC-210 untuk dibawa ke mesin pencetak blok anoda mentah (SM-201) yang berada di Shaking Machine Building. - TM-201 (Tube Mill-201) TM-201 berfungsi untuk menghaluskan material kokas menjadi fine. TM-201 mendapat material umpan dari TF-201 dan memberikan umpan (feeding) ke AS-201. - BL-201 (Blower-201) BL-201 berfungsi sebagai air blower sebagai tarikan untuk CC-201 dan BF-201. - CR-202 (Crusher-202) CR-202 merupakan crusher untuk butt, yang berfungsi memperkecil ukuran butt menjadi 18 mm. Material dari CR-202 merupakan feeding untuk BE-204.
4.1.2.2 Proses Pengolahan di Pabrik Pembuatan Anoda Mentah Pabrik anoda mentah adalah tahap pertama dalam produksi blok anoda dan operasinya sangat mempengaruhi mutu dari blok anoda itu sendiri. Dasar dari pembuatan anoda ini adalah untuk mereduksi alumina (Al 2 O 3 ) menjadi aluminium (Al). Maka diperlukan suatu unsur yang dapat mengikat oksigen (O 2 ) yaitu karbon. Menurut reaksi: 2Al 2 O 3(s) + 3C (s) 4Al (l) + 3CO 2(g)
Dengan demikian diproduksilah anoda yang bahan dasarnya karbon. Anoda karbon yang dipergunakan harus memiliki spesifikasi antara lain: - Tahan terhadap oksidasi (reaktifitas rendah) - Konduktifitas listrik tinggi - Konduktifitas panas rendah - Rapat massa (density) rendah - Tahan terhadap Thermal shock Dalam membuat anoda karbon (anoda green block) diperlukan beberapa bahan yaitu: - Kokas (coke) - Puntung (Butt) - Skrap mentah (Green scrap) - Coal Tar Picth (CTP) Jenis anoda yang dibuat di pabrik green plant PT. INALUM yaitu : 4.1.2.2.1 Normal Ukuran Tabel 4.3 Spesifikasi anoda normal ukuran Spesifikasi Ukuran Panjang 1500 mm Lebar 920 mm Tinggi 620 mm Berat 1350 kg Apparent density 1,58 kg/cc
4.1.2.2.2 HE Normal (LA2M) Tabel 4.4 Spesifikasi anoda HE Spesifikasi Ukuran Panjang 1500 mm Alumina Carbon Aluminium Karbon Dioksida Lebar 920 mm Tinggi 625 617 mm Berat 1370 kg Apparent density 1,59 kg/cc
4.1.2.2.3 HEM (LA3M) Tabel 4.5 Spesifikasi anoda HEM (LA3M) Spesifikasi Ukuran Panjang 1550 mm Lebar 920 mm Tinggi 628-620 mm Berat 1400 kg Apparent density 1,67 kg/cc (Target)
Dari ke tiga jenis anoda yang dibuat, jenis HEM (LA3M) adalah yang di buat saat ini di pabrik green plan, karena HEM (LA3M) merupakan modifikasi ke tiga dari jenis pendahulunya.
Gambar 4.1 HEM (LA3M)
Modifikasi anoda mentah yang ketiga ini (LA3M) yang dihasilkan pabrik green, dengan penambahan panjang sebesar 50mm (Rand) hal ini disesuaikan dengan tempat agar dapat di tempatkan di tungku peleburan (Reduction) Keterangan lain dari LA3M : V 1 = Gross volume (Total volume) = P x L x T = 1,407599 x h (m 3 ) Pengurang Volume (V 2 + V 3 + V 4 ) = 0,0318
V 2 = Volume 4 Hole Folmer = 0,0188
V 3 = Volume chamer (Long Chamer + Short Chamer = 0,0030 + 0,0024) = 0,0054
V 4 = Slote = 0,0017 Volume Anoda = (Gross volume x h) pengurang volume (V 2 + V 3 + V 4 ) = 1,407599 x h (0,0188+0,0054+0,0017) Pembuatan blok anoda mentah dibagi menjadi beberapa sistem aliran berdasarkan sistem aliran bahan, meliputi: a. Sistem penerimaan dan pengayakan kokas b. Sistem penghancuran kokas c. Sistem penggilingan kokas d. Sistem penerimaan dan pencairan Col Tar Picth e. Sistem penerimaan dan penghancuran butt f. Sistem penerimaan dan penghanccuran Green Scrap g. Sistem penimbangan, Preheater, dan pengadonan h. Sistem pencetakan blok anoda mentah i. Sistem transportasi/Pengangkutan blok anoda mentah j. Sistem pembersih udara ruang k. Sistem pemindah minyak panas Seluruh prosedur tersebut didukung oleh sistem utilitas berupa pemasukan panas berupa sirkulasi minyak marlotherm, sistem pendinginan, dan udara tekan.
a. Sistem Penerimaan dan Pengayakan kokas Proses ini diawali dengan penerimaan kokas dari silo penampung yang diangkut menggunakan Belt Conveyor (BC) dan Bucket Elefator (BE) ke lantai atas gedung Green plant. Kemudian kokas diayak dengan menggunakan ayakan (SR). Ayakan pertama adalah SR-201 yang memisahkan kokas dengan tiga ukuran yaitu: > 18 mm, 5-8 mm, yang disebut dengan kasar 1. Dan < 5 mm. Butiran kokas dengan ukuran < 5 mm dimasukkan ke dalam ayakan SR-202 yang memisahkan kokas menjadi ukuran 1-5 mm, yang disebut dengan ukuran kasar 2, 0,2-1 mm (medium), dan < 0,2 mm disebut ukuran halus (fine). Kokas dengan masing-masing ukuran tersebut ditempatkan pada tempat yang terpisah di dalam bak penampung (Bin). B-201 untuk ukuran kasar 1, B-202 untuk kasar 2 dan B-203 untuk medium. Butiran dengan ukuran > 18 mm ditempatkan ke dalam silo S-201 untuk ditempatkan pada sistem penghancuran kokas. Butiran dengan ukuran < 0,2 mm dimasukkan ke dalam silo S-202 untuk diumpankan pada sistem penggilingan kokas yang kemudian menghasilkan butiran halus pada B-204.
b. Sistem penghancuran kokas Bila ukuran kokas berukuran kasar-2 (5 mm 1 mm) dan berukuran sedang (1 0,2) mm yang diperoleh relatif sedikit yang tidak mencukupi maka kokas yang berukuran lebih > 5 mm dihancurkan untuk membuat butiran kasar-2 dan halus. Butiran butiran yang dipecahkan terdiri dari campuran kokas yang berukuran >18 mm dari S-201 dan kokas yang over flow (kelebihan) dari B-201 dan B-202 dengan menggunakan crusher (CR-201) dengan jarak blade tertentu. Setelah dipecahkan kemudian kokas dikembalikan ke sistem pengayakan kokas dgn menggunakan BE-202 dan diayak oleh 2 pengayak SR-201 dan SR-202.
c. Sistem Penggilingan Kokas Proses penggililingan ini dilakukan dengan menggiling kokas hingga berukuran < 0,2 mm. Kokas dalam S-202 dimasukkan ke dalam Tube Mill (TM- 201) untuk digiling. Tabung penggilingan ini menggunakan bola bola baja untuk menghasilkan kokas. Butiran butiran halus ini dihisap oleh Air Sepator (AS- 201) yaitu alat yang menggunakan udara untuk kokas. Kokas yang halus ini diputar dengan menggunakan blade hingga butiran yang berukuran besar akan terlempar ke dinding dan turun kembali ke TM-201. Butiran halus dihisap oleh blower menuju sistem pengumpul CC-201, kemudian disalurkan ke B-204. Butiran yang sangat halus (ultrafine) yang tidak tertangkap oleh Siklon CC-201 masuk kedalam Bag filter dan disimpan dalam B-204.
d. Sistem Penerimaan dan Pencairan Coal Tar Pitch Coal Tar Pitch (CTP) ini digunakan sebagai bahan pengikat (perekat) untuk produksi anoda mentah ketika dicampurkan coal tar pitch harus dalam keadaan cair. CTP yang disimpan di dalam gudang penyimpanan di bawa ke dalam pengangkat kerek gerobak (skip hoist) SH-201 AB menggunakan mobil pengangkut beban (Shovel Car). CTP dari skip hoist ini dimasukkan kedalam tangki pencairan TK-204. Didalam tangki ini pitch dicairkan oleh minyak pemindah panas (marlotherm) yang mengalir didalam pipa sepanjang tangki tersebut. Pitch yang telah cair ini di pompa ke tangki penyeimbang temperatur/menghomogekan TK-205. Pitch yang telah mencair ini dimasukkan ke dalam mesin pengadon Co-Kneader KN-201, lajunya menggunakan flow meter (FICA 6), FICA 6 bekerja dengan satuan tersebut dibutuhkan specipik gravity coal tar pitch dengan WI-201 (indikator berat) yang berfungsi menimbang berat CTP. CTP harus dikendalikan suhunya diatas 160 o C agar pitch tidak mengeras. Uap pitch cair yang dihasilkkan dari tangki pencairan dibakar dalam Fume Incenerator FU-201 dan suhu pembakaran dikendalikan pada suhu 600 o C agar terjadi pembakaran sempurna. Panas yang dihasikan dari FU-201 ini dimanfaatkan yang memanaskan marlotherm di dalam Wate Heat Boiler WB-201.
e. Sistem Penerimaan dan Penghancuran Butt Butt dikirim dari tungku reduksi (peleburan) dan dibersihkan dari crust dan dipisahkan dari tangkainya di Rodding plant dan dihancurkan dengan penghancur crusher CR-202 dan disimpan dalam silo S-403. Butiran butt >18 mm dikirim ke CR-202 dengan belt conveyer dan kemudian diayak dengan ayakan SR-203 dan disimpan dalam bak-bak dengan karateristik, puntung dengan ukuran butiran 18 mm 3 mm disimpan dalam bin B-207, puntung dengan ukuran butiran < 3 mm ditaruh dalam bin B-208 dan puntung dengan ukuran butiran > 18 mm dikirim kembali ke CR-202 untuk dihancurkan.
f. Sistem Penerimaan dan Penghancuran Green Scrap Skrap mentah sebelum digunakan dikeringkan dilapangan terbuka. Ukuran skrap mentah yang besar tidak langsung digunakan tapi dipecahkan dahulu dengan menggunakan Hopper-201 dan akhirnya ditampung di bin B-206, dengan ukuran lebih kecil dari 20 mm .
g. Sistem Penimbangan, Preheater dan Pengadonan Proses ini merupakan proses yang penting dalam produksi anoda. Proses ini dimulai dengan ditimbangnya butt dan kokas yang akan dimasukkan ke dalam preheater. Butt dan kokas yang ditimbang dimasukkan ke dalam Constant Feeder kemudian dengan menggunakan Scrent Conveyer dialirkan ke Preheater yang berfungsi untuk memanaskan butt dan kokas yang mencapai suhu optimum pada saat proses pengadonan di KN-201yang temperaturnya 160 o C. Kemudian dipanaskan dengan pemanasan awal preheater PH-201 dan selanjutnya dialirkan ke Co-kneader KN-201. Dan pitch yang telah dicairkan dimasukkan kedalam pengadon Co-Kneader KN-201 dimasukkan juga setelah ditimbang dan sekrap mentah juga dimasukkan tanpa dilakukan pemanasan awal. Selanjutnya butt, kokas, green scrap dan pitch yang telah diadon di pengadon Co-kneader KN-201 dimasukkan kembali ke pengadonan Co-kneader KN-202 dengan tujuan agar adonan lebih homogen dan menjadi pasta yang memiliki kualitas yang baik.
h. Sistem Pencetakan Blok Anoda Mentah Pada proses pencetakan ini, pasta yang keluar dari Co-cneader KN-202 dicetak oleh mesin penggetar (shaking machine) SM-201 menjadi blok anoda mentah. Pasta anoda ini sebelum dicetak, ditentukan beratnya untuk mencapai tinggi yang sudah ditentukan. Penentuan berat ini ditimbang dengan menggunakan scale happer (timbangan berdasarkan isi bahan), dan kemudian dimasukkan kedalam Shaking Machine SM-201 selama 60 detik. Anoda pasta dipadatkan menjadi blok anoda mentah dengan getaran dari mesin pencetak getar (shaking machine) yang biasa dari putaran pemberat eksentrik dan tenaga tahan dari tutup pemberat cover weight. Blok anoda yang telah tercetak dilewatkan melalui indikator tinggi yang digantung untuk mendeteksi ketinggian blok anoda mentah. Tinggi blok anoda tersebut digunakan untuk mengatur apparent density (AD) blok anoda mentah. Selanjutnya blok anoda mentah dikeluarkan menuju conveyer pengangkut blok dan didinginkan di dalam conveyer CM-1 dengan menyiramkan air sambil terus dijalankan 60 menit menuju ke gudang penyimpanan.
i. Sistem Transportasi Pengangkutan Blok Anoda Mentah Blok anoda mentah yang berada di gudang penyimpanan (mengalami pendinginan selama 8 jam) diangkut dengan stacker crane (STC) setiap kelipatan delapan dan disusun. Selanjutnya blok anoda mentah dibawa ke lapangan terbuka (anode park) dengan flow chart green menggunakan Blok Handling (BH) car dan siap dikirim ke pabrik pemanggangan (Baking Plant).
j. Sistem Pembersihan Udara Ruang Proses ini, mencakup pembersihan (pengumpulan) debu yang terjadi selama pembuatan blok anoda mentah yang timbul selama penanganan butt dan kokas. Debu yang dihasilkan dari pengayakam, penghancuran, penggilingan dan transportasi dari kokas dan butt dihisap dari blower dan ditangkap oleh bag filter BF-201 dan BF-203 kemudian disimpan kedalam bak penyimpanan butiran halus (bin) B-204. Butiran halus dari bin B-204 dapat digunakan sebagai bahan baku kembali.
k. Sistem Pemindah Minyak Panas (Marlotherm) Heat transfer oil system merupakan sistem pembangkit panas memanfaatkan aliran minyak pemindah panas, yang biasa disebut marlotherm atau malzam. Marlotherm ini selanjutnya akan digunakan sebagai minyak yang mentransferkan panas ke seluruh bagian sistem yang membutuhkan panas, baik dalam proses pemanas awal (pada PH-201), menjaga temperatur campuran pasta (pada KN-201/2), proses pencairan CTP (pada TK-204 dan TK-206) maupun dalam proses menjaga temperatur melted CTP (pada TK-205 A/B). Marlotherm ini disimpan dalam sebuah tanki penyimpan yang disebut tanki penyimpan TK-202 bervolum 30 m 3 (30.000 L). Ketika awal start operasi, ada pengecekan ketinggian level TK-202 (pipa penyalur marlotherm ke semua sistem dalam keadaan kering/kosong). Jika level ketinggian kurang dari 150 cm (keadaan dingin) maka perlu dilakukan pengisian ulang marlotherm. Ketika sistem dipersiapkan untuk diisi marlotherm, drum yang berisi marlotherm dipersiapkan di daerah sekitar tanki TK-205 A/B. Kemudian hubungkan selang ke katup penghubung inlet P-208 (pompa ini biasa digunakan untuk mengisi marlotherm ke TK-202 ataupun digunakan pada proses drain marlotherm dari sistem bersama P-207). Tutup drum dibuka dan selang tersebut kemudian dimasukkan ke dalam drum. Sebelum P-208 di-start, air sikulasi yang berfungsi mendinginkan pompa diperiksa apakah lancar atau tidak. Setelah dipastikan air sirkulasi lancar, P-208 di-start hingga level di TK-202 berada pada range 150-200 cm. Matikan pompa jika level TK-202 telah tercapai. Setelah level TK-202 telah sesuai dengan standar, maka proses pengisian minyak marlotherm ke sistem bisa dilakukan. Sebelum dilakukan proses pengisian, temperatur dan level TK-202 dan TK-203, Kemudian buka katup yang menghubungkan ke sistem. P-202 (filling pump) di-start, sehingga marlotherm yang berada di TK-202 akan. Aliran tersebut akan mengisi pipa-pipa penyalur, TK-203, pipa spiral pada tanki 205,206 dan 204 (TK-205, TK-206 dan TK-204). Saat menaikkan marlotherm, udara yang terperangkap harus dibuang dari sistem dengan membuka katup buang (umumnya katup dengan kode 7...). Jika dirasa semua sistem telah dialiri marlotherm, matikan P-202, level TK-202 diperiksa dan tutup katup buang udara. Saat penghentian pengisian, level TK-203 diatur pada posisi 300-400 mm pada kondisi dingin (karena TK-203 merupakan tanki penampung ekspansi volum, maka level harus diatur supaya tidak overload jika terjadi ekspansi volum marlotherm). Setelah proses pengisian marlotherm ke TK-202 dan sistem selesai, marlotherm siap untuk disirkulasikan ke semua sistem. Sirkulasi marlotherm dilakukan dengan menjalankan pompa. Pompa utama yang digunakan adalah pompa sirkulasi P-203 A/B. Pompa ini berjumlah dua buah, namun kedua pompa tidak dijalankan bersama hanya satu pompa saja yang digunakan untuk operasi (yang lain standby). P-203 A/B dijalankan (65-70 Ampere dan tekanan 6-7 kg/cm 2 ) dan pastikan FICA-1 (indikator aliran marlotherm dari furnace, FN-201) berada di angka 1455 m 3 /H. Selanjutnya, pompa P-205 A/B (yang mengarah ke TK-204 dan TK-206) dan P-206 A/B (yang mengarah ke TK-205 A/B) dijalankan dengan tekanan 3,50,5 kg/cm 2 . Setelah tekanan pompa tercapai, maka pemanasan marlotherm dapat dilakukan. Pemanasan marlotherm dilakukan di FN-201 menggunakan bahan bakar solar. Solar yang digunakan berasal dari TK-201 (heavy oil storage tank). Solar dari TK-201 dipompakan ke FN-201 menggunakan feed pump P-201 A/B dengan tekanan 21-25 kg/cm 2 . Sebelum pemanasan dimulai, TRCA-1 diatur di angka 150 o C (dinaikkan bertahap dengan gradien suhu 25 o C /H sampai temperatur 250 o C), tekanan FICA-1 pada angka 140-150 m 3 /H, TRCA-3 (kontrol temperatur panas waste heat boiler)di angka250 o C, TICA-4 (indikator kontrol temperatur inlet ke TK-205 A/B) dan TICA-5 (indikator kontrol temperatur inlet ke TK-204 dan 206) di angka 205 o C, serta TRCA-16 (kontrol temperatur di TK-206) di angka 205 o C. Selanjutnya FN-201 dijalankan. Selain menggunakan FN-201, pemanasan marlotherm juga dibantu oleh fume incenerator (FU-201) dan waste heat boiler (WB-201). Pemanasan marlotherm oleh FU-201 dan WI-201 sebenarnya merupakan bagian dari proses pembersihan gas buang hasil pencairan CTP, dimana fume atau uap yang terpisah dari proses pencairan CTP ditarik oleh F-206 dan melewati pipa menuju pitch separator. Uap akan dipisahkan dari sebagian tar yang mempunyai fraksi lebih berat. Fraksi yang lebih ringan dari fume ini akan menuju ke WB-201 untuk kemudian dibakar oleh FU-201 supaya kandungan kimia berbahaya gas buang terminimalisasi. FU-201 yang mendapat suntikan solar akan dipantik oleh spark sehingga akan timbul api, api ini yang digunakan untuk membakar fume dan fume yang telah dibakar akan keluar lewat cerobong. Panas yang dihasilkan pada proses ini kemudian dimanfaatkan untuk memanaskan marlotherm dan suhu marlotherm dijaga pada angka 250 o C. Setelah melalui proses pemanasan, marlotherm akan dialirkan ke pipa yang menuju ke KN-201/2 dan PH-201. Untuk mengalirkan marlotherm ke KN, buka katup yang mengarahkan marlotherm ke KN lalu jalankan P-204 A/B serta buang udara yang mungkin terjebak di dalam pipa melalui katup yang ada di casing KN hingga aliran lancar (tampung pakai ember). Sedangkan untuk PH- 201, tidak diperlukan start sebab jalur sirkulasi marlotherm ke PH melalui jalur sirkulasi utama marlotherm sehingga yang perlu dilakukan adalah membuka katup yang mengarahkan sirkulasi marlotherm ke PH. Selanjutnya cek udara yang terperangkap melalui katup buangan udara yang ada pada casing PH-201. Minyak panas berfungsi sebagai: - Mencairkan pitch pada tangki TK- 204. - Memanaskan material dalam sistem pre-heater PH. - Memanaskan material pada saat pengadonan di sistem pengadonan. - Untuk balanching temperatur pada TK-205 dan TK-206 - Stabilator dalam pipa CTP agar suhu > 200 o C. - Digunakan pada weighting indicator. Minyak pemindah panas (marlotherm) pada TK-202 disirkulasi dahulu dan disebarkan (dipompa) ke seluruh sistem tersebut di atas dan dipanaskan dengan pembakaran furnace (FN-201). Spesifikasi minyak pemindah panas dapat dilihat pada tabel 4.6.
Gambar 4.2 Skema aliran minyak pemanas di PT. INALUM Tabel 4.6 Spesifikasi minyak pemindah panas (Marlotherm) Spesifikasi Standar Berat jenis 1,03 kg/cm 2
Titik didih 290 o C (pada 1 atm) TK-201 P-201A/B FN-201 PH-201 KN-201/2 P-204A/B P-206A/B P-205A/B FU-201 WB-201 F-206 stack P-203A/B P-202 TK-202 TK-203 TK-205 A/B TK-204 TK-206 Heavy oil flow Marlotherm flow TRCA-1 FICA-1 TRCA-2 TICA-6 TRCA-3 FICA-4 TRCA-16 FICA-5 ST-202 Kekentalan 0,41 cp Thermal conductivity 0,1 kal/mm o C (Sumber: Tim STC, 1998)
Saran-saran : - Nama peralatan dari lantai 8 ~ 1 tidak perlu disampaikan dalam laporan karena sudah ada dalam proses pembuatan anoda mentah. - Untuk penggolahan anoda jangan ada dua sub judul, cukup satu saja biar lebih efesien. - Kerangka penulisan perlu diperbaiki : 1. bahan baku pembuatan anoda 2. Spesifikasi bahan baku pembuatan anoda 3. Proses Produksi Anoda 4. Standar / Jenis Anoda 5. dll