Gizi Asi Eksklusif

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 38

1

LAPORAN UKM
KESEHATAN GIZI

MANFAAT ASI EKSKLUSIF DALAM TUMBUH KEMBANG BAYI













Oleh:
dr. Tegar Chandra B.R.

Pendamping
dr. Dwi Retno S

UPTD PUSKESMAS AMBARAWA
KABUPATEN SEMARANG
2014


2


HALAMAN PENGESAHAN
Nama : dr. Tegar Chandra B.R.
Judul Laporan UKM : Manfaat Asi Eksklusif dalam Tumbuh Kembang Bayi





Ambarawa, April 2014









Mengetahui,





BAB I

Peserta




dr. Tegar Chandra B.R.
Pendamping




dr. Dwi Retno S
NIP 19740313 200604 2 017




dr. Ganis Hermoko
NIP 19 65 0910 2007 01 1012
Kepala UPTD PuskesmasAmbarawa




drg. Djuwinarti
NIP 19600825 198903 2 002


dr. Hj. K. Ullin Noor, MM
NIP 19 65 0623 19 99 03 2002
3

PENDAHULUAN

Dalam mempersiapkan generasi yang tangguh dan cerdas di masa depan
adalah tanggung jawab bersama semua pihak. Baik tidaknya proses tumbuh kembang
fisik, mental maupun sosial anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor gizi,
sosial budaya, pelayanan kesehatan, dan lain-lain. Impian setiap orang tua adalah
mempunyai anak yang sehat, cerdas, dan berkepribadian baik. Langkah awal untuk
dapat mewujudkan impian tersebut adalah melalui pemberian makanan pertama atau
makanan awal yang benar, dengan kualitas dan kuantitas yang optimal.Setelah itu
dilanjutkan dengan memberikan makan makanan anak yang bergizi yang seimbang
serta imunisasi yang dilakukan secara teratur. Gangguan gizi pada masa bayi dan
anak dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut dikemudian
hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih
cerdas dengan diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama empat-enam bulan pertama
kehidupannya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 450 bulan April tahun 2004
tentang pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia sejak bayi lahir sampai
dengan bayi berumur 6 (enam) bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak umur 2
(dua) tahun dengan pemberian makanan tambahan yang sesuai.
Angka Kematian Bayi di Indonesia saat ini masih yang tertinggi di antara
negara-negara di ASEAN(Association South East Asia Nation). Tingginya angka
kematian bayi di Indonesia tersebut diperkirakan ada kaitannya dengan pemberian
4

ASI yang akhirnya akan berkorelasi dengan terjadinya gizi buruk (Survey Demografi
Kesehatan Indonesia, 1997-2003).
United Nations ChildrenFund (UNICEF) menyatakan sebanyak 30.000
kematian bayi di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI secara eksklusif
selama enam bulan sejak kelahiran, tanpa harus memberikan makanan atau minuman
tambahan pada bayi. The World Alliance for BreastfeedingAction (WABA)
memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI
pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan
enam bulan. Namun kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif di
Indonesia baru sekitar 14% (Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 1997-2003).
Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah ibu yang memberikan
ASI eksklusif antara lain pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif masih
rendah, tatalaksana rumah sakit yang salah dan banyaknya ibu yang mempunyai
pekerjaan di luar rumah. Beberapa rumah sakit menganjurkan susu formula pada bayi
yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal ini menyebabkan
bayi tidak terbiasa menghisap ASI dari puting susu ibunya.
Cakupan ASI Eksklusif yang diperoleh dari profil kesehatan di
kota/kabupaten Jawa Tengah pada tahun 2012 sebesar 25,6% , angka ini belom
mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Puskesmas Ambarawa
merupakan puskesmas di salah satu kabupaten di Jawa Tengah dan dari data profil
Puskesmas tahun 2012 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya
sebesar 12,07% dari jumlah bayi sebanyak 828 yang diberikan ASI Eksklusif hanya
100 bayi.
5

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
identifikasi dan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif di Posyandu BUDI ASIH 1 kel.
Kupang Ambarawa sehingga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI Eksklusif.



















6

BAB II
BENTUK KEGIATAN

I. PERMASALAHAN
Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa cakupan pemberian ASI
Eksklusif di UPTD Ambarawa pada tahun 2012 belum mencapai target. Dapat
diketahui yang menjadi penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif pada
bayi.
1. Ibu
Kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan menyusui, serta ibu mudah
terpengaruh dengan semakin gencarnya promosi susu formula, pekerjaan,
sudah diberikannya makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan, ASI yang
tidak bisa keluar, kondisi payudara dan putting ibu yang tidak memungkinkan.
2. Petugas Kesehatan
Kurangnya kader untuk memotivasi pasien dan memberikan informasi tentang
ASI Eksklusif






7

II. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Akan dilakukan kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif di kelurahan Kupang,
Ambarawa yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada
masyarakat
PERMASALAHAN
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN
INTERVENSI
Ibu Pasien
Kurangnya pengetahuan
tentang manfaat ASI dan
menyusui, serta ibu mudah
terpengaruh dengan
semakin gencarnya promosi
susu formula, pekerjaan,
sudah diberikannya
makanan pendamping ASI
sebelum usia 6 bulan, ASI
yang tidak bisa keluar,
kondisi payudara dan
putting ibu yang tidak
memungkinkan.

Memberikan penjelasan mengenai pengertian,
manfaat, cara menyusui yang baik dan benar, cara
memeras ASI dan penyimpanan ASI yang di perah,
cara merawat payudara dengan benar dan
memberikan MP ASI sesuai waktunya.
Tenaga kesehatan
8

Kurang aktifnya kader
untuk memotivasi ibu
dalam pemberian ASI
Eksklusif.
Setiap ada kegiatan dan pertemuan selalu
mengingatkan para kader untuk memotivasi ibu
dalam pemberian ASI Eksklusif.


















9

BAB III
PELAKSANAAN

A. SASARAN
Sasaran pada penyuluhan ini adalah ibu-ibu kader dan peserta Posyandu.
Pelaksanaan
1. Tanggal : Selasa , 11 Februari 2014
2. Waktu : 09.00 WIB selesai
3. Tempat : Posyandu BUDI ASIH 1 kel. Kupang Ambarawa
4. Peserta : 26 orang
5. Kegiatan : Penyuluhan mengenai manfaat ASI Eksklusif dalam
tumbuh kembang bayi
6. Metode : Penyuluhan, konsultasi dan pembagian leaflet

B. TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
Meja 1
Adalah Meja Pendaftaran dalam kegiatan Posyandu untuk memudahkan
registrasi dan pengaturan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Meja II
Adalah Meja Penimbangan Bayi dan Balita.
Meja III
Adalah Meja Pencatatan hasil penimbangan tersebut pada Kartu Menuju
Sehat (KMS) dan data pada Puskesmas
10

Meja IV
Adalah Meja tempat dilakukan konsultasi mengenai hasil dari KMS
Setelah dilakukan 4 tahap meja tersebut lalu dilakukan penyuluhan
spesifik terkait dengan penyuluhan tentang ASI Eksklusif. Antusias yang
tinggi ditunjukan dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah
pada saat sesi tanya jawab.
Hasil pelaksanaan :
1. Kenapa ASI Eksklusif harus diberikan kepada bayi?
Jawab:
Karena didalam ASI Eksklusif banyak sekali mengandung unsur
pokok yang sangat dibutuhkan bayi dalam tumbuh kembangnya
seperti zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor
pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih.
2. Mulai kapan ASI Eksklusif diberikan kepada bayi?
Jawab:
Pemberian ASI segera setelah lahir dianjurkan segera pada 1 jam
pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali keluar
(kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi. Setelah itu, pemberian
ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya dapat diberikan pada
pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi tersebut sampai
batas waktu usia 6 bulan.


11

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI


1. MONITORING
Monitoring yang dilakukan dengan menggunakan kartu monitoring berupa
Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu ini wajib dibawa ketika dilakukan kegiatan
posyandu sehingga para petugas kesehatan bisa mengkontrol dari kartu
monitoring ini. Monitoring dilakukan dengan memantau perkembangan berat
badan, tumbuh kembang serta dilakukan wawancara terkait dengan sering sakit
atau tidaknya anak dan semakin berkurangnya membawa botol dott yang berisi
susu formula.

2. EVALUASI
Evaluasi dilihat dari cakupan ASI Eksklusif dan mencapai target yang
diharapkan setiap bulannya.






12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
Tingginya angka kematian bayi di Indonesia tersebut diperkirakan ada
kaitannya dengan pemberian ASI yang akhirnya akan berkorelasi dengan
terjadinya gizi buruk . Kesadaran para ibu untuk memberikan ASI eksklusif di
Indonesia baru sekitar 14%. Cakupan ASI Eksklusif yang diperoleh dari profil
Puskesmas tahun 2012 diketahui bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya
sebesar 12,07% dari jumlah bayi sebanyak 828 yang diberikan ASI Eksklusif
hanya 100 bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat
ASI dan menyusui, pekerjaan, gencarnya promosi susu formula sehingga ibu
gampang terpengaruh, ASI yang tidak bisa keluar, kondisi payudara dan putting
ibu yang tidak memungkinkan dan sudah diberikannya makanan pendamping
ASI sebelum usia 6 bulan serta kurang aktifnya kader untuk memotivasi ibu
dalam pemberian ASI Eksklusif. Intervensi pemecahan masalah yang dapat
penulis lakukan adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai ASI Eksklusif
sehingga diharapkan bisa meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif. Setelah dilakukan intervensi tidak semua ibu yang belum mengerti
betapa pentingnya ASI Eklusif untuk anaknya, tetapi ada yang sudah mengerti
terpaksa memberikan susu formula dikarenakan ASI tidak bisa keluar, bahkan
ada yang takut dengan menyusui bisa merubah bentuk dari payudara serta
masalah pekerjaan yang membuat ibu tidak bisa menyusui dengan baik.
13

2. SARAN
Ibu
Lebih aktif datang ke posyandu dan bertanya ke kader tentang
kesehatan ibu dan anak terutama masalah pentingnya ASI Eksklusif
Menyempatkan waktu sebelum bekerja untuk menyusui atau
memberikan ASI Eksklusif untuk anaknya
Menampung ASI ditempat yang bersih dan menyimpannya di kulkas
jika ibu benar-benar tidak ada waktu untuk menyusui
Untuk kehamilan selanjutnya kontrol kehamilan secara teratur dan
sekaligus segera memeriksakan jika terdapat kelainan pada daerah
putting susu
Tenaga Kesehatan
Lebih aktif untuk memotivasi dan memberikan informasi mengenai
ASI Eksklusif saat kegiatan posyandu








14

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung
berasal dari kelenjar payudara ibu (WHO Geneva, 1991). Air Susu Ibu (ASI) adalah
emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresi
oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, yang berguna sebagai makananyang utama
bagi bayi (Roesli, 2000).
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik bagi
bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).
ASI adalah pemberian Tuhan yang nilainya tidak dapat disamai oleh susu
pengganti apa saja yang dibuat oleh manusia. ASI memiliki kandungan zat gizi yang
lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi.Oleh
karenanya ASI merupakan makanan terbaik dan paling baik untuk bayi (Winarno,
1987).

B. Definisi ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain, seperti susu formula,
madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,
bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan,
15

bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai berumur dua
tahun (Purwanti, 2004).
Dalam deklarasi Innocenti (Innocenti Declaration) pada tahun
1990.olehWorld Health Organitation/United Children Fund (WHO/UNICEF) yang
bertujuan melindungi, mempromosikan dan memberi dukungan pada pemberian ASI.
Deklarasi ini juga ditandatangani Indonesia yang memuat hal-hal sebagai berikut:
Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu makanan bayi secara
optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI eksklusif dan semua bayi diberi ASI
eksklusif sejak lahir sampai berusia 4-6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi
diberikan makanan pendamping/padat yang benar dan tepat, sedangakan ASI tetap
diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan ini dapat dicapai
dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu
dapat menyusui secara eksklusif.Pada tahun 1999, UNICEF memberikan klarifikasi
tentang rekomendasi jangka waktu pemberian ASI eksklusif.Rekomendasi terbaru
UNICEF bersama World Health Assembly (WHA) dan banyak Negara lainnya
adalah menetapkan jangka waktu pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2000).
Dahulu, pemberian ASI eksklusif hanya dianjurkan selama empat bulan
(WHO Geneva, 1991).Akan tetapi, sekarang pemberian ASI eksklusif dianjurkan
selama 6 bulan pertama dan dilanjutkan hingga 2 tahun dengan bantuan Makanan
Pendamping ASI /MP-ASI (WHO, 1999).
Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu
pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Selain itu
tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan tambahan
16

sebelum 4 atau 6 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan
mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak
positif untuk perkembangan pertumbuhannya. (Roesli, 2000).

C. Komposisi ASI
ASI mengandung lebih dari 200unsur pokok, antara lain zat putih telur,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat
kekebalan dan sel darah putih.
Terdapat secara proporsional dan seimbang dengan yang lainnya. Cairan
hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia ini sangat tepat bagai suatu simfoni
nutrisi bagi pertumbuhan bayi sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia
(Roesli, 2000).
Komposisi ASI antara lain :
a. Karbohidrat
Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI mengandung lebih banyak laktosa
dibanding susu mamalia lainnya. Laktosa ASI 20-30 % lebih banyak dari susu sapi
(Roesli, 2001).
Kegunaan laktosa bagi bayi :
Laktosa
a). Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak. Salah satu produk dari laktosa yaitu
galaktosa. Ini penting bagi jaringan otak yang sedang tumbuh.
b). Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat penting untuk
pertumbuhan tulang.
17

c). Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus yang baik, yaitu
Lactobacillus bifidus.
d). Laktosa oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat. Adanya asam laktat ini
memberikan suasana asam di dalam usus bayi. Dengan suasana asam di dalam usus
akan memberikan beberapa keuntungan, diantaranya menghambat pertumbuhan
bakteri yang berbahaya (Roesli, 2001).

b. Protein
Air Susu Ibu mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi
manusia. ASI mengandung dua macam protein utama, yaitu whey dan kasein
(casein), ASI juga mengandung taurin, lactoferrin, dan lysosyme.
a). Whey dan Kasein
Whey adalah protein yang halus, lembut, dan mudah dicerna.Kasein adalah protein
yang berbentuk kasar, bergumpal, dan sukar dicerna oleh usus bayi (Roesli, 2000).
b). Taurin
Taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf,
juga penting untuk pertumbuhan retina (Roesli, 2000).
c). Lactoferrin
Laktoferin bertindak sebagai polisi bakteri dalam usus. Laktoferin akan
membiarkan bakteri usus yang baik, yang menghasilkan vitamin, untuk tumbuh,
sedangkan bakteri yang jahat, yang akan menyebabkan penyakit, dihancurkan
(Roesli, 2000).
d). Lysosyme
18

Lysosyme adalah suatu kelompok antibiotik alami di dalam ASI.Suatu protein spesial
yang akan menghancurkan bakteri berbahaya (Roesli, 2000).

c. Lemak
ASI mengandung jumlah lemak sehat yang tepat secara proporsional. Lemak
ASI mudah dicerna dan diserap. ASI mengandung enzym lipase pencerna lemak,
sehingga hanya sedikit lemak ASI yang tidak diserap oleh usus bayi.Susu formula
tidak mengandung enzym lipase sebab enzim ini akan hancur bila dipanaskan,
sehingga bayi menemukan kesukaran menyerap lemak susu formula. Bentuk lemak
ASI yang utama adalah lemak ikatan panjang antara lain : asam linoleat (AA) dan
asam linolenat (DHA). Bentuk asam lemak merupakan komonen penting untuk
mielinisasi pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut saraf.
Selaput isolasi ini akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat. Pada susu
sapi lemak jenis ini tidak ada, padahal ini menjadi amat sangat penting untuk
pertmbuhan otak bayi (Roesli, 2001).

d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatifrendah
tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.Fe dan Ca paling stabil, tidak
dipengaruhi diet ibu. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah
kalsium, kalium, dan natriumdari asam klorida dan fosfat. Yang terbanyak adalah
kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat
19

darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya
dalam ASI cukup (Soetjiningsih, 1997).

a. Vitamin
Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap.Vitamin A, D, dan C cukup, sedangkan
golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik adalah kurang
(Soetjiningsih, 1997).
b. Kalori
Kalori dalam ASI relatif rendah, hanya 77/100 ml ASI. 90 % berasal dari karbohidrat
dan lemak, sedangkan 10 % berasal dari protein (Soetjiningsih, 1997).

Berdasarkan komposisi dari hari ke hari laktasi dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Kolostrum (Susu jolong)
a. Merupakan cairan pertama yang keluar dari kelenjar payudara, dan keluar padahari
pertama sampai hari ke-empat-tujuh.
b. Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari
c. Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan dan lebih kuning dari
susu matur.
d. Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi
makanan yang akan datang.
e. Lebih banyak mengandung protein, sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya
lebih rendah dibandingkan ASI matur.
20

f. Mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dari ASI matur.
g.Volume kolostrum antara 150-300 ml / 24 jam (Roesli, 2001).

2. ASI Transisi / Peralihan
a. adalah ASI yang diproduksi pada hari ke-4 sampai 7 sampai hari ke-10 sampai 14.
b. Kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin
meningkat.
c. Volume semakin meningkat (Roesli, 2001).

3. ASI Matang/Mature
a. Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan seterusnya.
b. Komposisi relatif konstan
c. Pada ibu yang sehat dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan
satu- satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Roesli, 2001).
Pola Pemberian ASI
1). Persiapan Menyusui
Sebagai persiapan menyongsong kelahiran sang bayi, perawatan payudara yang
dimulai dari kehamilan bulan ke-7-8 memegang peranan penting dalam menentukan
berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup
untuk memenuhi kebutuhan bayi. Begitu pula dengan perawatan payudara yang baik,
ibu tidak perlu khawatir bentuk payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang
menarik. Juga dengan perawatan payudara yang baik puting tidak akan lecetsewaktu
diisap bayi (Soetjiningsih, 1997).
21

2). Cara Menyusui
Yang penting dalam cara menyusui adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat
disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah
payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit (Soetjiningsih, 1997).

3). Lama Menyusui
ASI diberikan segera setelah bayi lahir. Pemberian ASI segera setelah lahir
dianjurkan segera pada 1 jam pertama. Hal ini dikarenakan ASI yang pertama kali
keluar (kolostrum) sangatlah baik serta bergizi tinggi (WHO, 1999).
Setelah itu, pemberian ASI bisa kapan saja dan dimana saja. Waktunya dapat
diberikan pada pagi, siang, maupun malam hari sesuai kebutuhan bayi tersebut
(WHO, 1999).
Pada hari-hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disususkan selama 4-
5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh
bayi. Setelah hari ke-4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI
cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit).
Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup dan ASI lancar keluarnya,
sudah cukup untuk bayi. Dikatakan bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5
menit pertama adalah kurang lebih 112 ml, 5 menit kedua kurang lebih 6 ml, dan 5
menit terakhir hanya kurang lebih 16 ml (Soetjiningsih, 1997).



22

D. Produksi ASI
Proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada puting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior
untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengendalikan air susu.
Proses pengeluaran air susu tergantung juga pada let down reflex, isapan puting susu
dapat merangsang kelenjar pituitary posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin,
yang merangsang serabut otot halus didalam dinding saluran susu agar membiarkan
susu dapat mengalir secara lancar (Winarno 1987).
Air Susu Ibu dihasilkan oleh kelenjar jaringan susu yang sangat banyak
jumlahnya didalam payudara, kemudian dialirkan oleh saluran-saluran menuju puting
susu. Kemampuan jaringan payudara ini dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang
kadarnya meningkat setelah ibu melahirkan.Kadar prolaktin juga dipengaruhi oleh
faktor emosi, kondisi kesehatan, dan kecukupan gizi ibu.
Selain itu rangsangan pada puting susu ibu berupa isapan mulut bayi juga akan
meningkatkan hormon oksitosin dalam darah yang mengatur pengeluaran air susu
melalui puting susu. Ini berarti bahwa untuk memperoleh ASI yang cukup dan sehat,
perlu adanya kerjasama yang baik antara ibu dan bayi (Roesli, 2008).

Petunjuk Yang dapat Digunakan untuk Mengetahi Produksi ASI
Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberap kriteria yang dapat dipakai
sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah:
a). ASI yang banyak dapat merembes ke luar melalui puting
b). Sebelum menyusui payudara terasa tegang
23

c). Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur :

UMUR KENAIKAN BERAT BADAN
1-3 bulan 700 gr/bulan
4-6 bulan 600 gr/bulan
7-9 bulan 400 gr/bulan
10-12 bulan 300 gr/bulan

d). Pada umur 5 bulan tercapai 2 x berat badan waktu lahir
e). Pada umur 1 tahun tercapai 3 x berat badan waktu lahir.
f). Jika ASI cukup, setelah menyusui bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam.
g). Bayi kencing lebih sering, sekitar 8 kali sehari (Soetjiningsih, 1997).

E. Manfaat Pemberian ASI
Manfaat bagi bayi
Beberapa manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi antara lain :
1). Sebagai nutrisi.
ASI merupakan sumber gizi yang ideal dengan komposisi yang seimbang dan
disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya.
ASI adalah makanan yang paling sempurna, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Dengan melaksanakan tatalaksana menyusui yang tepat dan benar,
produksi ASI seorang ibu akan cukup sebagai makanan tunggal bagi bayi normal
24

sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan, bayi harus diberi makanan padat tambahan,
tetapi ASI masih dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Roesli, 2001).
2). Meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang
(mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi bayi dari
penyakit diare. Selain itu, ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena
berbagai penyakit infeksi seperti telinga, batuk, dan penyakit alergi (Roesli, 2000).
3). ASI eksklusif meningkat kecerdasan
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan.

a). Faktor genetik
Faktor genetik atu faktor bawaan sangat menentukan potensi genetik atau bawaan
yang diturunkan oleh orangtua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi ataupun
direkayasa.
b). Faktor Lingkungan
Faktor yang menentukan tercapaianya faktor genetik scara optimal. Faktor ini
mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi atau direkayasa.
Terdapat 3 jenis faktor khusus yang mendukung kecerdasan bayi atau anak, yaitu:
1). Pertumbuhan fisik otak (ASUH)
Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan otak, maka
jelasbahwa faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi/anak adalah
nutrisi atau gizi yang diberikan.
25

Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara
langsung juga dapat mempengaruhi otak

2) ASAH
Dibutuhkan stimulasi atau rangsangan untuk perkembangan kecerdasan anak yang
optimal.Tindakan menyusui dapat mengembangkan sosialisasi bayi.Sejak dini sering
berhubungan dengan ibunya maka perkembangan sosialisasinya akan baik dan mudah
berinteraksi dengan lingkungannya.
3). ASIH
Bayi yang disusui ibunya akan merasa aman dan disayangi. Seorang anak yang
merasa disayangi akan mampu menyanyangi lingkungannya sehingga ia akan
berkembang menjadi manusia dengan budi pekerti yang baik dan nurani yang baik
(Roesli 2001).
4). Meningkatkan jalinan kasih sayang.
Bayi yang berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang
ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tenteram, terutama karena masih dapat
mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.
Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan
emosi bayi dan membentukan kepribadian yang percaya diri dasar spiritual yang baik
(Roesli, 2001).
5). Melindungi anak dari serangan alergi
Bayi yang diberi susu sapi terlalu dini mungkin menderita lebih banyak masalah
alergi, misalnya asma dan eksim (Roesli, 2001).
26

6). Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi
sampai usia 6 bulan (Roesli, 2000).
7). Meningkatkan daya penglihatandan kepandaian bicara (Roesli, 2000).
8). Membantu pembentukan rahang yang bagus (Roesli, 2000).
9). Mengurangi risiko terkena kencing manis dan penyakit jantung (Roesli, 2000).
10). Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat
bisa jalan (Roesli, 2000).

Manfaat bagi Ibu
a). Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya
perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan berkurang. Hal ini karena pada ibu
menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk
konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti.
Hal ini menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan (Roesli, 2000)
b). Mengurangi terjadi anemia.
Karena menyusui dapat mengurangi perdarahan, maka dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya anemia pada ibu (Roesli, 2000).
c). Menjarangkan kehamilan.
Menyusui merupakan kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil (Roesli,
2000).
d). Mengecilkan rahim.
27

Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali
ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan pada
ibu yang tidak menyusui (Roesli, 2000).
e). Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker
payudara dan ovarium berkurang (Roesli, 2000).
f). Lebih ekonomis, tidak perlu dibeli.
Dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula (Roesli,
2000).
g). Hemat waktu dan tidak merepotkan
ASI dapat segera diberikan pada bayi. Tidak seperti ASI, pemberian susu botol akan
lebih merepotkan terutama pada malam hari (Roesli, 2000).
h). Portabledan praktis
Mudah dibawa kemana-mana (portable) sehingga saat berpergian tidak perlu
membawa pergi berbagai alat untuk membuat susu formula. Air susu ibu dapat
diberikan kapan saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan/minum, serta dalam
suhu yang selalu tepat (Roesli, 2001).
i). Memberi kepuasan bagi ibu.
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan,
dan kebahagiaan yang mendalam (Roesli, 2000).
j). Lebih cepat langsing.
28

Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari
lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang
menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil (Roesli, 2000).

Manfaat pemberian ASI bagi keluarga
a). Mengurangi pengeluaran rumah tangga karena pemberian ASI tanpa biaya
(Roesli, 2000).
b). Tidak merepotkan anggota keluarga yang lain karena ASI sangatlah mudah dan
praktis untuk diberikan (Roesli, 2000).
Manfaat pemberian ASI bagi lingkungan
a). Melindungi lingkungan, jika dengan ASI mengurangi kebutuhan sumber daya
alam misalnya: air, bahan bakar. Dan mengurangi terjadinya polusi dari botol bekas,
kaleng susu, dan sebagainya (Roesli, 2000).
b). ASI tidak menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan
pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi yang juga
mengeluarkan asap, juga tidak perlu menebang hutan untuk membangun pabrik susu
yang besar-besar (Roesli, 2000).

Manfaat pemberian ASI bagi negara
Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena halhal
berikut :
a). Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta
biaya menyiapkan susu.
29

b). Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran
nafas.
c). Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun negara (Roesli, 2000).

Langkah-Langkah Menyusui Yang Benar
1). Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting
dandisekitar payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu.
2). Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara
a). Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunaka kursi
yang rendah (agar kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.
b). Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak
pada lengkung siku (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan).
c). Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, danyang satu di depan.
d). Perut ibu menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak
hanya membelokan kepala bayi).
e). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
f). Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3). Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah,
jangan menekan puting susu atau kalang payudara saja.
30

4). Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara:
a). Menyentuh pipi dengan puting susu.
b). Menyentuh sisi mulut bayi.
5). Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatakan ke payudara
ibu dan puting susu serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi:
a). Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar
dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah kalang payudara.
Posisi yang salah, yaitu apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, akan
mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
b). Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disanggah lagi
(Soetjiningsih, 1997).

F. Waktu Pemberian ASI
Ibu memberikan ASI nya setiap bayi meminta dan tidak berdasarkan jam. Ini disebut
menyusui atas permintaan atau on demand. Pada mulanya, bayimenyusui secara
tidakteratur, tetapi setelah satu atau dua minggu pola menyusuinya sudah teratur.
Jenjang waktu menyusui pada bayi biasanya dua-tiga jam sekali. Dan pola ini tidak
akan menimbulkan masalah seperti terjadinya bendungan dan sebagainya (Roesli,
2001).
Jadwal Pemberian Makan
Umumnya bayi yang menyusui ASI tidak mempunyai masalah dalam jadwal
pemberian ASI, karena dapat diberikan setiap saat. Bayi yang mendapat ASI biasanya
31

pemberian minum dilakukan dalam waktu tiga jam. Sebaiknya enam kali sehari dan
bila perlu ditambah satu-dua kali pada malam hari. Bayi Berat badan lahir rendah
(BBLR) diberikan minum dengan porsi yang lebih sedikit, namun dengan frekuensi
yang lebih sering. Pada dasarnya makin kecil berat lahir bayi, maka makin kecil porsi
minumnya dan makin sering waktu pemberian minumnya ((Roesli, 2001).
Bila bayi diperkenalkan dengan makanan pelengkap, maka jarak waktu pemberian
makanan utama adalah tiga-empat jam dan diantaranya diberikan dua kali makanan
pelengkap berupa buah dan biskuit/kue. Penjadwalan hendaknya diatur agar waktu
pemberian makan disesuaikan dengan kebiasaan orang dewasa.
Jadi bila bayi sudah mendapat nasi tim, maka jadwal makan secara umum adalah
sebagai berikut:
a). Tiga kali makan padat (pagi, siang, dan sore)
b). Dua kali ASI/PASI (Pendamping ASI) (waktu bangun pagi dan sebelum tidur)
c). Dua kali buah atau kue yang diberikan diantara waktu makan padat dan bila perlu
tambahkan minum pada malam hari (Roesli, 2001).
Kriteria bayi mendapatkan makanan yang cukup
(1). Bayi tumbuh apabila kurva pertumbuhan mengikuti arah jalan menuju sehat,
berarti ia sudah mendapat cukup makanan
(2). Bila beratnya tidak bertambah, berarti bayi tidak tumbuh maka ia perlu mendapat
makanan tambahan. Sampai bayi berumur empat bulan bahkan kadang-kadang
sampai enam bulan ASI saja sudah cukup untuk pertumbuhan bayi.Bila bayi berumur
empat-enam bulan atau lebih, bayi sudah harus mulai diberikan makanan
penyapihan/padat (Roesli, 2001).
32

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberi ASI Secara
Eksklusif
Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif sangat
bervariasi. Namun, yang paling sering dikemukakan adalah sebagai berikut:
ASI Tak Cukup
Alasan ini merupakan alasan utama para ibu untu tidak memberikan ASI
secara eksklusif.Walaupun banyak ibu-ibu yang merasa ASI-nya kurang, tetapi hanya
sedikit sekali (2-5%) yang secara biologis memang kurang produksi ASI-
nya.Selebihnya 95-98% ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk bayinya
(Roesli, 2000).

Ibu Bekerja Dengan Cuti Tiga Bulan
Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu ibu
bekerja, bayi dapat diberi ASI perah yang diperah sehari sebelumnya (Roesli, 2000).

Takut Suami
Pendapat ini merupakan mitos yang salah, yaitu menyusui akan mengubah
bentuk payudara menjadi jelek, Sebenarnya mengubah bentuk payudara adalah
kehamilan bukan menyusui (Roesli, 2000).




33

Tidak Diberi ASI Tetap Jadi Orang
Dengan diberi susu formula memang bayi dapat tumbuh besar, bahkan
mungkin berhasil jadi orang. Namun, kalau bayi ini diberi ASI eksklusif akan lebih
berhasil (Roesli, 2000).
Dengan menyusui berarti seorang ibu tidak hanya memberikan makanan yang
optimal, tetapi juga rangsangan emosional, fisik, dan neurologik yang optimal pula.
Dengan demikian, dapat dimengerti mengapa bayi ASI eksklusif akan lebih sehat,
lebih tinggi kecerdasan intelektual, maupun kecerdasan emosionalnya, lebih mudah
bersosialisasi, dan lebih baik spiritualnya (Roesli, 2000).

Bayi Akan Tumbuh Menjadi Anak Yang Tidak Mandiri danManja
Pendapat bahwa bayi akan tumbuh menjadi anak manja karena terlalu sering
didekap dan dibelai, ternyata salah. Anak akan tumbuh menjadi kurang mandiri,
manja dan agresif karena kurang perhatian bukan karena terlalu diperhatikan oleh
orang tua (Roesli, 2000).

Susu Formula Lebih Praktis
Pendapat ini tidak benar, karena untuk membuat susu formula diperlukan api
atau listrik untuk memasak air, peralatan yang harus steril, dan perlu waktu untuk
mendinginkan susu formula yang baru dibuat. Sementara itu, ASI yang siap dipakai
dengan suhu yang tepat setiap saat serta tidak memerlukan api atau listrik, dan
perlengkapan yang harus steril jauh lebih praktis daripada susu formula (Roesli,
2000).
34

Takut Badan Tetap Gemuk
Pendapat bahwa ibu menyusui akan sukar menurunkan berat badan adalah
tidak benar. Pada waktu hamil, badan telah mempersiapkan timbunan lemak untuk
membuat ASI. Didapatkan bukti bahwa menyusui akan membantu ibu-ibu
menurunkan berat badan lebih cepat daripada ibu yang tidak menyusui secara
eksklusif. Timbunan lemak yang terjadi sewaktu hamil akan dipergunakan untuk
proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui akan lebih sukar untuk
menghilangkan timbunana lemak ini (Roesli, 2000).















35

DAFTAR PUSTAKA

Danuatmaja, Bonny, dan Meiliasari, Mila, 2004. 40 Hari Pasca Persalinan: Masalah
dan Solusinya. Jakarta: Puspa Swara.
Depkes RI, 2005. Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi
Buruk 2005-2009. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI 2005-2009. Jakarta:
Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI 2008.
Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera
Utara 2006. Medan: Dinas Kesehatan Sumatera Utara.
Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat Depkes RI, 2005.Manajemen Laktasi. Jakarta:
Depkes RI.
Fulhan, Jill Kostka. 2007. Breastfeeding. In: Hendricks, Duggan, Walker. Manual
Pediatric of Nutrition 3
th
ed. 86 97.
Gupte, Suraj, 2000. Paduan Perawatan Anak. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia..
Purwanti HS, 2004. KonsepPenerepan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC
Roesli, Utami, 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Niaga Swadaya
36

Soetjiningsih, 1997.ASI :Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta. EGC.
Suhardjo, 2000. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Jakarta: Kanisius.
Suradi R, Roesli U, 2008. Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universias Indonesia.























37

LAMPIRAN

Leaflet Penyuluhan


38

Foto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai