Anda di halaman 1dari 10

BIOGRAFI RAYMOND BERNARD CATTELL

Raymond B. Cattell lahir di Staffordshire, Inggris, pada tahun 1905 dan dibesarkan di
sebuah kota di tepi pantai bernama Devonshire. Cattell adalah anak kedua dari tiga
bersaudara. Masa kecilnya dihabiskan di luar rumah, berlayar, berenang, menelusuri gua, dan
kegiatan-kegiatan lain yang menunjukkan kecintaannya akan laut.
Ketika Cattell berusia 9 tahun, di Inggris sedang terjadi Perang Dunia I. Rumah besar di
dekat rumahnya diubah menjadi rumah sakit, dan Cattell melihat banyak kereta muatan
berisi tentara-tentara yang terluka kembali dari medan perang. Pengalaman itu membuatnya
menjadi lebih sadar betapa singkatnya hidup seseorang dan kebutuhan untuk melengkapinya
selama masih bisa. Cattell juga merasakan sensasi berkompetisi dengan abangnya yang
secara intelektual memiliki kekurangan namun memiliki kekuatan dan kekuasaan yang tak
bisa diatasinya.
Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di
Univesity of London, jurusan fisika dan kimia. Ia lulus tiga tahun kemudian dengan
menyandang gelar B.Sc. Namun ia menyadari, kemampuannya di bidang sains ternyata tidak
membantunya dalam bersosialisasi hingga ia memutuskan untuk mempelajari human mind,
melalui ilmu psikologi.
Lulus dengan gelar Ph.D pada 1929, ia bekerja sama dengan Charles Spearman dan
mengembangkan teknik analisis faktor. Ia juga menjadi dosen di Exeter University dan
membangun sebuah klinik psikologi di Leicester pada 1932. Sayangnya, kehidupan
pernikahannya tak semulus kehidupan akademisnya. Istrinya meninggalkannya karena
kemiskinan dan totalitasnya terhadap pekerjaan.
Pada 1937, Edward L. Thorndike mengundang Cattell untuk membantu penelitiannya
di Columbia University di New York. Tahun berikutnya, Cattell menjadi professor psikologi
di Clark University di Worcester, Massachussets dan pada 1941 ia pindah ke Harvard
University. Pada 1945, ia menikah lagi dengan seorang ahli matematika, mereka pindah ke
University of Illinois karena Cattell diterima menjadi seorang professor peneliti disana.
Ia pensiun pada 1973 lalu membangun Institute for Research on Morality and
Adjustment in Boulder di Colorado. Pada 1978, ia pindah ke Hawaii dan mengajar di
University of Hawaii School of Professional Psychology. Di waktu luangnya, ia terus menulis
hingga kematiannya. Lebih dari 50 buku dan 500 artikel menjadi kontribusi yang sangat besar
di dunia psikologi. Ia wafat pada 2 februari 1998 di rumahnya, di Honolulu, Hawaii.


Klasifikasi Trait : Faktor Sumber
Cattell meneliti trait sumber dengan mengumpulkan 4000 sifat manusia (sebagian besar
diperoleh dari kamus yang disusun oleh Allport dan Obert), yang kemudian Cattell ringkas
dengan cara mengelompokan sifat yang mirip dan menghilangkan istilah yang asing dan
metaforik, menjadi 200 sifat. Memakai metode kluster (mirip analisis faktor tetapi lebih
sederhana), 200 sifat itu dikelompokkan dan diperas menjadi 35 sifat (dinamakan 35 sifat
sumber atau sifat primer, masing-masing diberi simbol huruf yang berbeda). 35 sifat itu
terbagi menjadi dua kelompok, 23 sifat populasi normal dan 12 sifat populasi berdimensi
patologis. Sesudah dilakukan analisis faktor terhada 23 sifat primer dari populasi normal,
ditentukan 16 sifat primer yang satu dengan lainnya saling asing. 16 sifat sumber (sifat
primer ini dinamakan faktor primer, oleh Cattell kemudian dijadikan dasar untuk
mengembangkan instrument pengukuran kepribadian yang terkenal, yakni 16 Persoality
Faktor Questionnair (16 PF Questionnaire). Sisanya, 7 sifat populasi normal dinamakan
Faktor Primer non 16 PF. Rangkuman pengelompokan faktor sumber ada pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1. Ikhtisar 35 Faktor Prima

23 Faktor Primer Normal 12 Faktor-Primer Patologis
16 Faktor Primer 7 Faktor Primer non 16
PF
A B C- E F G H I
L- M N O Q1 Q2
Q3 Q4
D J K P Q5 Q6
Q7
D1 D2 D3 D4 D5
D6 D7 Pa Pp Sc As
Ps
Sumber: Alwilsol (2009)

Deskripsi singkat setiap faktor ada pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Deskripsi 35 Faktor Primer

16 Faktor Primer (16 PF)
Skor Rendah Simbol Nama Faktor Simbol Skor Tinggi
Reserved
Tidak Ramah
A - Sizia - Affectia A + Outgoing
Ramah
Less Intelligence Kurang
Cerdas
B - Intellegence B + More intelegence
Lebih cerdas
Emotional
Emosional
C - Ego Strength C + Stable
Stabil
Humble
Rendah hati
E - Submissive- Dominance E + Assertive
Tegas, sombong
Sober
Bijak, berfikir tenang
F - Disurgency-Surgency F + Happy-go-lucky
Riang-ceria
Expedient G - Superego-Strenght G + Conscientious
Ceroboh Cermat
Shy
Malu
H - Threctia-Parmia H + Bold
Berani
Toughminded
Keras hati
I - Harria-Premsia I + Tenderminded
Lembut hati
Trusting
Mudah percaya
L - Alaxia-Protension L + Suspicious
Curiga
Practical
Praktis
M - Praxernia-Autia M + Imaginative
Imajinatif
Fortright
Jujur-apa adanya
N - Artlessness-shrewdness N + Shrwed
Cerdik
Placid
Tenang-aman
O - Assurance-guilt proneness O + Apprehensive
Khawatir
Traditional
Kolot
Q1 - Conservative-Radicalims Q1 + Experimenting
Senang hal baru
Group-tied
Terikat kelompok
Q2 - Group Adherence-Self
Suficient
Q2 + Self Suficient
Mandiri
Casual
Sembarangan
Q3 - Low Integration-High Self
Concept
03 + Controlled
Teratur-rapi
Relaxed
Santai
Q4 - Ergic Tension Q4 + Tense
Tegang
Inaktif D - Phlegmatic Temperament-
Excitability
D + Overaktif
Suka aksi kelompok J - Zeppia-Coasthenia J + Reflektif
Tidak peduli sosial K - Social unconcern-Social
role concern
K + Kemasakan sosial
Melankolis P - Coutious inactivity-
Sanguin Casualness
P + Spekulatif-mandiri
Mencukupi diri sendiri Q5 - Lack of social concern-
Groupdedication with
sensed inadequacy
Q5 + Peduli dengan kerja
sosial
Diam, menerima Q6 - Self effacement-Social
panace
Q6 + Pemberontak social
Tidak senang berbicara Q7 - Explicit self Expression Q7 + Ekspresi verbal/social
16 Faktor Primer Patologis
Tidak takut sakit D1 - Hypochondriasis D1 + Takut sakit tanpa
alasan
Menyenangi hidup D2 - Zestfulness-Suicidal
disgust
D2 + Merusak diri sendiri
Menolak petualangan D3 - Broading Discontent D3 + Berani mengambil
resiko
Tenang, percaya diri D4 - Anxious Depression D4 + Tegang, kaku
Antusias dalam bekerja D5 - High Enercy Euphoria-
Low Eneercy Depression
D5 + Merasa kelelahan
Tidak merasa berdosa D6 - Guilt and Resentment D6 + Merasa Berdosa
Santai, ramah D7 - Bored Depression D7 + Menyendiri, menolak
kontak
Mudah percaya Pa - Paranoia Pa + Merasa terus diamati
Menolak melanggar Pp - Psychotic Deviation Pp + Antisosial-kriminal
Hukum Emosi harmonis Sc - Schizophrenia Sc + Halusinasi
Tanpa kompulsif As - Psychasthenia

As + Banyak kompolsif
Baik hati Ps - General Psychosis Ps + Mudah kehilangan
akal
Sumber: Alwisol, 2009.

1. Faktor A. (Sizia-Affectia)
Faktor yang paling besar proporsinya, mirip dengan polarisasi tipe schizothemes-
cyclothemes dari Kretschmer. Type reserved = schizothemes adalah orang yang menarik diri,
halunisasi, cenderung mempunyai bentuk tubuh tinggi kurus. Type outgoing = cyclothemes
adalah orang yang ramah, senang tertawa dan cenderung memiliki bentuk tubuh gemuk
pendek.
2. Faktor B (I nteligence)
Faktor yang berhubungan dengan kecerdasan dan kemampuan berfikir pada umumnya.
Nilai rendah atau tinggi dari faktor ini berhubungan dengan tes inteligensi, tingkat
pendidikan, kemampuan berfikir dan logika.
3. Faktor C (Ego Strenght)
Faktor ini ditemukan melalui analisis faktor. Mirip dengan konsep kekuatan ego pada
psikoanalisis, orang yang neurotik cenderung memiliki kekuatan ego yang rendah. Begitu
pula alkoholik, adiksi narkotik, delingkuen, dan putus sekolah memiliki ego yang rendah.
Hakekat faktor ini adalah kekuatan untuk mengontrol impuls dan menangani masalah dengan
realistik.
4. Faktor E (Submassive-Dominance)
Orang yang dominan pada faktor E adalah orang yang percaya diri, sombong, congkak,
agresif, bersemangat, bertenaga, berkemauan, mementingkan diri sendiri. Sebaliknya E-
cenderung ragu-ragu, rendah hati, ogah-ogahan, lembut, diam, dan penurut. Ini berarti E+ dan
E- sama-sama mempunyai sifat positif (yang dikehendaki) dan sifat negatif (yang tidak
dikehendaki).
5. Faktor F (Disurgency-Surgency)
Faktor yang proporsinya paling besar pada masa anak-anak, dan tetap penting pada usia
dewasa. Diperkirakan oleh Cattell trait ini dipengaruhi oleh keturunan sebesar 55%. Orang
yang disurgensinya tinggi (F-) adalah orang yang depresi, pesimistik, seklusif, kelelahan,
lemah, introspektif, dan khawatir. Sebaliknya surgensi (F+) ditandai oleh sifat penggembira,
ramah, mudah bergaul, responsif, bersemangat, jenaka, humoris, dan senang bicara.
6. Faktor G (Superego Strength)
Faktor mirip dengan konsep superego dari Freud, orang yang superegonya kuat
cenderung memiliki ketetapan atau setia dengan tujuan mengejar tujuan ideal, dan peduli
dengan kontrol diri terhadap tingkahlaku.
7. Faktor H (Threctia-parmia)
Faktor ini dipengaruhi oleh keturunan sekitar 40%. Threctia (H-) adalah reaksi bahaya
dari sistem simpatetik (malu, takut-takut, menyendiri, dan menahan diri), sedang parmia (H+)
bercirikan dominasi syaraf parasimpatik (pemberani, penjelajah, senang berkelompok,
periang, responsif).
8. Faktor I (Harria-premsia)
Harria berhubungan dengan sikap disiplin dari orang tua, sedang premsia berhubungan
dengan proteksi yang berlebihan dari orang tua, I- menjadi orang yang masak, independent,
realistik, dan mencukupi diri sendiri. I+ adalah orang yang tidak sabaran, banyak tuntutan,
tidak masak, sopan, sentimental, imajinatif, kreatif, dan kecemasan. Budaya yang lama
cenderung premsik, sedang budaya pionir lebih harrik.
9. Faktor L (Alaxia-Protension)
Alaxia diambil dari kata relaxation, sedang pretension adalah gabungan dari projection
dan tension. Orang yang protensif cenderung mudah curiga, cemburu, dan menarik diri,
sedang alaxis mudah percaya, memahami, dan sabar.
10. Faktor M (Praxernia-Autia)
Praxernia (M-) merupakan gabungan dari istilah practical dan concerned. Sifat ini
mengacu pada orang yang konvensional, praktis, sadar tujuan, logis, dan khawatir. Autia
(M+) dari kata autistic, orang yang tidak konvensional, kritis-rewel, perhatiannya terserap,
imajinatif, dan intelektual. M+ pada orang neurotik menjadi terserap dengan pikirannya
sendiri, dan tidak peduli dengan rencana praktis, orang ini cenderung kehilangan kebutuhan
terhadap realitas eksternal. Sebaliknya orang dengan tipe (M-) peduli dengan kebutuhan
terhadap lingkungan, cenderung memperhatikan detail. (M-) ini menurut Cattell dapat
menjadi dasar dari gejala obsesif-kompulsif.

11. Faktor N (Artlessness-Shrewdness)
N- adalah ciri orang yang naf, rendah hati- bersahaja, dan spontan, sedang N+
bercirikan materialis, cerdik, berpandangan luas, pintar.
12. Faktor O (Assurance-Guild Proneness)
O- adalah orang yang percaya diri, ulet, tabah, dan tenang. O+ adalah trait yang
ditemukan pada orang-orang yang patologis, alkoholik, kriminal, manis depresif. Mereka
hanya memiliki teman terbatas dengan standar hidup yang tidak normal, selalu khawatir dan
merasa berdosa.
13. Faktor Q1 (Conservative-Radicalims)
Q2 (Group Adherence-Selfsufficient)
Q3 (Low I ntegration-High Self Concept)
Q4 (Ergic Tension)
Empat faktor ini proporsi pengaruhnya terhadap tingkah laku hanya kecil. Semuanya
menjelaskan tentang self, dan satu dengan yang lain saling berhubungan walaupun bentuk
sifatnya berbeda-beda. Orang yang konservatif cenderung terikat dengan kelompok, integrasi
dirinya kurang sehingga lebih santai dalam memperjuangkan sesuatu. Sebaliknya, orang yang
radikal cenderung mandiri, percaya diri, dan bersemangat.


















Tahapan Perkembangan
1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap
ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami
dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran.
Pengaruh-pengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman
dan tidak aman, sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode
konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian
dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak
besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental,
neurosis, dan dilinkuensi banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar
dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.
4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan
produktivitas. Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan
keluarga. Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan
dengan masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat
dan sikap pada tahap ini.
5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan
fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu
pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat
meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup.
6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan
sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak
aman.

Pengaruh Keturunan dan Lingkungan
Di antara pakar kepribadian, Cattell yang paling besar perhatiannya terhadap
pengaruh relatif dari keturunan dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian. Metoda
meneliti pentingnya faktor keturunan dan lingkungan dikenal dengan nama analisis varian
abstrak jamak (MAVA = multiple abstract variance analysis), teknik yang membandingkan
persamaan antara orang kembar diasuh dalam satu keluarga, kembar yang diasuh keluarga
yang berbeda, saudara kandung tidak kembar yang diasuh satu keluarga, dan saudara
kandung tidak kembar yang diasuh keluarga berlainan. Hasilnya adalah perhitungan
seberapa besar perbedaan trait yang disebabkan oleh genetik dan lingkungan yang berbeda.
Dari penelitiannya, Cattell menujukkan pentingya peran keturunan pada beberapa traits.
Misalnya datanya menggunakan pengaruh keturunan terhadap kecerdasan 80%, malu-
malu 80%, dan kepuasan emosional 30%. Adanya pengaruh keturunan terhadap trait
kecerdasan yang sangat tinggi membuat Cattell kuat berpihak terhadap teori kelahiran
selektif, yang akan menciptakan masyarakat cerdas.
Salah satu hasil penelitian yang menarik, ternyata banyak korelasi negative anatara
faktor keturunan dengan linggkungan. Orang mengharapkan anak yang cerdas mendapat
pendidikan yang baik, ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Dalam hal trait, ada
kecendrungan lingkungan tidak menghargai bahkan memeksa faktor keturunan untuk
berubah atau menyesuaikan diri. Misalnya, ketika orang dewasa mengajari anak memakai
tangan kanan alih-alih tangan kiri, atau mengajari menghilangkan rsasa malu. Gejala ini
dinamakan Cattell: Hukum pemaksaan ke Arah Rerata Sosial (Law of Coercion to Biososial
Mean). Ada banyak pranata sosial yang dapat berperan sebagai sumber pembentukan
kepribadian, yang paling penting ialah keluarga. Pranata sosial lainnya, antara lain
pekerjaan, sekolah, kelompok sebaya, agama, partai politik, dan suku bangsa. Pranata-
pranata itu mempengaruhi kepribadian melalui salah satu dari tiga cara berikut:
1. Pembentukan karakter yang disengaja: masyarakat mempunyai harapan sosial bagaimana
anggotanya harus bertingkah laku, bersikap dan mengembangkan konsep diri.
2. Faktor situasi atau ekologi yang berdampak terkembangnya sikap tertentu dalam diri
individu yang bukan menjadi kemauan sadar masyarakat atau institusi.
3. Akibat pola tingkah laku yang terbentuk dari cara pertama dan kedua, individu mengalami
perubahan kepribadian lebih lanjut dalam rangka mengekspresikan atau memuaskan motif-
motif yang penting.
Penelitiannya mengenai pengaruh lingkungan, mencakup lingkungan sekitar individu
maupun lingkungan sosial dan kultural yang luas. Sama seperti meneliti trait individu,
lingkungan juga mempunyai trait, yang oleh Cattell dinamakan sintaliti (syntality), yaitu
karakter atau atribut dari kelompok sosial yang luas. Menurutnya memahami individu harus
dilakukan dengan memahami kepribadian individu dan sintaliti kelompok yang
mempengaruhi individu itu (baik kelompok kecil maupun kelompok yang luas).

Asesmen Kepribadian
ada beberapa Instrumen (alat) asesmen Kepribadian yang
dikembangkan untuk mengungkapkan trait-trait yang dikemukakan
oleh Cattell, baik yang dikembangkan oleh Cattell sendiri maupun
yang dikembangkan oleh kolaborasi dengan pakar lain.
No Instrumen Penggunaan
1. 16 PF ( 16
Personality Factor
Questionnaire)
Untuk mengungkap
trait normal orang
dewasa
2. PSPQ (Pre-School
Personality
Questionnaire)
Untuk anak usia 4-6
tahun
3. ESPS (Early-School
Personality
Questionnaire)
Untuk anak usia 6-8
tahun
4. CPQ (child
Personality
Usia anak 8-12 tahun
Questioannaire)
5. HSPQ (High-School
Personality
Questionnaire)
Untuk remaja usia 12-
18 tahun
6. CAQ (clinical Analysis
Questionnaire)
Mengungkap trait
Patologis
7. MRQ (Marriage Role
Questionnaire)
Mengungkap
kepuasan seks,
kebersamaan, peran,
dll.

Anda mungkin juga menyukai