Secara umum tujuan dari diadakannya bimbingan dan konseling bagi siswa / individu adalah mengungkap kekuatan, kelemahan, minat dan bakat yang ada pada diri siswa sehingga mampu berkembang secara optimal. Bimbingan dan konseling juga berfungsi agar siswa mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Selanjutnya bimbingan juga mambantu siswa untuk merencanakan masa depannya dengan maksud siswa mampu mempertimbangkan sendiri dan mengambil keputusan tentang masa depannya. Dengan beberapa tujuan diatas maka bimbingan dan konseling memiliki beberapa bidang , yaitu : a. Bidang Pengembangan Pribadi
Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi. Bidang pengembangan pribadi siswa mencakup aspek-aspek kepribadian siswa yang menyangkut dengan tuhannya dan dirinya sendiri.
Menurut surya dan winkel(1991); aspek-aspek persoalan individu yang membutuhkan layanan bimbingan pribadi adalah : 1. Kemampuan individu memahami dirinya sendiri, 2. Kemampuan individu mengambil keputusan sendir, 3. Kemampuan individu memecahkan masalah menyangkut keadaan batinnya sendiri. Sedangkan tujuan bimbingan pribadi menurut depdikbud adalah: 1. Mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi 2. Mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara baik. Bimbingan pribadi juga bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri. Beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu: 1. Layanan informasi 2. Pengumpulan data 3. Orientasi
b. Bidang Pengembangan Sosial
Menurut djumhur dan surya bimingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam memecahakan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu menysuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkngan sosialnya. Tujuan utama pelayanan bimbingan sosial adlaah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dalam lingkungannya.
Problem individu yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya, yaitu : 1. Kesulitan dalam persahabatan 2. Kesulitan dalam mencari teman 3. Merasa terasing dalam aktivitas kelompok 4. Kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok 5. Kesulitan dalam mewujudkan hubungan yang harmonis dalam keluarga 6. Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru. Aspek-aspek sosial yang memerlukan layanan bimbingan sosial adalah : 1. Kemampuan individu melakukan sisialisasi dengan lingkungannya 2. Kemampuan individu melakukan adaptasi 3. Kemampuan individu hubungan sosial(interaksi sosial) dengan lingkungannya baik lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Bentuk bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa diberikan kepada para siswa disekolah adalah : 1. Layanan informasi 2. Orientasi
c. Bidang Pengembangan Kegiatan Belajar
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalha suatu bantuan dari pembimbing kepada terbimbing/siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Tujuan bimbingan belajar adalah membantu individu/siswa agar mencapai perkembangan yang optimal , dan dapat memecahkan masalah-masalah belajar dan dapat mandiri dalam belajar.
Beberapa aspek masalah belajar yang memerlukan layanan bimbingan belajar adalah : a. Kemampuan belajar yang rendah b. Motivasi belajar yang rendah c. Minat belajar yang rendah d. Tidak berbakat pada mata pelajaran tertentu e. Kesuliatan berkonsentrasi dalam belajar f. Sikap belajar yang tidak terarah g. Perilaku mal adaptif dalam belajar seperti suka menggangu teman belajar h. Prestasi belajar yang rendah i. Penyaluran kelompok belajar dan kegiatan belajar siswa lainnya j. Pemilihan dan penyaluran jurusan k. Pemilihan pendidikan lanjutan l. Gagal ujian dan tidak naik kelas
Bentuk bimbingan belajar siswa adalah menyesuaikan dengan masalah belajar yang terjadi dan dihadapi oleh siswa. Beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada siswa disekolah yaitu : 1. Orientasi kepada siswa 2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat disekolah maupun dirumah. 3. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang ada 4. Pengumpulan data siswa 5. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar 6. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok secara efektif dan efisien.
d. Bidang Pengembangan Karir
Menurut winkel bimbingan karir merupakan bantuan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan(profesi) tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Tujuan bimbingan karir disekolah adalah agar siswa mampu memahami, merencanakan, memilih menyesuaikan diri, dan mengembangkan karir-karir tertentu setelah mereka tamat dari pendidikannya. Beberapa aspek masalah kerier yang membutuhkan pelayanan bimbingan karirdisekolah dan madrasah : 1. Pemahaman terhadap dunia kerja 2. Perencanaan dan pemilihan karir atau jabatan(profesi) tertentu 3. Penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karir 4. Nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karir 5. Cita-cita masa depan 6. Minat terhadap karir tertentu 7. Kemampuan dalam bidang karir tertentu 8. Bakat khusus terhadap karir tertentu 9. Kepribadian yang berkenaan engan karir tertentu 10. Harapan keluarga 11. Masa depan karir yang akan diperoleh 12. Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntuan yang terkandung dalam karir atau jabatan 13. Pasar kerja 14. Kemungkinan pengembangan karir. Bentuk bentuk layanan bimbingan karir, yaitu : 1. Layanan informasi tentang diri sendiri 2. Layanan informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karir 3. Layanan penempatan 4. Orientasi
e. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga
Bimbingan kehidupan berkeluarga merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan dapat mencarikan alternatif bagi pemecahan masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang kehidupan berkeluarga dan siswa mampu memecahkan maslah-masalah yang berkenaan dengan kehidupan berkeluarga. Aspek-aspek kehidupan berkeluarga yang membutuhkan layanan bimbingan dan konseling antara lain : 1. Pemahaman tentang fungsi-fungsi, peranan dan tanggung jawab keluarga 2. Pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada manusia 3. Prilaku seksual yang benar 4. Pernikahan 5. Perceraian 6. Talak dan rujuk 7. Kelahiran 8. Hubungan antara anggota keluarga Bentuk-bentuk layanan bimbingan pengembangan kehidupan berkeluarga : 1. Layanan data 2. Layanan informasi 3. Orientasi
f. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama Makna bimbingan kehidupan beragama adalah bantuan yang diberikan pembimbing kepada terbimbing/siswa agar mereka mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan kehiduupan beragama. Tujuan layanan ini adalah agar siswa memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang ajaran agamanya. Sedangkan aspek pengembanganya adalah suasana lembaga dan objek keagamaan seperti upacara ritual keagamaan, sarana ibadah keagamaan, dan peninggalan keagamaan. Bentuk-bentuk layanan bimbingan beragama disekolah seperti : 1. Layanan informasi 2. Orientasi
B. KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING Kode etik adalah pola ketentuan / aturan / tata cara yang menjadi pedoman menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi. Sedangkan pengertian kode etik bimbingan dan konseling adalah etika profesi dan/atau moralitas yang harus dipegang kuat oleh setiap konselor dalam menjalankan profesinya dengan ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang ingin berkecimpung dalam bidang bimbingan dan konseling demi untuk kebaikan. kode etik didalam bimbingan dan konseling dimaksudkan agar bimbingan dan konseling tetap dalam keadaan baik. kode etik ini mengandung ketentuan-ketentuan yang tidak boleh dilanggar atau diabaikan tanpa membawa akibat yang menyenangkan,
berikut ini terdapat kode etik bimbingan dan konseling yang dikemukakan oleh prof. Dr Bimo Walgito, antara lain :
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan konseling harus memegang teguh prinsip-prinsip bimbingan dan konseling 2. Pembimbinga harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknaya, dengan membatasi diri pada keahlianya atau wewenangnya. 3. Oleh karena pekerjaan pembimbing langsung dengan kehidupan pribadi orang seperti telah dikemukakan di atas maka seorang pembimbing harus : a. Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya. b. Menunjukkan sikap hormat kepada klien. c. Menunjukkan penghargaan yang sama kepada bermacam-macam klien. d. Pembimbing tidak diperkenankan : 1. Menggunakan tenaga-tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih. 2. Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan. 3. Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien. 4. Mengalihkan klien kepada konselor lain, tanpa persetujuan klien tersebut. e. Meminta bantuan ahli dalam bidang lain di luar kemampuan atau di luar keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang diperlukan dalam melaksanakan bimbiingan dan konseling. f. Pembimbing harus selalu menyadari akan tanggung jawabnya yang berat yang memerlukan pengbdian penuh. Di samping rumusan tersebut, terdapat rumusan kode etik bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia, yang dikutip oleh Syahril dan Riska Ahmad (1986) yaitu : 1. Pembimbing/konselor menghormati harkat pribadi, integritas dan keyakinan klien. 2. Pembimbing/konselor menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi pembimbing/konselor sendiri. 3. Pembimbng/konselor tidak membedakan klien atas dasar suku bangsa, warna kulit, kepercayaan atau status sosial ekonominya. 4. Pembimbng/konselor dapat menguasai dirinya dalam arti kata berusaha untuk mengerti kekurangan-kekurangannya dan prasangka-prasangka yang ada pada dirinya yang dapat mengakibatkan rendahnya mutu layanan yang akan diberikan serta merugikan klien. 5. Pembimbng/konselor mempunyai serta memperlihatkan sifat-sifat rendah hati, sederhana, sabar, tertib, dan percaya pada paham hidup sehat. 6. Pembimbng/konselor terbuka terhadap saran atau pandangan yang diberikan padanya, dalam hubungannya dengan ketentuan-ketentuan tingkah laku profesional sebagaimana dikemukakan dalam kode etik bimbingan dan konseling. 7. Pembimbng/konselor memiliki sifat tanggung jawab baik terhadap lembaga dan orang- orang yang dilayani, maupun terhadap profesinya. 8. Pembimbng/konselor mengusahakan mutu kerjanya setinggi mungkin. 9. Pembimbng/konselor menguasai pengetahuan dasar yang memadai tentang hakikat dan tingkah laku orang, serta tentang teknik dan prosedur layanan bimbingan guna dapat memberikan layanan dengan sebaik-baiknya. 10. Seluruh catatan tentang klien merupakan informasi yang bersifat rahasia, dan pembimbing menjaga kerahasiaan ini. 11. Sesuatu tes hanya boleh diberikan oleh petugas yang berwenang menggunakan dan menafsirkan hasilnya. 12. Testing psikologi baru boleh diberikan dalam penanganan kasus dan keperluan lain yang membutuhkan data tentang sifat dan diri kepribadian seperti taraf inteligensi, minat, bakat, dan kecenderungan-kecenderungan dalam diri pribadi seseorang. 13. Data hasil tes psikologis harus diintegrasikan dengan informasi lainnya yang diperoleh dari sumber lain, serta harus diperlakukan setaraf dengan informasi lainnya itu. 14. Konselor memberikan orientasi yang tepat kepada klien mengenai alasan digunakannya tes psikologi dan apa hubungannya dengan masalah yang dihadapi klien. Hasil tes psikologi harus diberitahukan kepada klien dengan disertai alasan-alasan tentang kegiatan-kegiatannya dan hasil tersebut dapat diberitahukan pada pihak lain, sejauh pihak yang diberitahukan itu ada hubungannya dengan usaha bantuan pada klien dan tidak merugikan klien sendiri.
C. TEKNIK-TEKNIK DALAM KONSELING Yang di maksud dengan teknik konseling disini adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi- kondisi lingkungannya yakni nilai-nilai social, budaya dan agama. dalam proses konseling, penguasaan terhadap teknik konseling akan merupakan kunci keberhasilanuntuk mencapai tujuan konseling. Seorang konselor yang efektif harus harus mampu merespon klien secara baik dan benar sesuai dengan klien pada saat itu. Respon-respon yang baik berupa pertanyaan-pertanyaan verbal dan nonverbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan mendorong sehingga klien terbuka untuk menyatakan secara bebas perasaan, pikiran, dan pengalamannya. Sebagai suatu proses, implementasi teknik-teknik konseling akan melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap tersebut adalah : 1. Persiapan konseling Dalam hal ini, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh konselor untuk memulai proses konseling yaitu : a. Kesiapan untuk konseling Kesiapan untuk konseling tertuju kepada konselor atau kliennya. Setiap aktivitas yang berproses akan memerlukan persiapan yang matang. Tanpa persiapan konseling tidak akan dapat berjalan dengan efektif dan sangat mungkin tujuan konseling tidak tercapai. Hal-hal yang berkenaan dengan kesiapan konseling terutama yang berhubungan dengan klien adalah : 1. Motivasi klien untuk memperoleh bantuan. 2. Pengetahuan klien tentang konseling. 3. Kecakapan tentang intelektual. 4. Tingkat tilikan terhadap masalah dengan dirinya sendiri. 5. Harapan-harapan terhadap peran konselor, 6. System pertahanan diri Agar klien siap dalam mengikuti konseling, disarankan kepada konselor agar melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Memulai pembicaraan dengan berbagai pihak tentang berbagai topic masalah dan pelayanan konseling yang diberikan. 2. Menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif sehingga merangsang klien untuk memperoleh bantuan. 3. Menghubungi sumber-sumber referral ( rujukan ) misalnya dari organisai, sekolah dan madrasah, guru dan sebagainya. 4. Memberikan informasi kepada klien tentang dirinya dan prospeknya,Melalui proses pendidikan itu sendiri. 5. Melakukan survai terhadap masalah-masalah klien, dan Melakukan orientasi pra konseling. b. Riwayat kasus. Riwayat kasus adalah suatu kumpulan harta yang sistematis tentang kehidupan klien skarang dan masa yang lalu. menurut surya riwayat kasus dapat dibuat dalam berbagai bentuk: 1. Riwayat koneling psikoterapeutik,yang lebih memusatkan pada masalah-masalah psikoterapeutik dan diproleh melalui wawancara konseling. 2. Catatan komulatif ( commulative record), yaitu suatu catatan tentang berbagai aspek yang menggambarkan perkembangan seseorang. 3. Biografi dan autobiografi. 4. Tulisan-tulisan yang dibuat sendiri oleh klien yang berkasus, sebagai dokumen pribadi 5. Grafik waktu tentang kehidupan klien yang berkasus. c. Evaluasi psikodiagnostik Secara umum diagnosis dalam bidang psikologi berarti pernyataan tentang masalah klien, perkiraan sebab-sebab kesulitan, kemungkinan teknik-teknik konseling untuk memecahkan masalah, dan memperkirakan hasil konseling dalam bentuk tingkah laku klien dimasa yang akan datang. Surya menyarankan dalam proses konseling hendaknya berhati-hati menggunakan diagnosis dengan pengertian diatas: sebab dapat menimbulkan bahaya sebagai berikut: 1. Data yang terbatas atau kurang memadai, padahal kehidupan klien sangat kompleks. 2. Konselor kurang memperhatikan keadaan tingkah laku klien sekarang. 3. Terlalu cepat menggunakan test 4. Hilangnya pemahaman terhadap individualitas atau keunikan system diri klien 5. Pengaruh sikap menilai dari konselor.
2. Teknik-teknik Melakukan Konseling Proses konseling memerlukan teknik-teknik tertentu sehinggga konseling bisa berjalan secara efektif dan efisien atau berdaya guna dan berhasil.berikut ini diuraikan beberapa teknik dalam konseling. a. Teknik rapport Teknik rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama .tujuan utama teknik ini adalah untuk menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya.melalui teknik ini akan tercipta hubungan yang akrab antara konselor dan kliennya yang ditandai dengan saling memperdayai.implementasi teknik rapport dalam konseling adalah: 1. Pemberian salam yang menyenangkan, 2. Menetapkan topic pembicaraan yang sesuai. 3. Susunan ruang konseling yang menyenangkan 4. Sikap yang ditandai dengan: a. Kehangatan emosi b. Realisasi tujuan bersama c. Menjamin kerahasiaan klien d. Kesadaran terhadap hakikat klien secara alamiah. b. Prilaku attending Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk prilaku seperti kontak mata,bahasa tubuh,dan bahasa lisan. Prilaku attending yang baik harus mengombinasikan ketiga aspek diatas sehingga akan memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat pembicaraan dan terbuka. Prilaku attending yang baik akan dapat: 1. Untuk meningkatkan harga diri klien. 2. Menciptakan suasana yang aman dan akrab. 3. Mempermudah ekpresi perasaan klien dengan bebas. c. Teknik structuring Structuring adalah proses penetapan batasan konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya. Ada lima macam structuring dalam konseling yaitu: 1. Batas-batas waktu baik dalam satu individu maupun seluruh proses konseling. 2. Batas-batas tindakan baik konselor maupun klien 3. Batas-batas peranan konselor 4. Batas-batas proses atau prosedur, misalnya menyangkut waktu atau jadwal, berapa lama konseling akan dilakukan dan lain sebagainya 5. Structuring dalam nilai proses, misalnya menyangkut tahapan-tahapan yang harus ditempuh (dilalui), apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama proses konseling berlangsung. d. Empati Empati merupakan kemampuan konselor untuk mersakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena tanpa attending tidak akan ada empati. Empati ada dua macam: 1. Empati primer (primary empathy), yaitu apabila konselor hanya memahami perasaan, pikiran, keinginan dan pengalaman klien dengan tujuan agar klien terlibat pembicaraan dan terbuka 2. Empati tingkat tinggi ( advanced accurate empathy),yaitu apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran, keinginan, dan pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. e. Refleksi perasaan Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata- kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien. Refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan (tahap awal konseling) dilakukan dan sebelum pemberian informasi serta tahap interprepasi dimulai. Refleksi perasaan bias berwujud positif, negative, dan anbivalen. Refleksi perasaan akan mengalami kesulitan apabila: 1. Streotipe dari konselor. 2. Konselor tidak dapat mengatur waktu sesi konseling. 3. Konselor tidak dapat memilih perasaan mana untuk direfleksikan. 4. Konselor tidak dapat mengetahui isi perasaan yang direfleksikan. 5. Konselor tidak dapat menemukan didalam perasaan. 6. Konselor menambah arti perasaan dan, 7. Konselor menggunakan bahasa kurang tepat. Selanjutnya, menurut surya, manfaat refleksi perasaan dalam proses konseling adalah: 1. Membantu klien untuk merasa dipahami secara mendalam 2. Klien merasa bahwa perasaan menyebabkan tingkah laku 3. Memuasatkan evaluasi pada klien 4. Member kekuatan untuk memilihMemperjelas cara berpikir klien dan, 5. Menguji kedalaman motive-motive klien f. Teknik eksplorasi Eksplorasi merupakan ketrampilan konselor untuk menggali perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Teknik ini dalam konseling sangat penting karena umumnya klien tidak ma uterus terang(tertutup, menyimpan rahasia bathin, menutup diri atau tidak mampu mengemukakannya secara terus terang. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam. Eksplorasi ada tiga macam: 1. Eksplorasi perasaan 2. Eksplorasi pikiran 3. Eksplorasi pengalaman. g. Teknik paraphrasing ( menangkap pesan utama ) Untuk dapat melakukan paraphrasing yang baik, konselor harus: 1. Menggunakan kata-kata yang mudah dan sederhana 2. Dengan teliti mendengarkan pesan utama pembicaraan klien. 3. Menyatakan kembali dengan ringkas 4. Amati respon klien terhadap konselor. Dalam proses konseling paraphrasing misalnya ketika klien (ki) mengatakan: biasanya si A selalu senang dengan saya, tetapi entah kenapa dia memusuhi saya. Mendengar perkataan tersebut konselor atau ko mengatakan: apakah yang anda maksudkan adalah si A tidak konsisten. h. Teknik bertanya Teknik bertanya ada dua macam, yaitu bertanya terbuka (open question) dan bertanya tertutup (closed question). Pada pertanyaan terbuka, klien bebas memberikan jawabannya, sedangkan pada pertanyaan tertutup telah menggambarkan alternative jawabannya misalnya jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak dan lain sebagainya. i. Dorongan minimal (minimal encouragement) Dalam proses konseling, konselor harus mengupayakan agar klien selalu terlibat dalam pembicaraan. Untuk itu konselor harus mampu memberikan dorongan minimal kepada klien, yaitu suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan klien. Teknik ini memungkinkan klien untuk terusberbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan. j. Interpretasi Interpretasi merupakan usaha konselor mengulas pikiran, perasaan dn prilaku atau pengalaman klien berdasarkan teori-teori tertentu. Tujuan utama teknik ini adalah untuk memberikan rujukan, pandangan atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru. k. Teknik mengarahkan (directing) Upaya konselor mengarahkan klien dapat dilakukan dengan menyuruh klien memerankan Sesuatu (bermain peran) atau menghayalkan sesuatu. l. Teknik menyimpulkan sementara (summarizing) Membuat kesimpulan bersama perlu dilakukan agar klien memiliki pemahaman dan kesadaran bahwa keputusan tentang dirinya menjadi tanggung jawab klien, sedangkan konselor hanya membantu. Kapan suatu pembicaraan akan disimpulkan bias ditetapkan sendiri oleh konselor atau bias tergantung kepada felling konselor. Tujuan utama menyimpulkan sementara ( summarizing ) adalah: 1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengambil kilas balik ( feedback ) dari hal-hal yang telah dibicarakan bersama konselor. 2. Untuk menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara bertahap. 3. Untuk meningkatkan kualitas kemampuan diri 4. Mempertajam atau memperjelas focus atau arah wawancara konseling.
m. Teknik-teknik memimpin Agar wawancara konseling tidak menyimpang ( pembicaraan terfokus pada masalah yang dibicarakan ) konselor harus mampu memimpin arah pembicaraan sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien. n. Teknik focus Konselor yang efektif harus mampu membuat focus melalui perhatiannya yang terseleksi terhadap pembicaraan dengan klien ( wawancara konseling ). o. Teknik konfrontasi Teknik ini dalam konseling dikenal juga dengan memperhadapkan . Teknik konfrontasi adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi ( tidak konsisten ) antara perkataan dengan perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan. Misalnya klien menceritakan hal-hal yang sedih tetapi sambil tertawa dan tersenyum gembira. p. Menjernihkan ( clarifying ) Dalam konseling, teknik dilakukan oleh konselor dengan mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, salah samar, atau agak meragukan. Tujuan teknik ini adalah : 1. Mengundang klien untuk menyatakan pesannya secara jelas, ungkapan kata-kata yang tegas, dengan alasan-alasan yang logis 2. Agar klien menjelaskan, mengulang dan mengilustrasikan perasaannya. Dalam konseling, misalnya klien mengatakan: konflik yang terjadi dirumah membuat saya bingung dan stres . Saya tidak mengerti siapa yang menjadi pemimpin dirumah itu. Selanjutnya konselor mengatakan biasakah anda menjelaskan persoalan pokoknya ? misalnya peran ayah, peran ibu, atau saudara-saudara anda. q. Memudahkan ( facilitating ). Facilitating adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas. r. Diam sebagai suatu teknik Diam dalam konseling bisa dijadikan suatu teknik. Dalam konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi. Komunikasi tetap ada, yaitu melalui prilaku nonverbal. Diam amat penting pada saat attending. Saat diam yang ideal dalam proses konseling adalah antara 5-10 detik. s. Mengambil inisiatif Pengambilan inisiatif perlu dilakukan oleh konselor ketika klien kurang bersemangat untuk berbicara, lebih sering diam, dan kurang partisipatif. Konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
t. Memberi nasihat Dalam konseling, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien memintanya. Meskipun demikian, konselor tetap harus mempertimbangkanya, apakah pantas atau tidak memberikan nasihat. u. Pemberian informasi Apabila konselor tidak mengetahui suatu informasi, sedangkan klien memintanya, maka konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahuinya. Sebaliknya apabila konselor mengetahui, sebaiknya diupayakan agar klien tetap mengusahakannya sendiri. v. Merencanakan Menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk dapat membuat rencana suatu program untuk action (melakukan tindakan sesuatu) guna memecahkan masalah yang dihadapinya. w. Menyimpulkan Pada akhir sesi konseling, bersama klien konselor membuet suatu kesimpulkan. Atau konselor membantu klien membuat suatu kesimpulan yang menyangkut hal: 1. Bagaimana keadaan perasaan klien saat ini terutama menyangkut kecemasannya akibat masalah yang dihadapinya. 2. Memantapkan rencana klien. 3. Pokok-pokok yang akan dibicarakan selanjutnya pada sesi berikut. Misalnya, menjelang waktu akan berakhir, konselor mengatakan: apakah sudah dapat kita buat kesimpulan akhir pembicaraan kita ? x. Teknik mengakhiri (menutup sesi konseling) Mengakhiri sesi konseling merupakan suatu teknik dalam proses konseling. Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan konselor dengan cara: 1. Mengatakan waktu sudah habis. 2. Merangkum isi pembicaraan. 3. Menunjukan kepada pertemuan yang akan datang 4. Mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan. 5. Menunjukan catatan-catatan singkat hasil pembicaraan konseling. 6. Memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila diperlukan.
Kesimpulan Bidang bidang pelayanan dalam bimbingan konseling terdiri dari 6 bidang, yaitu bidang bimbingan akademik / belajar, bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan karier, bidang bimbingan keluarga tujuan nya adalah untuk mengungkap kekuatan, kelemahan, minat dan bakat yang ada pada diri siswa sehingga mampu berkembang secara optimal. Selanjutnya kode etik pengertiannya adalah pola ketentuan / aturan / tata cara yang menjadi pedoman menjalani tugas dan aktivitas suatu profesi. Proses konseling memerlukan teknik-teknik tertentu sehinggga konseling bisa berjalan secara efektif dan efisien atau berdaya guna dan berhasil.
Saran Setelah penulis menguraikan masalah tersebut banyak sekali kekurangannya. Untuk itu kami harapkan kepada bapak dosen khususnya dan kepada para rekan/ pembaca pada umumnya untuk meneliti dan mengkaji kembali hal-hal yang berhubungan dengan masalah ini, supaya para pembaca mendapat wawasan yang lebih luas, dan kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.