Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dhamar RS
08/264773/kg/8267
Pengertian Ortodonsia
Ortodonsia berasal dari bahasa Yunani yaitu orthos (baik) dan dons (gigi).
Jadi ortodonsia dapat diterjemahkan sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan
memperbaiki atau membetulkan letak gigi yang tidak teratur atau tidak rata.
Tujuan Ortodonsia
- Mencegah terjadinya kelainan abnormal dari bentuk muka yang disebabkan
oleh kelainan rahang dan gigi.
- Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies.
- Mencegah perawatan ortodontik yang berat pada usia lanjut.
- Memperbaiki cara bicara yang salah.
- Menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kelainan lebih
berat.
Perawatan Ortodontik
Menurut waktu dan tingkat perawatan maloklusinya, perawatan ortodontik dibagi
menjadi 3 :
- Ortodontik pencegahan, yaitu segala tindakan yang menghindarkan segala
pengaruh yang dapat merubah jalannya perkembangan yang normal agar
tidak terjadi malposisi gigi dan hubungan rahang yang abnormal.
- Ortodontik interseptif, merupakan tindakan atau perawatan ortodontik pada
maloklusi yang mulai tampak dan sedang berkembang. Maloklusi sudah
terjadi sehingga perlu diambil tindakan perawatan agar tidak menjadi lebih
parah.
- Ortodontik kuratif, merupakan tindakan perawatan pada maloklusi yang
sudah nyata terjadi.
Oklusi
Oklusi merupakan hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan bawah dimana terdapat
kontak sebesar-besarnya antara gigi-gigi tersebut.
Maloklusi
Maloklusi merupakan suatu penyimpangan gigi-gigi dari oklusi normal.
Klasifikasi Maloklusi
Bertujuan menggolongkan maloklusi ke dalam kelompok-kelompok dimana tiap-
tiap kelompok memiliki sifat-sifat khas yang mudah ditandai dan mempunyai variasi
yang pokok. Selain itu dimaksudkan memudahkan analisa etiologi, cara perawatan
dan prognosa tiap-tiap kelompok.
Klasifikasi Angle
Didasarkan pada hubungan mesiodistal yang normal antara gigi-gigi rahang
atas dan rahang bawah. Sebagai kunci oklusi digunakan gigi M1 atas.
- Kelas I Angle (Neutro Oklusi)
Hubungan antara gigi-gigi rahang bawah terhadap rahang atas dimana tonjol
mesiobukal molar satu permanen atas berkontak dengan lekuk mesiobukal
molar satu permanen bawah.
- Kelas II Angle (Disto Oklusi)
Hubungan antara gigi-gigi rahang bawah terhadap rahang atas dimana lekuk
mesiobukal molar satu permanen bawah berada lebih ke distal dari tonjol
mesiobukal molar satu permanen atas. Kelas II Angle dibagi menjadi 2 yaitu
divisi 1 dan divisi 2.
a. Kelas II Angle Divisi 1, jika gigi-gigi anterior di rahang atas inklinasinya
ke labial atau protusi
b. Kelas II Angle Divisi 2, jika gigi-gigi anterior di rahang atas inklinasinya
tidak ke labial atau retrusi
Disebut sub divisi bila kelas II hanya dijumpai satu sisi atau unilateral
- Kelas III Angle (Mesio Oklusi)
Hubungan antara gigi-gigi rahang bawah terhadap rahang atas dimana lekuk
mesiobukal molar satu permanen bawah berada lebih ke mesial dari tonjol
mesiobukal molar satu permanen atas.
a. True Clas III
Maloklusi ini merupakan maloklusi skeletal kelas III yang dikarenakan
genetik.
b. Pseudo Class III
Dihasilkan dengan pergerakan ke dapan dari mandibula ketika rahang
menutup, karenanya maloklusi ini disebut juga maloklusi habitual kelas
III.
c. Kelas III subdivisi
Kondisi yang dikarakteristikkan dengan hubungan molar kelas III pada
satu sisi dan hubungan molar kelas I di sisi lain.
Golongan Maloklusi
- Dental displasia : maloklusinya bersifat dental, hubungan rahang atas dan
bawah normal, perkembangan muka dan pola skeletal baik, misalnya
kurangnya tempat gigi dalam lengkung.
- Skeletodental displasia : tidak hanya giginya yang abnormal, tetapi dapat
keadaan yang tidak normal pada rahang atas dan rahang bawah.
- Skeletal displasia : tidak normal pada hubungan rahang atas dan rahang
bawah, tetapi posisi gigi dalam rahang normal.
Ekspansi
Dalam melakukan perawatan ortodontik sering kali diperlukan penambahan
ruang untuk mengatur gigi-gigi yang malposisi, sehingga setelah perawatan dapat
tersusun dalam lengkung yang baik.
Macam Alat Ekspansi
- Fixed, misalnya RME
- Semi cekat, misalnya Quad Helix
- Removable, misalnya Pelat Ekspansi
Pelat Ekspansi
Alat ortodontik yang paling sering digunakan dalam kasus gigi berjejal
ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi-gigi tersebut diperoleh dengan
menambah perimeter lengkung gigimenggunakan pelat ekspansi.
Sifat Pelat Ekspansi
- Lepasan atau removable, bisa dipasang atau dilepas pasien.
- Aktif, mempunyai sumber kekuatan untuk menggerakan gigi.
- Mekanis, merubah posisi gigi secara mekanis.
- Stabilitas tinggi, alat tidak mudah lepas
Aktivator
Merupakan pesawat fungsional yang bersifat fisiologis karena tidak
menggunakan atau menghasilkan kekuatan-kekuatan mekanis tetapi melanjutkan
kekuatan fungsional dari otot-otot di sekitar mulut ke tulang gigi geligi dan alveolus,
rahang, dan persendian rahang. Indikasi aktivator adalah maloklusi Angle kelas II
divisi 1 dan maloklusi Angle kelas I dengan gejala seperti maloklusi Angle kelas II
divisi 1.
Sifat-sifat Aktivator
- Fungsional fisisologis, melanjutkan tekanan fungsional otot lidah, bibir,
muka, dan pengunyahan yang memberi rangsang secara pasif.
- Fungsional orthopedik, perubahan yang terjadi sebagian besar pada tulang
rahang dan persendian.
- Pasif, tidak menghasilkan gaya secara aktif tetapi mengapung diantara gigi-
gigi, yang secara pasif meneruskan otot-otot muka dan pengunyahan.
Pemeriksaan Ortodonsi
Sebelum melakukan perawatan ortodontik perlu langkah-langkah untuk
menghindarin hal-hal yang tidak diinginkan. Diharapkan langkah yang ditempuh
dapat membantu mendapatkan hasil yang optimal. Urutan prosedur perawatan :
1. Penerangan terhadap pasien dan keluarganya tentang jalannya perawatan.
2. Identifikasi pasien.
3. Pemeriksaan terhadap pasien.
4. Penentuan diagnosa.
5. Analisis etiologi.
6. Rencana perawatan.
7. Penentuan alat.
8. Penentuan prognosis perawatan.
Perhitungan Dalam Perawatan Ortodontik
Di dalam rencana perawatan ortodontik dilakukan beberapa perhitungan
untuk mengetahui bagaimanakah keadaan pertumbuhan dan perkembangan rahang,
harus diketahui pasien tersebut berada pada periode gigi yang mana. Masing-masing
periode metode perhitungan yang dilakukan berbeda.
1. Periode gigi susu
2. Periode gigi bercampur
- Metode Nance
- Metode Moyers
3. Periode gigi permanen
- Metode Pont
- Metode Korkhaus
- Metode Howes
- Metode Thompson & Brodie
- Metode Kesling
Analisis dan perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan :
- Model studi
- Rontgen
- Tabel
- Rumus
- Alat ukur : sliding caliper (jangka sorong)
Determinasi Lengkung Gigi
Determinasi lengkung gigi dilakukan untuk mengetahui diskrepansi ukuran
mesiodistal gigi setelah lengkung ideal dirancang seideal mungkin dari lengkung
mula mula yang ada pada pasien. Metode ini merupakan salah satu cara penetapan
kebutuhan ruang untuk pengaturan gigi-gigi dalam perawatan ortodontik. Metode ini
merupakan penyederhanaan dari metode analisis set up model yang dilakukan
Kesling.
Sefalometri
Penegakan diagnosis diperlukan sebelum melakukan perawatan ortodontik.
Diperlukan faktor pendukung dalam penegakan diagnosis ortodontik, antara lain
sefalometri radiografik. Manfaat sefalometri radiografik adalah :
- Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial
- Mempelajari tipe fasial
- Diagnosis atau analisis kelainan kraniofasial
- Merencanakan perawatan ortodontik
- Evaluasi kasus-kasus yang telah dirawat
- Analisis fungsional
- Penelitian